Anda di halaman 1dari 6

Analisis Kritis Jurnal

An Investigative, Cooperative Learning Approach to the General


Microbiology Laboratory

Muhammad Shobirin
NIM. 140341808629

A. Bibliografi :
Seifert , Amy K.; Judith F.; Dilts A.; and Louise T. 2009. An Investigative,
Cooperative Learning Approach to the General Microbiology Laboratory. Article.
CBE-Life Sciences Education. Vol. 8. 147153

B. Tujuan Penulisan
Mengkombinasikan Pembelajaran Kooperatif dengan Investigative Lab Experience
untuk meningkatkan kualitas dan kepuasan belajar siswa.

C. Metodologi penelitian
- Subjek penelitian : Mahasiswa mikrobiologi ( 72 orang, 48 seniors, 23,juniors,
dan 1 orang mahasiswa tingkat 2) yang telah lulus James
Madison University (JMU) Jurusan Biology (selama 2
tahun), sudah pernah mempelajari kimia anorgank, kimia
organik,

fisika,

atau

matakuliah

biologi

lain,

berpengalaman serta menguasai aturan-aturan kerja


laboratorium.
- Kegiatan siswa

: melaksanakan proyek investigasi selama satu semester,


pertemuan klasikal selama 2 minggu sekali untuk
penilaian selama 2 jp, dan beberapa kali pertemuan
informal pada jam-jam resmi kuliah.

- Metode penelitian

: Penelitian deskriptif dengan survey

- Instrumen penelitian

: Kuesioner dengan skala likert (1-5)


1

- Analisis data

: Statistic deskriptif

D. Fakta-fakta Penting
1.

Materi identifikasi bakteri dibelajarkan dengan desain pembelajaran Model


Grup Investigasi dipadu dengan teknik two stay two stray dengan produk berupa
poster ilmiah.

2.

Tahap-tahap kegiatan pembelajaran

Tahap 1: Mengidentifikasi topic dan membentuk kelompok.


Satu kelompok terdiri dari 4 orang yang dipilih sendiri berdasarkan tempat duduk
pada hari pertama masuk. Masing-masing kelompok yang diinstruksikan untuk
menentukan sendiri dari mana sampel diperoleh. Pada penelitian ini ditentukan
dua lokasi umum: lingkungan (misalnya , air, tanah , atau makanan) sampel kedua
adalah dari tubuh (misalnya : mulut , tenggorokan , hidung , atau saluran
pencernaan dari hewan apapun)
Tahap 2: Merencanakan dan mempelajari perintah.
Kelompok menentukan lingkungan mana yang akan diteliti dan diambil sebagai
sampel.
Untuk menentukan itu, setiap anggota kelompok harus membaca jurnal penelitian
atau artikel yang menginformasikan kepada mereka tentang bakteri yang mungkin
ditemuakan pada lingkungan yang mereka pilih, dan juga memprediksikan bakteri
apa yang akan berhasil mereka isolasi dari lingkungan tersebut.
Siswa dalam kelompok juga memutuskan melalui diskusi, menentukan
lingkungan mana yang akan dipilih, dan membuat rencana pengumpulan sample.
Siswa juga diminta secara kreatif merencakan teknik pengambilan sample secara
mandiri.
Tahap 3: Melaksanakan Investigasi
Siswa dalam kelompok melakukan eksperimen identifikasi bakteri. Guru
menyediakan literatur buku identifikasi bakteri (Bergeys) siswa menentukan
sendiri praktikum apa yang akan dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri dari
sampel masing-masing. Pada praktiknya ada dua eksperimen yang akan diuji

menurut bergeys. Yaitu secara kimiawi dan pendekatan DNA (isolasi DNA
dengan PCR)
Selain melakukan eksperimen untuk identifikasi, siswa juga ditugaskan untuk
mencari manfaat/peran bateri yang mereka identifikasi dalam dunia industry dan
medis melalaui kajian literatur.
Tahap 4: Menyiapkan pembuatan poster untuk presentasi
Mempresentasikan hasil identifikasi dan membuat poster. Poster yang dibuat
adalah poster standar scientific meeting. Guru menyediakan contoh dan
formatnya.
Kemudian berdiskusi. Mengevaluasi proses investigasi dan poster yang
dihasilkan.
Pada akhir semester, masing-masing kelompok diberi tugas untuk membuat
laporan semua materi termasuk dari kelompok lain. Sehingga terjadi tutor sebaya
satu siswa pada satu kelompok dengan siswa pada kelompok lain.
Stage 5: Present the Group Project
Mempresentasikan poster dengan metode 2 orang presentasi, 2 orang
mengunjungi dan memberikan evaluasi poster yang dikunjungi (Two stay two
stray). Setelah satu jam kemudian bergantian, 2 orang yang presentasi menjadi
pengunjung, dan sebaliknya.
Stage 6: Evaluate Achievement.
Penilaian dilakukan dengan mengkombinasikan penilaian individu dan
kelompok.

3.

Penilaian
a) Penilaian Individu
Lab Notebooks (bobot 20%). Masing masing siswa mempunyai kewajiban
untuk mengisi buku praktikum dengan detail. Buku praktikum dikumpulkan
4 kali dalam satu semester. Dinilai berdasarkan konten, pengorganisasian,
kelengkapan, dan kualitas eksperimen individu seluruh kegiatan di buku
praktikum.

Peer and Instructor Review of Effort. (bobot 10 %) Dilakukan oleh siswa


dengan menilai antar teman dalam satu kelompok.
Lab Practical (bobot 20%) Dilakukan guru pada akhir semester dengan
ujian praktik
Quizzes (bobot 10% ) Dilakukan mingguan untuk melengkapi materi yang
dibutuhkan dalam minggu itu.kuis difokuskan pada materi biokomia yang
dibutuhkan untuk idebtifikasi bakteri
Individual Assignments and Lab Reports 25% Siswa mengerjakan soal
latihan dan laporan praktikum secara individu. Kemudian dijadikan satu
dengan laporan akhir kelompok.
b) Penilaian Kelompok (Group Grades)
Penilaian Poster (bobot 15%) Siswa memberikan kritik san penilaian
poster kelompok lain dengan bantuan rubric dari guru
Laporan Akhir (bobot 25%) Laporan kelompok hasil investigasi selama
satu semester.
4.

Survey Uji kenyamanan siswa dengan menggunakan Questionnaires


- Diberikan kepada siswa dua kali. Yaitu pada minggu pertama dan akhir
semester. Level kenyamanan : 1. Sangat tidak nyaman, 3. kadang-kadang
nyaman 5. Sangat nyaman
- Pada akhir semester pertanyaan yang diajukan adalah 1. Lebih buruk dari
sebelum, 3. Sama dengan sebelum 5. Sangat lebih baik dari sebelumnya.
- Kemudian siswa diberi kesempoatan untuk menuliskan saran dan kritik untuk
peningkatan kualitas pembelajaran.

E. Hasil Temuan
1.

Siswa merasa sangat nyaman dan lebih memahami process of doing science
setelah melakukan kegiatan praktikum di laboratorium.

2.

Instrumen penilaian diri bukanlah digunakan untuk mengukur kemampuan


siswa pada suatu keterampilan. Perlu dilakukan penelitian tersendiri untuk
mengembangkan metode dan instrument tersebut.

3.

Siswa -sangat- lebih memilih pendekatan dengan dunia nyata. Dengan hasil
yang belum diketahui, siswa merasa benar-benar menjadi seorang saintis dan
appreciated untuk melakukan praktikum ulang jika blum menemukan. Siswa
merasa senang dan tertantang untuk mempertanggungjawabkan proyeknya,
daripada kegiatan pembelajaran yang sudah terstruktur dan terrencana oleh guru.
Siswa amerasa baru kali ini guru tidak bisa menjawab pertanyaan dari siswa dan
mereka berhasilmenemukan jawabannya. Mereka mempunyai tanggungjawab
personal dengan leluasa merencanakan kegiatannya dan melanjutkan temuan
hasil eksperimennya dan memahami bahwa kegiatan eksperimen mereka
sangatklah berharga.

4.

Terdapat 10% siswa yang merasa tidak senang dengan penilaian kelompok.
Mereka lebih suka dengan tugas pribadi yang tidak tergantung dengan hasil kerja
orang lain. Hal ini bisa diatasi dengan pendekatan personal untuk memberikan
pengertian agar kekhawatiran mereka akan baik-baik saja. Hal itu biasa dalam
sebuah dinamika kelompok.

5.

Biaya praktikum yang biasanya mahal, dalam kegiatan ini bisa murah karena
tidak menggunakan kit eksperimen. Dengan menggunakan media agar plates
untuk isolasi awal.

6.

Terdapat beberapa siswa yang mempunyai sedikit kontribusi terhadap


kelompok, oleh sebab itu, penilaian teman sejawat sangat penting untuk
mengatasi hal tersebut.

7.

Secara keseluruhan, kegiatan pembelajaran melalui investigasi ini sangat dipilih


oleh siswa dan guru untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.

F.

Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dimunculkan


1.

Apakah instrument kuesioner sudah diuji validasi dan reliabilitasnya?

2.

Bagaimana dengan keterlaksanaan rencana pembelajarannya?

3.

Bagaimana capaian hasil belajar siswa?

4.

Apakah kualitas belajar hanya cukup diukur dengan kuesioner?

G. Refleksi diri
Setelah membaca jurnal ini saya menjadi tahu tentang:
1.

Aplikasi dari model pembelajaran kooperatif tipe grup investigation

2.

Aplikasi metode penelitian survey

3.

Aplikasi satu model pembelajaran berbasis proyek penelitian, dipadu dengan

poster dan teknik TSTS.


4.

Strategi membelajarkan berbasis kegiatan praktikum yang sebenarnya mahal

menjadi murah.
5.

Aplikasi sebuah model pembelajaran yang kontinu dalam jangka waktu yang

lama (selama satu semester),

Setelah membaca jurnal ini saya ingin lebih tahu tentang:


1.

Bagaimana aplikasi model kooperatif tipe grup investigation jika dilaksanakan


dalam pembelajaran pendek (per bab/sub bab) ?

2.

Bagaimana strategi aplikasi model kooperatif tipe grup investigation jika siswa
belum mempunyai pengalaman investigasi/kerja laboratorium?

3.

Bagaimana rancangan penelitian dengan tema sejenis tetapi dengan metode


penelitan eksperimental?

4.

Apakah ada pengaruh antara hasil belajar dengan kepuasan siswa terhadap
proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe GI?

5.

Bagaiman hubungan antara kepuasan pembelajaran dengan model kooperatif


tipe GI dengan peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi?

6.

Apakah model kooperatif tipe GI mampu membelajarkan / meningkatkan


keterampilan proses saintifik siswa?

7.

Karakteristik materi biologi seperti apa yang cocok dibelajarkan dengan model
Kooperatif tipe GI?

Anda mungkin juga menyukai