I. PENDAHULUAN
Abses hepar merupakan infeksi pada hati yang disebabkan oleh infeksi bakteri,
parasit, jamur, maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem GIT, ditandai dengan
proses supurasi dengan pembentukan pus, terdiri dari jaringan hepar nekrotik, sel inflamasi,
sel darah dalam parenkim hepar.1
Abses hepar terbagi 2 secara umum, yaitu Abses Hepar Amuba (AHA) dan Abses
Hepar Piogenik (AHP/ Hepatic Abcess, Bacterial Liver Abcess). AHA merupakan salah satu
komplikasi
amebiasis
ekstraintestinal,
dan
paling
sering
terjadi
di
daerah
Amerika Serikat
Abses hepar amuba merupakan kasus yang jarang di Amerika Serikat. Biasanya
ditemukan pada imigran atau pendatang. Pada tahun 1994, terdapat 2.983 kasus
amebiasis yang dilaporkan ke Centers for Disease Control (CDC). Penyakit ini telah
dihapus dari Sistem Surveilans Penyakit Nasional di tahun 1995. Sekitar 4% pasien
dengan kolitis amuba dapat berkembang menjadi abses hepar amuba.4
Internasional
Sekitar 40-50 juta orang di seluruh dunia terinfeksi setiap tahunnya, dan sebagian
infeksi terjadi di negara berkembang. Prevalensi infeksi lebih tinggi 5-10% di daerah
endemik dan kadang-kadang 55%. Prevalensi tertinggi ditemukan di negara-negara
berkembang yang beriklim tropis, terutama di Meksiko, India, Amerika Tengah dan
Selatan dan daerah tropis di Asia dan Afrika.4
III. ETIOPATOGENESIS
Gambar 1. Siklus abses Hepar amuba. Dikutip dari kepustakaan no 5
Dari berbagai spesies amuba, hanya Entamoeba histolytica yang patogen pada
manusia. Sebagai host definitif, individuindividu yang asimtomatis mengeluarkan tropozoit
dan kista bersama kotoran mereka. Infeksi biasanya terjadi setelah menelan air atau sayuran
yang terkontaminasi. Kista adalah bentuk infektif pada amubiasis, hidup di tanah, kotoran
manusia dan bahkan pada air yang telah diklorinasi. Setelah kista tertelan, dinding kista
dicerna oleh usus halus, keluarlah tropozoit imatur. Tropozoit dewasa tinggal di usus besar,
terutama di caecum. Sebagian besar tropozoit kecil dan tidak invasif. Individu yang terinfeksi
diameter 1 sampai 25 cm, dengan pertumbuhan yang berkelanjutan karena nekrosis aktif dari
jaringan sekitar hepar. Kavitas tersebut berisi cairan kecoklatan (hasil proses lisis sel hepar),
debris granuler dan beberapa sel-sel inflamasi. Amuba bisa didapatkan ataupun tidak di
dalam cairan pus. Bila abses ini tidak diterapi akan pecah. Dari hati, abses dapat menembus
ruang subdiafragma masuk ke paru-paru dan kadang-kadang dari paru ini menyebabkan
emboli ke jaringan otak.6
IV. GAMBARAN KLINIS
Abses hepar amuba sering terjadi pada umur 20-45 tahun. Terjadi sering 7 sampai 9
kali pada laki-laki. Abses hepar amuba dapat bermanifestasi sebagai proses akut atau proses
kronik indolent. Klasifikasi dari abses hepar amuba berdasarkan durasi dan tingkat keparahan
penyakit terbagi menjadi:7
1. Akut:
Akut jinak
Akut agresif
2. Kronik:
kronik jinak
kronik accelerated
Sebagian besar pasien datang dengan penyakit akut dan durasi gejalanya kurang dari 2
minggu. Gejala utama yang dapat terlihat yaitu nyeri perut, demam dan anorexia. Nyeri pada
abdomen biasanya nyeri sedang dan terlokalisasi pada daerah abdomen kuadran kanan atas
atau regio epigastrium. Nyeri perut yang menyebar, nyeri dada pleuritik, dan nyeri yang
menjalar dari kuadran kanan atas ke bahu kanan adalah gejala yang tidak jarang dapat
dijumpai. Nyeri epigastrium biasanya terlihat pada lobus kiri abses. Demam pada tingkat
sedang dalam kebanyakan kasus, sementara demam tinggi disertai menggigil adalah
pengaruh dari infeksi bakteri sekunder. Batuk dengan atau tanpa dahak dan nyeri dada
pleuritik juga ditemukan pada pasien abses hepar amuba.7
Selama perjalanan penyakit, 1/3 dari pasien mungkin didapatkan ikterus. Ikterus berat
biasanya terjadi karena abses besar atau abses multipel atau abses yang terletak di vena porta.
Ikterus membawa kemungkinan terjadinya obstruksi intra-hepatik atau hepatitis virus. Diare
dan penurunan berat badan tidak sering terlihat. Hepatomegali ditemukan pada 80% pasien.
Lapisan permukaan pada hati cenderung reguler. Kaku pada perut atas ditemukan pada
sebagian kecil kasus dengan peritonitis. Toxaemia dan septicaemia mungkin dapat terjadi.7
Abses hepar kiri dapat bermanifestasi toxaemia, ikterus, dan encefalopati. Ascites
terdapat pada pasien abses hepar amuba dengan obstruksi vena cava inferior, dan batuk
dengan dahak berlebihan menunjukkan putusnya hubungan dengan bronkus lobus kanan
bawah hati.7