Megasporogenesis:
proses pembentukan spora
besar
atau spora betina
atau sel telur atau ovul
Proses ini diawali oleh muncul
sel
primordia ovul pada jaringan
meristematik dinding ovari
(bakal
buah). Pada primordial ovul
itu
terdapat sel khusus yang
dinamai
sel arkesporial, yang
kemudian
Megasporogenesis
Megagemetogenesis
Mikrosporogenesis
Mikrogametogenesis
Penyerbukan dan
Pembuahan
Perkembangan Biji
Sel Betina
Megasporogenesis
Megagametogenesis
Sel Jantan
Mikrosporogenesis
Mikrogametogenesis
Serbuk Sari
(POLLEN GRAIN)
- Sel Hidup
- Ada Inti,
Protoplasma
- 2 Lapis Dinding
Sel
Megagametogenesis
PEMBELAHAN REDUKSI
INTI SEL INDUK SERBUK SARI
1.
2.
3.
4.
5.
Profase
Prometafase
Metafase
Anafase
Telofase
Meiosis : Jumlah Khromosom
Terbagi 2:
2n menjadi n khromosom
Mikrosporogenesis
Penyerbukan
PEMBUAHAN
Pembuahan (Fertilization)
Inti Sperma + Inti Sel Telur
Pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal, karena
tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel telur.
Pembuahan Ganda
(Double Fertilization)
-Inti Sperma + Inti Sel Telur
-Inti Sperma + Inti Polar
Inti Sel Telur (Ovum) menjadi Zygot
Inti Polar menjadi Endosperm
Butir serbuk/serbuk sari menempel pada kepala putik membentuk buluh
serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu
kandung lembaga) inti generatif membelah 2 inti sperma sampai di
mikropil, inti vegetatif mati satu inti sperma membuahi sel telur embrio.
Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga endosperma (makanan
cadangan bagi embrio).
Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada
Angiospermae disebut pembuahan ganda.
Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab.
yaitu :
1.
2.
Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat
dibedakan atas:
a. Apogami:
embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan
antipoda.
b.Partenogenesis:
embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.
c. Embrio adventif:
merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung
lembaga.
PEMBENTUKAN BIJI
Inti Bakal Biji (Nucellus) menjadi Perisperm
Selaput Dalam Bakal Biji (Integumen Interius)
menjadi Kulit Biji Dalam (Tegmen)
Selaput Luar Bakal Biji (Integumen Exterius)
menjadi Kulit Biji Luar (Testa)
Bakal Biji (Ovulum) menjadi Biji (Semen)
Daun Buah (Carpellum) menjadi Kulit Buah
(Pericarpium)
Bakal Buah (Ovarium) menjadi Buah (Fructus)
Biji,
berkembang dari ovulum (bakal biji)
Berisi embrio dan cadangan makanan (endosperm,
perisperm)
Dorman saat dewasa
Perkembangan Endosperm
Pada angipospermae, endosperm merupakan
penggabungan inti sperma 2 (n) dengan 2 inti kutub
(2n).
Pada gimnospermae, sel endosperm adalah haploid (n),
karena ia berkembang dari suatu sel gametofit betina.
Pada sebagian dikotil, endosperm terbentuk tetapi
selama
perkembangan embrio hampir seluruhnya dikonsumsi
oleh embrio dan dipindahkan ke dalam daun lembaga
(kotiledon).
Pada monokotil, endosperm berkembang terus sampai
benih masak dan menjadi cadangan makanan bagi
perkecambahan benih.
Kulit Benih
Pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae), kulit biji terdiri atas
dua
lapisan, yaitu
a) lapisan kulit luar (testa), dan
b) lapisan kulit dalam (tegmen).
Pada tumbuhan biji terbuka (gimnospermae) kulit benih terdiri
dari tiga
lapisan, walaupun dalam perkembangannya, ovul hanya memiliki
satu
lapisan integumen.
Contoh pada melinjo (Gnetum gnemon L) terdapat 3 lapisan kulit
benih;
a) lapisan luar (sarcotesta), yang tebal dan berdaging.
Pada saat
masih muda berwarna hijau, lalu berubah
menjadi kuning,
kemudian menjadi merah.
b) Lapisan tengah (sclerotesta), yang keras, kuat, dan
berkayu,
menyerupai kulit dalam (endokarpium) pada buah batu.
c) Lapisan dalam (endotesta) yang tipis seperti selaput,
melekat
pada inti biji.