Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker adalah penyakit sel yang dikarakteristikan dengan proliferasi sel yang tidak terkontrol
dan biasanya membentuk tumor ganas (Sarafino & Smith, 2012). Kanker juga seringkali
disebut tumor ganas. Masyarakat di Indonesia seringkali menganggap kanker merupakan
penyakit yang tidak bisa disembuhkan, penyakit pengantar kematian, dan lebih sering dialami
oleh orang yang sudah berusia lanjut.

Angka kejadian kanker di dunia sangat tinggi dan terus meningkat. Menurut data World
Health Organization (WHO) tahun 2013, insiden kanker di dunia meningkat dari 12,7 juta
kasus pada tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Tidak hanya itu, angka kematian
akibat kanker pun meningkat dari 7,6 juta orang pada tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun
2012. Angka kematian akibat kanker ini menempati peringkat ketiga setelah kematian akibat
penyakit kardiovaskuler (WHO, 2003). Pada tahun 2002, jumlah kematian akibat kanker
yaitu sebanyak 12% dari angka kematian total 1.626.000 atau sama dengan 195.120 jiwa
(WHO, 2003). Sementara itu, sebanyak 1,1 juta jiwa meninggal akibat kanker di Asia
Tenggara. Hal ini menunjukkan bahwa kanker menjadi salah satu penyebab kematian utama
baik di dunia maupun di Asia Tenggara. Insiden kanker diperkirakan dapat mencapai 26 juta
orang pada tahun 2030 dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker.

Jenis kanker di Asia Tenggara yang paling sering muncul pada laki-laki yaitu kanker paru dan
mulut, sedangkan pada perempuan yaitu kanker payudara dan serviks (WHO, 2011). Menurut
WHO (2013), angka kejadian kanker payudara berada di urutan kedua yaitu sebesar 11,9%
atau 1,7 juta jiwa setelah kanker paru dengan persentase 13% atau setara dengan 1,8 juta
jiwa. Tidak hanya insiden kanker payudaranya yang tinggi, tetapi angka kematian akibat
kanker payudara yang juga tinggi membuat kaum perempuan menjadi was-was. Pada tahun
2012, angka kematian akibat kanker payudara mencapai 522.000 jiwa (WHO, 2013). Kanker
payudara juga paling sering menyerang perempuan, walaupun ada kemungkinan kecil terjadi
pada laki-laki yaitu sebesar 1% (Cancer Research UK, 2009). Selain itu, dari 184 negara di
seluruh dunia, 140 negara menyatakan bahwa kanker payudara paling sering didiagnosa pada
perempuan (WHO, 2013).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi kanker di
Indonesia yaitu sebesar 1,4 per mil penduduk atau sekitar 322.000 orang. Wilayah yang
memiliki prevalensi kanker tertinggi yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali,
Jakarta, dan Bengkulu. Pada Riskesdas tahun 2010, penelitian tentang kanker tidak dilakukan
sehingga tidak dapat dibandingkan datanya dengan data Riskesdas tahun lainnya. Pada tahun
2007, data Riskesdas menunjukkan prevalensi kanker yakni 4,1 per mil penduduk atau sekitar
989.000 orang. Hal ini menunjukkan penurunan prevalensi kanker yang cukup tinggi.
Walaupun begitu, kasus kanker dan angka kematian akibat kanker tetap terbilang tinggi dan
menjadi perhatian utama bagi pemerintah, salah satunya terhadap kasus kanker payudara.
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak dialami oleh perempuan.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2014, jenis kanker terbanyak di
Indonesia menurut jenis kelamin yaitu kanker payudara dan kanker leher rahim pada
perempuan, sedangkan pada laki-laki yaitu kanker paru dan kanker kolorektal. Pada tahun
2010, jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap pada kanker payudara yaitu 12.014 orang
(28,7%) dan kanker serviks 5.349 orang (12,8%) (Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS),
2010).) Selain itu, kasus kanker payudara menempati peringkat satu dari kanker lainnya di
RS Kanker Dharmais (RSKD) Jakarta yang merupakan pusat kanker nasional (Data rekam
medis RSKD, 2010).
Berdasarkan data dari IARC (International Agency for Research on Cancer), pada tahun 2002
kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan (incident
rate 38 per 100.000 perempuan) dengan kasus baru sebesar 22,7% dan jumlah kematian 14%
per tahun dari seluruh kanker pada perempuan di dunia (Jemal et al.,2011).The American
Cancer Society memperkirakan 211.240 wanita di Amerika Serikat didiagnosis menderita
kanker payudara (stadium I-IV) dan 40.140 orang meninggal pada tahun 2005. Selanjutnya,
Canadian Cancer Society mengatakan penderita kanker payudara pada tahun 2005 di Kanada
mencapai 21.600 wanita dan 5.300 orang meninggal dunia (Siegel et al., 2013).
Terapi yang intensif dan jangka panjang turut membuat orang khawatir (Barry, 1996).
Sebetulnya, penanganan dan perawatan kanker payudara akan lebih mudah jika prognosisnya
tidak langsung buruk. Kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini yang kurang
menyebabkan banyak kasus kanker payudara terjadi serta komplikasinya seperti luka kanker
(Kemenkes, 2014). Faktanya, sebanyak 85% di antaranya datang dengan kondisi stadium
lanjut (Data Rekam Medis RSKD, 2010).
Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Ciri-ciri dari
kanker payudara yaitu adanya rasa sakit pada payudara, benjolan pada payudara semakin
membesar, kulit payudara meneriput seperti kulit jeruk, dan terkadang keluar cairan atau
darah dari puting susu (Mardiana, 2004). Selain itu, kanker payudara merupakan jenis
payudara yang sering menimbulkan luka daripada jenis kanker lainnya (Lund-Nielsen, 2011).
Biasanya, luka kanker akan muncul pada stadium lanjut sehingga membuat penderita tidak
nyaman dan memeriksakannya ke dokter. Oleh karena itu, kanker payudara memiliki dampak

psikologis yaitu perubahan citra tubuh, konsep diri, hubungan sosial, dan sebagainya (Barry,
1996; Manne & Ostroff, 2008; Sarafino, 2012).
Insiden kanker payudara di dunia relatif tinggi, dilaporkan kejadian kanker payudara adalah
20% dari seluruh keganasan. Angka prevalensi kanker payudara yang tercatat di Amerika
Serikat menempati urutan tertinggipada wanita. Tahun 2008 diperkirakan 40.930 orang
meninggal dunia karena kanker payudara. Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker
payudara, hamper 60% wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai factor
risiko yang teridentifikasi. Hal ini menunjukkkan bahwa semua wanita dianggap berisiko
untuk mengalami kanker payudara selama hidupnya (Smeltzer,2002). Keterlambatan
mengetahui bahwa seorang wanita telah mengidap kanker payudara hingga stadium lanjut
dikarenakan rendahnya pemahaman wanita tentang kanker payudara oleh sebab itu banyak
pasien datang berobat ke rumah sakit dengan kondisi yang kurang baik seperti datang dengan
kondisi luka kanker yang sudah cukup luas.
Luka kanker dikenal pula dengan sebutan fungating malignant wound atau malignant
cutaneus wound. Luka kanker merupakan infiltrasi sel tumor yang merusak lapisan epidermis
dan dermis yang disebabkan oleh deposisi dan atau proliferasi sel ganas dengan bentuk
menonjol atau tidak beraturan, biasanya seringkali muncul berupa benjolan (nodul) yang
keras, non mobile, bentuknya menyerupai jamur(caulli flower), mudah terinfeksi, mudah
berdarah,nyeri,mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap dan sulit sembuh (Gitaraja,
2004).Normalnya sebuah luka akan sembuh dalam waktu maksimal 14 hari, tetapi luka
akibat pertumbuhan sel kanker sulit diharapkan sembuh dalam jangka waktu tersebut
(Anonim, 2009).
Angka kejadian luka kanker payudara tidak sepenuhnya diketahui, namun Schwartz (1995,
dalam Schiech) melaporkan jumlah luka kanker payudara 9% dari jumlah pasien kanker.
Studi retrospektif yang dilakukan Thomas (1992, dalam Draper, 2005) pada unit radioterapi
dan onkologi di United Kingdom melaporkan kejadian luka kanker dalam 4 minggu yaitu 295
dari 2417 (12,2%) responden.Luka kanker payudaramerupakan luka kronik yang
berhubungan dengan kanker stadium lanjut. Hoplamazian (2006) menyebutkan definisi luka
kanker payudara sebagai kerusakan integritas kulit yang disebabkan infiltrasi sel kanker.
Luka kanker payudara dapat pula berkembang dari tumor lokal menuju epitelium (Kalinski,
2005).
1.2 Rumusan Masalah
Kejadian luka kanker belum dapat digambarkan secara jelas dan sebagian besar pasien datang
pada kondisi luka yang membesar dimana hal ini berhubungan erat dengan stadium kanker
yang lanjut dan mengingat luka kanker sulit sembuh disebabkan oleh faktor-faktor.Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap penyembuhan luka kanker payudara. Yang menjadi pertanyaan dalam
penelitian ini adalah: Faktor apa saja yang mempengaruhi penyembuhan luka pada penderita
kanker payudara?

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka kanker payudara.

1.3.2

Tujuan Khusus

Penelitian ini mempunyai tujuan khusus sebagai berikut:


1). Mencari faktor apa saja yang mempengaruhi penyembuhan luka kanker
payudara.
2). Mengetahui pengobatan atau penangan dengan obat herbal berpengaruh
atau tidak pada penyembuhan luka kanker payudara.

1.1

Manfaat Penelitian

1.1.1

Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan keperawatan tentang faktor-faktor yang


mempengaruhi penyembuhan luka pada penderita kanker payudara.
1.1.2

Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat memberi manfaat untuk menambah wawasan pengajar tentang faktorfaktor yang mempengaruhi penyembuhan luka pada penderita kanker payudara serta
memberikan pengetahuan mahasiswa keperawatan sebagai landasan pada saat praktek.
1.1.3

Bagi Peneliti

Sebagai sarana penambah pengetahuan penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi


penyembuhan luka kanker payudara.
1.1.4

Bagi instansi RS.Dharmais

Sebagai informasi bagi Rs.Dharmais sehingga dapat melakukan intervensi untuk proses
penyembuhan luka kanker payudara. Dan sebagai bahan informasi bagi RS.Dharmais
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
1.1.5

Bagi Peneliti

Sebagai sarana penambah pengetahuan penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi


keterlambatan pengobatan kanker payudara.
1.1.6

Bagi instansi RS.Dharmais

Sebagai informasi bagi Rs.Dharmais sehingga dapat melakukan intervensiagar tidak terjadi
keterlambatan pengobatan kanker payudara. Dan sebagai bahan informasi bagi RS.Dharmais
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
1.2

Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Peneliti memfokuskan penelitian ini pada faktor faktor apa saja yang mempengaruhi
penyembuhan luka pada penderita kanker payudara. Hal ini dimaksudkan agar
memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh.
2. Peneliti mendapatkan data dari responden dengan cara wawancara dan mengisi kuesioner
kepada penderita kanker payudara stadium lanjut.

Anda mungkin juga menyukai