Anda di halaman 1dari 9

Tension headache

A.

Definisi
Tension headache atau nyeri kepala kontraksi otot adalah nyeri yang ditimbulkan akibat kontraksi
menetap otot-otot kulit kepala, dahi dan leher yang disertai dengan vasokonstriksi ekstrakranium.
Nyeri ditandai dengan rasa kencang seperti pita disekitar kepala dan nyeri tekan di daerah
oksipitoservikalis.

B.

Etiologi

Penyebab tension headache belum diketahui pasti, namun kontraksi otot dapat dipicu oleh factorfaktor psikogenik :
Ansietas (kecemasan)
Physical dan stress emotional (Emergency department factsheet, 2008).
Penyakit lokal pada kepala dan leher (spondilosis servikal, maloklusi gigi)
Ketegangan/Stress
Lama membaca, mengetik atau konsentrasi (eye strain)

C.

Faktor-Faktor Pencetus Tension Headache

1. stres,
2. kelelahan,
3. kurang tidur,
4. terlambat makan, dan
5. tegang.
Sumber lainnya menyatakan, faktor pencetus tension headache, diantaranya;(3)

Stres Muncul pada saat sore hari setelah mengalami stres panjang selama bekerja atau
setelah ujian

Kurangnya tidur /Sleep deprivation

Posisi yang tidak nyaman yang menyebabkan stres / posisi yang tidak benar

Waktu makan yang tidak pasti (lapar)

Kelelahan Mata

Withdrawal Kafein (Penghentian oleh efek kafein)


Peristiwa stres tertentu
Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus sekitar 87%, exacerbasi maupun
mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time depresi pada penduduk adalah sekitar
17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya defisit kadar serotonin dan noradrenalin di otaknya.
1.
depresi
2.
kecemasan
3.
kurang tidur atau perubahan pola tidur rutin
Jadwal tidur yang berubah juga bisa membuat sakit kepala, misalnya tidur terlambat. Sebisa mungkin
tidur teratur.
Tidak makan
Hindari makan atau minum sesuatu yang sensitif, khususnya sebelum
melakukan kegiatan fisik. Rasa lapar juga bisa membuat kita sakit kepala. Pasalnya, pembuluh darah
akan melebar setiap kali kadar gula darah turun. Jadi, sebisa mungkin makan secara teratur.

Posisi tubuh yang salah saat tidur


Sakit kepala karena tegang. Gejalanya diawali dengan ketegangan di otot leher, bahu, dan tengkorak
akibat tekanan emosional. Sakitnya selalu berawal dari kepala belakang, merambat ke depan, lalu ke
kedua sisi kepala.
Bekerja dalam posisi yang tidak enak
Leher tegang akibat bekerja sambil duduk yang terlalu lama, misalnya mengetik dengan komputer.
Kurangnya aktifitas fisik
Kegiatan fisik yang intens, termasuk aktifitas seksual, perubahan hormonal yang berhubungan dengan
menstruasi, kehamilan, atau penggunaan hormone.
Penggunaan obat untuk sakit kepala yang berlebihan.
D.

Patogenesis
Kejadian sakit kepala ketegangan tentu lebih besar dari migrain. Namun, kebanyakan pasien
mengobati sakit kepala ketegangan sendiri dan tidak mencari nasihat medis. Seperti migrain, sakit
kepala ketegangan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Tidak seperti migrain, mereka
jarang dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja tetapi lebih mungkin terjadi pada usia
pertengahan dan bertepatan dengan kecemasan, kelelahan, dan depresi di saat susah hidup. Pada seri
besar Lance dan Curran, sekitar sepertiga dari pasien dengan sakit kepala ketegangan terus-menerus
telah siap mengakui gejala depresi. Berdasarkan pengalaman praktisi, kecemasan kronis atau depresi
berbagai tingkat keparahan hadir dalam sebagian besar pasien dengan sakit kepala berkepanjangan.
Migrain dan sakit kepala traumatis mungkin rumit oleh sakit kepala ketegangan, yang, karena
ketekunan, sering membangkitkan kekhawatiran tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya.
Namun, seperti Patten menunjukkan, tidak lebih dari satu atau dua pasien dari setiap ribu dengan
sakit kepala ketegangan akan ditemukan pelabuhan tumor intrakranial, dan dalam pengalaman kami,
penemuan tumor telah paling sering disengaja (lihat lebih lanjut pada).
Dalam kelompok besar pasien, sakit kepala, bila berat, mengembangkan kualitas berdenyut,
yang istilah ketegangan-ketegangan migrain atau sakit kepala vaskular-telah diterapkan (Lance dan
Curran). Ini terutama terjadi pada pasien dengan sakit kepala harian berlarut-larut dan kronis.
Pengamatan seperti ini cenderung mengaburkan perbedaan yang tajam antara migren dan sakit
kepala ketegangan dalam beberapa kasus.
Selama bertahun-tahun itu mengajarkan bahwa ketegangan sakit kepala
yang disebabkan kontraksi berlebihan dari otot craniocervical dan penyempitan
terkait dari arteri kulit kepala. Namun, tidak jelas bahwa salah satu dari
mekanisme berkontribusi terhadap usul ketegangan sakit kepala, setidaknya
dalam bentuk yang kronis. Sampai saat ini telah merasa bahwa pada
kebanyakan pasien dengan sakit kepala tegang, otot-otot craniocervical cukup
santai (palpasi) dan tidak menunjukkan bukti kontraksi terus-menerus ketika
diukur dengan permukaan (EMG) rekaman elektromiografi. Anderson dan Frank
tidak menemukan perbedaan dalam tingkat kontraksi otot antara migrain dan
sakit kepala tegang. Namun, dengan menggunakan perangkat laser yang
cerdik, Sakai et al telah melaporkan bahwa otot perikranium dan trapezius yang
mengeras pada pasien dengan sakit kepala karena tegang. Baru-baru ini, oksida

nitrat telah terlibat dalam asal-usul ketegangan-jenis sakit kepala, khususnya


dengan menciptakan sensitisasi sentral untuk stimulasi sensorik dari struktur
tengkorak. Dukungan kuat untuk konsep ini berasal dari beberapa laporan
bahwa inhibitor oksida nitrat mengurangi kekerasan otot dan nyeri pada pasien
dengan sakit kepala kronis ketegangan.

MIGRAIN
DEFINISI
Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyeri kepala
dengan serangan nyeri yang berlansung 4 72 jam. Nyeri biasanya unilateral,
sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang samapai berat dan diperhebat oleh
aktivitas, dan dapat disertai mual muntah, fotofobia dan fonofobia.
Migren merupakan ganguan yang bersifat familial dengan karakteristik
serangan nyeri kepala yang episodic (berulang-ulang) dengan intensitas, frekuensi
dan lamanya yang berbeda-beda. Nyeri kepala biasanya bersifat unilateral,
umumnya disertai anoreksia, mual dan muntah.
Migren juga merupakan suatu kelainan yang multikompleks dan memerlukan
penelitian dan analisa yang cermat. Gejala-gejala pada beberapa penderita kadangkadang sukar sekali untuk dikontrol, tetapi dengan pendekatan yang sistematik dan
teliti, banyak penderitanya yang dapat ditolong.
Jadi yang perlu diperhatikan pada pasien adalah memperhatikan gejala
serangan migren yang kemudian disusul dengan memperbaiki fungsi pasien dengan
mengoptimalkan self care dan penggunaan obat lain.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
Etiologi migren adalah sebagai berikut : (1) perubahan hormon (65,1%),
penurunan konsentrasi esterogen dan progesteron pada fase luteal siklus
menstruasi, (2) makanan (26,9%), vasodilator (histamin seperti pada anggur merah,
natrium nitrat), vasokonstriktor (tiramin seperti pada keju, coklat, kafein), zat
tambahan pada makanan (MSG), (3) stress (79,7%), (4) rangsangan sensorik seperti
sinar yang terang menyilaukan(38,1%) dan bau yang menyengat baik
menyenangkan maupun tidak menyenangkan, (5) faktor fisik seperti aktifitas fisik
yang berlebihan (aktifitas seksual) dan perubahan pola tidur, (6) perubahan
lingkungan (53,2%), (7) alkohol (37,8%), (7) merokok (35,7%).
Faktor risiko migren adalah adanya riwayat migren dalam keluarga, wanita, dan usia
muda.
EPIDEMIOLOGI
Migren terjadi hampir pada 30 juta penduduk Amerika Serikat dan 75 %
diantaranya adalah wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia tetapi biasanya
muncul pada usia 10 40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah usia 50
tahun. Migren tanpa aura lebih sering diabndingkan migren yang disertai aura
dengan persentasi 9 : 1.
KLASIFIKASI MIGREN

Migren dapat diklasifikasikan menjadi migren dengan aura, tanpa aura, dan
migren kronik (transformed). Migren dengan aura adalah migren dengan satu atau
lebih aura reversibel yang mengindikasikan disfungsi serebral korteks dan atau
tanpa disfungsi batang otak, paling tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur
angsur lebih dari 4 menit, aura tidak bertahan lebih dari 60 menit, dan sakit kepala
mengikuti aura dalam interval bebas waktu tidak mencapai 60 menit. Migren tanpa
aura adalah migren tanpa disertai aura klasik, biasanya bilateral dan terkena pada
periorbital. Migren kronik adalah migren episodik yang tampilan klinisnya dapat
berubah berbulan- bulan sampai bertahun- tahun dan berkembang menjadi
sindrom nyeri kepala kronik dengan nyeri setiap hari.

PATOGENESIS
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti faktor penyebab migren. Dari
penyelidikan yang sudah ada, diduga sebagai ganguan neurologis, perubahan
sensitivitas system saraf dan aktivasi system trigeminal vaskular 1.
1.

Gangguan neurologis
Setiap orang mempunyai ambang migren yang berbeda-beda, sesuai dengan
reaksi neurovaskular terhadap perubahan mendadak dalam lingkungan. Dengan
tingkat kerentanan yang berbeda-beda maka akan ada sebuah ketergantungan
keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi pada berbagai tingkat saraf.
2.

Perubahan sensitivitas sistem saraf


Proyeksi difus locus ceruleus ke korteks sereri dapat mengalami terjadinya
oligmia kortikal dan mungkin pula terjadinya spreading depresision.
3.

Aktivasi trigeminal vaskular


Mekanisme migren berwujud sebagai refeks trigeminal vaskular yang tidak
stabil dengan cacat segmental pada jalur nyeri. Cacat segmental ini yang
memasukkan aferen secara berlebihan yang kemudian akan terjadi dorongan pada
kortibular yang berlebihan. Dengan adanya rangsangan aferen pada pembuluh
darah, maka menimbulkan nyeri berdenyut.
Kemungkinan lain terntang patogenesis migren didasarkan atas inflamasi
neurogenik di dalam jaringan intrakanal. Terdapat beberapa hal yang dapat
memperberat keluhan migren. Berikut ini adalah jenis keadaan yang dapat
memperberat keluhan migren, diantaranya adalah 1,2 :
1.
Stress, diburu waktu, marah atau adanya konflik
2.
Bau asap atau uap, asap rokok, perubahan udara dan cahaya yang
menyilaukan
3.
Menstruarsi, pil KB, pengobatan hormon estrogen
4.
Kurang tidur atau terlalu lama tidur

5.
6.
7.

Lapar dan minuman keras


Latihan fisik yang teralu banyak
Pemakaian obat-obatan tertentu

PREVALENSI
Prevalensi migren ini beranekaragam bervariasi berdasarkan umur dan jenis
kelamin. Migren dapat tejadi dari mulai kanak-kanak sampai dewasa.dari penelitian
dengan mengunakan titik terang diungkapkan migren lebih sering ditemui pada
wanita daibandingkan pria yaitu 2:1 2.Wanita hamil pun tidak luput dari serangan
migren yang biasanya menyeang pada trimester I kehamilan. Migren biasanya
jarang terjadi seteah usia 40 tahun. Resiko mengalami migren semakin besar pada
orang yang mempunyai riwayat keluarga penderita migren.

PATOFISIOLOGI
Pada umumnya migren diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1.
Migren dengan aura
Dengan aura (gejala neurologik), tidak jelas penyebabnya (idiopatik), bentuk
serangan gejala neurologik berasal dari kors serebri dan batang otak. Manifestasi
nyeri kepala biasanya tidak lebih dari 60 menit yaitu sekitar 5-20 menit. Nyeri
kepala biasa disertai mual dengan atau tanpa fotofobia yang lansung menyusul
pada gejala aura.
2.

Migren tanpa aura


Migren ini tanpa aura. Sakit kepalanya hampir sama dengan migren dengan
aura tetapi lebih banyak ketidak jelasan penyebabnya dan banyak menggabungkan
ketegangan sakit kepala. Nyerinya dapat digambarkan dan diprediksi dengan
denyutan-denyutan pada salah satu bagian sisi kepala Berdenyut-denyut,
intensitas nyerinya sedang sampai berat disertai mual, fotofobia dan fonofobia.
Bersifa kronis dengan manifestasi nyeri kepala 4-72 jam.
Dari penjumlahan tipe migren di atas ditemukan beberapa varian migren yang
berbeda yaitu :
1. Asephalic migren, tipe migren dengan aura tanpa disertai sakit kepala yang
berikutnya.
2. Basilar migren, migren aura dengan dysarthria, vertigo, diplopia dan
penurunan kesadaran disertai dengan mati rasa pada kedua sisi.
3. Migrenkronis, migren tanpa aura dengan sakita paling sedkitnya setengah
hari.
4. Hemiplegic migren, familial dan terjadi pada sesuatu yang irregular kasus
dengan kemungkinan aura dari hemiplegia

5. Status migrainosus, serangan miraine lebih dari 72 jam.


6. Childhood periodic symptoms, disertai paroxysmal vertigo, nyeri perut yang
teratur dan muntah.
Beberapa pengalaman migren disebabkan pula oleh adanya komplikasi, salah
satunya adalah infrak migren, serangan migrennya sama tetapi deficit
neurologiknya tetap ada setelah tiga minggu dan pemeriksaan CT Scan
menunjukkan hipodensitas.

1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis yang sering ditemui antara lain 1,2 :
Nyeri kepala : bersifat unilateral (pada salah satu sisi), bentuknya berdenyut
menandakan adanya rangsangan aferean pada pembuluh darah.
Mual : mual adalah gejala yang paling sering dikemukakan oleh penderita,
menunjukkan adanya ekstravasasi protein.
Aura : aura yang timbul biasanya berupa gangguan penglihatan (fotofobia
atau fonofobia), bunyi atau bebauan tertentu, menandakan adanya proyeksi
difus locus ceruleus ke korteks serebri, adanya gejala produksi monocular pada
retina dan produksi bilateral yang tidak normal.
Rasa kebal / baal
Vertigo : pusing, karena gerakan otot yang tidak terkontrol,menandakan
adanya gejala neurologic yang berasal dari korteks serebri dan batang otak.
Rasa lemas waktu berdiri : disebabkan oleh turunnya tekanan darah waktu
berdiri (postural hypotension).
Kontraksi otot-otot : disekitar dahi, pipi, leher, dan bahu, menandakan
adanya ganguan mekanisme internal tubuh yang disebut jam biologis (biological
clock).
DIAGNOSIS
Anamnesa riwayat penyakit dan ditegakkan apabila terdapat tanda tanda
khas migren. Kriteria diagnostik IHS untuk migren dengan aura mensyaratkan
bahwa harus terdapat paling tidak tiga dari empat karakteristik berikut : (1) migren
dengan satu atau lebih aura reversibel yang mengindikasikan disfungsi serebral
korteks dan atau tanpa disfungsi batang otak, (2) paling tidak ada satu aura yang
terbentuk berangsur angsur lebih dari 4 menit, (3) aura tidak bertahan lebih dari
60 menit, (4) sakit kepala mengikuti aura dalam interval bebas waktu tidak
mencapai 60 menit
Tidak ada tes laboratorium yang dapat mendukung penegakan diagnosis
migren. Migren kadangkala sulit untuk didiagnosis karena gejalanya dapat
menyerupai gejala sakit kepala lainnya. Pemeriksaan standard yang dilakukan
adalah dengan menggunakan kriteria International Headache Society 4. Kriteria
diagnostik IHS untuk migren tanpa aura mensyaratkan bahwa harus terdapat paling
sedikit lima kali serangan nyeri kepala seumur hidup yang memenuhi kriteria
berikut : (a) berlangsung 4 72 jam, (b) paling sedikit memenuhi dua dari : (1)

unilateral , (2) sensasi berdenyut, (3) intensitas sedang berat, (4) diperburuk oleh
aktifitas, (3) bisa terjadi mual muntah, fotofobia dan fonofobia.
PEMERIKSAAN
Gejala migren yang timbul perlu diuji dengan melakukan pemeriksaan lanjutan
untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain dan kemungkinan lain yang
menyebabkan sakit kepala. Pemeriksaan lanjutan tersebut adalah 6:
1. MRI atau CT Scan, yang dapat digunakan untuk menyingkirkan tumor dan
perdarahan otak.
2. Punksi Lumbal, dilakukan jika diperkirakan ada meningitis atau perdarahan otak.
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Diferensial diagnosa migren adalah malformasi arteriovenus, aneurisma
serebri, glioblastoma, ensefalitis, meningitis, meningioma, sindrom lupus
eritematosus, poliarteritis nodosa, dan cluster headache.
MEDIKAMENTOSA
Yang digunakan untuk menghentikan serangan migren, meliputi 2,3,5 :
1.
Anti-Inflamasi Non Steroid (NSAID), misalnya aspirin, ibuprofen, yang
merupakan obat lini pertama untuk mengurangi gejala migren.
2.
Triptan
(agonis
reseptor
serotonin).
Obat
ini
diberikan
untuk
menghentikan serangan migrain akut secara cepat. Triptan juga digunakan untk
mencegah migrain haid.
3.
Ergotamin, misalnya Cafegot, obat ini tidak seefektif triptan dalam mengobati
migrain.
4.
Midrin, merupakan obat yang terdiri dari isometheptana, asetaminofen, dan
dikloralfenazon.
5.
Analgesic, mengandung butalbital yang sering memuaskan pada terapi
6.
Opioid analgesics, pada umumnya lapang perantaranya memberikan hasil
yang mengecewakan
7.
Corticosteroids unsur yang membutuhkan waktu singkat untuk mengurangi
tingkat nyeri migren
8.
Isometheptene, tidak dapat digunakan pada vasoconstrictor.
KOMPLIKASI
Komplikasi Migren adalah rebound headache, nyeri kepala yang disebabkan oleh
penggunaan obat obatan analgesia seperti aspirin, asetaminofen, dll yang
berlebihan.
PREVENTIV TERAPI

Terapi pencegahan migren digunakan untuk pencegahan migren diantaranya 5,6 :


1. Pencegahan farmakologi, diantaranya :
a.
Beta bloker, misalnya propanolol
b.
Penghambat Kanal Kalsium, yang mengurangi jumlah penyempitan
pembuluh (konstriksi) darah
c.
Antidepresan, misalnya amitriptilin, antidepresan trisiklik, yang terbukti
efektif untuk mencegah timbulnya migrain.
d.
Antikonvulsan
2.
Pencegahan non-farmakologi, diantaranya
a.
Terapi relaksasi
b.
Terapi tingkah laku
c.
Tekhnik biofeedback
d.
Homeopathy
e.
Acupuncture
f.
Reflexology
g.
Pijat
h.
Pergantian temperature

Anda mungkin juga menyukai