Anda di halaman 1dari 16

REFLEKSI KASUS

SEPTEMBER 2015

PITRIASIS SICCA

Nama

: Ribka Elda Patandianan

No. Stambuk : N 111 14 048


Pembimbing : dr. Seniwaty Ismail, Sp.KK

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015

STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU
I. IDENTITAS PASIEN
1) Nama Pasien
2) Umur
3) Jenis Kelamin
4) Alamat
5) Agama
6) Status
7) Tanggal Pemeriksaan
II.

: Ny. M
: 34 tahun
: Perempuan
: Jl. Tondo
: Islam
: Menikah
: 18 September 2015

ANAMNESIS
1) Keluhan Utama :
Gatal pada kulit kepala
2) Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Undata
dengan keluhan gatal kulit kepala kurang lebih sejak 3 bulan
belakangan ini. Awalnya timbul kemerahan yang terasa gatal pada
kulit kepala. Setiap kali berkeringat kepala terasa amat gatal,
sehingga membuat pasien ingin menggaruk kepalanya dan lamakelamaan menjadi skuama pada permukaan kulit kepala yang
berukuran besar dan menggumpal. Pasien mengaku kulit kepala
sering berminyak. Keluhan tidak disertai dengan demam.
Pasien mengaku sudah beberapa kali mencoba berbagai shampoo
anti ketombe dan saat ini menggunakan shampoo anti ketombe
head and shouder akan tetapi tidak ketombe tidak berkurang
malah semakin bertambah. Pasien bekerja sebagai ibu rumah
tangga. Riwayat merokok dan minum minuman keras disangkal.
3) Riwayat penyakit dahulu:
Pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya sebanyak 3 kali, pertama kali pada tahun 2014, kedua
pada awal tahun 2015 dan terakhir bulan ini. Sudah pernah berobat
sebelumnya dan keluhan berkurang akan tetapi muncul lagi saat ini.

4) Riwayat penyakit keluarga:


Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit yang
serupa dengan pasien.
III.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
1. Keadaan umum
2. Status Gizi
3. Kesadaran

: Sakit ringan
: Baik
: Komposmentis

Tanda-tanda Vital
Tekanan darah

: 110/ 80 mmHg

Nadi

: 78 x/menit

Respirasi

: 20 x/menit

Suhu

: 36,8 C (Afebris)

Status Dermatologis
Ujud Kelainan Kulit :
1. Kepala :

Terdapat skuama dan eritem pada

kulit kepala berwarna kuning


2. Leher : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
3. Dada : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
4. Perut : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
5. Punggung
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit
6. Genitalia
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit
7. Inguinal
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit
8. Ekstremitas Atas
: Tidak terdapat ujud kelainan
kulit
9. Ekstremitas bawah

Tidak terdapat ujud

kelainan kulit
IV. GAMBAR
1. Gambar 1. Terdapat skuama dan eritem pada kulit kepala
berwarna kuning

V.

RESUME
Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Undata dengan
keluhan gatal kulit kepala kurang lebih sejak 3 bulan belakangan ini. Awalnya
timbul kemerahan yang terasa gatal pada kulit kepala. Setiap kali berkeringat
kepala terasa amat gatal, sehingga membuat pasien ingin menggaruk
kepalanya dan lama-kelamaan menjadi skuama pada permukaan kulit kepala
yang berukuran besar dan menggumpal. Pasien mengaku kulit kepala sering
berminyak.
Pasien mengaku sudah beberapa kali mencoba berbagai shampoo anti
ketombe dan saat ini menggunakan shampoo anti ketombe head and
shouder akan tetapi tidak ketombe tidak berkurang malah semakin
bertambah. Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Riwayat merokok dan
minum minuman keras disangkal.
Pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya
sebanyak 3 kali, pertama kali pada tahun 2014, kedua pada awal tahun 2015

dan terakhir bulan ini. Sudah pernah berobat sebelumnya dan keluhan
berkurang akan tetapi muncul lagi saat ini.
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit yang serupa
dengan pasien.
Pasien datang dengan keadaan umum sakit ringan, status gizi baik,
dan kesadaran komposmentis. Tanda-tanda vital seperti tekanan darah
110/80 mmHg dan yang lainnya dalam batas normal. Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan ujud kelainan kulit berupa skuama dan eritem pada kulit
kepala berwarna kuning.
VI.

VII.

DIAGNOSIS BANDING
1. Psoriasis
2. Tinea kapitis

DIAGNOSIS KERJA
Pithriasis sicca

VII.

VIII.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemerisaan penunjang
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa:
Memakai sampo setiap hari jika memungkinkan
Hindari produk perawatan rambut yang mengandung minyak/lemak
Hindari memakai penutup kepala yang berbahan tebal
Medikamentosa:

IX.

Mentol 0,25%
Asam salysil 3
Miconazole
Gentamycin
Deoksimetason oid 10mg

Cetirizine 1x1 tab

PROGNOSIS

Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad sanationam

: dubia

Quo ad kosmetikam

: dubia

Quo ad fungsionam

: ad bonam

PEMBAHASAN
Pasien Ny.M datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Undata
dengan keluhan gatal kulit kepala kurang lebih sejak 3 bulan belakangan ini.
Awalnya timbul kemerahan yang terasa gatal pada kulit kepala. Setiap kali
berkeringat kepala terasa amat gatal, sehingga membuat pasien ingin
menggaruk kepalanya dan lama-kelamaan menjadi skuama pada permukaan
kulit kepala yang berukuran besar dan menggumpal. Pasien mengaku kulit
kepala sering berminyak.
Pasien datang dengan keadaan umum sakit ringan, status gizi baik,
dan kesadaran komposmentis. Tanda-tanda vital seperti tekanan darah
110/80 mmHg dan yang lainnya dalam batas normal. Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan ujud kelainan kulit berupa skuama dan eritem pada kulit
kepala berwarna kuning.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis
sebagai Pithriasis Sicca.
Dandruff, atau biasa disebut dengan ketombe atau pitriasis sika
adalah kelainan skuamasi kulit kepala yang hampir fisiologis, ditandai oleh
skuama halus, dan dapat atau tidak berasosiasi dengan kebotakan atau
keadaan seborea.
Dandruff dewasa ini merupakan masalah yang cukup penting, karena
banyak ditemukan dan dapat menyebabkan rasa khawatir/tertekan atau tidak

nyaman bagi pengidapnya. Penyakit ini sering ditemukan pada usia dewasa
muda, sedangkan pada anak-anak relatif jarang dan berbentuk ringan.
Insidens puncak dan keparahan penyakit ini terjadi pada usia sekitar
20 tahun, dan semakin jarang ditemukan setelah usia 50 tahun. Insiden yang
berhubungan dengan usia ini menunjukkan bahwa faktor hormone
androgenik memegang peranan penting. Dandruff biasanya mengenai orang
yang secara konstitusional memiliki kulit yang berminyak (seborrheic
diathesis). Sekitar 50% populasi dunia pernah menderita penyakit ini
dengan derajat keparahan yang berlainan.
Dandruff pada umumnya dianggap merupakan ujung spektrum
teringan dermatitis seboroik (DS), yang ditunjukkan antara lain oleh
beberapa hal: kemungkinannya untuk berkembang menjadi DS, yang
ditunjukkan antara lain, lesi dandruff dan DS dapat berada bersamaan dan
kadang sulit dibedakan, serta keduanya member respons serupa terhadap
obat anti jamur.
Mengenai etiopatogenesis dandruff dsn DS belum ada suatu teori
yang pasti; berbagai hipotesis dikemukakan dengan pembuktian berbagai
penelitian dengan hasil bervariasi dan yang banyak diteliti antara lain adalah
peran mikroorganisme dan hiperprolifrasi epidermis.
ETIOPATOGENSIS
Banyak teori mengenai etiopatogenesis ketombe, tetapi penyebab
yang pasti belum diketahui. Beberapa faktor penyebab berhubungan dengan
faktor penyebab DS, antara lain: hiperproliferasi epidermis, kondisi sebore,
pengaruh mikroba, peradangan, genetik, faktor atopik, obat, abnormalitas
neurotransmitter, faktor fisik, dan gangguan nutrisi.
Hiperproliferasi epidermis
Studi kinetic seluler menemukan bahwa pada dandruff didapatkan
peningkatan indeks label timidin 3H pada sel epidermis, suatu kondisi yang
menunjukkan produksi sel tanduk berlebihan dan peningkatan tersebut
sejalan dengan beratnya kondisi klinis. Selain itu penggunaan kortikosteroid
topikal yang memberikan efek baik secara temporer merupakan salah satu

alasan dikemukakan teori bahwa dandruff semata-mata merupakan


hiperproliferasi seluler. Namun pendapat ini dinyatakan perlu dikaji kembali
dengan penemuan bahwa dandruff membaik dengan pengobatan antijamur.
Kondisi sebore
Puncak insidens dan derajad keparahan penyakit dandruff terjadi
pada usia 20 tahun dan jarang ditemukan di atas usia 50 tahun serta tempat
predileksinya pada daerah yang kaya folikel sebasea, menunjukkan dugaan
bahwa pengaruh androgenik berperan penting dan aktivitas kelenjar sebasea
mengkin merupakan faktor penyebab. Teteapi sebore berat kadang tidak
disertai dandruff, sebaliknya dandruff berat kadang tidak tampak disertai
aktifitas sebasea berlebihan. Suatu studi menunjukkan bahwa pada DS lipid
permukuaan kulit tidak meninggi tetapi terdapat peningkatan proporsi
kolesterol, trigliserid, paraffin dengan penurunan skualen, asam lemak
bebas, dan ester lilin.
Peran mikroba
Ragi Malassezia (dahulu dinamai Pityrosporum) merupakan bagian
normal dari flora kulit. Karena memerlukan lemak untuk tumbah maka
jamur ini ditemukan di bagian-bagian tubuh yang kaya lemak, khususnya di
dada, punggung, wajah, dan kulit kepala. Kolonisasi jamur ini pada kulit
kepala yang terjadi pada masa bayi berkaitan dengan kemunculan cradle
cap. Proliferasi Malassezia, dan adanya pesudohifa pada pemeriksaan
mikroskopik dengan KOH, mengaitkan Malassezia furfur dan spesies
Malassezia lain dengan pitriasis vesikolor. Sebaliknya, ragi Malassezia pada
kerokan kulit dari pasien dengan dandruff atau dermatitis seboriok hanya
dapat terlihat dengan teknik pulasan periodic acid-Schiff (PAS) pada
jaringan yang difiksasi formalin atau Wright-Geimsa, Nile Blue, atau merah
netral pada apusan baru.
Faktor nutrisi
Defisiensi biotin, abnormalitas metabolism asam lemak bebas juga
diduga sebagai mekanisme penyebab DS.
Faktor imunologis

Kenyataan bahwa DS lebih banyak ditemukan pada pasien AIDS


mendukung dugaan kemungkinan adanya mekanisme imunologis. Akan
tetapi hingga kini mekanismenya belum diketahui dengan pasti.
Faktor genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan mendapat
DS lebih besar dalam keluarga; antara lain Bergbrant dan Faegermann yang
menunjukkan DS pada orang tua pasien dan tidak ada pada pasangan pasien.
Gambaran klinis
Tingkat paling ringan dandruff ditandai oleh skuama halus di
orifisium sebagian folikel rambut. Pada derajad yang lebih parah, skuama
terdapat di seluruh permukaan kulit kepala, berukuran lebih besar, dan
menggumpal. Pada keadaan yang lebih parah, skuama dapat membentuk
anyaman padat yang menutupi seluruh kulit kepala. DS biasanya juga
mengenai daerah berambut lainnya dan daerah berminyak (seborea)
misalnya alis, janggung, kumis, lipat nesolabial, lipat belakang telinga, alur
glabela, dan sternum.
Histopatologi
Pada kulit kepala normal, lapisan stratum kurneum umunya terdiri
atas 25-35 lapis epitel yang telah mengalami keratinisasi penuh merupakan
sel yang koheren. Pada dandruff dijumpai stratum korneum intak yang tipis,
kurang dari 10 lapis sel. Di permukaannya terdapat sel yang rusak bergelung
dan lepas membentuk skuama lebar yang dipenuhi bakteri dan sel ragi.
Diagnosis banding
1. Psoriasis
Merupakan penyakit autoimun yang bersifat kronis, dan seringkali
berulang. Rasa gatal pada penyakit ini tidak begitu nyata dibanding
dandruff. Selain di kepala kelainan kulit juga dijumpai di ekstensor
ekstremitas, punggung bagian tengah dan bawah. Skuama psoriasis lebih

kasar dan berlapis-lapis sehingga bila digores akan terlihat seperti lilin
pecah.
2. Tinea Kapitis
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur, tidak begitu kronis, dan
dapat disembuhkan apabila penyebabnya diobati. Ditandai oleh bercak
merah yang berbatas tergas dengan skuama agak kasar, dan terasa sangat
gatal terutama pada saat berkeringat. Mula-mula berbentuk bercak merah
kecil yang melebar perlahan-lahan ke daerah sekitarnya, sehingga tampak
lesi lebih aktif dibandingkan bagian tengah. Rambut pada daerah lesi
rontok karena patah pada batas akar rambut dan batang rambut.
Pilihan pengobatan untuk dermatitis seboroik di kulit kepala dan
dandruff mencakup produk-produk untuk menghilangkan skuama,
mengurangi gatal, menekan Malassezia, mengurangi peradangan.
Food and Drug Administration Monograph on Drug Products for
the Control of Dandruff, Seborrheic Dermatitis, and Psoriasis dari
Amerika Serikat mencantumkan bahan-bahan aktif berikut sebagai obat
bebas (over-the-counter) yang aman dan efektif digunakan:

Tar batubara 0,5-5%


Seng pirition (ZPT) 0,3-2%
Asam salisilat 1,8-3%
Selenium sulfide 0,6-1%
Sulfur 2-5%

Keratorlitik
Asam salisilat dalam bahan sampo digunakan untuk melonggarkan
skuama. Bahan ini mengurangi perlekatan antar kornoesit. Bahan lain
untuk menghilangkan skuama adalah asam glikolat dan urea. Dalam
menggunakan sampo keratolitik, pasien dianjurkan membiarkan busa
sampo di kulit kepala selama beberapa menit agar skuama lebih mudah
terlepas. Berbagai minyak, misalnya minyak kacang atau minyak zaitun
yang dioleskan di kulit kepala di bawah oklusi shower cap dapat

melunakan skuama. Namun, sisa minyak harus dibersihkan secara tuntas


karena jika tertinggal dapat memicu pertumbuhan Malassezia dan
memperparah penyakit.
Antipruritus
Dengan mengurangi peradangan yang dipicu oleh Malassezia,
sebagian besar sampo antimikroba diharapkan dapat mengurangi rasa
gatal. Penambahan mentol 1,5%

ke dalam sampo tar terbukti dapat

mengurangi gatal dalam jangka-pendek.


Terapi dandruff dan Dermatitis seboroik
Terapi umum
Memakai sampo setiap hari jika memungkinkan
Hindari produk perawatan rambut yang mengandung minyak/lemak
Terapi lini kedua
Sampo anti ketombe non resep:

Ketokonazol 1%
Seng piriton (ZPT) 0,3-2%
Selenium sulfide 0,6-1%
Tar batubara 0,5-5%
Sulfur 2-5%
Tea tree oil

Sampo dengan resep:

Ketokonazol 2%
Selenium sulfide 2,5%
Siklopiroks 1%

Untuk skuama tebal, tambahkan bahan keratolitik:

Sampo asam salisilat


Sampo asam glikolat
Sampo urea 10%

Untuk gatal yang hebat, tambahkan antipruritus:

Mentol dalam sampo


Mentol dalam scalp solution
Pada kasus ini pasien di diagnosis Phytriasis Sicca berdasarkan

anamnesis dan gambaran klinis yang terdapat pada pasien. Riwayat dan
gajala terdapat pada kasus ini. Dari anamnesis dan gambaran klinis
didapatkan keluhan rasa gatal pada kulit kepala yang disertai dengan gejala
awal munculnya eritem yang lama-kelamaan berupa skuama makin menebal
yang berwarna kuning. Tiap kali berkeringat pasien merasa gatal pada kulit
kepala.
Pengobatan yang diberikan pada kasus ini antara lain salep dan
antihistamin golongan II:

Antipruritus: Mentol 0,25% untuk mengurangi rasa gatal pada kulit

kepala.
Keratolitik: Asam salysil 3% untuk mnghilangkan/melonggarkan

skuama serta menurangi perlekatan antar korneosit.


Antimikroba topikal: Miconazole
Gentamycin
Deoksimetason oid 10mg

Antihistamin gol II: Cetirizine 1x1 tab untuk menghambat reaksi


hipersensitivitas tipe IV pada reaksi alergi sehingga rasa gatal
berkurang.

DAFTAR PUSTAKA
1. Duarsa WN, et al. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit kulit dan
Kelamin RSUP Denpasar. Denpasar: Lab/SMF Ilmu Penyakit Kulitdan
Kelamin.
2. Djuanda A. Dermatosis eritroskuamosa: Psoriasis, in: Ilmu Penyakit Kulit Dan
Kelamin, Ed 5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta. 2006. p.
189-95.
3. Lui

H.

Plaque

Psoriasis,

Emedicine.

http://www.emedicine.com/article/topic365.htm.

Available

September

30,

at:
2011

(Accessed: December 17, 2012).


4. Siregar RS. 1996. Atlas Berwarna: Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
5. Gudjonsson JE, Elder JT: Psoriasis, in: Katz GS, Paller BG, Wolff K. (eds),
Fitzpatrick Dermatology in general Medicine, 7th ed. The McGraw Hill
Companies. 2008. Chapter 18. p. 169-93.
6. Wikipedia. Psoriasis. Wikipedia, the free encyclopedia. Available at:
http://en.wikipedia.org/wiki/psoriasis.htm. 2012 (Accessed: December 17,
2012)
7. Farlex C. Psoriasis. Thefreedictinionary. Available at: http://medicaldictionary.thefreedictionary.com/dict.aspx?word=Psoriasis+vulgaris.htm. 2012
(Accessed: December 17, 2012).
8. Grove T. The Pathogenesis of Psoriasis: Biochemical Aspects. Joint Vienna
Institutte. Availaible at: http://www.jyi.org/volume4/articles/grove.html. July
24, 2009 (Accessed: December 17, 2012).
9. Anonym. Psoriasis Bukan Sekedar Penyakit Kulit. Continuing Professional
Development

Dokter

Indonesia.

Available

at:

http://cpddokter.com/home/index.php?
option=com_content&task=view&id=195. &Itemid=2. January 15, 2008
(Accessed: December 17, 2012).

Anda mungkin juga menyukai