Anda di halaman 1dari 35

LAMPIRAN : PERMEN PU TENTANG

MODUL PENYELENGGARAAN
PENGEMBANGAN SPAM
PERLINDUNGAN BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
MATA AIR NOMOR
TANGGAL
:
:
01/PRT/M/2009
25 FEBRUARI 2009

Daftar isi

Daftar isi ......................................................................................................................... i


Prakata .......................................................................................................................... ii
Pendahuluan ................................................................................................................ iii
1 Ruang lingkup .........................................................................................................1
2 Acuan normatif ........................................................................................................1
3 Istilah dan definisi ....................................................................................................1
4 Perencanaan ...........................................................................................................2
4.1 Survei mata air .....................................................................................................2
4.2 Bentuk dan tipe PMA ...........................................................................................4
4.3 Kriteria desain ......................................................................................................4
4.4 Spesifikasi teknis .................................................................................................9
5 Pelaksanaan konstruksi ........................................................................................10
5.1 Pekerjaan persiapan ..........................................................................................10
5.2 Peralatan ............................................................................................................10
5.3 Pekerjaan konstruksi modul PMA ......................................................................10
6 Pengoperasian ......................................................................................................11
6.1 Persiapan pengoperasian ..................................................................................11
6.2 Pelaksanaan pengoperasian .............................................................................11
6.3 Kelembagaan .....................................................................................................11
6.4 Administrasi .......................................................................................................12
7 Pemeliharaan ........................................................................................................12
8 Rehabilitasi ............................................................................................................13
Lampiran A Tabel-tabel kelengkapan survei mata air ..............................................14
Lampiran B Gambar detail konstruksi PMA ..............................................................17
Lampiran C Contoh laporan kondisi PMA .................................................................32

i
Prakata

Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem


Penyediaan Air Minum (SPAM), disusunlah suatu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
(Permen PU) tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Bukan Jaringan Perpipaan (SPAM BJP). Permen PU ini mencakup seluruh tahapan
penyelenggaraan pengembangan SPAM BJP yaitu perencanaan pengembangan SPAM,
pelaksanaan konstruksi, pengelolaan SPAM, pemeliharaan dan rehabilitasi SPAM, serta
pemantauan dan evaluasi SPAM. Selain batang tubuh yang bersifat pengaturan, Permen PU
ini dilengkapi pula dengan 13 (tiga belas) lampiran yang bersifat teknis, yaitu:

1. Lampiran I : Modul hidran umum;


2. Lampiran II : Modul terminal air;
3. Lampiran III : Modul mobil tangki air;
4. Lampiran IV : Modul penampungan air hujan;
5. Lampiran V : Modul perlindungan mata air;
6. Lampiran VI : Modul sumur dalam;
7. Lampiran VII : Modul sumur pompa tangan;
8. Lampiran VIII : Modul sumur gali;
9. Lampiran IX : Modul instalasi pengolahan air minum sederhana;
10. Lampiran X : Modul saringan rumah tangga;
11. Lampiran XI : Modul destilator surya atap kaca; dan
12. Lampiran XII : Modul instalasi pengolahan air minum dengan reverse osmosis.

Lampiran V mengenai Modul Perlindungan Mata Air (PMA) ini, disusun untuk melengkapi
pengaturan teknis yang terdapat dalam batang tubuh Permen PU. Penyusunan Modul PMA
bertujuan untuk memberikan petunjuk bagi para pengguna dalam penyelenggaraan modul
PMA agar menghasilkan air minum yang sesuai dengan standar yang berlaku dan agar
prasarana dan sarana air minum terpelihara dengan baik sehingga dapat melayani
kebutuhan air minum kepada masyarakat secara berkesinambungan.

Modul ini disusun oleh Panitia Teknis Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri PU
tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM BJP yang telah dirumuskan dan melalui
rapat teknis dan konsensus pada tanggal 23-24 Juli 2008 di Bandung. Rapat konsensus ini
dihadiri oleh wakil-wakil produsen, konsumen, asosiasi, lembaga penelitian, perguruan tinggi
serta instansi terkait.

ii
Pendahuluan

Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) Pasal 5 ayat (3), memberikan suatu pedoman baik kepada Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan SPAM. Dengan PP tersebut
diharapkan kualitas teknis penyelenggaraan dan pelayanan air minum kepada masyarakat
dari tahap perencanaan, pelaksanaan konstruksi sampai pemanfaatan dan pengelolaan
memenuhi standar yang di tetapkan. Pengembangan SPAM bertujuan membangun,
memperluas dan meningkatkan sistem fisik (teknis) dan non-fisik (kelembagaan, keuangan
dan peran serta masyarakat) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air
minum kepada masyarakat menjadi lebih baik.

Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005 juga mengatur SPAM melalui Jaringan Perpipaan
dan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP). Penyelenggaraan SPAM BJP seperti
disebutkan diatas, termasuk upaya-upaya masyarakat memperoleh air minum melalui
bangunan perlindungan mata air, bangunan penampung air hujan, sumur dalam, sumur
dangkal (sumur gali dan sumur pompa tangan), instalasi pengolahan air minum sederhana,
instalasi saringan rumah tangga, instalasi dengan destilator surya atap kaca, dan instalasi
pengolahan air minum dengan reverse osmosis, dengan unit pelayanan berupa hidran
umum, terminal air/mobil tangki air, dan sambungan rumah. Selain itu penyediaan air minum
dapat juga melalui instalasi air minum dalam kemasan, termasuk air minum isi ulang.

Pedoman penyelenggaraan SPAM BJP perlu disediakan mengingat kondisi geografis,


topografis, geologis, dan sumber daya manusia di setiap wilayah berbeda sehingga dalam
perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan dan rehabilitasi, perlu diatur
melalui Permen PU tentang SPAM BJP.

Modul perlindungan mata air (PMA) ini disusun sebagai pegangan pada penyelenggara
pembangunan dan perencana prasarana SPAM BJP dengan modul PMA. Modul ini memuat
perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan termasuk pengoperasian, dan
pemeliharaan. Modul ini disusun berdasarkan materi teknis yang telah disusun pada TA
2006 oleh Direktorat Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum melalui Pekerjaan Kegiatan Teknis Tata Cara Perencanaan
dan Pelaksanaan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan.

iii
Modul perlindungan mata air

1 Ruang lingkup

Pedoman ini menetapkan kriteria, ketentuan teknis, perhitungan, data, dan tahapan yang
diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan (temasuk didalamnya
pengoperasian, kelembagaan dan administrasi), pemeliharaan dan rehabilitasi modul
perlindungan mata air (PMA).

2 Acuan normatif

SNI 03-6859-2002 tentang Metoda pengujian angka rasa dalam air


SNI 03-6860-2002 tentang Metoda pengujian angka bau dalam air
SNI 06-6989.23-2005 tentang Cara uji suhu dengan termometer
SNI 06-6989.11-2004 tentang Cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH
meter
SNI 06-6989.1-2004 tentang Cara uji daya hantar listrik (DHL)
SNI 06-6989.24-2005 tentang Cara uji warna secara perbandingan visual
SNI 06-6989.25-2005 tentang Cara uji kekeruhan dengan nefelometer
SNI 15-2530-1991 tentang Metode pengujian kehalusan semen portland
SNI 15-2531-1991 tentang Metode pengujian berat jenis semen portland
SNI 03-6861.1-2002 tentang Spesifikasi bahan bangunan bagian A (bahan bangunan bukan
logam)
SNI 03-6861.2-2002 tentang Spesifikasi bahan bangunan bagian A (bahan bangunan dari
besi/baja)

3 Istilah dan definisi

3.1
air baku
air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang
dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang
memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum

3.2
air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan

3.3
bangunan perlindungan mata air
selanjutnya disebut PMA merupakan bangunan atau konstruksi untuk melindungi sumber
mata air terhadap pencemaran yang dilengkapi dengan bak penampung

3.4
mata air
tempat dimana air yang berasal dari tanah keluar terus menerus tanpa mengenal musim dan
sebagai sumber air

1 dari 32
3.5
pemeliharaan
kegiatan perawatan dan perbaikan unsur-unsur sarana secara rutin dan berkala yang
bertujuan untuk menjaga agar prasarana dan sarana air minum dapat diandalkan
kelangsungannya

3.6
pengoperasian perlindungan mata air
rangkaian kegiatan mulai dari dari persiapan untuk melakukan operasi menjalankan sistem
penyediaan air minum untuk menghasilkan air minum

3.7
penyediaan air minum
kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar
mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.

3.8
rehabilitasi
perbaikan sebagian unit modul PMA yang perlu dilakukan agar modul PMA dapat berfungsi
normal kembali

3.9
sistem penyediaan air minum bukan jaringan perpipaan
selanjutnya disebut SPAM BJP merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik
dari prasarana dan sarana air minum baik bersifat individual, komunal, maupun komunal
khusus yang unit distribusinya dengan atau tanpa perpipaan terbatas dan sederhana, dan
tidak termasuk dalam SPAM

4 Perencanaan

4.1 Survei mata air

4.1.1 Prinsip pelaksanaan survei

Dalam melakukan survei mata air ini meliputi:


a. Debit minimum mata air harus lebih besar dari rencana kebutuhan yang telah dihitung
berdasarkan disain kriteria juga berdasarkan dari data sekunder tahunan dan 10
tahunan, sesuai dengan ketentuan rencana teknis air minum.
b. Kualitas air harus memenuhi standar yang ditetapkan.
c. Jarak mata air tidak lebih dari 3 km ke lokasi pelayanan dan diusahakan gravitasi.

4.1.2 Persiapan

Dalam pelaksanaan survei mata air ini perlu diperhatikan antara lain:
a. Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk survey; meliputi:
1) Pita ukur
2) Kompas
3) Altimeter
4) Ember
5) Alat pengukur waktu
6) Alat pengukur debit air
7) Alat pengukur daya hantar listrik
8) Alat pengukur ketinggian
9) Alat pengukur keasaman air
10) Rambu ukur

2 dari 32
11) Tempat contoh air
12) Kamera Film
13) Alat hitung
b. Mengumpulkan data dan informasi dari penduduk setempat antara lain; lokasi dan potensi
sumber mata air;
c. Menyiapkan data peta topografi dan geohidrologi

4.1.3 Cara pengerjaan survei

a. Pastikan lokasi sumber mata air


b. Ukur debit dengan alat ukur waktu dan menggunakan ember atau dengan alat ukur debit
seperti thompson, cipolety. dan V Noch
c. Ukur parameter kualitas air yang terdiri dari:
1) Temperatur, sesuai dengan ketentuan yang berlaku SNI 06-6989.23-2005
2) Rasa, sesuai dengan SNI 03-6859-2002
3) Bau, sesuai dengan SNI 03-6860-2002
4) Derajat keasaman, sesuai dengan SNI 06-6989.11-2004
5) Daya Hantar Listrik (DHL), sesuai dengan SNI 06-6989.1-2004
6) Warna, sesuai dengan SNI 06-6989.24-2005
7) Kekeruhan, sesuai dengan SNI 06-6989.25-2005
d. Ukur jarak sumber mata air ke daerah pelayanan
e. Ukur ketinggian sumber mata air dari daerah pelayanan
f. Buat sketsa penampang sumber mata air dan sekitarnya
g. Catat kondisi dan pemanfaatan lahan diatas sumber mata air

4.1.4 Evaluasi hasil survei mata air

Untuk mengevaluasi hasil survei mata air terdiri dari:


a. Kuantitas air meliputi:
Kapasitas air maximal dan minimal pada periode tahunan dan 10 tahunan
b. Kualitas air, meliputi fisik, kimia dan bakteriologi sesuai dengan standar ketentuan air
baku yang berlaku
1) Kualitas fisik
Evaluasi kualitas fisik meliputi:
a) Kekeruhan, perhatikan bila mana terdapat kekeruhan yang tinggi dalam periode
lama maka mata air untk menggunakan mata air ini perlu dipertimbangkan biaya
investasi, operasi dan pemeliharaan.
b) Rasa, perlu dilakukan tes rasa, payau atau asin cek di laboratorium kandungan
klorida, jika tidak ada maka mata air dapat digunakan sebagai sumber air minum.
c) Warna dan Bau, periksa air terhadap warna dan bau jika air diketemukan
berbau, maka penyebab timbulnya bau tersebut harus diperiksa. Perlu dilakukan
uji tes bakteriologis di laboratorium.
d) Cara evaluasi lihat Lampiran A tabel A.2.
2) Kualitas kimia
Perhatikan hasil pemeriksaan kualitas kimia apakah memenuhi keketentuan yang telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia
c. Lokasi
Evaluasi lokasi mata air dan daerah pelayanan, meliputi:
a. Hitung jarak mata air kelokasi pelayanan kurang dari 3 km, maka mata air dapat dipakai;
b. Perhatikan mata air, jika mata air berada didesa lain, maka mata air belum dapat
digunakan sebelum ada izin penggunaan airnya;
c. Bandingkan beda tinggi mata air dengan daerah pelayanan dapat dikatagorikan
berdasarkan tabel 1.

3 dari 32
Tabel 1 Kategori penilaian pemanfaatan mata air
berdasarkan beda tinggi dengan daerah pelayanan

Beda tinggi antara mata


No. Jarak Penilaian
air dan daerah pelayanan
1. > dari 30 m < dari 3 km Baik dan sistem grafitasi
2. ≤ 10-30 m < dari 1 km Berpotensi, perlu dibuat detail rinci
3. ≤ 3-10 m < dari 0,2 km Kemungkinan diperlukan sistem pompa
kecuali untuk sistem yang sangat kecil
4. < 3m Diperlukan pompa

4.2 Bentuk dan tipe PMA

4.2.1 Bentuk

Bentuk PMA tidak mengikat, disesuaikan dengan topografi dan situasi mata air, namun
diusahakan bentuk elips bersudut tumpul.

4.2.2 Tipe dan Modul PMA

Ditinjau dari sistem pelayanannya terdapat 2 jenis modul PMA, yaitu:


a. Modul PMA sistem gravitasi dapat dilihat lampiran gambar B.1
b. Modul PMA sistem pemompaan dapat dilihat lampiran gambar B. 2

Tipe PMA ada 2 macam yaitu:


a. Tipe I ini berdasarkan tipe bangunan penangkap mata air, tergantung pada kondisi arah
aliran keluarnya air ke permukaan tanah, terdiri dari:
Tipe IA : Apabila arah aliran artesis terpusat
Tipe IB : Apabila arah aliran artesis tersebar
Tipe IC : Apabila arah aliran artesis vertikal
Tipe ID : Apabila arah aliran gravitasi kontak
b. Tipe II adalah tipe yang berdasarkan volume bak penampung
Tipe IIA : Volume bak penampung 5 m3 terbuat dari pasangan batu bata kedap air
Tipe IIB : Volume bak penampung 5 m3 terbuat dari pasangan batu bata kedap air
Tipe IIC : Bak penampung menggunakan hidran umum dengan volume 5 m3
terbuat dari fiberglass reinforced plastic (FRP)
Tipe IID : Bak penampung menggunakan volume 5 m3

4.3 Kriteria desain

4.3.1 Bangunan penangkap

a. Permukaan air dalam bangunan penangkap tidak boleh lebih tinggi dari permukaan air
asal (permukaan mata air sebelum ada bangunan).
b. Pembuatan pondasi bangunan penangkap mata air dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu aliran air tanah.
c. Pipa peluap (over flow) dipasang pada ketinggian muka air asal.
d. Bangunan penangkap bagian luar harus kedap terhadap air dan tahan longsor.
e. Tinggi maksimum bangunan penangkap mata air didasarkan pada tinggi muka air dalam
kolam ditambah ruang bebas.
f. Bangunan penangkap mata air dilengkapi dengan saluran air hujan yang kedap air yang
dibuat mengelilingi bangunan penangkap mata air bagian atas dengan kemiringan 1%–
5% ke arah saluran pembuang untuk mencegah masuknya air ke bangunan PMA.

4 dari 32
g. Diberi pagar pada sekeliling bangunan untuk menghindari masuknya binatang atau
orang yang tidak berkepentingan.

4.3.2 Bangunan penampung

a. Bak penampung harus kedap air, permukaan licin, tertutup dan dilengkapi dengan pipa
udara, pipa peluap, pipa penguras, alat ukur, pipa keluar, dan lubang pemeriksa
(manhole).
b. Bangunan penangkap dan bangunan penampung diletakkan dengan jarak maksimum
30 m. Dalam hal kondisi lapangan tidak dimungkinkan, atau untuk memudahkan
pengelolaan, maka jarak bangunan penangkap dan bangunan penampung dapat lebih
dari 30 m. Dalam hal tertentu atau alasan teknis kedua bangunan ini dapat ditempatkan
agak berjauhan dengan jarak maksimum 30 meter dihubungkan dengan pipa.

4.3.3 Volume bak penampung


Volume bak penampung ditentukan berdasarkan :
a. Debit maximum mata air
b. Waktu tinggal minimum 10’ (sepuluh menit)
Volume bak penampung lihat tabel 2.

Tabel 2 Volume bak penampung

Pelayanan orang < 0,5 L/d 0,5 – 0,6 L/d 0,7 – 0,8 L/d > 0,8 L/d
200-300 5 m³ 2 m³ 2 m³ 2 m³
300-400 10 m ³ 5 m³ 2 m³ 2 m³
400-500 10 m³ 10 m³ 5 m³ 2 m³

4.3.4 Komponen PMA

Tabel 3 Komponen PMA

No. Komponen PMA Kriteria desain


1 Bangunan - Perencanaan bangunan PMA harus mempertimbangkan jenis dan
penangkap air karakteristik tanah
- Struktur bawah pondasi dan untuk mata air yang keluar dari batu-
batuan, perletakan pondasi disesuaikan dengan profil permukaan
batuan dan diusahakan membuat hambatan pada celah-celah
diantara batuan sehingga tidak menimbulkan rembesan
- Untuk mata air yang keluar dari permukaan tanah, perletakan pondasi
ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan sondir. Apabila kondisi
tanahnya lembek, maka dapat digunakan pondasi tiang pancang.
Kedalaman pondasi yang sekaligus berfungsi sebagai tirai aliran
dibuat sampai mencapai air bawah permukaan tanah terendah
- Dimensi pondasi harus memperhatikan beban yang bekerja, meliputi:
a. beban sendiri pondasi dan dinding
b. beban atap dan beban hidup yang dapat diasumsikan sebesar 150-
200 kg/m2
c. tekanan air
d. tekanan tanah
e. dalam perhitungan pondasi bangunan penangkap, konstruksi harus
ditinjau aman terhadap penurunan, uplift tekanan air bawah tanah
dan longsoran

5 dari 32
Tabel 3 Komponen PMA (lanjutan)

No. Komponen PMA Kriteria desain


- Dimensi struktur atas terdiri dari:
a. dimensi dinding,
ƒ ketinggian dinding penahan ditentukan berdasarkan outlet
mata air yang diambil, biasanya outlet mata air terendah yang
dijadikan dasar
ƒ ketebalan dinding tergantung dari ketinggian dinding, lebar
bentangan dan tekanan air
b. dimensi atap
ƒ ketebalan atap tergantung dari beban hidup yang bekerja,
berat atap sendiri dan berat water proofing
ƒ bentangan maksimum yang ideal untuk atap adalah 3 m,
apabila lebih maka sebaiknya dilengkapi dengan ring balok
2 Bak penampung - Perhitungan dimensi meliputi perhitungan dimensi bangunan dan
dimensi hidrolis
- Secara empiris, dimensi bak penampung air untuk berbagai debit
mata air dan jumlah pelayanan dapat dilihat di tabel 2
3 - Pipa Keluar (outlet) Dimensi disesuaikan dengan besarnya kebutuhan air baku dan
untuk konsumen ditempatkan pada elevasi minimal 0,30 m dari dasar bak. Dimensi
air minum outlet ditentukan dengan berdasarkan rumus Hazen-William
- Pipa keluar (outlet)
untuk konsumen
lain (pertanian,
perikanan, dan
lain-lain)
4 Pipa peluap (over - Dimensi pipa over flow dihitung dengan rumus Drempel
flow) - Pelimpas di atas ambang empat persegi panjang, ada rumusnya
- Dimensi pipa peluap bulat digunakan formula Manning’s
5 Pipa penguras - Penguras berbentuk empat persegi panjang ada rumus (lihat
(wash out) lampiran)
- Penguras berbentuk bulat rumus lihat lampiran
6 Alat ukur debit Dimensi ditentukan sesuai dengan penjelasan alat ukur Thomson
(Thomson atau dan Cipoletti
Cipoletti)
7 Konstruksi penahan Dibuat turap dari batu kali dengan pasangan
erosi
8 Lubang pemeriksa Lubang pemeriksa dibuat ukuran (65 x 65) cm2, untuk memudahkan
(manhole) keluar masuk orang
9 Pagar keliling Garis pagar keliling ditentukan sejauh (5-10 m dari titik mata air dan
dilengkapi dengan pintu inspeksi. Tinggi pagar keliling ditentukan (1,8
– 2,2) m
10 Saluran air hujan - Berfunsi sebagai drainase perimeter
keliling PMA - Dimensi ditentukan berdasar-kan analisis hidrologi yaitu intensitas
curah hujan
- Besar koefisien run off dan luas daerah tangkapan air dapat
dihitung dari peta kontur
11 Pipa udara/ventilasi Dibuat sesuai kebutuhan
12 Jalan inspeksi Dibuat sesuai kebutuhan

6 dari 32
4.3.5 Dimensi hidrolis

a. Dimensi pipa keluar (outlet)


Dimensi pipa keluar (outlet) disesuaikan dengan besarnya kebutuhan air baku dan
ditempatkan pada elevasi minimal 0,30 meter dari dasar bak. Dimensi outlet ditentukan
berdasarkan rumus Hazen-William:

L.Q1,85
H = 1,214.1010 ..................................................................................... (1)
C1,85 . D 4,87

Keterangan:
H adalah beda tinggi (m)
L adalah panjang pipa (m)
Q adalah debit (L/det)
D adalah diameter pipa
C adalah koefisien kekasaran
Koefisien kekasaran pipa tergantung dari jenis pipa dan kondisinya. Koefisien kekasaran
pipa dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Koefisien kekasaran pipa

No. Jenis bahan pipa Koefisien kekasaran


1. AC 130
2. Ductile, Cast Iron, GIP 120
3. PVC 130
4. DICL, MSCL 130

b. Dimensi pipa peluap (over flow) ditentukan dengan rumus:

Qoverflow = Qspring − Qout ............................................................................................. (2)

Keterangan:
Qover flow adalah debit limpasan (m3/detik)
Qspring adalah debit mata air (m3/detik)
Qout adalah debit konsumsi (m3/detik)

1) Dimensi pipa over flow


Rumus Drempel:

Q = 1,71 . B . h 3 / 2 .................................................................................................... (3)

Keterangan:
Q adalah debit limpasan (m3/detik)
B adalah lebar ambang (m)
H adalah tinggi air di hulu ambang (m)
1,71 adalah konstanta

2) Pelimpas di atas ambang empat persegi panjang


ƒ Tidak ada penyempitan aliran

Q = 2 . Cd . 2 g . H 3 / 2 ........................................................................................ (4)
3
7 dari 32
ƒ Ada penyempitan aliran

Q = 2 . Cd . 2 g .( L − 0,1 . n . H ) . H 3 / 2 .............................................................. (5)


3

Keterangan:
Q adalah debit limpasan (m3/detik)
Cd adalah koefisien debit, menurut
Francis: Cd = 0,623
Rehback: Cd = 0,605 + 0,08 H/Z + 0,001/H
L adalah lebar ambang (m)
g adalah percepatan gravitasi (= 9,81 m/detik2)
H adalah tinggi energi air di hulu ambang (m)
n adalah jumlah bidang konstruksi dengan dinding = 2
Z adalah tinggi ambang dari dasar (m)

3) Dimensi pipa peluap bulat, digunakan formula Manning’s:

A⋅ R 2 3 ⋅ S 1 2
Q =
n ................................................................................................... (6)

Keterangan:
Q adalah debit limpasan (m3/detik)
A adalah luas penampang (m)
R adalah jari-jari hidrolis (m)
S adalah kemiringan (slope)
n adalah koefisien Manning’s
Untuk mendapatkan debit limpasan maksimum, maka:
ƒ Kedalaman air (Y) = 0,95 x diameter lingkaran
ƒ Jari-jari hidrolis (R) = 0,29 x diameter lingkaran

c. Dimensi pipa penguras (wash out)


1) Penguras berbentuk empat persegi panjang

Q = 2 . Cd . b . 2 g . H 3 / 2 .................................................................................... (7)
3

Keterangan:
Q adalah debit penguras (m3/detik)
Cd adalah koefisien debit = 0,60
b adalah lebar dasar penguras (m)
g adalah percepatan gravitasi (m/detik2)
h adalah tinggi penguras (m)
H adalah tinggi air di atas penguras (m)

2) Dimensi penguras berbentuk bulat

Q = 1 . π . d 2 . Cd . 2 g ...................................................................................... (8)
4

Keterangan:
Q adalah debit penguras (m3/detik)
D adalah diameter lingkaran (m)
Cd adalah koefisien debit = 0,60

8 dari 32
G adalah percepatan gravitasi (m/detik2)
H adalah tinggi dari muka air ke garis tengah lingkaran (m)

d. Perhitungan dimensi
Perhitungan dimensi pada PMA meliputi perhitungan dimensi bangunan dan dimensi
hidrolis. Secara empiris, dimensi bak penampung air untuk berbagai debit mata air dan
berbagai jumlah pelayanan dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Dimensi bak penampung mata air skala kelompok masyarakat (m3)

Debit Debit Debit Debit Debit Debit


Pelayanan
0,010 0,015 0,020 0,025 0,030 0,040
(KK)
L/det L/det L/det L/det L/det L/det
5 KK 0,22 0,40 0,90 1,30 2,70 2,60
10 KK - - 0,50 0,50 0,9 1,7
20 KK - - - - - 6,2

4.4 Spesifikasi teknis

4.4.1 Bangunan modul PMA

Spesifikasi bangunan modul PMA yang diperlukan meliputi:


a. Bangunan penangkap bagian luar:
1) Kedap terhadap air dan tahan longsor
2) Tinggi dinding minimum 20 cm
3) Tinggi dinding bagian bawah merupakan pondasi kedalaman minumum 60 cm dari
dasar mata air.
b. Dinding bangunan penangkap, perlindungan tebing dan saluran drainase terbuat dari
pasangan batu kali dengan pasangan.
c. Saluran drainase dibuat mengelilingi bangunan penangkap bagian atas, lantai saluran
harus kedap air, dibuat dengan kemiringan 1% - 5% kearah saluran pembuang.
d. Penutup bangunan penangkap dibuat dari beton bertulang dengan tulangan praktis
Ø.8mm dan 6 mm, campuran 1 pc : 2 ps : 3 krl
e. Bak penampung harus kedap air, permukaan licin, tertutup, dilengkapi dengan manhole,
pipa udara, pipa peluap dan pipa penguras.

4.4.2 Bahan bangunan

a. Bahan bangunan yang dipergunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:


1) Semen
Semen yang dipergunakan adalah Portland Cement (PC) yang memenuhi syarat,
berasal dari satu pabrik yang sama, mempunyai kehalusan yang sama dan sifat ikat
yang baik sesuai dengan SNI 15-2530-1991 dan SNI 15-2531-1991.
2) Pasir
Pasir yang dipergunakan yaitu pasir beton, harus bersih berbutir tajam dan keras,
sesuai dengan SNI 03-6861-2002.
3) Kerikil
Kerikil untuk beton berukuran 2-3 cm, bersih, keras, padat dan tidak berpori.
4) Besi beton
Besi beton yang dipergunakan harus bersih dan tidak berkarat tidak berminyak,
sesuai dengan SNI 03-6861-2002
5) Mutu beton dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 krl
6) Air
Air yang dipergunakan untuk harus bersih, tidak mengandung minyak, tidak
asam,tida basa, tidak mengandung garam dan bahan organik lainnya.
9 dari 32
7) Batu bata merah
Batu bata merah yang dipergunakan minimum kelas 25kg/cm²
8) Pipa dan perlengkapannya
Pipa dan perlengkapannya yang dipergunakan baik pipa GI, PVC, PE harus
memenuhi standar SII atau SNI.

5 Pelaksanaan konstruksi

5.1 Pekerjaan persiapan

Pekerjaan persiapan harus dilakukan sebagai berikut:


a. Adakan pertemuan antara masyarakat untuk membuat rencana kerja pembangunan
PMA
b. Siapkan peralatan dan bahan sesuai yang disebutkan di atas
c. Bersihkan dengan hati-hati lokasi sumber air yang akan dibangun dari daun-daun, kayu
dan lain–lain agar aliran air tidak tertutup atau tersumbat
d. Lakukan pematokan untuk menetapkan posisi bangunan sesuai petunjuk dalam gambar
perencanaan

5.2 Peralatan

Peralatan yang diperlukan meliputi:


a. Kunci pipa
b. Gergaji
c. Palu
d. Pembersih
e. Peralatan untuk pembuatan adukan pasangan
f. Waterpass
g. Meteran
h. Ayakan pasir
i. Benang
j. Ember
k. Tang
l. Cangkul dan sekop

5.3 Pekerjaan konstruksi modul PMA

a. Penggalian tanah
1) Pasang patok (dari bambu atau kayu) sesuai ukuran bangunan PMA yang akan
dibangun;
2) Gali tanah untuk meratakan dasar lokasi bangunan PMA pondasi;
b. Pemasangan pondasi
1) Buat patok dari bambu atau kayu sesuai ukuran badan pondasi dan dipasang pada
jarak 30 cm ujung.
2) Hubungkan patok yang satu dengan yang lain dengan benang/tali hingga mempunyai
ketinggian yang sama;
3) Gali tanah untuk pondasi hingga kedalaman 60 cm pada lereng tebing dan 30 cm
pada sisi lain dari bak PMA
4) Pasang lantai pasir padat setebal 10 cm
5) Pasang pondasi pasangan batu kali yang terbuat dari bahan batu kali dengan
campuran 1 semen : 3 pasir hingga ketinggian yang telah ditetapkan
6) Pemberian pasir pada lantai pondasi
7) Isi lubang bekas galian pondasi dengan tanah urug

10 dari 32
c. Pemasangan Dinding
Lakukan pemasangan batu kali dengan adukan lapisan kuat 1 semen : 2 pasir dan pasang
pipa peluap dari permukaan dinding pada bagian dasar lantai setinggi 20-30 cm
d. Pemasangan tutup dan lubang pemeriksa
1) Pasang bekisting untuk pembuatan tutup bangunan PMA, pasang cetakan (terbuat
dari bahan triplek) di atas bekisting
2) Susun pembesian ukuran Ø 8 mm–150 mm yang telah dirakit, sesuai ukuran tutup
bangunan PMA yang akan dicor;
3) Pasang pipa udara pada bagian yang telah ditentukan sebelum dicor, dan pasang
beton decking minimal setebal 2–3 cm diseluruh bidang di bawah pembesian
4) Lakukan pengecoran tutup dengan memasukkan adukan dengan perbandingan 1
semen : 2 pasir : 3 kerikil sedemikian sehingga seluruh bidang terisi dan pembesian
tertutup rata,
5) Buat sekat ukuran 60 cm X 60 cm dari kayu tipis pada bagian tutup bak kontrol,
6) Buat cetakan untuk tutup lubang pemeriksa (man hole) dan pasang pembesian untuk
tutup lubang pemeriksa dan lengkapi dengan pegangan yang terbuat dari besi ¾
inchi,
7) Cor tutup beton dengan ketebalan kurang lebih 10 cm, biarkan hasil pengecoran 7
sampai 28 hari (sampai kering),
8) Plester tutup bak dengan adukan perbandingan 1 pasir : 2 semen.
e. Pemasangan turap pada dinding dan saluran air di atas bangunan Modul PMA dilakukan
sebagai berikut:
1) Buat turap dari batu kali di bagian dinding sepanjang bangunan PMA dengan
perbandingan adukan 1 semen : 2 pasir;
2) Buat badan saluran yang terbuat dari batu kali dengan perbandingan adukan 1
semen : 3 pasir
3) Plester badan saluran dengan perbandingan adukan 1 semen : 2 pasir.
f. Penyambungan pipa
Pemasangan pipa harus sesuai dengan persyaratan:
1) Sambungkan pipa peluap dengan pipa keluar
2) Sambungkan pipa keluar sampai ke bak penampung,.

6 Pengoperasian

6.1 Persiapan pengoperasian

a. Buka katup keluar sesuai dengan kebutuhan air terisi


b. Buka Katup penguras agar kotoran yang terdapat didalam bak penangkap mata air
dan bak penampung dapat dibersihkan.
c. Tutup katup penguras agar bak penampung penuh.

6.2 Pelaksanaan pengoperasian

Pelaksanaan pengoperasian sistem Modul PMA dilakukan sebagai berikut :


a. Lakukan pengecekan pada setiap bagian bak penampung terhadap kebocoran jika
tidak ada maka bak dapat dioperasikan.
b. Buka katup untuk daerah pelayanan.
c. Gunakan pompa untuk daerah layanan yang elevasinya lebih tinggi dari modul PMA.

6.3 Kelembagaan

a. Bila PMA digunakan secara komunal, pengelola adalah individu atau kelompok yang
ditunjuk oleh masyarakat pengguna PMA.
b. Pengelola bertanggungjawab terhadap keberlangsungan pelayanan PMA.

11 dari 32
c. Pekerjaan yang dilaksanakan secara swakelola oleh masyarakat seperti
penggalian/urugan tanah, pelaksanaan konstruksi, pemasangan pipa harus
dilaksanakan dibawah pengawasan tenaga ahli/pendamping teknis/PDAM.
d. Pembagian air minum kepada pemakai sesuai dengan jadual yang telah disepakati.

6.4 Administrasi

a. Catat setiap pembagian air dalam buku catatan yang telah tersedia.
b. Retribusi dan jadwal penarikan retribusi ditentukan oleh pengelola dan disetujui oleh
masyarakat pengguna PMA.

7 Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi pemeliharaan harian atau mingguan, pemeliharaan bulanan/tahunan


sesuai Tabel 6.

Tabel 6 Cara pemeliharaan PMA

Pemeliharaan
Perlengkapan sistem Harian/ Bulanan/ Keterangan
mingguan tahunan
Pemeliharaan harian/mingguan
1. Bersihkan bangunan penangkap air dari sampah √ Dilaksanankan
daun, dan lumut oleh pengelola
2. Periksa bangunan penangkap air terhadap √
kerusakan, jika terjadi kerusakan cepat diperbaiki.
3. Bersihkan katup keluar dari tanah atau kotoran dan √
periksa kerusakan dan kebocoran, jika terjadi
kerusakan cepat diganti.
4. Bersihkan kotoran disekitar bangunan bak √
penampung, cek bangunan dan perlengkapannya
terhadap kerusakan
5. Bersihkan rumah katup dari tanah dan kotoran dan √
cek terhadap kerusakan.
6. Bersihkan lubang kontrol dari kotoran dan cek √
terhadap kerusakan.
Pemeliharaan bulanan/tahunan
1.Bersihkan lingkungan pagar, cek pagar terhadap √ Dilaksanankan
kerusakan dan lakukan perbaikan serta pengecetan oleh pengelola
bila terjadi kerusakan.
2.Periksa dan jaga sekitar radius 100 meter dari √
bangunan penangkap air dari pencemaran atau
kotoran dan kerusakan lingkungan.
3.Bersihkan bangunan bagian dalam penangkap air √
bagian dalam jika terjadi penyumbatan.
4.Periksa dan bersihkan pipa peluap dari lumut √
sehingga tidak terjadi penyumbatan.
5.Bersihkan bangunan bak penampung dari lumut dan √
rumput,cat dan perbaiki secara bergantian pada
bangunan pelengkap.
6.Cat rumah katup dan lubang kontrol. √
7.Bersihkan lingkungan pagar, saluran drainase dan cek

pagar terhadap kerusakan dan lakukan perbaikan
serta pengecetan bila terjadi kerusakan.
12 dari 32
8 Rehabilitasi

Kerusakan dan keretakan pada bangunan sistem PMA dapat diperbaiki sebagai berikut:
a. Tambal bangunan yang terbuat dari pasangan batu atau ferrocement dengan
menggunakan adukan semen.
b. Ganti peralatan dan perlengkapan yang terbuat dari logam, PVC, dengan yang baru.

13 dari 32
Lampiran A
Tabel-tabel kelengkapan survei mata air

Tabel A.1 Survei mata air

Desa :
Survei mata air Formulir
Kecamatan :
Cukup
No Nama mata air Lokasi Elevasi Hasil pengukuran baik/ Catatan
Kualitas air
bersih
Tgl L/t L/t L/t L/t L/t L/t Tgl Tgl Tgl
T
Ph
Fe
Warna
kekeruhan
bau rasa
DHL

Catatan : 1. Untuk lokasi maupun nama desa kampung, rk dsb.


2. Masukkan data laboratorium tentang kualitas air jika ada.

14 dari 32
Tabel A.2 Evaluasi debit mata air

Aliran Fluktuasi Musim


l/dt musiman Musim Musim basah > Permulaan musim Akhir musim
basah 2 hari yang lalu kemarau kemarau
sesaat
setelah
hujan
≤ 1 Lebih kurang Aliran Aliran cukup kecil Kemungkinan tidak Hanya memungkin
konstan cukup liran mencukupi, jika lebih besar dari
kecil pengukuran pada kebutuhan
akhir musim kemarau
Jelas Aliran Aliran cukup kecil Aliran terlalu kecil Hanya memungkin
berkurang cukup kan jika >50% lebih
pada musim kecil besar dari
kemarau kebutuhan
1-3 Lebih kurang Aliran Kemungkinan Hanya Jelas berkurang
konstan cukup terlalu kecil; memungkinkan jika pada musim
kecil pengukuran pada >50% lebih besar kemarau
akhir musim dari kebutuhan
kemarau
Jelas Aliran Aliran cukup kecil Jelas berkurang Jelas berkurang
berkurang cukup liran pada musim pada musim
pada musim kecil kemarau kemarau
kemarau
>3-5 Lebih kurang Aliran Hanya Hanya Hanya
konstan cukup memungkinkan memungkinkan jika memungkinkan jika
kecil jika 100% lebih 50% lebih besar dari lebih besar dari
besar dari kebutuhan; jika lebih kebutuhan
kebutuhan; jika kecil pengukuran
lebih kecil pada akhir musim
pengukuran pada kemarau
akhir musim
kemarau
Jelas Aliran Kemungkinan Hanya Hanya memungkin
berkurang cukup terlalu kecil; memungkinkan jika kan jika >25% lebih
pada musim kecil pengukuran pada 100% lebih besar besar dari
kemarau akhir musim dari kebutuhan; jika kebutuhan
kemarau lebih kecil
pengukuran pada
akhir musim kemarau

15 dari 32
Tabel A.3 Evaluasi kualitas air

Parameter Masalah kualitas Pengolahan Kesimpulan


Bau Bau tanah Kemungkinan dengan Dapat dipakai jika percobaan
saringan karbon aktif pengolahan berhasil

Bau besi Aerasi + saringan pasir Bisa dipakai dengan


lambat, atau aerasi + pengolahan
saringan karbon aktif
Bau sulfur Kemungkinan aerasi Dapat dipakai jika percobaan
pengolahan berhasil
Bau lain Tergantung jenis bau Dapat dipakai jika percobaan
pengolahan berhasil
Rasa Rasa asin/payau Aerasi + saringan Tergantung kadar cl dan
karbon aktif pendapat masyarakat
Rasa besi Aerasi + saringan pasir Bisa dipakai dengan
lambat, atau aerasi + pengolahan
saringan karbon aktif
Rasa tanah tanpa Saringan karbon aktif Mungkin bisa dipakai dengan
kekeruhan pengolahan
Rasa lain Tergantung jenis rasa Tidak dapat dipakai
Kekeruhan Kekeruhan sedang, Saringan pasir lambat Bisa dipakai bila dengan
coklat dari lumpur pengolahan
Kekeruhan tinggi, Pembubuhan pac + Bisa dipakai bila dengan
coklat dari lumpur saringan pasir lambat pengolahan, dengan biaya
relatif besar
Putih Pembubuhan pac Dapat dipakai jika percobaan
pengolahan berhasil
Agak kuning Aerasi + saringan pasir Dapat dipakai jika percobaan
sesudah air lambat, atau aerasi + pengolahan berhasil
sebentar di ember saringan karbon aktif
Warna Coklat tanpa Kemungkinan dengan Dapat dipakai jika percobaan
kekeruhan saringan karbon aktif pengolahan berhasil

Coklat bersama Sama dengan Sama dengan kekeruhan


dengan kekeruhan kekeruhan
Putih Kemungkin dengan Tidak bisa dipakai kecuali
pembubuhan pac percobaan pengolahan
berhasil
Lain Tergantung jenis Tidak bisa dipakai kecuali
warna percobaan pengolahan
berhasil

16 dari 32
Lampiran B
Gambar detail konstruksi PMA

Bangunan pengambilan air baku


Penangkap Mata Air

3Hidran
HU (Kap. 3 m³)
Umum

Pipa PVC
Pipa Ø∅
PVC 2" 2”
1-3 km
1-3 km

Gambar B.1 - Perlindungan mata air sistem gravitasi

Perlindungan Mata Air


3 HU
Hidran (Kap. 3 m³)
Umum

Bangunan pengambilan
Penangkap Mata Air air baku

Bak penampung Pompa


Pipa PVC ∅ 2” 1-3 km
Pompa

Reservoar

PIPA PVC ø 2” 1-3 km


Pipa PVCØ2" 1-3 km

Gambar B.2 - Perlindungan mata air sistem pemompaan

17 dari 32
D
E

Sal . pembuang
F F

kerikil Ø 150-200mm

Outlet

Over flow
Vent
Manhole 500 x 500mm

Penguras
Pipa outlet Sal. Pembuang
Ke pompa boster
Over flow E
D

SITUASI MATA AIR BRONKAPTERING

L a p is a n a s p a l p a s ir t = 3 m m

L a p is a n p la s tik
P a s . b a tu lin g k a r k o s o n g
B a tu k o s o n g Ø 1 5 0 -2 0 0
400
P a s . b a t u k a li

T a n a h u ru g

Lem pung

T a n a h a s li

1000

P O T O N G A N F -F

Gambar B.3 - Bangunan penangkap mata air tipe I A

18 dari 32
Saluran pembuang

Vent Bambu tiap 1 m


Tanah urug
Manhole 500 x 500 mm
Pas. batu kali

Saluran pembuang
Lempung
Tanah asli

Pas. batu kali


Tanah keras

POTONGAN E-E

Gambar B.4 - Bangunan penangkap mata air tipe I A

Lempung

Pas. batu kali


Sal. pembuang
200 200
200 1400 Variabel 400 1000
200
500
Lapisan aspal pasir t = 3 mm
Pas. batu lingkar
Vent Batu kosong 150-200 mm
Manhole 500 x 500 mm Pas. batu kali
200

Tanah urug
Lempung

300 100
100
1800
200

1000
Pas. batu kali
POTONGAN D-D Tanah keras
Lempung Lempung

Gambar B.5 - Bangunan penangkap mata air tipe I A

19 dari 32
Gambar B.6 - Bangunan penangkap mata air tipe I B

20 dari 32
Gambar B.7 - Situasi mata air tipe IB

21 dari 32
SITUASI
BRONKAPTERING

Gambar B.8 - Bangunan penangkap mata air tipe I C arah aliran artesis vertikal

22 dari 32
A

Aliran mata air

saluran pembuang

Tanah urug
Plastik
Kerikil

Pipa saringan
Dinding batu kali

A
GRAVITY CONTACT DENGAN ALIRAN SATU ARAH

ir
ata a
m
Alira Saluran pembuangan an
nm Alir
ata
air

ir
Tanah urug ata a
m
Alira an
nm Alir
ata
air
plastik

Dinding batu kali


Pipa saringan
GRAVITY CONTACT DENGAN ALIRAN DUA ARAH

Gambar B.9 - Bangunan penangkap mata air tipe ID

23 dari 32
Gambar B.10 - Potongan A-A bangunan penangkap mata air tipe I D

24 dari 32
A li
A

A lir
an

ra n
Aliran mata air Saluran pembuangan

ma
ma

ta
ta

a ir
a ir

saluran pembuang

Ta
Al

A li
na
h
ir a n

ra n
u ru
ma

ma
g

ta
Tanah urug
pl
ta a

a
Plastik
ir

a ir
st
ik
Kerikil

a
Dinding batu kali

Pip Din
d
Pipa saringan

g
sa ing
GRAVITY CONTACT DENGAN ALIRAN DUA ARAH

rin ba
A

an tu k
GRAVITY CONTACT DENGAN ALIRAN SATU ARAH

ali

25 dari 32
Gambar B.11 - Bangunan penangkap mata air tipe ID dengan
arah aliran gravitasi kontak
Pipa inlet GI Ø 3"
Kolom 12 x 12 B Manhole 50 x 50

15

Pipa vent
GI Ø 3"

200
A A

15
20
15

Pipa penguras & dop GI Ø 3"


B Pipa peluap GI Ø 3"

15 15
100 100 100

DENAH

Gambar B.12 - Bak penampung tipe I (volume 2 m3)

26 dari 32
Plat beton 1PC:2PS:3KR Pipa vent GI Ø3"
15 15
5 100 5

Ring balk
5
Pas bata 1PC:2PS
Plester 1PC:2PS 30

Plat beton bertulang


1PC:2PS:3KR Pasir padat 130
Tanah urug
Kran 3/4"

Beton tumbuk 7

60
Pas batu kali
1PC:4PS 10
Batu kosong
10
Pasir padat 25
25
100 60 60 100

POTONGAN A-A

Gambar B.13 - Bak penampung tipe I (volume 2 m3)

27 dari 32
Plat beton 1PC:2PS:3KR Pipa vent GI Ø3"
15 15
5 200 5

Ring balk
Pas bata 1PC:2PS
Pipa peluap GI %C3"
Plester 1PC:2PS

Plat beton bertulang


1PC:2PS:3KR Pipa penguras GI Ø3"
Pasir padat
Tanah urug
Pipa inlet
GI Ø3"

Pas batu kali


1PC:4PS
Batu kosong Pasir padat
25 25
60 15
60
20

POTONGAN B-B

Gambar B.14 - Bak penampung tipe I (volume 2 m3)

28 dari 32
Pipa inlet GI Ø 3"
Kolom 12 x 12 B Manhole 50 x 50

15

Pipa vent
GI Ø 3"

250
A A

15
20
15

Pipa penguras & dop GI Ø 3"


B Pipa peluap GI Ø 3"

15 15
100 200 100

DENAH

Gambar B.15 - Bak penampung tipe II (volume 5m3)

29 dari 32
Plat beton 1PC:2PS:3KR Pipa vent GI Ø3"
15 15
5 200 5
Ring balk
Pas bata 1PC:2PS
5
Plester 1PC:2PS
30

Plat beton bertulang


1PC:2PS:3KR
Kran 3/4" 100
Pasir padat
Tanah urug
Beton tumbuk 7

60
Pas batu kali
1PC:4PS 10
Batu kosong 10
Pasir padat 25 25
100 60 60 100

POTONGAN A-A

Gambar B.16 - Bak penampung tipe II (volume 5m3)

30 dari 32
Plat beton 1PC:2PS:3KR Pipa vent GI Ø3"
15 15
5 250 5

Ring balk
Pas bata 1PC:2PS
Pipa peluap GI %C3"
Plester 1PC:2PS

Plat beton bertulang


1PC:2PS:3KR Pipa penguras GI Ø3"
Pasir padat
Tanah urug
Pipa inlet
GI Ø3"

Pas batu kali


1PC:4PS
Batu kosong Pasir padat
25 25
60 15
60
20

POTONGAN B-B

Gambar B.17 - Bak penampung tipe II (volume 5 m3)

31 dari 32
Lampiran C
Contoh laporan kondisi PMA

Laporan Kondisi Perlindungan Mata Air

Status:

Lokasi:

Kondisi Komponen PMA:

Kondisi
No. Komponen PMA Perbaikan Keterangan
Baik Rusak
tanggal
1 Bangunan penangkap mata air
2 Bak Penampung
3 Pipa keluar untuk konsumen AM
4 Pipa keluar untuk konsumen lain
5 Pipa peluap
6 Pipa penguras
7 Alat ukur debit
8 Konstruksi penahan erosi
9 Lubang pemeriksa
10 Pagar keliling
11 Saluran air hujan sekeliling PMA
12 Pipa udara/ventilasi
13 Jalan inspeksi

Kondisi kapasitas debit: ﴾ ﴿ Normal ﴾ ﴿ Ada penurunan

Kondisi kualitas:
− Kekeruhan ﴾ ﴿ Normal ﴾ ﴿ Ada peningkatan
− Rasa ﴾ ﴿ Tidak berasa ﴾ ﴿ Asin
− Warna ﴾ ﴿ Tidak berwarna ﴾ ﴿ Berwarna

Pengguna air PMA rata-rata ................................. jiwa

MENTERI PEKERJAAN UMUM

DJOKO KIRMANTO

32 dari 32

Anda mungkin juga menyukai