GANGGUAN PERTUMBUHAN
PADA ANAK DENGAN THALASSEMIA
Disusun Oleh :
Pembimbing :
HALAMAN PENGESAHAN
Gangguan Pertumbuhan
pada Anak dengan Thalassemia
Disusun oleh:
dr. Agustina Fajarini
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat selama mengikuti Program
Dokter Internship di Rumah Sakit Umum Daerah Lahat
periode 6 Februari 2012 5 Februari 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................ii
DAFTAR ISI
..........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................1
BAB II. LAPORAN KASUS..........................................................................................3
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................10
A. Definisi.......................................................................................................10
B. Etiologi........................................................................................................10
C. Epidemiologi...............................................................................................11
D. Klasifikasi...................................................................................................11
E. Manifestasi Klinik.......................................................................................14
F. Penatalaksanaan...........................................................................................15
Bab IV. ANALISIS KASUS.........................................................................................19
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Thalassemia
adalah
suatu
penyakit
dengan
gangguan
pembentukan
diagnosis
dan
penatalaksanaan
lebih
lanjut.
Oleh
karenanya
permasalahan baru yang muncul terkait meningkatnya angka harapan hidup pun
menjadi hal baru dalam perkembangan penyakit-penyakit kronis seperti talasemia1.
Diantaranya terkait perkembangan thalasemia pada anak adalah adanya faktor
risiko terjadinya gangguan pertumbuhan pada penderitanya. Anak-anak dengan
thalasemia mayor sering didapatkan juga mengalami gangguan pertumbuhan,
perawakan pendek, status gizi yang kurang bahkan buruk serta adanya keterlambatan
perkembangan seksual2,4.
Aspek ini penting mengingat faktor gangguan fisik yang timbul akibat
komplikasi ini dapat pula mempengaruhi kualitas hidup penderita thalasemia
sehingga kajian lebih lanjut mengenai gangguan pertumbuhan pada penderita
talasemia perlu untuk terus dikembangkan.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identifikasi
Nama
An. R
Umur
3 tahun 3 bulan
Jenis Kelamin
Perempuan
Agama
Islam
Bangsa
Indonesia
Alamat
Pasien rawat inap bangsal anak pada tanggal 9-12 September 2012
B. Anamnesis
(Alloanamnesis dengan ibu penderita tanggal 11 September 2012)
Keluhan utama
: Badan pucat
Keluhan tambahan
: Badan lemas
Sejak sekitar 2 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien menjadi semakin
lemas dan mudah lelah.
Pasien juga mengalami demam, tidak terlalu tinggi, dirasakan terus
menerus dan tidak menggigil. Pasien juga mengalami batuk berdahak. Nyeri
tenggorokan ada sulit menelan tidak ada. Mual dan muntah tidak ada. Bintik-bintik
merah spontan di kulit tidak ada. Mimisan dan gusi berdarah tidak ada. BAB dan
BAK tidak ada keluhan. Pasien hanya dikompres dengan air hangat untuk
menurunkan demam.
Pasien kemudian dibawa berobat ke UGD RSUD Lahat.
Riwayat Penyakit Dahulu
-
D/
wiraswasta
Saudar
aPend
erita
Y/ IRT
Pend
erita
Partus
spontan
Ditolong oleh
bidan
Berat badan
3000 gram
Tinggi badan
35 cm
langsung menangis
Riwayat KPSW (-), riwayat ketuban kental, hijau dan bau (-)
Riwayat Makanan
ASI
: 0 - 2 minggu
Susu formula
: 0 - sekarang
Bubur susu
: 4 - 6 bulan
Nasi tim
: 6 bulan 12 bulan
Nasi biasa
: 3 bulan
Tengkurap
: 5 bulan
Duduk
: 6 bulan
Merangkak
: 8 bulan
Berbicara
: 12 bulan
Berdiri
: 12 bulan
Berjalan
: 16 bulan
Riwayat vaksinasi
BCG
(+)
DPT
Polio
Hepatitis B
Campak
(+)
Kesan
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
: compus mentis
Nadi
Pernapasan
: 24 kali/menit
Suhu
: 37,3 C
Berat badan
: 10 Kg
Tinggi badan
: 85 cm
Keadaan gizi
= 71,4%
UUB
: cekung (-)
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Tenggorokan
Leher
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
: datar
Palpasi
: timpani
Auskultasi
F. Penatalaksanaan
Diet BB
G. Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
keturunan italia atau yunani dan 0,5% dari kulit hitam membawa gen untuk
thalassemia-2,3.
Thalasemia 0 ditemukan terutama di Asia Tenggara dan Kepulauan
Mediterania. Thalasemia + tersebar di Afrika, Mediterania, Timur Tengah, India
dan Asia Tenggara. Angka carrier-nya mencapai 40-80%. Thalasemia memiliki
distribusi yang sama dengan thalasemia dengan pengecualian di beberapa
negara. Frekuensinya rendah di Afrika, tinggi di Mediterania dan bervariasi di
Timur Tengah, India dan Asia Tenggara1.
D. Klasifikasi
Secara molekuler thalassemia dibedakan atas thalasemia dan ,
sedangkan secara klinis dibedakan atas thalasemia mayor dan minor.
Hemoglobin terdiri dari dua jenis rantai protein rantai globin dan rantai
globin. Jika masalah ada pada globin dari hemoglobin, hal ini disebut
thalassemia . Jika masalah ada pada globin hal ini disebut thalassemia .
kedua bentuk dan mempunyai bentuk dari ringan atau berat. Bentuk berat
dari thalassemia sering disebut anemia Cooleys.
Thalassemia
Anemia mikrositik yang disebabkan oleh defisiensi sintesis globin
banyak ditemukan di Afrika, negara di bagian Mediterania dan sebagian
besar Asia. Delesi gen globin menyebabkan sebagian besar kelainan ini.
Terdapat empat gen globin pada individu normal dan empat bentuk
thalassemia yang berbeda telah diketahui sesuai dengan delesi pada satu,
dua, tiga atau semua empat gen ini3.
o Delesi gen globin tunggal menyebabkan silent carrier thalassemia .
Biasanya tidak ada abnormalitas hematologi yang nyata kecuali
hydrops fetalis2,3.
Thalassemia
Jenis thalassemia ini terjadi akibat defek pada salah satu atau kedua
gen globin yang mengatur produksi rantai globin pada hemoglobin.
Untuk menandai tingkat kemampuan ekspresi gen globin tersebut
diberikan tanda penunjukan huruf di atas (superscript) yang menyatakan
produksi yang menurun dengan lambang + atau tidak ada sama sekali
dengan lambang 0.
o Thalassemia 0 homozigot
Dikenal dengan Thalassemia mayor atau anemia Cooley. Biasanya
menunjukkan gejala sebagai anemia hemolitik kronis yang progresif
selama 6 bulan kedua kehidupan. Transfusi darah reguler sangat
diperlukan pada penderita ini untuk mencegah anemia berat dan gagal
jantung. Tanpa transfusi harapan hidup tidak lebih dari beberapa tahun.
Kelainan morfologi sel darah merah selain menunjukkan gambaran
mikrositik hipokromik dapat pula ditemukan gambaran poikilositosis
yang terfragmentasi dan sel target. Gambaran biokimiawi pada Hb
elektroforesis adanya kadar Hb F yang sangat tinggi dalam darah.
o Thalassemia + homozigot
Menghasilkan sindrom seperti anemia Cooley namun ringan
(Thalassemia
intermediate).
Deformitas
skletal
dan
anak
yang
mendapat
cukup
transfusi,
pertumbuhan
dan
Pertumbuhan
dan
perkembangannya
akan
sangat
terlambat.
oleh
trombositopenia.
Terjadi
perluasan
sumsum
tulang
yang
terkait
perubahan
tulang-tulang
wajah
dan
menyebabkan
patuh
atau
menolak
rutin
BAB IV
ANALISIS KASUS
An. R, perempuan, usia 3 tahun 3 bulan, datang dibawa oleh orang tuanya
berobat ke UGD RSUD Lahat dengan keluhan badan pucat sejak 1 bulan SMRS.
Keluhan lain yang dirasakan adalah adanya badan lemas dan mudah lelah. Perut
pasien dirasakan semakin membesar dan terasa penuh. Pasien juga sering mengeluh
nyeri pada tulang. Memar-memar tanpa sebab yang jelas, mimisan dan bintik-bintik
merah spontan di kulit disangkal. Riwayat mudah demam tanpa sebab yang jelas juga
disangkal. Mata tampak kuning juga disangkal. Semua keluhan ini semakin lama
dirasakan pasien semakin memberat.
Sejak 2 hari SMRS, pasien juga mengalami demam yang tidak terlalu tinggi,
dirasakan terus menerus dan tidak menggigil. Pasien juga mengalami batuk berdahak.
Nyeri tenggorokan ada namun sulit menelan tidak ada. Mual dan muntah disangkal.
BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Berdasarkan anamnesis dan keluhan utama, dapat diperkirakan bahwa pasien
mengalami gejala-gejala anemia yakni badan pucat, lemas dan mudah lelah.
Ditambah dapat dipikirkan adanya anemia dengan organomegali berdasarkan keluhan
perut pasien yang membesar dan terasa penuh. Nyeri tulang yang dirasakan pasien
juga dapat dihubungan dengan gejala anemianya sebagai tanda adanya peningkatan
aktivitas hematopoietik ditulang-tulang panjang pasien. Tidak adanya keluhan mudah
memar, mimisan atau bintik merah spontan di kulit (petechie) serta riwayat mudah
demam tanpa sebab yang jelas dapat digunakan untuk mulai menyingkirkan
kemungkinan anemia aplastik dimana selain terdapat gejala anemia juga akan
ditemukan gejala-gejala trombositopenia dan
leukopenia. Kemungkinan
pasien
hiperemis (+) dgn Tonsil normal T1/T1 yang dapat mendukung adanya faringitis akut
pada pasien sebagai penyebab demam.
Pemeriksaan spesifik pada kepala ditemukan thalassemic face atau facies
cooley yang khas yaitu berupa frontal bossing, batang hidung melesak ke dalam,
tulang pipi menonjol, jarak kedua mata berjauhan seperti mongolid, mulut menonjol
(rodent like mouth), bibir agak tertarik dan maloklusi gigi. Hal ini disebabkan oleh
tulang pipih seperti tulang wajah adalah tempat untuk memproduksi erirosit sehingga
tulang wajah seorang anak yang menderita thalassemia dapat berubah akibat sumsum
tulang bekerja keras untuk mengatasi kekurangan hemoglobin.Selain itu pada pasien
ini juga ditemukan hepatosplenomegali (hepar teraba 2 jari di bawah arcus costa dan
lien teraba schuffner 3) yang disebabkan oleh destruksi eritrosit secara masif.Temuan
pemeriksaan hepatosplenomegali ini cocok dengan keluhan pasien yang menyatakan
perut membesar dan terasa penuh.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar Hb pasien adalah sebesar
6,8 g/dl. Hasil ini berdasarkan kriteria WHO 2001 telah dapat digolongkan sebagai
anemia dimana nilai normal Hb anak umur 6-59 bulan adalah 11,0 g/dl, sedangkan
untuk Hb < 7 g/dl tergolong sebagai anemia berat7. Nilai MCV, MCH dan MCHC
pada pemeriksaan darah pasien juga mengalami penurunan, hal ini sesuai mengingat
pada pasien thalassemia memang terjadi anemia dengan jenis mikrositik hipokromik.
Nilai-nilai laboratorium lain masih dalam batas normal. DDR (-) sehingga penyebab
demam karena malaria dapat disingkirkan.
Lebih lanjut An. R yang datang berobat ke IGD RSUD Lahat dengan
diagnosis thalassemia ini setelah dilakukan penilaian status pertumbuhan dengan
mengukur TB sewaktu, didapatkan TB pasien ternyata berada < persentil 3 sehingga
pasien tergolong sebagai perawakan pendek. Batas persentil 3 ukuran TB untuk anak
perempuan usia 39 bulan adalah 88cm sedangkan TB pasien adalah 85 cm. Untuk
status gizi berdasarkan BB menurut TB didapatkan bahwa pasien berada pada status
gizi kurang derajat ringan dimana persentase BB/TB pasien adalah 83,8% dengan
rujukan nilai normal status gizi BB/TB > 90%8.
maka diberikan
terapi
tambahan berupa injeksi antibiotik ceftriaxone 1 x 1gram i.v, ambroxol sirup 3x5mg,
dan parasetamol sirup 3x150mg.
Lebih lanjutdisarankan pada pasien untuk kontrol secara berkala 1 kali/bulan
untuk memantau kadar Hb. Edukasi mengenai keadaan penyakit pasien serta
komplikasi yang dapat terjadi juga diinformasikan pada keluarga pasien termasuk
dalam hal gangguan pertumbuhan yang terjadi. Penjelasan mengenai pentingnya
terapi kelasi besi juga dijelaskan pada keluarga pasien.
DAFTAR PUSTAKA