Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cuaca adalah perilaku yang terjadi pada atmosfer (yang berhubungan
dengan Suhu, Tekanan Udara, Angin, Awan, Kelembaban udara, Radiasi,
Jarak Pandang/Visibility, dsb) dan berdampak langsung pada aktifitas
manusia. Pada suatu wilayah, cuaca bisa berubah dalam hitungan menit, jam,
hari, dan musim. Jenis-jenis cuaca meliputi hujan, panas, salju, angin, dan
badai. Sedangkan pola cuaca dalam jangka panjang dan dalam rentang
wilayah yang cukup besar biasa di sebut dengan iklim. (Kodoatie, 2010).
Cuaca buruk sangat ditakuti di dunia pelayaran karena akibatnya yang
bisa menimbulkan berbagai kecelakaan di tengah laut seperti kapal karam
atau terdampar yang akhirnya akan menimbulkan banyak korban jiwa.
Meningkatnya frekuensi kejadian kecelakaan transportasi laut di Indonesia
akhir-akhir ini semakin lama semakin memprihatinkan. Beberapa kejadian
kecelakaan yang dialami transportasi laut, baik tenggelamnya kapal maupun
tabrakan antar kapal. Bila dilihat dari faktor penyebab terjadinya kecelakaan
karena disebabkan kesalahan manusia (human error) 41%, alam (force
majeur) 38% dan akibat struktur kapal (hull structure) 21%. (Neutrino, 2013)
Indonesia adalah negara maritim karena sebagian wilayahnya
merupakan perairan. Transportasi laut menjadi alternatif untuk perjalanan
antar pulau. Terdapat sebuah lembaga negara yang berada di bawah
Departemen Perhubungan yang bertugas untuk menangani masalah
pengawasan transportasi laut (kapal) dan ketertiban dalam hal kebandaran
yang dinamakan Syahbandar. Syahbandar berada di bawah pengawasan
Badan Administrasi Pelayaran. Syahbandar memberikan pengawasan kapal

untuk menjamin kelancaran pelayaran dari dan menuju pelabuhan.


Berdasarkan pengetahuan dari Syahbandar pelabuhan Pulau Baai Bengkulu,
kelayakan pelayaran dilihat dari dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar.
Faktor dalam berasal dari badan kapal itu sendiri. Baik itu berupa kesiapan
dari awak kapal, meneliti muatan kapal, dokumen dan sertifikat kapal.
Sedangkan faktor luar dipengaruhi oleh cuaca perairan, dalam hal ini untuk
pelayaran. Cuaca yang mempengaruhi pelayaran diantaranya adalah
parameter suhu, kelembaban, kecepatan angin,dan tekanan udara.
Fenomena cuaca ekstrim yang terjadi di provinsi Bengkulu sejak
beberapa tahun terakhir ini merupakan suatu kondisi anomali cuaca dari yang
biasanya terjadi, dimana periode waktu atau bulan yang seharusnya cuacanya
cerah menjadi sebaliknya. Anomali kondisi cuaca ini disebabkan oleh adanya
efek pemanasan global yang ditandai gejala pergantian musim yang susah
diprediksi, hujan badai sering terjadi dimana-mana, sering terjadi angin
puting beliung, banjir dan kekeringan terjadi pada waktu yang bersamaan,
dan tidak jarang menyebabkan kecelakaan dalam bidang pelayaran.
Provinsi Bengkulu di bagian Barat berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia dengan garis pantai sepanjang 525 Km dengan dataran
yang relatif sempit. Iklim Kota Bengkulu sangat dipengaruhi oleh Samudera
Hindia, jika terjadi tekanan rendah di Samudera Hindia, maka Kota Bengkulu
akan mengalami hujan yang lebat, bahkan bisa disertai dengan petir dan badai
(Herliana, 2010).
Peramalan adalah perkiraan tentang sesuatu yang akan terjadi pada
waktu yang akan datang yang didasarkan pada data yang ada pada waktu
sekarang dan waktu lampau (historical data). Tujuan daripada diadakannya
peramalan adalah untuk memperoleh informasi mengenai perubahan dimasa

yang akan datang yang akan mempengaruhi terhadap implementasi kebijakan


serta konsekuensinya. Dengan diadakannya peramalan pada bidang
pelayaran, maka diharapkan bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan yang
diakibatkan oleh faktor alam, terkhusus pada cuaca. (Makridakis, 1991)
Logika Fuzzy merupakan teknik kecerdasan yang paling populer
sekarang ini. Dapat diartikan sebagai sebuah perangkat lunak komputer yang
memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan
penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan suatu
masalah. Dimana bila dikaitkan dengan manusia didalam peramalan cuaca
atau memprediksi cuaca hari ini, dapat diciptakan suatu sistem komputer yang
bertugas untuk mengetahui dan menganalisa gejala-gejala cuaca yang ada
pada hari yang diinginkan. Metode fuzzy inference system adalah suatu
kerangka sistem yang didasarkan pada teori himpunan fuzzy, aturan fuzzy dan
penalaran fuzzy dan pada dasarnya dapat melakukan penalaran dengan prinsip
serupa seperti manusia yang melakukan penalaran dengan nalurinya.
(Kusumadewi. S, Hartati. S, 2006).

Fuzzy inference system dapat dilakukan dengan berbagai macam


metode,

salah

satunya

adalah

metode

Takagi-Sugeno, metode

ini

diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985. Kelebihan yang


dimiliki oleh logika fuzzy Takagi-Sugeno dibandingkan dengan logika fuzzy
jenis lain adalah fuzzy Takagi-Sugeno lebih efisien secara kumputational,
bekerja lebih baik dalam hal linearitas, dapat bekerja dengan lebih baik
dengan teknik optimasi serta adaptif, dapat bekerja untuk keluaran yang
sifatnya berubah secara kontinu, dan cocok untuk analisis secara matematis.
Berikut ini adalah rujukan beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya yang terkait dengan penelitian yang penulis lakukan :

a. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Endah Sari, Dr. Edi Sukirman, S.Si.,
MM, yang berjudul Prediksi Cuaca Berbasis Logika Fuzzy Untuk
Rekomendasi Penerbangan Di Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah pada
tahun 2011, dengan menggunakan metode Takagi-Sugeno. Berdasarkan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa model prediksi cuaca Logika fuzzy
menggunakan metode

Takagi-Sugeno untuk kebutuhan penerbangan

menghasilkan nilai keakuratan untuk prediksi hujan adalah 61.73%,


prediksi kecepatan angin menghasilkan nilai keakuratan 50.5%, prediksi
angin buritan menghasilkan nilai keakuratan 88,6%, dan prediksi
kelayakan berdasarkan angin buritan adalah sebesar 88,6%.
b. Penelitian yang diakukan oleh Eka Mahargiyak, Diah Anggraeni P., Restu
wandiro S., Yasrifan Mahzar pada tahun 2013 yang berjudul Penerapan
Logika Fuzzy Metode Takagi-Sugeno untuk Sistem Pendukung Keputusan
Prakiraan Cuaca Persentasi kebenaran pada uji verifikasi yang dilakukan
secara manual dan sistem memiliki kategori yang sama yaitu baik. Dengan
presentasi masing-masing yaitu : Uji verifikasi manual = 76% (44 data
tepat dari 58 data), Uji verifikasi sistem = 74% (43 data tepat dari 58
data).
Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pola cuaca, khususnya pada pola curah hujan, suhu dan kecepatan
angin dapat diamati dan dipelajari pola yang terbentuk, maka dari sini
penulis ingin membuat penelitian untuk tugas akhir dengan judul,
Implementasi Logika Fuzzy Inference System dengan Metode TakagiSugeno Untuk Peramalan Cuaca Sebagai Rekomendasi Pelayaran
Kapal Laut dan Kapal Nelayan di Pelabuhan Pulau Baai..
1.2 Perumusan Masalah

Dari

uraian

latar

belakang

diatas

maka

dapat

dirumuskan

permasalahan yang muncul, diantaranya adalah :


1) Bagaimana mengimplementasikan Logika Fuzzy dengan menerapkan
metode Takagi-Sugeno untuk meramal cuaca ?
2) Mengukur dan menganalisa implementasi Logika Fuzzy terhadap objek
penelitian serta melakukan pengujian tingkat akurasi terhadap hasil
penelitian.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Parameter yang digunakan adalah :
a. Suhu,
b. Kelembaban,
c. Kecepatan angin,dan
d. Tekanan udara.
2) Data diambil dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG), data yang digunakan adalah data unsur cuaca yang diambil dari
bulan Maret 2015 sampai dengan bulan Agustus 2015.
3) Output dari aplikasi berupa :
a. Prediksi cuaca, serta
b. Rekomendasi untuk pelayaran.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1) Mewujudkan sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk peramalan
cuaca pada bidang pelayaran dengan menggunakan Matlab.
2) Mengetahui tingkat keakuratan metode Takagi-Sugeno

dalam

memprediksi cuaca di bidang pelayaran.


1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapan bisa mmemberikan manfaat baik itu bagi
penulis, bagi masyarakat, maupun bagi pengguna aplikasi hasil penelitian ini.
Adapun manfaat yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagi Penulis
1. Sebagai jalur menerapkan ilmu yang didapat di Teknik Informatika
Universitas Bengkulu.

2. Mendapat wawasan dan pengetahuan dari implementasi Logika


Fuzzy Metode Takagi-Sugeno terhadap studi kasus, sehingga dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangan teori yang diterapkan.

Bagi Masyarakat
1. Memberikan sebuah model alternatif prediksi cuaca, sehingga bisa
membantu prakrirawan cuaca dan juga para pelayar terutama
nelayan di Pulau Baai dalam memperkirakan prediksi cuaca untuk
pelayaran.
2. Dengan adanya aplikasi ini, masyarakat bisa menghemat waktu,
tenaga, dan biaya karena lebih

efisien dan lebih cepat untuk

mendukung dalam pengambilan keputusan.


Bagi Lembaga Pendidikan
1. Dengan penelitian ini memungkinkan untuk dikembanngkan menjadi
penelitian lintas bidang ilmu sesuai dengan studi kasus yang diambil.
2. Membantu mahasiswa yang ingin menambah referensi terkait
dengan penelitian ini, sehingga diharapkan bisa menambah wawasan
bagi yanng membacanya.

1.6 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan penelitian ini, penulis membuat sistematika yang
terdiri dari 6 bab pokok bahasan yaitu:
BAB I

Pendahuluan
Berisi pembahasan masalah umum yang meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah,

tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.


BAB II

Landasan Teori

Mengenai tinjauan pustaka yang berisikan teori-teori secara


garis besar yang berhubungan dengan penelitian.
BAB III

Metode Penelitian
Berisikan mengenai metode-metode yang digunakan dalam
penelitian, seperti teknik pengumpulan data, metode
pengembangan sistem, metode pengujian dan jadwal
penelitian.

BAB IV

Analisis dan Desain Perangkat Lunak


Menjelaskan setiap tahapan analisis dan perancangan
sistem aplikasi yang akan dibangun dalam penelitian
meliputi perencanaan sistem, analisis sistem, desain sistem
dan implementasi sistem.

BAB V

Hasil dan Pembahasan


Merupakan bab yang berisi hasil dan pembahasan yang
menguraikan

hasil

perancangan

sistem

dan

implementasinya.
BAB VI

Kesimpulan dan Saran


Berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari pengujian
dan analisis serta saran penelitian untuk pengembangan
lebih lanjut

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Aplikasi
Menurut Jogiyanto (2004:4) aplikasi merupakan program yang
berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Jadi aplikasi
secara umum adalah suatu proses dari cara manual yang ditransformasikan
ke komputer dengan membuat sistem atau program agar data diolah.
Sedangkan menurut Daryanto (2004:347), aplikasi adalah software
atau perangkat lunak yang dibuat untuk menyelesaikan masalah-masalah
khusus.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi adalah
sebuah perangkat lunak yang berisi perintah untuk menyelesaikan masalah
dan pengolahan data secara optimal dan berdaya guna

2.2

Cuaca dan Unsur-unsurnya


Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan diwilayah
tertentu yang relatif sempit dan dalam jangka waktu yang singkat.
Unsur-unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim adalah sebagai
berikut:
1) Suhu udara
Perubahan suhu udara di satu tempat dengan tempat lainnya bergantung
pada ketinggian tempat dan letak astronomisnya (lintang). Perubahan

suhu karena perbedaan ketinggian jauh lebih cepat daripada perubahan


suhu karena perbedaan letak lintang. Biasanya, perubahan suhu terjadi
berkisar 0,6 derajat celcius tiap kenaikan 100 meter,alat ukur adalah
Termometer.
2) Tekanan udara
Tekanan udara adalah berat massa udara pada suatu wilayah. Tekanan
udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa
udara dalam setiap satuan luas tertentu. Tekanan udara semakin rendah
jika semakin tinggi dari permukaan laut,alat ukur adalah Barometer.
3)

Kecepatan Angin
Angin adalah massa udara yang bergerak dari suatu tempat ke tempat
lain. Tiupan angin terjadi jika di suatu daerah terdapat perbedaan tekanan
udara, yaitu tekanan udara maksimum dan minumum. Angin bergerak
dari daerah bertekanan udara maksimum ke minimum,alat ukur adalah
Anenometer.

4)

Kelembaban udara
Kelembaban udara adalah kandungan uap air dalam udara. Uap air yang
ada dalam udara berasal dari hasil penguapan air di permukaan bumi, air
tanah, atau air yang berasal dari penguapan tumbuh-tumbuhan,alat ukur
adalah Higrometer.

2.3

Logika Fuzzy
Menurut Asus Naba, logika fuzzy adalah: Sebuah metodologi
berhitung dengan

variabel

kata-kata

(linguistic

variable)

sebagai

pengganti berhitung dengan bilangan. Kata-kata digunakan dalam logika

fuzzy memang tidak sepresisi bilangan, namun kata-kata jauh lebih dekat
dengan intuisi manusia (Naba, Agus, 200).
Mengenai logika fuzzy pada dasarnya tidak semua keputusan
dijelaskan dengan 0 atau 1, namun ada kondisi diantara keduanya, daerah
diantara keduanya inilah yang disebut dengan fuzzy atau tersamar. Secara
umum ada beberapa konsep sistem logika fuzzy, sebagai berikut dibawah
ini:
1) Himpunan tegas yang merupakan nilai keanggotaan suatu sistem dalam
suatu himpunan tertentu.
2) Himpunan fuzzy yang merupakan suatu himpunan yang digunakan untuk
mengatasi kekakuan dari himpunan tegas.
3) Fungsi keanggotaanyang memiliki interval 0 sampai 1
4) Variabel linguistic yang merupakan suatu variabel yang memiliki nilai
berupa kata-kata yang dinyatakan dalam bahasa alamiah dan bukan
angka.
5) Operasi dasar himpunan fuzzy merupakan operasi untuk menggabungkan
dan atau memodifikasi himpunan fuzzy,
6) Aturan(rule) if-then fuzzy merupakan suatu pernyataan if-then, dimana
beberapa kata-kata dalam pernyataan tersebut ditentukan oleh fungsi
keanggotaan.
Dalam proses pemanfaatan logika fuzzy, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan salah satunya adalah cara mengolah input menjadi output
melalui sistem inferensi fuzzy. Metode inferensi fuzzy atau cara merumuskan
10

pemetaan, dari masukan yang diberikan kepada sebuah keluaran. Proses ini
melibatkan fungsi keanggotaan, operasi logika, serta aturan IF-THEN. Hasil
dari proses ini akan menghasilkan sebuah sistem yang disebut dengan
FIS (Fuzzy Inferensi System). Dalam logika Fuzzy terdapat 3 metode yang
sering digunakan yaitu :
1) Metode Tsukamoto
2) Metode Mamdani
3) Metode Takagi-Sugeno
2.3.1

Alasan Digunakannya Logika Fuzzy


Ada beberapa alasan mengapa logika fuzzy digunakan dalam
aktivitas kehidupan, antara lain:
1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang
mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah
dimengerti.
2. Logika fuzzy sangat fleksibel.
3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak
tepat.
4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang
sangat kompleks.
5. Logika

fuzzy

dapat

membangun

dan

mengaplikasikan

pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus


melalui proses pelatihan.
6. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali
secara konvensional.

11

7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.


2.3.2

Himpunan Fuzzy
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem
fuzzy, yaitu:
a. Variabel fuzzy
Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam
suatu sistem fuzzy. Contoh: umur, temperatur, permintaan, dsb.
b. Himpunan fuzzy
Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu
kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.
Contoh:
1. Variabel temperatur, terbagi menjadi 5 himpunan fuzzy, yaitu:
DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, dan PANAS. (Gambar
2.1)

DINGIN

SEJUK

NORMAL HANGAT

PANAS

[x]

15

20

25

30

35

40

Temperatur (oC))

Gambar 2.1 Himpunan fuzzy pada variabel temperatur.


c. Semesta Pembicaraan

12

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang


diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy.
Semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang
senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan.
Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif
maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak
dibatasi batas atasnya.
d. Domain
Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang
diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan
dalam

suatu

himpunan

fuzzy.

Seperti

halnya

semesta

pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang


senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan.
Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif.
Perolehan Data beserta rentang nilai. Sebagian data diatas
dipergunakan sebagai variabel masukan.
Aplikasi

Fungsi

Implikasi,

Komposisi

dan

Penegasan

(Defuzzyfikasi). Setelah menerima input fungsi keanggotaan dari masingmasing

himpunan,

langkah

selanjutnya

adalah

mengkombinasikan

himpunan-himpunan tersebut menjadi 27 aturan(R). Dengan menggunakan


operator AND dalam kombinasi ini, maka penentuan predikat dilakukan
dengan mencari nilai terkecil dari setiap kombinasi. Agar lebih mudah
memahami proses implikasi, komposisi, dan defuzzyfikasi,kitaasumsikan

13

bahwa:
1. Untuk fungsi keanggotaan tekanan udara, himpunan lemah diberi bobot
1, kuat diberi bobot 2, dan sangat kuat diberi bobot 3.
2. Untuk fungsi keanggotaan suhu udara:himpunan kecil diberi bobot
1,besar diberi bobot 2, dan sangat besar diberi bobot 3.
3. Untuk fungsi keanggotaan kelembaban udara: himpunan sedikit diberi
bobot 1, sedang diberi bobot 2, dan banyak diberi bobot 3
4. Untuk fungsi keanggotaan kecepatan angin: himpunan kecil diberi
2.3.3

bobot 1, sedang diberi bobot 2, dan besar diberi bobot 3


Komposisi Aturan
Tidak seperti penalaran monoton, apabila sistem terdiri-dari
beberapa aturan, maka inferensi diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar
aturan. Ada 3 metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem
fuzzy, yaitu: max, additive dan probabilistik OR (probor).
a. Metode Max (Maximum)
Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan
cara

mengambil

nilai

maksimum

aturan,

kemudian

menggunakannya untuk memodifikasi daerah fuzzy, dan


mengaplikasikannya ke output dengan menggunakan operator
OR (union). Jika semua proposisi telah dievaluasi, maka output
akan

berisi

suatu

himpunan

fuzzy

yang

merefleksikan

konstribusi dari tiap-tiap proposisi. Secara umum dapat


dituliskan:
sf[xi] max ( sf[xi] , kf[xi])
dengan:
sf[xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i
kf[xi]=nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i

b. Metode Additive (Sum)

14

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan


cara melakukan bounded-sum terhadap semua output daerah
fuzzy. Secara umum dituliskan:
sf[xi] max ( 1, sf[xi] + kf[xi]
dengan:
sf[xi]=nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i
kf[xi]=nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i

c. Metode Probabilistik OR (probor)


Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan
cara melakukan product terhadap semua output daerah fuzzy.
Secara umum dituliskan:
sf[xi] max ( sf[xi] + kf[xi] ) (sf[xi] * kf[xi] )
dengan:
sf[xi]=nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i
kf[xi]=nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-

2.3.4

Defuzzifikasi
Defuzzifikasi merupakan sebuah bilangan tunggal,yaitu harga

variable masukan dan keluarnya adalah derajat keanggotan dalam suatu


fuzzy set dalam antecedent,maka masukan dan keluaran defuzzifikasi adalah
sebuah set (dalam hal ini fuzzy set hasil agregasi) dan keluarannya adalah
sebuah tunggal untuk diisikan ke sebuah variable keluaran FIS. Ada
beberapa jenis versi bilangan tunggal yang dimaksud tersebut .mungkin
yang paling populer adalah center of area atau centroid dibawah kurva dari
fuzzy set hasil agregasi. Transformasi yang menyatakan kembali keluaran
dari dominan fuzzy dalam dominan crisp. Keluaran fuzzy diperoleh melalui

15

eksekusi dari beberapa fungsi keanggotaan fuzzy. Terdapat tujuan metode


yang dapat digunakan pada proses defuzzifiheight method (Max-membership
principle),dengan mengambil nilai fungsi keanggotaan terbesar dari
keluaran fuzzy yang ada untuk dijadikan nilai keluaran dari seluruh fungsi
keanggotan keluaran fuzzy yang ada untuk dijadikan nilai defuzzifikasi,
centroid (center of grafity )method, mengambil nilai tengah dari seluruh
fungsi keanggotan

keluaran fuzzy yang ada untuk dijadikan nilai

defuzzyfikasi, weighted average method, hanya dapat digunakan untuk


keluaran fungsi keanggotan dari beberapa proses fuzzy mempunyai bentuk
yang sama, mean-max membership, mempunyai perinsif kerja yang sama
dengan metode maxsimum tetapi lokasi dan fungsi keanggotaan maksimum
tidak harus unik, center of sums, mempunyai perinsip kerja yang hampir
sama dengan weighted average method tetapi nilai yang dihasilkan
merupakan area respektif dari fungi keanggotaan yang ada.
2.3.5

Aturan IF-THEN
Dari data penjelasan parameter-paramater fungsi keanggotan

sebagaimana diatas,kemudian dapat dibuat aturan IF-THEN.basis aturan


dibentuk dalam 2 bagian yaitu bagian paramatter blok yang digunakan
menyimpan nilai-nilai parameter dari satu aturan dan bagian lainnya adalah
rulers block yang digunakan untuk menyimpan aturan itu sendiri.
Jumlah aturan IF-THEN yang dihasilkan merrupakan perkalian
zikma kemungkinan gejala-gejalanya (premis), yang kemudian dikurangi
jumlah aturan yang dapat diredukasi.
2.4 Tinjauan Metode Takagi-Sugeno

16

Menurut Fanoeel Thamrin (2012:9) dalam membangun sebuah


system fuzzy dikenal beberapa metode penalaran ,antara
Tsukamoto,

metode

Mamdani,

dan

metode

lain: metode

Takagi-Sugeno.

Pada

perancangan peramalan cuaca akan digunakan metode Takagi-Sugeno.


Fuzzy pada metode Takagi-Sugeno merupakan metode inferensi
fuzzy untuk

aturan yang direpresentasikan dalam bentuk IF THEN,

dimana output (konsekuen) system tidak berupa himpunan fuzzy, melainkan


berupa konstanta atau persamaan linear [KUS-02:98]. Metode ini
diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985. Model TakagiSugeno

menggunakan

fungsi

keanggotaan

Singleton

yaitu

fungsi

keanggotaan yang memiliki derajat keanggotaan 1 pada suatu nilai crisp


tunggal dan 0 pada nilai crisp yang lain.
Untuk Orde 0 dengan rumus :
IF(x1 is a1) (x2 is A2) (xn is An)
THEN z= k,
Dengan Ai adalah himpunan fuzzyke i sebagai antaseden (alasan),
adalah operator fuzzy (AND atau OR) dan k merupakan konstanta tegas
sebagai konsekuen (kesimpulan).
Sedangkan rumus Orde1 adalah:
IF(x1 is a1) (x2 is A2) (xn is An)
Pada metode Takagi-Sugeno ,setiap konsekuen pada aturan yang
berbentuk IF-THEN harus di persentasikan dengan suatu himpunan fuzzy
dengan fungsi keanggotan monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi
dari tiap-tiap aturan diberikan (crsip) berdasarkan apredikat (fire strength).
Hasil akhirnya diperoleh menggunakan rata-rata terbobot. Misal ada 2
variabel input,var -1{x} dan var -2(y) serta 1 variabel output var-3
(z),dimana var-1 terbagi atas 2 himpunan yaitu A1 dan A2 dan var-2 terbagi

17

atas himpunan B1 dan B2. Sedangkan var-3 juga terbagi atas 2 himpunan
yaitu C1dan C2.Ada 2 aturan yang digunakan yaitu:
[R1] IF (x is A1) and (y is B2) THEN (z is c1)
[R2] IF (x is A2) and (y is B1) THEN (z is C2).
2.5 Tinjauan Matlab
Menurut Teguh Widiarsono (2005:1) Matlab merupakan suatu
bahasa pemograman yang bisa membantu memecahkan berbagai masalah
matematis yang kerap kita temui dalam bidang teknis.
Sedang menurut Muhammad Iqbal (2009:2) Matlab adalah sebuah
bahasa dengan (high-performance) kinerja tinggi untuk komputasi masalah
teknik. Matlab mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan pemrograman
dalam suatu model yang sangat mudah untuk pakai dimana masalahmasalah dan penyelesaiannya diekspresikan dalam notasi matematika yang
familiar.
Matlab merupakan akronim dari kata Matrix Laboratory. Versi
pertama Matlab ditulis pada tahun 1970. Saat itu, Matlab digunakan untuk
pelatihan dalam teori matrik, aljabar linier dan analisis numerik.Fungsifungsi Matlab ini digunakan untuk menyelesaikan masalah bagian khusus,
yang disebut toolboxes. Toolboxes dapat digunakan untuk bidang
pengolahan sinyal, sistem pengaturan, fuzzy logic, numeral network,
optimasi, pengolahan citra, dan simulasi yang lain.
Matlab adalah bahasa pemrograman level tinggi yang dikhususkan
untuk komputasi teknis. Bahasa ini mengintegrasikan kemampuan
komputasi, visualisasi, dan pemrograman dalam sebuah lingkungan yang
tunggal dan mudah digunakan. Matlab memberikan sistem interaktif yang

18

menggunakan konsep array sebagai standar variabel elemennya tanpa


membutuhkan pendeklarasian array seperti pada bahasa pemrograman lain.

Gambar 2.2. Jendela Utama Matlab


Beberapa bagian dari WindowMatlab adalah sebagai berikut:
a. Current Directory
Window ini menampilkan isi dari direktori kerja saat
menggunakan matlab. Kita dapat mengganti direktori ini
sesuai dengan tempat direktori kerja yang diinginkan. Default
dari alamat direktori berada dalam folder works tempat
program files Matlab berada.
b. Command History
Window ini berfungsi untuk menyimpan perintahperintah apa saja yang sebelumnya dilakukan oleh pengguna
terhadap matlab.
c. Workspace
Workspace

berfungsi

untuk

menampilkan

seluruh

variable-variable yang sedang aktif pada saat pemakaian matlab.


Apabila variable berupa data matriks berukuran besar, maka user
dapat melihat isi dari seluruh data dengan melakukan double

19

klik pada variable tersebut. Matlab secara otomatis akan


menampilkan window array editor yang berisikan data pada
setiap variable yang dipilih user.
d. Command Window
Window ini adalah window utama dari matlab. Disini
adalah tempat untuk menjalankan fungsi, mendeklarasikan
variable, menjalankan proses-proses, serta melihat isi variable.

2.6 Metode Pengembangan Sistem


Model sekuensial linier merupakan salah satu dari metode yang
digunakan untuk pengembangan sistem.Sekuensial linier sering disebut juga
dengan siklus kehidupan klasik atau model air terjun. Model sekuensial
linier mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat
lunak sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan
sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan
(Pressman, 2002):

Gambar 2.3 Model Sekuensial Linier(Pressman, 2002)


Pada Gambar 2.3 menggambarkan model pengembangan model
sekuensial linier. Model sekuensial linier melingkupi aktivitas-aktivitas
sebagai berikut (Pressman, 2002)
20

1. Rekayasa dan pemodelan sistem


Karena sistem merupakan bagian dari sebuah sistem yang lebih besar,
kerja dimulai dengan membangun syarat dari semua elemen sistem dan
mengalokasikan beberapa subset dari kebutuhan ke software tersebut.
Pandangan sistem ini penting ketika software harus berhubungan
dengan elemen-elemen yang lain seperti software, manusia, dan
database. Rekayasa dan analisis sistem menyangkut pengumpulan
kebutuhan pada tingkat sistem dengan sejumlah kecil analisis serta
desain

tingkat

puncak.

Rekayasa

informasi

mencakup

juga

pengumpulan kebutuhan pada tingkat bisnis strategis dan tingkat area


bisnis.
2. Analisis kebutuhan software
Proses pengumpulan kebutuhan

diintensifkan

dan

difokuskan,

khususnya pada software. Untuk memahami sifat program yang


dibangun, analisis harus memahami domain informasi, tingkah laku,
unjuk kerja, dan interface yang diperlukan. Kebutuhan baik untuk
sistem maupun software didokumentasikan dan dilihat lagi dengan
pelanggan.
3. Desain
Desain software sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus
pada empat atribut sebuah program yang berbeda, struktur data,
arsitektur software, representasi interface, dan detail (algoritma)
prosedural. Proses desain menterjemahkan syarat/kebutuhan ke dalam
sebuah representasi software yang dapat diperkirakan demi kualitas
sebelum dimulai pemunculan kode. Sebagaimana persyaratan, desain
didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi software.
4. Generasi kode

21

Desain harus diterjemahkan kedalam bentuk mesin yang bisa dibaca.


Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan
dengan cara yang lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara
mekanis.
5. Pengujian
Sekali program dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian
berfokus pada logika internal software, memastikan bahwa semua
pernyataan sudah diuji, dan pada eksternal fungsional, yaitu
mengarahkan pengujian untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan
memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual
yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.
6. Pemeliharaan
Software akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada
pelanggan (pengecualian yang mungkin adalah software yang
dilekatkan). Perubahan akan terjadi karena kesalahan-kesalahan
ditentukan, karena software harus disesuaikan untuk mengakomodasi
perubahan-perubahan di dalam lingkungan eksternalnya (contohnya
perubahan yang dibutuhkan sebagai akibat dari perangkat peripheral
atau sistem operasi yang baru), atau karena pelanggan membutuhkan
perkembangan fungsional atau unjuk kerja. Pemeliharaan software
mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak
membuat yang baru lagi.
2.7

Pengujian Sistem
2.7.1

Teknik Pengujian Sistem


Konsep kualitas sangat penting demi kepuasan pengguna (juga

pengembang). Untuk mencapai kualitas yang diharapkan dari sistem yang

22

kita kembangkan pada umumnya ada beberapa strategi pengujian yang


dapat dilakukan. Strategi-strategi itu adalah (Nugroho, 2005) :
1. Black-Box Testing. Pada pengujian ini kita tidak perlu tahu apa
sesungguhnya terjadi pada sistem/perangkat lunak. Yang kita uji adalah
masukkan serta keluarannya. Artinya, dengan berbagai masukkan yang
kita berikan, apakah sistem memberikan keluaran seperti yang kita
harapkan.
2. White-Box Testing. Pengujian jenis ini mengasumsikan bahwa
spesifikasi logika adalah penting dan perlu dilakukan pengujian untuk
menjamin apakah sistem berfungsi dengan baik. Tujuan utama dari
strategi pengujian ini adalah pengujian berbasis kesalahan.
3. Top-Down Testing. Pengujian ini berasumsi bahwa logika utama atau
interaksi antar objek perlu diuji lebih lanjut. Strategi ini seringkali dapat
mendeteksi cacat / kesalahan / kekurangan yang serius. Pendekatan ini
sesuai dengan strategi pengujian berbasis scenario.
4. Bottom-Up Testing. Strategi ini mulai dengan rincian sistem kemudian
beranjak ke peringkat yang lebih tinggi. Dalam metodologi berorientasi
objek, kita mulai dengan menguji metoda-metoda dalam kelas, menguji
kelas-kelas serta interaksi antarkelas, dan selanjutnya hingga pada
peringkat yang paling tinggi.
2.7.2 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna
Mengenai kepuasan pengguna masih harus meninjau seberapa jauh
sistem yang telah kembangkan memuaskan pengguna. Beberapa cara yang
dapat ditempuh untuk mengetahui kepuasan pengguna adalah :
1. Kuestioner.

23

Kuestioner merupakan daftar pertanyaan yang diajukan pada seorang


responden untuk mencari jawaban dari permasalahan yang diteliti
(Hasibuan, 2007).
2. Pengamatan Langsung.
Pengamatan langsung bisa juga dilakukan untuk mengetahui apakah
sistem yang kita kembangkan sesuai dengan kebutuhan serta harapan
pengguna.
2.8 Pengujian Akurasi Peramalan
Pengujian akurasi dilakukan untuk mengetahui performa sistem yang
menerapkan logika fuzzy metode Takagi-Sugeno dalam memberikkan
rekomendasi prakiraan cuaca untuk pelayaran. Pengujian dilakukan dengan
cara melakukan perhitungan menggunakan aplikasi logika fuzzy metode
Takagi-Sugeno yang telah dibuat dengan melibatkan data yang didapat Dari
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pulau Baai,
Bengkulu.
Setelah didapat hasil akhir, dilakukan proses uji akurasi yaitu
dilakukan proses pencocokan hasil akhir aplikasi logika fuzzy dengan data
yang terdapat sebenarnya yang didapat dari BMKG Pulau Baai. Hasil uji
akurasi didapat dalam bentuk presentase.
2.9 Penelitian Terkait
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan
adalah :
a. Aplikasi Prediksi Cuaca Berbasis Logika Fuzzy Untuk Rekomendasi
Penerbangan Di Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah, oleh Nur Endah Sari,

24

Dr. Edi Sukirman, S.Si., MM, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas


Teknik Industri, Universitas Gunadarma, pada tahun 2011.
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model prediksi
cuaca menggunakan metode logika fuzzy untuk kebutuhan penerbangan
menghasilkan nilai keakuratan untuk prediksi hujan adalah 61.73%, dan
prediksi kecepatan angin menghasilkan nilai keakuratan 50.5%.
b. Pengenalan Pola Cuaca Maritim (Curah Hujan, Tinggi Gelombang Dan
Kecepatan Arus) Dengan Metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System
(Anfis) Pada Jalur Pelayaran Surabaya-Makasar, oleh Riska Lutfiana dan
M.Tirono pada tahun 2013 Jurusan Fisika Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pola
cuaca, khususnya pada pola curah hujan, ketingian gelombang laut dan
kecepatan arus laut dapat diamati dan dipelajari pola yang terbentuk,
dari sini dirancang Pengenalan Pola Cuaca Maritim (Curah Hujan,
Tinggi Gelombang dan Kecepatan Arus) dengan Menggunakan
Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS), yang selanjutnya bisa
didapatkan pola cuaca maritime pada jalur pelayaran SurabayaMakasar.
c. Penerapan Logika Fuzzy Metode Sugeno untuk Sistem Pendukung
Keputusan Prakiraan Cuaca oleh Eka Mahargiyak, Diah Anggraeni P.,
Restu wandiro S., Yasrifan Mahzar Program Studi Informatika/ Ilmu
Komputer Program Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer Universitas
Brawijaya pada tahun 2013.
Persentasi kebenaran pada uji verifikasi yang dilakukan secara manual
dan sistem memiliki kategori yang sama yaitu baik. Dengan prosentasi

25

masing masing yaitu - Uji verifikasi manual = 76% (44 data tepat dari
58 data). - Uji verifikasi sistem = 74% (43 data tepat dari 58 data).
d. Analisis Sistem Inference Fuzzy Takagi-Sugeno dalam menentukan harga
penjualan tanah untuk pembangunan minimarket, Rizkysari Meimaharani,
Jurnal Simetris, Vol 5 No 1 April 2014 Issn: 2252-4983, Fakultas Teknik,
Program Studi Teknik Informatika Universitas Muria Kudus.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat diketahui bahwa teknik
kendali fuzzy mampu menghasilkan respon seperti yang diharapkan
yaitu mampu menilai jarak jauh dekat yang menentukan harga dalam
penjualan tanah untuk pembangunan minimarket.

BAB III
26

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian terapan. Penelitian
terapan ini bertujuan untuk adalah merancang dan membangun sebuah
Aplikasi logika dengan metode Takagi-Sugeno untuk peramalan cuaca
sebagai rekomendasi pelayaran kapal laut dan kapal nelayan di Pelabuhan
Pulau Baai.
3.2 Sarana Pendukung
Dalam penelitian ini sarana pendukung berupa perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) yang berperan penting dalam hal
desain sistem dan generate code pada sistem.
1. Perangkat Keras (Hardware) yang digunakan antara lain:
a. Monitor yaitu LCD ACER 14 dengan resolusi 1366 x 768
b. Processor Intel core i3,2370M, 2.4GHz
c. RAM 2 GB
d. Harddisk 500 GB
e. Keyboad, Mouse, Printer
2. Perangkat Lunak (Software) yang digunakan antara lain :
a.
Sistem operasi Windows 7
b.
Matlab R2013a
c.
Astah Community
3. Perangkat Pengujian yang akan digunakan antara lain :
a. Laptop ASUS 14 dengan spesifikasi Processor Inter Core i3
CPU 2370M, 2.40GHz, RAM 2GB, OS Windows 7
b. Laptop ACER 14 dengan spesifikasi Processor Intel(R) Core(TM)
i3 CPU M370, 2.40GHz, RAM 2048MB, OS Windows 7
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

27

1. Studi Pustaka
Studi Pustaka dilakukan dengan cara mempelajari teori-teori serta
literature-literatur dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Studi Analisis
Melakukan analisis terhadap masalah yang dikaji dalam penelitian
ini, mendefinisikan batasan-batasan dalam masalah tersebut serta mencari
cara atau solusi untuk menyelesaikannya.
3.4 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan penelitian media pembelajaran dibuat dengan
The Waterfall Model. Metode perancangan software berdasarkan teori model
waterfall menurut Sommerville (2011) adalah tahapan utama yang langsung
mencerminkan dasar pembangunan kegiatan, berikut ini diagram permodelan
waterfall :

Gambar 3.1The Waterfall Model


Penjelasan dari diagram alir penelitian diatas adalah sebagai berikut:
a. Requirements analysis and definition, mengumpulkan kebutuhan analisis
sistem dan pembuatan proposal skripsi yang diajukan.
b. System and software design, mendesain berdasarkan pada model UML.
c. Implementation and unit testing, membangun program dan melakukan
pengujian.

28

d. Integration and system testing, pengujian keseluruhan untuk mengetahui


kelayakan sistem.
e. Operating and maintenance, mengoperasikan program dilingkungannya
dan melakukan pemeliharaan.
3.5 Metode Pengujian
Segala produk perekayasaan, termasuk perangkat lunak, dapat diuji
dengan dua cara :
1. Pengujian White Box
Dalam pengujian ini, penulis akan meneliti kode-kode atau syntax pada
pemograman yang akan dianalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Jika
mendapatkan output yang tidak sesuai dengan yang diinginkan maka
penulis akan mengecek secara manual yaitu satu persatu kode-kode
sampai didapat bagian yang terdapat kesalahan.
2. Pengujian Black Box
Dalam pengujian ini, penulis melakukan dengan cara mengamati hasil
eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari aplikasi yang
telah dibuat. Pengujian keberhasilan dari metode ini dilakukan dengan
melihat hasil fileoutput dari file audio yang telah di lakukan
steganografidengan metode Echo Hiding.Berikut ini merupakan
pengujian black box yang akan dilakukan pada sistem.
a. Pengujian terhadap audio dengan suara beraturan.
b. Pengujian terhadap audio dengan suara tidak beraturan.
3.6 Metode Pengujian Keberhasilan Sistem
Pengujian akurasi dilakukan untuk mengetahui performa sistem yang
menerapkan logika fuzzy metode Takagi-Sugeno dalam memberikkan
rekomendasi prakiraan cuaca untuk pelayaran. Pengujian dilakukan dengan
cara melakukan perhitungan menggunakan aplikasi logika fuzzy metode

29

Takagi-Sugeno yang telah dibuat dengan melibatkan data yang didapat Dari
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pulau Baai,
Bengkulu.
Setelah didapat hasil akhir, dilakukan proses uji akurasi yaitu
dilakukan proses pencocokan hasil akhir aplikasi logika fuzzy dengan data
yang terdapat sebenarnya yang didapat dari BMKG Pulau Baai. Hasil uji
akurasi didapat dalam bentuk presentase.

3.7 JADWAL WAKTU PELAKSANAAN


Jadwal dan waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :

Bulan / tahun
N
o

Kegiatan

Studi Kepustakaan

Pengajuan Judul Proposal

Penyusunan Proposal

Seminar Proposal

Perbaikan Proposal

Pengumpulan Data

Analisis dan Perancangan


Sistem

Pembuatan Koding

Implementasi dan
Pengujian Unit

Integrasi dan Pengujian

Apr

Mei

2015

2015

Juni

Juli

2015

2015

Agust
2015

Sept
201
5

30

10 Analisis Hasil
11 Sidang Hasil

31

Anda mungkin juga menyukai