Anda di halaman 1dari 5

TERMOKIMIA

I.

Perubahan energi pada Reaksi Kimia


Tujuan : Pada kegiatan ini akan diperkenalkan perubahan energi pada reaksi kimia

II.

Dasar Teori
Termokimia adalah cabang dari kimia fisika yang mempelajari tentang kalor dan energi

berkaitan dengan reaksi kimia dan/atau perubahan fisik. Sebuah reaksi kimia dapat melepaskan
atau menerima kalor. Begitu juga dengan perubahan fase, misalkan dalam proses mencair dan
mendidih. Termokimia fokus pada perubahan energi, secara khusus pada perpindahan energi
antara sistem dengan lingkungan. Jika dikombinasikan dengan entropi, termokimia juga
digunakan untuk memprediksi apakah reaksi kimia akan berlangsung spontan atau tak spontan.
Termokimia berawal dari hasil kerja Antoine Laurent Lavoisier pada abad ke 18, dilanjutkan
dengan adanya hukum Hess. Termokimia masuk dalam kategori hukum pertama termodinamika.

Persamaan Kalor
Jika dilihat dari jenis reaksi, terdapat beberapa macam jenis kalor, yaitu:

Kalor pembentukan
Kalor pembentukan adalah kalor yang dilepas atau diterima pada saat satu mol senyawa
terbentuk dari unsur-unsurnya. Sebagai contoh adalah pada saat pembentukan amonia dari unsurunsurnya, maka akan dilepaskan energi sebesar 46 kJ.

N2 (g) + 1 H2 (g) NH3 (g) Ho = -46 kJ mol-1


Kalor penguraian
Kalor penguraian adalah kalor yang dilepas atau diterima pada saat satu mol senyawa terurai
menjadi unsur-unsur pembentuknya. Contohnya adalah peruraian asam fluorida menjadi unsurunsurnya membutuhkan kalor sebesar 271 kJ.
HF(g) H2 (g) + F2 (g) H = +271 kJ mol-1
Kalor pembakaran
Kalor pembakaran adalah kalor yang dilepaskan pada saat satu mol senyawa dibakar
menggunakan oksigen.
CH4 (g) + 2 O2 (g) CO2 (g) + H2O (g) H = +-802 kJ mol-1
Simbol negatif (-) pada H menyatakan sistem melepaskan kalor, sedangkan simbol
positif (+) menyatakan sistem menerima kalor

III.

Alat dan Bahan

Alat dan Bahan


Tabung reaksi dan rak

Jumlah
3/1

Sumbat tabung

Batang pengaduk

Spatula kaca

Alat pembakar

Barium Hidroksida hidrat

2 spatula

Amonium Klorida
Kalsium Oksida (gamping)

2 spatula
Sebongkah besar kelereng

Kertas lakmus merah

2 helai

Air

10 cm3

NaOH 1 M
HCl 1 M

IV.

Cara Kerja
1. Masukkan kurang lebih 10 cm3 air ke dalam gelas kimia dan uji dengan kertas lakmus
merah. Pegang gelas itu untuk merasakan suhunya. Tambahkan sebongkah CaO
sebesar kelereng. Rasakan suhu dengan memegang gelas kimia. Uji larutan dengan
kertas lakmus merah. Catat pengamatan anda.

2. Masukkan Kristal Ba(OH)2 sebanyak 2 spatula ke dalam tabung reaksi. Tambahkan.


NH4Cl sebanyak 2 spatula. Aduk campuran itu kemudian tutuplah dengan gabus.
Pegang tabung itu dan rasakan suhunya. Biarkan sebentar, buka tabung dan cium bau
gas yang timbul. Catat pengamatan anda, apakah terjadi perubahan wujud?

3. 10 ml HCl 1 M + 10 ml NaOH 1 M di campur dalam gelas kimia. Pegang dan rasakan


dasar gelas kimia tersebut apa terasa panas / dingin

V.

Hasil pengamatan

No
.

Kegiatan

1.a. Pencampuran CaO dan H2O


b. Pemeriksaan larutan dengan kertas lakmus

Pengamatan

.
.

Merah

2.a. Pencampuran Ba(OH)2.8H2O dan NH4Cl


b. Pembauan gas

3.a. Pencampuran Larutan NaOH dan Larutan


HCl

.
.

.
.

VI.

Pertanyaan
1. Gejala apakah yang menunjukkan telah terjadi reaksi kimia pad percobaan 1,
2, 3 dan 4 ?
2.

Jika hasil reaksi dibiarkan beberapa jam, apa yang anda harapkan terjadi
dengan suhu campuran pada (1) dan (2)

3.

Bagaimanakah jumlah energi zat hasil reaksi dibandingkan dengan jumlah energi zat

pereaksi pada (1), (2), (3) dan (4), jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama ?
4. Gambarlah diagram tingkat energi untuk keempat reaksi di atas !

Anda mungkin juga menyukai