NIM : 04121001121
Demam tinggi terus menerus
Virus Dengue merupakan tipe virus flaviviridae yang menyerang
makrofag. Pada keadaan normal, antigen yang masuk ke dalam tubuh
akan dinetralkan oleh NAb (Neutralizing Antibody) sebelum kemudian di
fagosit oleh makrofag. Bedanya saat difagosit oleh makrofag, virus
dengue
tidak
ternetralisir.
Justru
yang
terjadi
adalah
virus
ini
umumnya.
Sehingga,
kemunculan
makrofag
justru
menjadi
IL1
dan
TNFa
adalah
pemicu
paling
utama
dalam
dan
sekarang
dikenal
dengan
genus
flavivirus,
famili
virus
DEN-1
yang
disusul
DEN-2
mengakibatkan
renjatan,
sedangkan faktor risiko terjadinya renjatan untuk urutan virus DEN-3 yang
diikuti oleh DEN-2 adalah 2%.
Virus Dengue seperti famili Flavivirus lainnya memiliki satu untaian
genom RNA (single-stranded positive-sense genome) disusun didalam
satu unit protein yang dikelilingi diding icosahedral yang tertutup oleh
selubung lemak.Genome virus Dengue terdiri dari 11-kb + RNA
yang
berkode dan terdiri dari 3 stuktur Capsid (C) Membran (M) Envelope (E)
protein dan 7 protein non struktural (NS1, NS2A, NS2B, NS3, NS4, NS4B,
dan NS5).
Di dalam tubuh manusia, virus bekembangbiak dalam sistem
retikuloendothelial dengan target utama adalah APC (Antigen Presenting
Cells) dimana pada umumnya berupa monosit atau makrofag jaringan
seperti sel Kupfer di sinusoid hepar.
Interpretasi
dan
mekanisme
abnormalitas
pemeriksaan
penunjang
Parameter
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Rentang normal
11-13gr/dl
42-52%
4000-
Kasus
12 g/dl
45 vol%
2800/mm3
Interpretasi
Normal
Normal
Rendah
Trombosit
10000/mm3
130-
45.000/mm3
Rendah
400x103/mm3
supresi
pada
sel-sel
tulang
belakang
untuk
melakukan
3
kebocoran plasma.
SGOT/SGPT : dapat meningkat pada kasis DHF.
Ureum, ck : Untuk melihat fungsi ginjal.
Elektrolit : Sebagai parameter pemantauan resusitasi cairan.
Imunoserologi : Yaitu IgM dan IgG. IgM seharusnya menghilang
setelah 60-90 hari. IgG pada infeksi primer mulai terdeteksi pada
hari ke-14, pada infeksi sekunder mulai terdeteksi pada hari ke-2.
Pemeriksaan Radiologi : karena terjadi plasma leakage, maka dapat
terjadi efusi pleura. Pada foto rontgen dada dapat terlihat pada
hemitorax kanan, jika efusinya hebat, maka dapat terlihat pada
kedua hemitorax. Asites dan efusi pleura juga dapat dinilai dengan
USG.
replikasi
virus,
tetapi
justru
memacu
replikasi
virus.
selanjutnya
berdiferensiasi
menjadi
Th1
dan
Th2.
Th1
akan
melepaskan IFN-, IL-2, dan limfokin sedangkan Th2 melepaskan IL-4, IL5,
IL-6,
dan
melepaskan
IL-10.
TNF-,
Selanjutnya
IL-1,
PAF,
IFN-
IL-6,
akan
dan
merangsang
histamin.
monosit
Limfokin
juga
respon imun tersebut adalah peningkatan IL-1, TNF-, IFN-, IL-2, dan
histamin (Kresno, 2001; Soedarmo, 2002; Nainggolan et al., 2006).
IL-1, TNF-, dan IFN- dikenal sebagai pirogen endogen sehingga
timbul demam.
IL-1
langsung
bekerja
pada
pusat
termoregulator
demam?
Daerah
spesifik
IL-1
adalah
pre-optik
dan
akan
berdifusi
ke
dalam
hipothalamus
atau
bereaksi
meningkatkan
permeabilitas
kapiler
sehingga
terjadi
gangguan
fungsi
menyebabkan peningkatan
hati.
Hct.
Adanyaplasma
leakage tersebut
Trombositopenia terjadi
akibat
lien,
dan
sumsum
tulang.
Trombositopenia
menyebabkan
dan
sering
menyebabkan
kematian
(Soedarmo,
2002;
Daftar Pustaka
1. Abdoerrachman MH. 2002. Demam : Patogenesis dan Pengobatan.
Jakarta: IDAI.
2. Kresno SB. 2001. Respons Imun terhadap Infeksi Virus. Jakarta : FK
UI.
3. Luheshi GN, Gardner JD, Rushforth DA, Luodon SA, Rothwell NJ.
2000. Leptin actions on food intake and body temperature are
mediated by IL-1. Neurobiology Journal, pp: 7047-52.
4. Nainggolan L, Chen K, Pohan HT, Suhendro. 2006. Demam Berdarah
Dengue. Jakarta: FKUI.
5. Soedarmo PS. 2002. Infeksi Virus Dengue. Jakarta: IDAI.
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Perkembangan
Kejadian
DBD
Indonesia,
2004-2007.
http://www.penyakitmenular.info/detil.asp?m=5&s=5&i=217.
(diakses pada April 2008)
7. Suhendro, et.al. Demam Berdarah Dengue. In : Sudoyo, Aru W, et al.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi ke-4. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI. 2006. p. 1709-1710
8. Kolitha H. Sellahewa. Pathogenesis of Dengue Haemorrhagic Fever
and Its Impact on Case Management. Hindawi. Vol 2013, ID 571646,
2013.