Anda di halaman 1dari 16

DRAINASE TAMBANG

Program Studi S-1 Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
Universitas Palangka Raya

DOSEN PENGAJAR :
FAHRUL INDRAJAYA, S.T

PERENCANAAN SISTEM
PEMOMPAAN

Dalam sistem pemompaan dikenal ada beberapa


macam tipe sambungan pemompaan yaitu :
a.Seri
b.Pararel
1.Seri
Dua atau beberapa pompa dihubungkan secara
seri maka nilai head bertambah sebesar jumlah head
masing-masing sedangkan debit pemompaan tetap.
2.Pararel
Kapasitas pemompaan bertambah sesuai
kemampuan debit masing-masing pompa namun head
tetap. Kemudian untuk menentukan kebutuhan pompa
ada dua hal yang perlu diperhatikan

PENENTUAN DAYA POMPA


Dengan rumus :
P = SG x HT x Q
102 x Ep
Dimana :
P = Daya pompa, (kw)
SG = Spesifik Gravity
HT = Head Total Sistem, (m)
Q = Debit Pemompaan, (m3/s)
Ep = Efisien Pompa

PENENTUAN TITIK OPTIMAL KERJA


POMPA
Penentuan titik optimal pompa digunakan dua
jenis kurva yaitu kurva resisten dari sistem
dan kurva karakteristik pompa.
Kurva resisten sistem adalah nilai head dari
sistem
untuk
sejumlah
variasi
debit
pemompaan. Sedangkan kurva karakteristik
pompa adalah menyatakan kemampuan
pompa untuk mengatasi head untuk berbagai
nilai debit pemompaan atau sebaliknya.

Untuk perencanaan pompa dihitung dulu


head totalnya, dengan rumus :
Static Head adalah kehilangan energi yang
disebut oleh perbedaan tinggi antara tempat
penampungan dengan tempat pembuangan.
Hc = h2 h1
Dimana :
h2 = elevasi air keluar
h1 = elevasi air masuk

Velocity Head (Hv) adalah kehilangan yang


diakibatkan oleh kecepatan air yang melalui
pompa.
Hv = v2 / 2g
Dimana :
v = Kecepatan air yang melalui pompa (m/dt)
g = gaya gravitasi bumi (m/dt)
Dimana v diperoleh dari persamaan V = Q/A
Q = debit kemampuan pompa dan A = r2

Friction Head, adalah kehilangan akibat gesekan


air yang melalui pipa dengan dinding pipa, yang
dihitung
berdasarkan
persamaan
DarcyWeisbach.
Hf = (f x L x v2) / (D x 2 x g)
F = Faktor kekasaran pipa, menggunakan
diagram moody
D = diameter dalam pipa, m
V = kecepatan rata-rata aliran dalam pipa, m/s
L = panjang pipa, m
G = percepatan gravitasi, m/s2

Shock Loss Head (HI)


Kehilangan ini pada jaringan pipa disebabkan oleh
perubahan- perubahan mendadak dari geometri pipa,
belokan-belokan, katup-katup dan sambungan-sambungan.
Hl = (K x v2) / (2 x g)
atau,
Hl = n . f . V2 / 2g
Dimana :
K = Koefisien kekasaran pipa yang tergantung pada jarijari belokan, diameter pipa dan sudut yang dibentuk
antara pipa dan bidang datar.
n = jumlah belokan
F = 0,964sin2/2 + 2,047 sin4 /2
= Besar sudut belokan, 0

PERHITUNGAN HEAD TOTAL


Total kehilangan Head (Ht) adalah :
Ht = Hc + Hv + Hf + HI

Kemudian menghitung debit air yang mampu


dikeluarkan oleh pompa
Q2 = Q1 H2/H1
Dimana :
Q1 = Debit pompa dari pabrik, m3/det
Q2 = Debit pompa setelah dikoreksi, m 3/det
H1 = Head dari pabrik (blm dikoreksi), m
H2 = Head total perhitungan, m

PERENCANAAN KOLAM
PENGENDAP LUMPUR
(SETLING POND)

Dalam penentuan dimensi settling pond perlu


diketahui beberapa hal yang mendukung
kolam tersebut diantaranya yaitu volume air yang
akan ditampung, volume butiran yang tersuspensi
dan kecepatan waktu pengendapan.
Untuk menentukan kolam besarnya volume air
yang ditampung berdasarkan debit air
limpasan maksimal maka harus dikalikan
dengan faktor koreksi dan waktu konsentrasi
air. Faktor koreksi lumpur digunakan untuk
mengetahui volume padatan (lumpur) yang
terlarut dalam air limpasan serta kerapatan
material yang ada dalam air.

Kecepatan padatan tersuspensi tergantung pada


diameter partikel dalam padatan yang lolos keluar
dari kolam pengendapan sehingga kecepatan
pengendapan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus "Stuks", yaitu :

Dimana :
Vt g D SG1
18
Vt = Kecepatan pengendapan
partikel, (m/dtk)
G = Percepatan Gravitasi, ( m/dtk2 )
SG = Berat jenis partikel padatan
v = Viskositas kinematika air (m2/dtk)
D = Diameter partikel padatan (m)

LUAS KOLAM PENGENDAPAN


Luas kolam pengendapan ditentukan dari
volume total air tersuspensi dan kecepatan
partikel padatan tersebut untuk mengendap. Luas
kolam pengendapan merupakan perbandingan
antara volume air total dengan kecepatan
pengendapan, yaitu :
A = Q / Vt
Dimana :
A = Luas kolam pengendap, (m2)
Q = Volume air yang ditampung (m3/dtk)
Vt = Kecepatan partikel suspensi (m/dtk)

Anda mungkin juga menyukai