Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Cara Pemotongan
1. Pemotongan dengan gas
- Pemotongan gas oksigen
- Pemotongan serbuk
- Pemotongan sembur api
2. Pemotongan busur listrik
- Pemotongan busur karbon
- Pemotongan busur logam
- Pemotongan busur plasma
- Pemotongan busur udara
1.2 Las Busur Listrik
1.2.1 Las Elektroda Terbungkus
Dalam cara pengelasan ini digunakan kawat elektroda logam yang dibungkus dengan
kawat fluks. Dalam gambar 1.2 dapat dilihat dengan jelas bahwa busur listrik terbentuk diantara
logam induk dan ujung elektroda. Karena panas dari busur ini maka logam indik dan jung
elektroda tersebut mencair dan kemudaian membeku bersama.
Menurut Riswan Dwi Djatmiko, MPD pada Modul Teori Pengelasan Logam : 2008,
secara umum dapat dikatakan bahwa mempunyai sifat mampu las tinggi bila pemindahan
terjadi dengan butiran yang halus, sedangkan proses pemindahan dipengaruhi oleh besar
kecilnya arus dan juga oleh komposisi bahan pembungkus elektroda (fluks) yang
digunakan.Dalam pengelasan menggunakan mesin las SMAW pemilihan elektroda juga
menjadi hal penting untuk diperhatikan. Penggunaan elektroda disesuaikan dengan bahan
yang akan dilas dan ketebalan benda kerja serta kuat arus yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan agar menghasilkan mampu las yang baik.
Fluks dapat bertindak sebagai :
1. Pemantap busur dan penyebab kelancaran pemindahan butir butir cairan logam
2. Sumber terak atau gas yang dapat melindungi logam cair terhadap udara
disekitarnya
3. Pengatur penggunaan
4. Sumber unsur-unsur paduan
1.2.2
Las busur gas adalah cara pengelasan dimana gas dihembuskan ke daerah las untuk
melindungi busur dan logam yang mencair terhadap atmosfir, gas yang digunakan sebagai
pelindung adalah gas helium (He), gas Argon (Ar), Gas karbondioksida (CO2) atau campuran
dari gas-gas tersebut.
1. Klasifikasi
Las busur gas biasanya dibagi dalam dua kelompok besar yaitu kelompok elektroda tak
terumpan dan kelompok elektroda terumpan, kelompok elektroda tak terumpan menggunakan
batang wolfram sebagai elektroda yang dapat menghasilkan busur listrik tanpa turut mencair,
sedangkan kelompok elektroda terumpan sebagai elektrodanya digunakan kawat las.
Kelompok elektroda tak terumpan masih dibagi lagi ke dalam dua jenis yaitu jenis
dengan logam pengisi dan jenis tanpa logam pengisi. Kelompok ini biasanya menggunakan gas
mulia sebagai pelindung sehingga secara keseluruhannya nama kelompok ini menjadi las
wolfram gas mulia atau dalam bahasa inggrisnya Tungsten Inert Gas welding disingkat TIG.
Kelompok elektroda terumpan kadang-kadang juga dibagi lagi dalam dua jenis
berdasarkan kawat elektrodanya, yaitu jenis kawat elektroda pejal dan jenis kawat elektroda
dengan inti fluks, dalamkelompok ini digunakan dua macam gas pelindung yaitu gas mulia dan
gas CO2 . kelompok dengan pelindung gas mulia nama keseluruhannya menjadi las busur logam
gas mulia yang dalam bahasa inggrisnya Metal Inert Gas Arc Welding yang disingkat MIG
Welding atau las MIG, pada umumnya gas pelindung yang digunakan berupa campuran dari gas
Ar dan gas CO2 .
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda wolfram
yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan
bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian
tingginya sampai 3410 C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.Tangkai listrik
dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar
pada saat pengelasan.
Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tampa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke
busur yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.Sebagi gas pelindung dipakai argin,
helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung dari jenis logam yang akan
dilas.Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengn air yang bersirkulasi.
4.
Dalam las logam mulia, kawat las pengisi yang juga berfungsi sebagai elektroda diumpan
secara terus menerus, busur listrik terjadi antara kawat pengisi dan logam induk, gas pelindung
yang digunakan adalah gas argon, helium atau campuran keduanya, untuk memantapkan busur
kadang-kadang ditambahkan O2 antara 2 sampai 5% atau CO2 antara 5 sampai 20%. Dalam
banyak hal penggunaan las MIG sangat menguntungkan, hal ini disebabkan karena sifat-sifatnya
yang baik, misalnya :
1. Karena konsentrasi busur yang tinggi, maka busurnya sangat mantap dan percikannya sedikit
sehingga memudahkan operasi pengelasan.
2. Karena dapat menggunakan arus yang tinggi maka kecepatannya juga sangat tinggi, sehingga
efesiensinya sangat baik.
3. Terak yang terbentuk cukup banyak.
4. Ketangguhan dan elastisitas, kekedapan udara, ketidak pekaan terhadap retak dan sifat-sifat
lainnya lebih baik daripada yang dihasilkan dengan cara pengelasan yang lain.
Karena hal-hal tersebut diatas, maka las MIG banyak sekali digunakan dalam praktek
teutam untuk pengelasan baja-baja kualitas tinggi seperti baja tahan karat, baja kuat dan logamlogam bukan baja yang tidak dapat dilas dengan cara lain, keadaan busur dalam las MIG dimana
terlihat ujung elektroda yang selalu runcing, hal ini yang menyebabkan butir-butir logam cair
menjadi halus dan pemindahannya berlangsung dengan cepat seakan-akan disemburkan.
Komposisi kimia logam lasan yang dihasilkan dapat dilihat dalam table
C
0,08
Si
0,10
Mn
1,03
P
0,009
S
0,004
Al
1,02
Las busur rendam adalah suatau cara mengelas dimana logam cair ditutup dengan fluks
yang atur melalui penampung fluks dan logam pengisi yang berupa kawat pejal diumpankan
secara terus menerus,dalam pengelasan ini busur listriknya terendam dalam fluks. karena prinsip
ini maka cara ini dinamakan las busur rendam.
Hal-hal penting dalam cara pengelasan ini adalah sebagai berikut:
1. karena seluruh cairan tertutup oleh fluks maka kualitas daerah las sangat baik.
2. karena dapat digunakan kawat las yang besar, maka arus pengelasan juga besar sehingga
penetrasi cukupdalam dan efesiensi pengelasan tinggi.
3. karena kampuh las dapat dibuat kecil, maka bahan las dapat dihemat.
4. karena prosesnya secara otomatik maka tidak diperlukan keterampilan juru las yang tinggi dan
perubahan2 teknik pengelasan yang dilakukan oleh juru las tidak banyak pengaruhnya terhadap
kualitas las.
5. karena busur yang tidak kelihatan, maka penentuan pengelasan yang salah dapat mengagalkan
seluruh hasil pengelasan.
6. posisi pengelasan terbatas hanya pada posisi horizontal.
7. karena prosesnya otomatik, maka penggunaannya lebih terbatas bila di banding dengan las
dengan tangan atau semi otomatik.
bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu
namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.
a)
b)
c)
a. Tabung Oksigen
b. Regulator
c. Tabung Asetilen
d. Brander
Prinsip pemotongan dengan gas adalah memotong besi atau baja dengan menggunakan
panas yang dihasilkan dari pembakaran reaksi kimia berupa gas.Proses pemotongan logam
dengan gas adalah memotong dengan cara memanaskan logam sampai mendekati titik lumer
(cair) kemudian ditekan dengan semburan gas pada tekanan tertentu sehingga logam yang akan
mencair tersebut terbuang sehingga logam terpotong.
Keuntungan memotong logam dengan gas:
Proses pemotongan cepat, berbagai bentuk dapat dipotong dengan hasil baik. Proses
pemotongan dapat dilaukakan secara otomatis dengan mesin atau secara manual dengan
tangan.
Kerugian memotong logam dengan gas:
Memerlukan alat dan perlengkapan yang khusus, harganya mahal. Pada sisi bekas
pemotongan akan terjadi perubahan struktur yang mengakibatkan perubahan sifat logam
yang dipotong.
Hasil pemotongan ini dikatakan baik apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
1.4.2
Pemotongan busur udara adalah cara pemotong logam yang dipotong dicairkan dengan
menggunakan busur listrik yang dihasilkan oleh elektroda karbon kemudian sairan logam
disembur dengan udara tekan.Cara pemotongan ini ternyata mempunyai efisiensi dua atau tiga
kalilebih tinggi dari pada efisiensi pada pemotongan dengan gas. Disamping itu dalam
pengelasan, pengelasan dengan busur udara akan menghasilkan daerah pengaruh panas yang
lebih sempit dan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap logam induk bila
dibandingkan dengan pemotongan gas. Karena itu pemotongan dengan busur udara lebih banyak
dipakai.
BAB II
SIKLUS TERMAL DAERAH LASAN