Anda di halaman 1dari 7

Kateterisasi uretra

Jumat, 19 November 2010


Diposkan oleh easthomas | di 11/19/2010 10:35:00 PM
kateterisasi uretra adalah memasukkan kateter ke dalam buli buli melalui uretra.

1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tujuan Kateterisasi
Tindakan diagnosis
Untuk memperoleh contoh urine untuk pemeriksaan kultur pada wanita
dewasa
Untuk mengukur residu (sisa) urine setelah pasien miksi (deteksi BPH)
Untuk memasukkan bahan kontras untuk pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan urodinamik menentukan tekanan intravesika
Untuk menilai produksi urine
Tujuan terapi
Untuk mengeluarkan urine dari buli buli pada keadaan obstruksi infra vesika
Mengeluarkan urine pada disfungsi buli
Diversi urine setelah tindakan operasi sistem urinaria bagian bawah
Sebagai splint setelah operasi rekonstruksi uretra
Memasukkan obat obatan intra vesika
Pemakaian
kateter
secara
bersih
mandiri
berkala
7. Mengeluarkan darah atau endapan (clots)
Kateter untuk diagnostik dilepas setelah tujuan selesai, untuk terapi
dipertahankan sampai tujuan terpenuhi . Biasanya diganti setiap 2-3 minggu.
Dewasa normal pemsangan kateter untuk drainase digunakan ukuran 16F-18F
Kontraindikasi pemasangan kateter
Trauma pada uretra atau dicurigai, tandanya : ada darah di meatus uretra
eksterna, gross hematuria atau perineal hematoma

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Cara pemasangan Kateter


Bahan dan Alat
Sabun cuci tangan
Sarung tangan (hand schoen) steril
Betadine
Doek steril
Kateter
Jelly
Spuit 10 cc
NaCl 0,9 % atau aqua steril

9.

Urine bag
Prosedur
1.
Operator mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu pada air kran
mengalir
2.
Operator memakai hand schoen secara aseptik
3.
Lakukan disinfeksi secukupnya dengan memakai bahan anti septik yang
tidak menimbulkan iritasi pada kulit genitalia
4.
Lalu sekitar genitalia ditutupi dengan doek steril
5.
Kateter yang telah tersedia diolesi dengan jelly secukupnya laulu
dimasukkan kedalam orifisium uretra eksterna
6.
Pelan-pelan kateter didorong masuk, kira-kira didaerah bulbomembranacea
(sfingter uretra eksterna) akan terasa ada tahanan, dalam hal ini pasien disuruh
untuk nafas dalam supaya sfingter uretra eksterna jadi rilaks.
7.
Kemudian kateter terus didorong masuk ke vesika urinaria ditandai dengan
kelaurnya urine dari lobang kateter
8.
Sebaiknya kateter terus didorong sampai percabangan kateter menyentuh
meatus uretra eksterna
9.
Balon kateter dikembangkan dengan 10-15cc cairan NaCl 0,9% atau aqua
steril (biasanya 15cc)
10. Jika kateter menetap (tujuan terapi ) dihubungkan dengan urine bag
Prosedur diatas adalah untuk pria pada wanita biasanya jarnag dijumpai
kesulitan karena uretranya lebih pendek. Biasanya kesulitan mencari meatus
uretra, kadang karena stenosis pada muara uretra. Untuk kondisi ini sebelum
pemasangan kateter dilakukan dilatasi dahulu dengan bougie
Bila terjadi kesulitan pemasangan karena ketegangan spingter eksterna pasien
karena pasien kesakitan atau ketakutan dapat di atasi dengan :
1.
Menekan tempat tertahan tadi dengan ujung kateter kira kira beberapa menit
sampai terjadi relaksasi sfingter.
2.
Pemberian anantesi topikal berupa campuran lidokain hidroklorida 2%
dengan jelly 10-20 cc, dimasukkan peruretra sebelum melakukan kateterisasi
3.
Pemberian sedatif parenteral sebelum kateterisasi
Read more: Kateterisasi uretra
http://easthomas.blogspot.com/2010/11/kateterisasi-uretra.html#ixzz33SEd8qju

Kateterisasi Urethra
Ditulis Oleh: kapten
Oleh: dr.Asep Hermana,SpB, FINACS
Definisi
Suatu tindakan untuk mengalirkan urin melalui selang kateter yang dimasukkan
melalui uretra.
Indikasi
Diagnostik
1. Mengambil sample urin untuk kultur urin
2. Mengukur residu urin
3. Memasukan bahan kontras untuk pemeriksaan radiologi
4. Urodinamik
5. Monitor produksi urin (untuk menilai hidrasi, fungsi ginjal, respon terapi,
balance cairan dll).
6. Mengukur tekanan intra abdomen secara tidak langsung (indirect)
Terapi
1. Semua penderita yang datang dengan keluhan berupa tidak bisa kencing
(retensi urine )
2. Diversi urine
3. Sebagai splin
4. Sebagai bagian dari persiapan pra operasi dan penatalaksanaan post
operasi
Kontra indikasi
Ruptur urethra, biasanya ditandai dengan adanya meatal bleeding dan floating
prostat pada pemeriksaan colok dubur.

Jenis Kateter Urethra


Kateter dapat dibedakan berdasarkan bentuk (Straight; lurus tanpa ada cabang
contoh Robinson kateter Nelaton kateter Coude Catheter; kateter dengan ujung
lengkung dan ramping contoh : Kateter Tiemann), ukuran, bahan(stainless,
lateks/karet, silicon), sifat pemakaian(self retaining kateter; dipakai menetap
misalnya Kateter Molecot dan Kateter Foleey) , jumlah percabangan( 2 cabang,
tiga cabang).
Ukuran kateter menggunakan skala Cherieres (Franch) yang besarnya 1 ch
atau Fr = 0,33 mm atau 1 mm sama dengan 3 Fr. Sebagai contoh, jika ukuran
kateter 18 Fr berarti diameter luar dari kateter adalah 6mm.

Alat dan Bahan


Alat-alat yang dibutuhkan
1. Xilocain jelly
2. Kasa steril
3. Sarung tangan steril
4. Larutan antiseptik
5. Kateter sesuai ukuran
6. Urine bag
7. Spuit 10 ml
8. Aquabides untuk balon kateter
9. Duk bolong steril
10.Bengkok / nierbecken
11.Pinset anatomis steril

12.Plester
Tehnik Operasi
1. Posisi pasien telentang
2. Operator sebelah kiri pasien
3. Desinfeksi lapangan tindakan dengan larutan antiseptik.
4. Pasang duk bolong

5. Pegang dan tarik penis dengan kasa steril pakai tangan kiri

6. Masukan jelly xylocaine 2-4% dengan spuit 20cc ke MUE

7. Kateter yang diolesi jelly steril dimasukkan ke dalam urethra. Pada


penderita pria, kateter dimasukkan dengan gentel sampai urin mengalir

8. Catat jumlah dan warna urin


9. Balon dikembangkan dengan aquabides sebanyak 5-10 ml.
10.Bila diputuskan untuk menetap, kateter dihubungkan dengan urine bag
dan dipertahankan sebagai sistem tertutup.

11.Kateter difiksasi dengan plester pada kulit paha proksimal atau di daerah
inguinal dan diusahakan agar penis mengarah ke lateral, hal ini untuk
mencegah nekrosis akibat tekanan pada bagian ventral urethra di daerah
penoskrotal

Teknik memasang kateter pada perempuan hampir sama, yang perlu


diperhatikan adalah identifikasi MUE

dengan cara melebarkan labia mayora. MUE terletak dibawah klitoris dan diatas
vagina.

Komplikasi operasi
Komplikasi pasca bedah ialah urethritis, ruptur urehtra, perdarahan dan striktur
urethra.
Perawatan Pasca Kateterisasi
Minum banyak untuk menjamin diuresis(jika tidak puasa)
Membersihkan ujung urethra dari sekret dan darah yang mengering agar
pengaliran sekrit urethra tetap terjamin
Mengusahakan kantong penampung urin tidak melampaui ketinggian
buli-buli agar urin tidak mengalir kembali kedalamnya.
Follow-up
Mengganti kateter nelaton tiap 1- 2 minggu atau kateter silikon tiap 6-8 minggu
bila memang masih diperlukan, untuk mencegah infeksi

- See more at:


http://bedahminor.com/index.php/main/show_page/238#sthash.a1AY3KKH.dpu
f

Anda mungkin juga menyukai