TINJAUAN PUSTAKA
A. Temper Tantrum
1. Pengertian
Temper tantrum adalah suatu luapan emosi yang meledak-ledak
dan tidak terkontrol. Temper tantrum seringkali muncul pada anak suai 15
bulan hingga 6 tahun (Zaviera, 2008).
Umumnya anak kecil lebih emosional daripada orang dewasa
karena pada usia ini anak masih relatif muda dan belum dapat
mengendalikan emosinya. Pada usia 2-4 tahun, karakteristik emosi anak
muncul pada ledakan marahnya atau temper tantrum (Hurlock, 2000).
Sikap yang ditunjukkan untuk menampilkan rasa tidak senangnya, anak
melakukan tindakan yang berlebihan, misalnya menangis, menjerit-jerit,
melemparkan benda, berguling-guling, memukul ibunya atau aktivitas
besar lainnya (Hurlock, 2000).
Tantrum lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap sulit
dengan ciri-ciri memiliki kebiasaan tidur, makan dan buang air besar yang
tidak teratur, sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang baru,
lambat beradaptasi terhadap perubahan, suasana hati lebih sering negative,
mudah terprovokasi, gampang merasa marah dan sulit dialihkan
perhatiannya (Zaviera, 2008).
La Forge (dalam Zaviera, 2008) menilai bahwa tantrum adalah
suatu perilaku yang masih tergolong normal yang merupakan bagian dari
proses perkembangan, suatu periode dalam perkembangan fisik, kognitif,
dan emosi. Sebagai periode dari perkembangan, tantrum pasti akan
berakhir.
Berdasarkan teori-teori di atas disimpulkan bahwa tempertantrum
merupakan luapan emosi yang meledak-ledak akibat suasana yang tidak
menyenangkan yang dirasakan oleh anak. Ledakan emosi tersebut dapat
dengan
menghentak-hentakkan
kaki,
berteriak-teriak,
karena
sedang
mengembangkan
kepribadian
dan
10
11
12
13
non verbal tentang perilaku. Hal ini apabila tertanam dengan baik
dalam diri anak maka anak akan mengetahui dan memahami batasanbatasan yang diperbolehkan sehingga dapat meminimalisir tindakan
tantrum.
c. Komunikasi
Komunikasi dialogis yang terjadi antara orang tua dan anakanaknya,
terutama yang berhubungan dengan upaya membantu mereka untuk
memecahkan permasalahnya. Orangtua yang menerapkan pola
komunikasi yang baik dengan anak, akan membentuk hubungan yang
baik antara anak dengan orangtua. Anak yang memiliki kedekatan
emosional yang tinggi terhadap orangtua akan ada kecenderungan
untuk mengungkapkan keinginan dengan baik sehingga didapatkan
pemecahan masalah dengan baik pula. Oleh karena itu cara ini
diharapkan dapat mengurangi tindakan tantrum pada anak.
2. Bentuk Pola Asuh
Menurut Drey (2006), terdapat 4 macam pola asuh orang tua :
1. Pola asuh Otoriter
Para orang tua cenderung menetapkan standar yang mutlak
harus dituruti, biasanya bersamaan dengan ancamanancaman.
Misalnya kalau tidak mau makan, maka tidak akan diajak bicara.
Orang tua cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila
anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka
orang tua tidak seggan menghukum anaknya. Orang tua tipe ini juga
tidak mengenal kompromi dalam komunikasi biasanya bersifat satu
arah dan orang tua tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk
mengerti mengenai anaknya (Drey, 2006).
Pola asuh Otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang
penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka
melanggar norma, berkepribadian lemah dan menarik diri. Berkaitan
14
ketegangandan
ketidaknyamanan,
sehingga
demokratis
ini
membantu
anak
untuk
untuk
dapat
15
anak, di
16
17
berisikan
tentang
penerapan
pola
asuh
orangtua.
18
penguasaan
(kontrol)
terhadap
tubuhnya
dan
19
20
1995
mengemukakan
bahwa
semua
tugas
lingkungan misalnya,
yang
memberikan
respon
terhadap
suara,
21
tubuh
dan
keganjilan
fisik
diturunkan
dan
dapat
menunjukan
kemungkinan
adanya
pusat
Beberapa
hubungan
fungsional
diyakini
diantara
tetapi
luasnya
rentang
kontak
penting
untuk
22
5. Tingkat Sosioekonomi
Tingkat
sosioekonomi
keluarga
mempunyai
dampak
23
24
D. Kerangka teori
Terhalang
keinginan
Pola asuh orang tua
- Demokratis
- Otoriter
- Permisif
Ketidakmampuan
mengungkapkan
diri
Tidak terpenuhinya
kebutuhan
Lelah, lapar dan
sakit
Stress dan merasa
tidak aman
Mencari perhatian
Ingin menunjukkan
kemandirian
Cemburu
Semata-mata keras
kepala
Temper tantrum
25
E. Kerangka konsep
Variabel bebas
Variabel terikat
Temper tantrum