PENGENDALIAN ON/OFF
I.
TUJUAN
II.
III.
Stopwatch
DASAR TEORI
Pengendalian tidak kontinyu atau disebut pengendalian ON / OFF
mempunyai dua gerakan output yaitu ON (hidup) dan OFF (mati) terhadap
input yang diberikan kepada proses.
Terdapat dua jenis pengendalian on/off, secara manual dan secara
otomatis. Secara manual dengan menggunakan sakelar pemilih dan secara
otomatis dengan menggunakan process contoller. Setting pada process
controller harus di atur sedemikian rupa agar harga proposional beand integral
time dan derivatetive time adalah 0 (karakteristik pengendalian on/off)
Pada pengendalian on/off secara manual, manusia termasuk operator agar
menggerakan elemen contol akhir (saklar pemilir) ke posisi on dan posisi off.
Dalam hal ini manusia bertindak sebagai controller yang menerima hasil
PC 10-2
Page 1
PC 10-2
Page 2
Page 3
100
%
Set point 50 %
%P
0%
waktu
on
on
of
of
IV.
PROSEDUR PERCOBAAN
PC 10-2
Page 4
PC 10-2
Page 5
V.
DATA PENGAMATAN
1. Pengendalian on/off dengan saklar pemilih.
Soket
Lampu (On/Off)
N/O
OFF
OFF
OFF
ON
Tak terhubung
A-B
B-C
A-C
N/C
ON
ON
ON
OFF
VI.
Histerisis
(%)
5
2
3
5
Lampu
On
35
48
47
65
ANALISA DATA
PC 10-2
Page 6
Off
45
52
53
75
Page 7
diatur oleh suatu nilai histerisis terhadap set point yang ditetapkan. Hysterisis
adalah kecenderungan instrument untuk memberikan output yang berbeda
terhadap input yang sama. Hysterisis ini pula yang akan memberikan daerah
netral yaitu batas atas dan batas bawah. Ketika set point diatur 50%, bila
histerisisnya 2% maka pada pembacaan process controller 0 - 51% lampu akan
tetap menyala. Namun tepat pada 52% lampu akan mati. Setelah diturunkan
kembali hingga 48% maka lampu akan hidup kembali. Artinya hysteritis
adalah nilai yang diberikan kepada set point dan dijadikan sebagai batas ketika
lampu On dan Off.
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat pada penentuan set
point 50% dengan histerisis 2% menunjukkan lampu indikator akan menyala
pada detik ke 52 dan lampu akan mati pada detik ke 48. Apabila diberi set
point 50% dengan histerisis 3%, maka lampu akan menyala pada detik ke 47
dan mati pada detik ke 53. Sedangkan untuk set point 40% dengan histerisis
5%, lampu indikator akan menyala pada detik ke 45 dan lampu mati pada
detik ke 35. Selanjutnya, untuk set point 70% dengan histerisis 5%, lampu
indikator akan menyala pada detik ke 75 dan lampu mati pada detik ke 65.
Nilai terbesar yang didapat dari keluaran tersebut dinamakan batas atas,
sedangkan nilai keluaran terendah dinamakan batas bawah.
VII.
KESIMPULAN
PC 10-2
Page 8
N/O tidak mempunyai katup arus penghubung atau terjadi diluar system
sehingga dibutuhkan kabel penghubung pada socket A ke C agar lampu
menyala, sedangkan N/C tidak mempunyai katup arus penghubung atau
terjadi didalam system sehingga tidak dibutuhkan kabel penghubung pada
socket A ke C agar lampu menyala.
Hysteritis ialah daerah batas saat lampu On/Off ketika nilai hysteritis
diberikan terhadap nilai set point.
Cycle Time dimaksudkan sebagai waktu siklus yang digunakan waktu
lampu hidup ke mati dan hidup kembali.
Pada CY-t aksi r, power input % berbanding terbalik dengan waktu lampu
On. Sdangkan pada CY-t aksi d, power input % berbanding lurus dengan
waktu lampu On.
Pada Saklar pemilih
-
set point 50% dengan histerisis 2%, maka lampu indikator akan
menyala pada detik ke 52 dan lampu akan mati pada detik ke 48.
set point 50% dengan histerisis 3%, maka lampu indikator akan
menyala pada detik ke 47 dan lampu akan mati pada detik ke 54.
set point 40% dengan histerisis 5%, lampu indikator akan menyala
pada detik ke 45 dan lampu indikator akan mati pada detik ke 35.
set point 70% dengan histerisis 5%, lampu indikator akan menyala
pada detik ke 75 dan lampu indikator akan mati pada detik ke 64.
DAFTAR PUSTAKA
PC 10-2
Page 9
GAMBAR ALAT
PC 10-2
Page 10
TrimTool
Kabel Penghubung
Lampu Indikator
Process Controller
PC 10-2
Page 11