MODUL PENYELENGGARAAN
PENGEMBANGAN SPAM
PERLINDUNGAN BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
MATA AIR NOMOR
TANGGAL
:
:
01/PRT/M/2009
25 FEBRUARI 2009
Daftar isi
i
Prakata
Lampiran V mengenai Modul Perlindungan Mata Air (PMA) ini, disusun untuk melengkapi
pengaturan teknis yang terdapat dalam batang tubuh Permen PU. Penyusunan Modul PMA
bertujuan untuk memberikan petunjuk bagi para pengguna dalam penyelenggaraan modul
PMA agar menghasilkan air minum yang sesuai dengan standar yang berlaku dan agar
prasarana dan sarana air minum terpelihara dengan baik sehingga dapat melayani
kebutuhan air minum kepada masyarakat secara berkesinambungan.
Modul ini disusun oleh Panitia Teknis Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri PU
tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM BJP yang telah dirumuskan dan melalui
rapat teknis dan konsensus pada tanggal 23-24 Juli 2008 di Bandung. Rapat konsensus ini
dihadiri oleh wakil-wakil produsen, konsumen, asosiasi, lembaga penelitian, perguruan tinggi
serta instansi terkait.
ii
Pendahuluan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) Pasal 5 ayat (3), memberikan suatu pedoman baik kepada Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan SPAM. Dengan PP tersebut
diharapkan kualitas teknis penyelenggaraan dan pelayanan air minum kepada masyarakat
dari tahap perencanaan, pelaksanaan konstruksi sampai pemanfaatan dan pengelolaan
memenuhi standar yang di tetapkan. Pengembangan SPAM bertujuan membangun,
memperluas dan meningkatkan sistem fisik (teknis) dan non-fisik (kelembagaan, keuangan
dan peran serta masyarakat) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air
minum kepada masyarakat menjadi lebih baik.
Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005 juga mengatur SPAM melalui Jaringan Perpipaan
dan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP). Penyelenggaraan SPAM BJP seperti
disebutkan diatas, termasuk upaya-upaya masyarakat memperoleh air minum melalui
bangunan perlindungan mata air, bangunan penampung air hujan, sumur dalam, sumur
dangkal (sumur gali dan sumur pompa tangan), instalasi pengolahan air minum sederhana,
instalasi saringan rumah tangga, instalasi dengan destilator surya atap kaca, dan instalasi
pengolahan air minum dengan reverse osmosis, dengan unit pelayanan berupa hidran
umum, terminal air/mobil tangki air, dan sambungan rumah. Selain itu penyediaan air minum
dapat juga melalui instalasi air minum dalam kemasan, termasuk air minum isi ulang.
Modul perlindungan mata air (PMA) ini disusun sebagai pegangan pada penyelenggara
pembangunan dan perencana prasarana SPAM BJP dengan modul PMA. Modul ini memuat
perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan termasuk pengoperasian, dan
pemeliharaan. Modul ini disusun berdasarkan materi teknis yang telah disusun pada TA
2006 oleh Direktorat Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum melalui Pekerjaan Kegiatan Teknis Tata Cara Perencanaan
dan Pelaksanaan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan.
iii
Modul perlindungan mata air
1 Ruang lingkup
Pedoman ini menetapkan kriteria, ketentuan teknis, perhitungan, data, dan tahapan yang
diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan (temasuk didalamnya
pengoperasian, kelembagaan dan administrasi), pemeliharaan dan rehabilitasi modul
perlindungan mata air (PMA).
2 Acuan normatif
3.1
air baku
air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang
dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang
memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum
3.2
air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan
3.3
bangunan perlindungan mata air
selanjutnya disebut PMA merupakan bangunan atau konstruksi untuk melindungi sumber
mata air terhadap pencemaran yang dilengkapi dengan bak penampung
3.4
mata air
tempat dimana air yang berasal dari tanah keluar terus menerus tanpa mengenal musim dan
sebagai sumber air
1 dari 32
3.5
pemeliharaan
kegiatan perawatan dan perbaikan unsur-unsur sarana secara rutin dan berkala yang
bertujuan untuk menjaga agar prasarana dan sarana air minum dapat diandalkan
kelangsungannya
3.6
pengoperasian perlindungan mata air
rangkaian kegiatan mulai dari dari persiapan untuk melakukan operasi menjalankan sistem
penyediaan air minum untuk menghasilkan air minum
3.7
penyediaan air minum
kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar
mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
3.8
rehabilitasi
perbaikan sebagian unit modul PMA yang perlu dilakukan agar modul PMA dapat berfungsi
normal kembali
3.9
sistem penyediaan air minum bukan jaringan perpipaan
selanjutnya disebut SPAM BJP merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik
dari prasarana dan sarana air minum baik bersifat individual, komunal, maupun komunal
khusus yang unit distribusinya dengan atau tanpa perpipaan terbatas dan sederhana, dan
tidak termasuk dalam SPAM
4 Perencanaan
4.1.2 Persiapan
Dalam pelaksanaan survei mata air ini perlu diperhatikan antara lain:
a. Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk survey; meliputi:
1) Pita ukur
2) Kompas
3) Altimeter
4) Ember
5) Alat pengukur waktu
6) Alat pengukur debit air
7) Alat pengukur daya hantar listrik
8) Alat pengukur ketinggian
9) Alat pengukur keasaman air
10) Rambu ukur
2 dari 32
11) Tempat contoh air
12) Kamera Film
13) Alat hitung
b. Mengumpulkan data dan informasi dari penduduk setempat antara lain; lokasi dan potensi
sumber mata air;
c. Menyiapkan data peta topografi dan geohidrologi
3 dari 32
Tabel 1 Kategori penilaian pemanfaatan mata air
berdasarkan beda tinggi dengan daerah pelayanan
4.2.1 Bentuk
Bentuk PMA tidak mengikat, disesuaikan dengan topografi dan situasi mata air, namun
diusahakan bentuk elips bersudut tumpul.
a. Permukaan air dalam bangunan penangkap tidak boleh lebih tinggi dari permukaan air
asal (permukaan mata air sebelum ada bangunan).
b. Pembuatan pondasi bangunan penangkap mata air dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu aliran air tanah.
c. Pipa peluap (over flow) dipasang pada ketinggian muka air asal.
d. Bangunan penangkap bagian luar harus kedap terhadap air dan tahan longsor.
e. Tinggi maksimum bangunan penangkap mata air didasarkan pada tinggi muka air dalam
kolam ditambah ruang bebas.
f. Bangunan penangkap mata air dilengkapi dengan saluran air hujan yang kedap air yang
dibuat mengelilingi bangunan penangkap mata air bagian atas dengan kemiringan 1%–
5% ke arah saluran pembuang untuk mencegah masuknya air ke bangunan PMA.
4 dari 32
g. Diberi pagar pada sekeliling bangunan untuk menghindari masuknya binatang atau
orang yang tidak berkepentingan.
a. Bak penampung harus kedap air, permukaan licin, tertutup dan dilengkapi dengan pipa
udara, pipa peluap, pipa penguras, alat ukur, pipa keluar, dan lubang pemeriksa
(manhole).
b. Bangunan penangkap dan bangunan penampung diletakkan dengan jarak maksimum
30 m. Dalam hal kondisi lapangan tidak dimungkinkan, atau untuk memudahkan
pengelolaan, maka jarak bangunan penangkap dan bangunan penampung dapat lebih
dari 30 m. Dalam hal tertentu atau alasan teknis kedua bangunan ini dapat ditempatkan
agak berjauhan dengan jarak maksimum 30 meter dihubungkan dengan pipa.
Pelayanan orang < 0,5 L/d 0,5 – 0,6 L/d 0,7 – 0,8 L/d > 0,8 L/d
200-300 5 m³ 2 m³ 2 m³ 2 m³
300-400 10 m ³ 5 m³ 2 m³ 2 m³
400-500 10 m³ 10 m³ 5 m³ 2 m³
5 dari 32
Tabel 3 Komponen PMA (lanjutan)
6 dari 32
4.3.5 Dimensi hidrolis
L.Q1,85
H = 1,214.1010 ..................................................................................... (1)
C1,85 . D 4,87
Keterangan:
H adalah beda tinggi (m)
L adalah panjang pipa (m)
Q adalah debit (L/det)
D adalah diameter pipa
C adalah koefisien kekasaran
Koefisien kekasaran pipa tergantung dari jenis pipa dan kondisinya. Koefisien kekasaran
pipa dapat dilihat pada Tabel 3.
Keterangan:
Qover flow adalah debit limpasan (m3/detik)
Qspring adalah debit mata air (m3/detik)
Qout adalah debit konsumsi (m3/detik)
Keterangan:
Q adalah debit limpasan (m3/detik)
B adalah lebar ambang (m)
H adalah tinggi air di hulu ambang (m)
1,71 adalah konstanta
Q = 2 . Cd . 2 g . H 3 / 2 ........................................................................................ (4)
3
7 dari 32
Ada penyempitan aliran
Keterangan:
Q adalah debit limpasan (m3/detik)
Cd adalah koefisien debit, menurut
Francis: Cd = 0,623
Rehback: Cd = 0,605 + 0,08 H/Z + 0,001/H
L adalah lebar ambang (m)
g adalah percepatan gravitasi (= 9,81 m/detik2)
H adalah tinggi energi air di hulu ambang (m)
n adalah jumlah bidang konstruksi dengan dinding = 2
Z adalah tinggi ambang dari dasar (m)
A⋅ R 2 3 ⋅ S 1 2
Q =
n ................................................................................................... (6)
Keterangan:
Q adalah debit limpasan (m3/detik)
A adalah luas penampang (m)
R adalah jari-jari hidrolis (m)
S adalah kemiringan (slope)
n adalah koefisien Manning’s
Untuk mendapatkan debit limpasan maksimum, maka:
Kedalaman air (Y) = 0,95 x diameter lingkaran
Jari-jari hidrolis (R) = 0,29 x diameter lingkaran
Q = 2 . Cd . b . 2 g . H 3 / 2 .................................................................................... (7)
3
Keterangan:
Q adalah debit penguras (m3/detik)
Cd adalah koefisien debit = 0,60
b adalah lebar dasar penguras (m)
g adalah percepatan gravitasi (m/detik2)
h adalah tinggi penguras (m)
H adalah tinggi air di atas penguras (m)
Q = 1 . π . d 2 . Cd . 2 g ...................................................................................... (8)
4
Keterangan:
Q adalah debit penguras (m3/detik)
D adalah diameter lingkaran (m)
Cd adalah koefisien debit = 0,60
8 dari 32
G adalah percepatan gravitasi (m/detik2)
H adalah tinggi dari muka air ke garis tengah lingkaran (m)
d. Perhitungan dimensi
Perhitungan dimensi pada PMA meliputi perhitungan dimensi bangunan dan dimensi
hidrolis. Secara empiris, dimensi bak penampung air untuk berbagai debit mata air dan
berbagai jumlah pelayanan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Dimensi bak penampung mata air skala kelompok masyarakat (m3)
5 Pelaksanaan konstruksi
5.2 Peralatan
a. Penggalian tanah
1) Pasang patok (dari bambu atau kayu) sesuai ukuran bangunan PMA yang akan
dibangun;
2) Gali tanah untuk meratakan dasar lokasi bangunan PMA pondasi;
b. Pemasangan pondasi
1) Buat patok dari bambu atau kayu sesuai ukuran badan pondasi dan dipasang pada
jarak 30 cm ujung.
2) Hubungkan patok yang satu dengan yang lain dengan benang/tali hingga mempunyai
ketinggian yang sama;
3) Gali tanah untuk pondasi hingga kedalaman 60 cm pada lereng tebing dan 30 cm
pada sisi lain dari bak PMA
4) Pasang lantai pasir padat setebal 10 cm
5) Pasang pondasi pasangan batu kali yang terbuat dari bahan batu kali dengan
campuran 1 semen : 3 pasir hingga ketinggian yang telah ditetapkan
6) Pemberian pasir pada lantai pondasi
7) Isi lubang bekas galian pondasi dengan tanah urug
10 dari 32
c. Pemasangan Dinding
Lakukan pemasangan batu kali dengan adukan lapisan kuat 1 semen : 2 pasir dan pasang
pipa peluap dari permukaan dinding pada bagian dasar lantai setinggi 20-30 cm
d. Pemasangan tutup dan lubang pemeriksa
1) Pasang bekisting untuk pembuatan tutup bangunan PMA, pasang cetakan (terbuat
dari bahan triplek) di atas bekisting
2) Susun pembesian ukuran Ø 8 mm–150 mm yang telah dirakit, sesuai ukuran tutup
bangunan PMA yang akan dicor;
3) Pasang pipa udara pada bagian yang telah ditentukan sebelum dicor, dan pasang
beton decking minimal setebal 2–3 cm diseluruh bidang di bawah pembesian
4) Lakukan pengecoran tutup dengan memasukkan adukan dengan perbandingan 1
semen : 2 pasir : 3 kerikil sedemikian sehingga seluruh bidang terisi dan pembesian
tertutup rata,
5) Buat sekat ukuran 60 cm X 60 cm dari kayu tipis pada bagian tutup bak kontrol,
6) Buat cetakan untuk tutup lubang pemeriksa (man hole) dan pasang pembesian untuk
tutup lubang pemeriksa dan lengkapi dengan pegangan yang terbuat dari besi ¾
inchi,
7) Cor tutup beton dengan ketebalan kurang lebih 10 cm, biarkan hasil pengecoran 7
sampai 28 hari (sampai kering),
8) Plester tutup bak dengan adukan perbandingan 1 pasir : 2 semen.
e. Pemasangan turap pada dinding dan saluran air di atas bangunan Modul PMA dilakukan
sebagai berikut:
1) Buat turap dari batu kali di bagian dinding sepanjang bangunan PMA dengan
perbandingan adukan 1 semen : 2 pasir;
2) Buat badan saluran yang terbuat dari batu kali dengan perbandingan adukan 1
semen : 3 pasir
3) Plester badan saluran dengan perbandingan adukan 1 semen : 2 pasir.
f. Penyambungan pipa
Pemasangan pipa harus sesuai dengan persyaratan:
1) Sambungkan pipa peluap dengan pipa keluar
2) Sambungkan pipa keluar sampai ke bak penampung,.
6 Pengoperasian
6.3 Kelembagaan
a. Bila PMA digunakan secara komunal, pengelola adalah individu atau kelompok yang
ditunjuk oleh masyarakat pengguna PMA.
b. Pengelola bertanggungjawab terhadap keberlangsungan pelayanan PMA.
11 dari 32
c. Pekerjaan yang dilaksanakan secara swakelola oleh masyarakat seperti
penggalian/urugan tanah, pelaksanaan konstruksi, pemasangan pipa harus
dilaksanakan dibawah pengawasan tenaga ahli/pendamping teknis/PDAM.
d. Pembagian air minum kepada pemakai sesuai dengan jadual yang telah disepakati.
6.4 Administrasi
a. Catat setiap pembagian air dalam buku catatan yang telah tersedia.
b. Retribusi dan jadwal penarikan retribusi ditentukan oleh pengelola dan disetujui oleh
masyarakat pengguna PMA.
7 Pemeliharaan
Pemeliharaan
Perlengkapan sistem Harian/ Bulanan/ Keterangan
mingguan tahunan
Pemeliharaan harian/mingguan
1. Bersihkan bangunan penangkap air dari sampah √ Dilaksanankan
daun, dan lumut oleh pengelola
2. Periksa bangunan penangkap air terhadap √
kerusakan, jika terjadi kerusakan cepat diperbaiki.
3. Bersihkan katup keluar dari tanah atau kotoran dan √
periksa kerusakan dan kebocoran, jika terjadi
kerusakan cepat diganti.
4. Bersihkan kotoran disekitar bangunan bak √
penampung, cek bangunan dan perlengkapannya
terhadap kerusakan
5. Bersihkan rumah katup dari tanah dan kotoran dan √
cek terhadap kerusakan.
6. Bersihkan lubang kontrol dari kotoran dan cek √
terhadap kerusakan.
Pemeliharaan bulanan/tahunan
1.Bersihkan lingkungan pagar, cek pagar terhadap √ Dilaksanankan
kerusakan dan lakukan perbaikan serta pengecetan oleh pengelola
bila terjadi kerusakan.
2.Periksa dan jaga sekitar radius 100 meter dari √
bangunan penangkap air dari pencemaran atau
kotoran dan kerusakan lingkungan.
3.Bersihkan bangunan bagian dalam penangkap air √
bagian dalam jika terjadi penyumbatan.
4.Periksa dan bersihkan pipa peluap dari lumut √
sehingga tidak terjadi penyumbatan.
5.Bersihkan bangunan bak penampung dari lumut dan √
rumput,cat dan perbaiki secara bergantian pada
bangunan pelengkap.
6.Cat rumah katup dan lubang kontrol. √
7.Bersihkan lingkungan pagar, saluran drainase dan cek
√
pagar terhadap kerusakan dan lakukan perbaikan
serta pengecetan bila terjadi kerusakan.
12 dari 32
8 Rehabilitasi
Kerusakan dan keretakan pada bangunan sistem PMA dapat diperbaiki sebagai berikut:
a. Tambal bangunan yang terbuat dari pasangan batu atau ferrocement dengan
menggunakan adukan semen.
b. Ganti peralatan dan perlengkapan yang terbuat dari logam, PVC, dengan yang baru.
13 dari 32
Lampiran A
Tabel-tabel kelengkapan survei mata air
Desa :
Survei mata air Formulir
Kecamatan :
Cukup
No Nama mata air Lokasi Elevasi Hasil pengukuran baik/ Catatan
Kualitas air
bersih
Tgl L/t L/t L/t L/t L/t L/t Tgl Tgl Tgl
T
Ph
Fe
Warna
kekeruhan
bau rasa
DHL
14 dari 32
Tabel A.2 Evaluasi debit mata air
15 dari 32
Tabel A.3 Evaluasi kualitas air
16 dari 32
Lampiran B
Gambar detail konstruksi PMA
3Hidran
HU (Kap. 3 m³)
Umum
Pipa PVC
Pipa Ø∅
PVC 2" 2”
1-3 km
1-3 km
Bangunan pengambilan
Penangkap Mata Air air baku
Reservoar
17 dari 32
D
E
Sal . pembuang
F F
kerikil Ø 150-200mm
Outlet
Over flow
Vent
Manhole 500 x 500mm
Penguras
Pipa outlet Sal. Pembuang
Ke pompa boster
Over flow E
D
L a p is a n a s p a l p a s ir t = 3 m m
L a p is a n p la s tik
P a s . b a tu lin g k a r k o s o n g
B a tu k o s o n g Ø 1 5 0 -2 0 0
400
P a s . b a t u k a li
T a n a h u ru g
Lem pung
T a n a h a s li
1000
P O T O N G A N F -F
18 dari 32
Saluran pembuang
Saluran pembuang
Lempung
Tanah asli
POTONGAN E-E
Lempung
Tanah urug
Lempung
300 100
100
1800
200
1000
Pas. batu kali
POTONGAN D-D Tanah keras
Lempung Lempung
19 dari 32
Gambar B.6 - Bangunan penangkap mata air tipe I B
20 dari 32
Gambar B.7 - Situasi mata air tipe IB
21 dari 32
SITUASI
BRONKAPTERING
Gambar B.8 - Bangunan penangkap mata air tipe I C arah aliran artesis vertikal
22 dari 32
A
saluran pembuang
Tanah urug
Plastik
Kerikil
Pipa saringan
Dinding batu kali
A
GRAVITY CONTACT DENGAN ALIRAN SATU ARAH
ir
ata a
m
Alira Saluran pembuangan an
nm Alir
ata
air
ir
Tanah urug ata a
m
Alira an
nm Alir
ata
air
plastik
23 dari 32
Gambar B.10 - Potongan A-A bangunan penangkap mata air tipe I D
24 dari 32
A li
A
A lir
an
ra n
Aliran mata air Saluran pembuangan
ma
ma
ta
ta
a ir
a ir
saluran pembuang
Ta
Al
A li
na
h
ir a n
ra n
u ru
ma
ma
g
ta
Tanah urug
pl
ta a
a
Plastik
ir
a ir
st
ik
Kerikil
a
Dinding batu kali
Pip Din
d
Pipa saringan
g
sa ing
GRAVITY CONTACT DENGAN ALIRAN DUA ARAH
rin ba
A
an tu k
GRAVITY CONTACT DENGAN ALIRAN SATU ARAH
ali
25 dari 32
Gambar B.11 - Bangunan penangkap mata air tipe ID dengan
arah aliran gravitasi kontak
Pipa inlet GI Ø 3"
Kolom 12 x 12 B Manhole 50 x 50
15
Pipa vent
GI Ø 3"
200
A A
15
20
15
15 15
100 100 100
DENAH
26 dari 32
Plat beton 1PC:2PS:3KR Pipa vent GI Ø3"
15 15
5 100 5
Ring balk
5
Pas bata 1PC:2PS
Plester 1PC:2PS 30
Beton tumbuk 7
60
Pas batu kali
1PC:4PS 10
Batu kosong
10
Pasir padat 25
25
100 60 60 100
POTONGAN A-A
27 dari 32
Plat beton 1PC:2PS:3KR Pipa vent GI Ø3"
15 15
5 200 5
Ring balk
Pas bata 1PC:2PS
Pipa peluap GI %C3"
Plester 1PC:2PS
POTONGAN B-B
28 dari 32
Pipa inlet GI Ø 3"
Kolom 12 x 12 B Manhole 50 x 50
15
Pipa vent
GI Ø 3"
250
A A
15
20
15
15 15
100 200 100
DENAH
29 dari 32
Plat beton 1PC:2PS:3KR Pipa vent GI Ø3"
15 15
5 200 5
Ring balk
Pas bata 1PC:2PS
5
Plester 1PC:2PS
30
60
Pas batu kali
1PC:4PS 10
Batu kosong 10
Pasir padat 25 25
100 60 60 100
POTONGAN A-A
30 dari 32
Plat beton 1PC:2PS:3KR Pipa vent GI Ø3"
15 15
5 250 5
Ring balk
Pas bata 1PC:2PS
Pipa peluap GI %C3"
Plester 1PC:2PS
POTONGAN B-B
31 dari 32
Lampiran C
Contoh laporan kondisi PMA
Status:
Lokasi:
Kondisi
No. Komponen PMA Perbaikan Keterangan
Baik Rusak
tanggal
1 Bangunan penangkap mata air
2 Bak Penampung
3 Pipa keluar untuk konsumen AM
4 Pipa keluar untuk konsumen lain
5 Pipa peluap
6 Pipa penguras
7 Alat ukur debit
8 Konstruksi penahan erosi
9 Lubang pemeriksa
10 Pagar keliling
11 Saluran air hujan sekeliling PMA
12 Pipa udara/ventilasi
13 Jalan inspeksi
Kondisi kualitas:
− Kekeruhan ﴾ ﴿ Normal ﴾ ﴿ Ada peningkatan
− Rasa ﴾ ﴿ Tidak berasa ﴾ ﴿ Asin
− Warna ﴾ ﴿ Tidak berwarna ﴾ ﴿ Berwarna
DJOKO KIRMANTO
32 dari 32