kehidupan penderita (live saving), sering dimanfaatkan hanya untuk memperoleh pelayanan
pertolongan pertama (first aid) dan bahkan pelayanan rawat jalan (ambulatory care)
b. Menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan
rawat inap intensif.
Kegiatan kedua yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan
pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan intensif. Pada
dasarnya pelayanan ini merupakan lanjutan dari pelayanan gawat darurat, yakni dengan
merujuk kasus-kasus gawat darurat yang dinilai berat untuk memperoleh pelayanan rawat
inap intensif.
c. Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat.
Kegiatan ketiga yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan
informasi medis darurat dalam bentuk menampung serta menjawab semua pertanyaan
anggota masyarakat yang ada hubungannya dengan keadaan medis darurat (emergency
medical questions).
C. Disiplin Pelayanan
Disiplin pelayanan adalah suatu aturan yang berkaitan dengan cara memilih anggota
antrian yang akan dilayani lebih dahulu. Disiplin yang biasa digunakan adalah (Subagyo,
1993) :
1. FCFS
2. LCFS
3. SIRO
nyawa.
b. Merah : Gawat darurat,harus MRS yaitu untuk penderita gawat darurat (kondisi
stabil / tidak membahayakan nyawa )
c. Kuning : Gawat darurat ,bisa MRS /Rawat jalan yaitu Untuk penderita darurat, tetapi
tidak gawat
d. Hijau : Gawat tidak darurat,dengan penanganan bisa rawat jalan yaitu Untuk bukan
penderita gawat.
e. Hitam : Meninggal dunia
Prioritas dari warna
1. Biru
a)
Merah
a)
b) Luka tusuk
c)
Problem kejiwaan
f)
Kuning
a)
Lecet luas
4.
Hijau
a)
Darurat
Saat tiba di IRD pasien biasanya menjalani pemilahan terlebih dahulu anamnesis
untuk membantu menentukan sifat dan keparahan penyakitnya. Penderita yang kena penyakit
serius biasanya lebih sering mendapat visite lebih sering oleh dokter daripada mereka yang
penyakitnya tidak begitu parah . Setelah penaksiran dan penanganan awal pasien bisa dirujuk
ke Rumah sakit distabilkan dan dipindahkan ke rumah sakit lain karena berbagai alasan atau
dikeluarkan
Kebanyakan IRD buka 24 jam ,meski pada malam hari jumlah staf yang ada akan
lebih sedikt.
D. Tujuan ird
3.
1.
2.
Melakukan penanggulangan korban musibah masal dan bencana yang terjadi dalam maupun
diluar rumah sakit
4.
Suatu IRD harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi pada masyarakat
dengan problem medis akut
E. Kriteria ird
1.
2.
IRD juga harus memiliki penderita penderita false emergency (korban yang memerlukan
tindakan medis tetapi tidak segera),tetapi tidak boleh memggangu / mengurangi mutu
pelayanan penderita- penderita gawat darurat.
3.
IRD sebaiknya hanya melakukan primary care sedangkan definitive care dilakukan ditempat
lain dengan cara kerjasama yang baik
4.
5.
IRD harus melakukan riset guna meningkatkan mutu / kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat sekitarnya.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
2.
Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda (Alur masuk kendaraan /pasien tidak
sama dengan alur keluar)
3.
Harus memiliki ruang dekontaminasi (dengan fasilitas shawer) yang terletak antara ruang
triage (ruang penerimaan pasien) dengan ruang tindakan
4. Ambulans / kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di depan pintu
5.
I.
2.
Pernafasan
3.
Kardiovaskuler
4.
Hati
5.
Ginjal
6.
Pancreas
Infeksi
3.
Keracunan (polsoning)
4.
Degenerasi (kailure)
5. Asfiksi
6.
Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of water and
electrolie)
Kegagalan sistem saraf pusat,kardiovaskuler,pernafasan dan kehilangan hipoglikemia
dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit). Sedangkan kegagaln sistem /
organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama. Drngan
demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah
kematian dan cacat ditentukan oleh :
1.
2.
3.
a)
Ditempat kejadian
II. TRIAGE
Mempunyai arti menyortir atau memilih. Dirancang untuk menempatkan pasien yang
tepat diwaktu yang tepat dengan pemberi pelayanan yang tepat. Triage merupakan suatu
proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit dan menentukan jenis
perawatan gawat darurat serta transportasi. Dan merupakan proses yang berkesinambungan
sepanjang pengelolaan.
Dalam Triage tidak ada standard nasional baku, namun ada 2 sistem yang dikenal, yaitu:
1. METTAG (Triage tagging system).
Sistim METTAG merupakan suatu pendekatan untuk memprioritisasikan tindakan.
Prioritas Nol (Hitam) :
1. Mati atau jelas cedera fatal.
2. Tidak mungkin diresusitasi.
Prioritas Pertama (Merah) :
Cedera berat yang perlukan tindakan dan transport segera.
1. gagal nafas,
2. cedera torako-abdominal,
3. cedera kepala / maksilo-fasial berat,
4. shok atau perdarahan berat,
5. luka bakar berat.
Prioritas Kedua (Kuning) :
Cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat :
1. cedera abdomen tanpa shok,
2. cedera dada tanpa gangguan respirasi,
3. fraktura mayor tanpa shok,
4. cedera kepala / tulang belakang leher,
5. luka bakar ringan.
Prioritas Ketiga (Hijau) :
Lapangan
START
memungkinkan
penolong
secara
cepat
mengidentifikasikan korban yang dengan risiko besar akan kematian segera atau apakah tidak
memerlukan transport segera.
Penuntun Lapangan START dimulai dengan penilaian pasien 60 detik, meliputi
pengamatan terhadap ventilasi, perfusi, dan status mental. Hal ini untuk memastikan
kelompok korban :
a. perlu transport segera / tidak,
b. tidak mungkin diselamatkan,
c. mati.
A. Sistem triase
Non Bencana : Memberikan pelayanan terbaik pada pasien secara individu.
Bencana / Korban Berganda : Memberikan pelayanan paling efektif untuk sebanyak mungkin
pasien
B. Objektif primer di ird
1. Pengenalan tepat yang butuh pelayanan segera
2. Menentukan area yang layak untuk tindakan
3. Menjamin kelancaran pelayanan dan mencegah hambatan yang tidak perlu
4. Menilai dan menilai ulang pasien baru / pasien yang menunggu
5. Beri informasi /rujukan pada pasien / keluarga
6. Redam kecemasan pasien / keluarga; humas.
C. Aturan primer petugas
1. Skrining pasien secara cepat.
2. Penilaian terfokus.
D. Sasaran primer dan sekunder triase
1. Primer : Mengenal kondisi yang mengancam jiwa.
2. Sekunder : Memberi prioritas pasien sesuai kegawatannya.
b.
c.
d.
e.
Prinsip umum lain dalam asuhan keperawatan yang di berikan oleh perawat di ruang
gawat darurat antara lain :
a) Penjaminan keamanan diri perawatan dan klien terjaga, perawat harus menerapkan prinsip
universal precaution, mencegah penyebaran infeksi dan memberikan asuhan yang nyaman
untuk klien
b)
Cepat dan tepat dalam melakukan triage, menetapkan diagnose keperawatan, tindakan
keperawatan dan evaluasi yang berkelanjutan
c) Tindakan keperawatan meliputi resusitasi dan stabilisasi diberikan untuk mengatasi masalah
biologi dan psikologi klien
d) Penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk klin dan keluarga diberikan untuk menurunkan
kecemasan dan meningkatkan kerjasama perawat dan klien
e) System monitoring kondisi klien harus dapat dijalankan
f)
Sisten dokumentasi yang dipai dapat digunakan secara mudah, cepat dan tepat
g) Penjaminan tindakan keperawatan secara etik dan legal keperawatan perlu dijaga.
Tipe Triage :
Ada beberapa Tipe triage, yaitu :
a. Daily triage
Daily triage adalah triage yang selalu dilakukan sebagai dasar pada system kegawat
daruratan. Triage yang terdapat pada setiap rumah bsakit berbeda-beda, tapi secara umum
ditujukan untuk mengenal, mengelompokan pasien menurut yang memiliki tingkat keakutan
dengan tujuan untuk memberikan evaluasi dini dan perawatan yang tepat. Perawatan yang
paling intensif dberikan pada pasien dengan sakit yang serius meskipun bila pasien itu
berprognosis buruk.
b. Mass Casualty incident
Merupakan triage yang terdapat ketika sestem kegawatdaruratan di suatu tempat bencana
menangani banyak pasien tapi belum mencapai tingat ke kelebihan kapasitas. Perawatan yang
lebih intensif diberikan pada korban bencana yang kritis. Kasus minimal bisa di tunda
terlebih dahulu.
c.
Disaster Triage
Ada ketika system emergensi local tidak dapat memberikan perawatan intensif sesegera
mungkin ketika korban bencana sangat membutuhkan. Filosofi perawatan berubah dari
memberikan perawatan intensif pada korban yang sakit menjadi memberikan perawatan
terbaik untuk jumlah yang terbesar. Fokusnya pada identifikasi korban yang terluka yang
memiliki kesempatan untuk bertahan hidup lebih besar dengan intervensi medis yang cepat.
Pada disaster triage dilakukan identifikasi korban yang mengalami luka ringan dan ditunda
terlebih dahulun tanpa muncul resko dan yang mengalami luka berat dan tidak dapat
bertahan. Prioritasnya ditekankan pada transportasi korban dan perawatan berdasarkan level
luka.
d. Military Triage
Sama dengan tiage lainnya tapi berorientasi pada tujuan misi disbanding dengan aturan
medis biasanya. Prinsip triage ini tetap mengutamakan pendekatan yang paling baik karena
jika gagal untuk mencapai tujuan misi akan mengakibatkan efek buruk pada kesehatan dan
kesejahteraan populasi yang lebih besar.
e.
a)
b)
Terdiri dari :
Prioritas paling utama (sesegera mungkin, kelas 1, parah dan harus sesegera mungkin)
Prioritas tinggi (yang kedua, kelas 2, sedang dan segera)
Prioritas rendah (dapat ditunda, kelas 3, ringan dan tidak harus segera dilakukan)
Prioritas menurun (kemungkinan mati dan kelas 4 atau kelas 0)
c)
Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan darurat. Pasien sadar,
tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung diberikan terapi definitif. Untuk tindak lanjut
dapat ke poliklinik, misalnya: laserasi, fraktur minor/tertutup,sistitis, otitis media dan lainya.
d. Tidak Gawat Tidak Darurat
Keaadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan gawat. Gejala dan
tanda klinis ringan/asimptomatis. Misalnya penyakit kulit, batuk, flu, dan sebagainya (ENA,
2001;Iyer, 2004)
DAFTAR PUSTAKA
Fauzanlampoeng.http://www.scribd.com/doc/50079020/sarana-dan-prasarana-fisik-unhgawat-darurat
STIKBINAHUSADA.2008.http://blogspot.com/2008/12/konsep-dasar-keperawatan-gawatdarurat.html
http://www.angelfire.com/nc/neurosegery/falsafahgd.html
http://id.wikipedia.org/wiki/unitgawatdarurat
http://www.rsob.online.net.informasi/pengertian-umum
http://vita-insani.co.id/rsjombang/fasilitas.php
Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta :
EGC
Oman, K 2008. Panduan Belajar Keperawatan Gawat Darurat : Jakarta : EGC
Aninomous,1999. Triage officers course.
Singapore : departement of emergency medicine singapore general hospital
Wikipedia, the free encyclopedia, 2009, triage, (Online), (http://en.wikipedia. org/wiki/triage,
Diakses pada tgl 21 Maret 2010).