Gambar HistoPA
Tuberkulosis paru pada orang dewasa dapat berkembang dari: (1) progresi
suatu infeksi paru primer, (2) progresi lesi paru dari kuman melalui aliran
darah, (3) reaktivasi lesi primer lama, atau (4) reaktivasi lesi paska-primer
lama (Crofton et al., 2002). Gambaran patologi anatomi tuberkulosis paru
yang khas menunjukkan adanya nekrosis perkejuan yang dikelilingi sel
epiteloid dan sel datia Langhans.
B. Tata Laksana
1) Terapi Lama
2) Terapi Baru
Obat anti TB (OAT) untuk lini pertama adalah Rifampisin,
Isoniazid (INH), Pirazinamid, Streptomisin dan Etambutol. Obat
tambahan lainnya ataupun obat lini 2 adalah Kanamisin, Amikasin
dan Kuinolon (PDPI, 2005). Biasanya, Isoniazid diberikan selama
6-9 bulan melalui oral. Pengobatan rifampin pula diberikan selama
4-9 bulan (Federal Bureau of Prisons, 2010).
WHO dan IUATLD (International Union Against
Tuberculosis and Lung Disease) merekomendasikan paduan OAT
standar, yaitu:
a. Kategori 1:
1. 2HRZE/4H3R3
2. 2HRZE/4HR
3. 2HRZE/6HE
b. Kategori 2:
1. 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
2. 2HRZES/HRZE/5HRE
c. Kategori 3:
1. 2HRZ/4H3R3
2. 2HRZ/4HR
3. 2HRZ/6HE
C. Komplikasi
Pada pasien tuberkulosis dapat terjadi beberapa komplikasi, baik sebelum
pengobatan dalam masa pengobatan ataupun setelah selesai pengobatan.
Beberapa omplikasi dini yang mungkin timbul adalah batuk berdarah,
pneumotoraks, luluh paru, gagal napas, gagal jantung dan efusi pleura.
Komplikasi lanjut pada penyakit Tuberkulosis pula bisa jadi obstruksi
jalan napas, kor pulmonal, amiloidosis dan karsinoma paru (Taufik A.,
2009).
D. Prognosis
Prognosis umumnya baik jika infeksi terbatas di paru, kecuali jika
infeksi disebabkan oleh strain resisten obat atau pasien berusia lanjut
dengan debilitas atau mengalami gangguan kekebalan yang beresiko tinggi
menderita tuberkulosis milier.