Anda di halaman 1dari 23

Oleh:

Puspita Marchianggita
Poppy Veone Helsya
Kristianto Setiawan

=> kesepakatan perpajakan yang berlaku di


antara negara yang mempunyai Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dan
pelaksanaanya dilakukan dengan niat baik
sesuai dengan Konvensi Wina (Pacta
Sunservanda).

Secara umum, ketentuan pajak internasional


suatu negara meliputi 2 (dua) dimensi luas
yaitu:
1.Pemajakan terhadap wajib pajak dalam
negeri (WPDN) atas penghasilan dari luar
negeri, dan
2.Pemajakan terhadap wajib pajak luar negri
(WPLN) atas penghasilan dari dalam negeri
(domestik).

3 unsur netralitas pemajakan


internasional,menurut Doernberg :

negara-negara yang melakukan perjanjian


perpajakan dibagi menjadi dua jenis.
Pertama adalah negara sumber (source
country) yang merupakan negara di mana
penghasilan yang merupakan objek pajak
timbul. Kedua adalah negara domisili
(resident country) yaitu negara tempat
subjek
pajak
bertempat
tinggal,
berkedudukan atau berdomisili berdasarkan
ketentuan perpajakan.

Arti sempit:
Kaedah-kaedah norma hukum perselisihan
yang didasarkan pada hukum antar bangsa

Arti luas:
Kaedah-kaedah hukum antar bangsa ini
ditambah
peraturan
nasional
yang
mempunyai obyek hukum perselisihan,
khususnya tentang perpajakan.

Menurut Negara Anglo Saxon:


1.Hukum Pajak Nasional mengatur Hukum
Pajak Luar Negeri (National External Tax
Law);
2.Hukum Pajak Luar Negeri (Foreign Tax law);
3.Hukum Pajak Internsional (Internasioanal Tax
Law).

=>bagian dari hukum pajak nasional yang


memuat
ketentuan-ketentuan
mengenai
pengenaan pajak yang mempunyai daya kerja
sampai di luar batas-batas negara karena
terdapat unsur-unsur asing, baik mengenai
obyeknya (sumber ada di luar negeri)
maupun mengenai subyeknya (subyek ada di
Luar Negeri).

=>Foreign Tax Law ialah keseluruhan


perundang-undangan
dan
peraturanperaturan dari negara-negara yang ada di
seluruh dunia.

=>keseluruhan kaedah baik yang berdasarkan


traktat-traktat,
konvensi-konvensi,
dan
prinsip hukum pajak yang diterima baik oleh
negara-negara di Dunia,maupun kaedahkaedah nasional yang mempunyai sebagai
obyeknya pangenaan pajak dalam mana
dapat ditunjukan adanya unsur-unsur asing,
hal mana mungkin dapat menimbulkan
bentrokan antara dua negara atau lebih.

Pajak berganda ekonomis dapat terjadi apabila


penghasilan dikenakan pajak pada persekutuan dan kepada
sekutu, atau kepada lembaga wali amanat (trust) dan
pemilik manfaat manat (beneficiaries), dan pemajakan
penghasilan pada keluarga dan anggota keluarga.
Sementara PBI yuridis terjadi apabila suatu penghasilan
(atau modal) yang sama dikenakan pajak di tangan orang
(subjek) yang sama oleh lebih dari satu Negara, PBI
ekonomis timbul apabila dua orang yang (secara yuridis)
berbeda dikenakan pajak atas suatu penghasilan (atau
modal maupun objek) yang sama (oleh lebih dari satu
negara)

Ketentuan pencegahan penghindaran pajak:

=> ketentuan anti penghindaran pajak atas


transaksi seperti (i) transfer pricing, (ii) thin
capitalization, (iii) treaty shopping, dan (iv)
controlled foreign corporation (CFC)

=>ketentuan anti penghindaran pajak untuk


mencegah transaksi yang semata-mata
dilakukan oleh Wajib Pajak yang sematamata untuk tujuan penghindaran pajak atau
transaksi yang tidak mempunyai substansi
bisnis.

belum ada definisi yang jelas mengenai tax


plannning, agresive tax planning,acceptable
tax avoidance dan unacceptable tax
avoidance
penafsiran yang berbeda antara Wajib Pajak
dan aparat pajak

Definisi:
suatu harga jual khusus yang dipakai dalam
pertukaran antar divisional untuk mencatat
pendapatan divisi penjual (selling division)
dan biaya divisi pembeli (buying divison).

1)Pergeseran
menuju
desenhralisasi,
divisionalisasi, dan penggunaan konsep cnrpu
ratc profit center
2)Pemanfaatan transfer pricing dalam bisnis
dan investasi internasional.
3)Pengawasan transfer pricing oleh aparat
perpajakan dan bea cukai di beberapa
negara.
4)Keperluan
pengungkapan
segmentasi
informasi dan transaksi antar-unit dalam
group perusahaan.

Meminimalkan pajak dan bea yang


perusahaan keluarkan diseluruh dunia.

Perusahaan induk (parent company) yang terletak di Belgia memproduksi suatu produk, dengan
harga pokok Rp 100. Tarif pajak yang berlaku di negara tersebut adalah 42%. Untuk menghindari
pengenaan pajak dengan tarif yang tinggi, perusahaan induk memutuskan untuk menjual produk
tersebut ke anak perusahaan yang ada di Puerto Rico dengan harga transfer yang sama dengan
harga pokok yaitu Rp 100, sehingga pajak yang terutang atas transaksi penjualan antara
perusahaan induk dan anak perusahaan adalah Rp 0.

Hal ini disebabkan karena harga transfer yang digunakan sama dengan harga pokok produk,
sehingga atas transaksi ini tidak menimbulkan laba yang akan dikenakan pajak. Rekayasa atas
harga transfer ini dibuat untuk menghindari pajak dengan tarif yang tinggi yang berlaku di negara
tempat perusahaan induk berada. Kemudian barang yang sudah dibeli, dijual oleh anak
perusahaan di Puerto Rico ke anak perusahaan lain yang ada di Amerika dengan harga transfer Rp
200. Tarif pajak yang berlaku di negara Puerto Rico adalah 0%. Transaksi penjualan ini
menimbulkan laba sebesar Rp 200. Atas laba yang timbul, seharusnya terutang pajak. Tetapi
karena tarif pajak yang berlaku di negara tersebut 0%, maka pajak yang terutang atas laba yang
dihasilkan adalah sebesar Rp 0. Kemudian barang yang sudah dibeli oleh anak perusahaan yang
ada di Amerika dijual kembali ke perusahaan yang tidak mempunyai hubungan istimewa di negara
yang sama, dengan harga jual Rp 200. Kebijaksanaan menetapkan harga jual ini dimaksudkan
untuk menghindari pajak dengan tarif yang tinggi yang berlaku di negara yang bersangkutan.
Asumsi tarif pajak yang berlaku di negara Amerika 35%. Selanjutnya dapat dihitung bahwa pajak
terutang atas transaksi penjualan ini adalah sebesar Rp 0.

Hal ini disebabkan karena harga jual atas produk tersebut sama dengan harga pokok pembelian
barang, sehingga laba yang timbul atas transaksi ini adalah Rp 0. Kesimpulan yang dapat ditarik
dari transaksi-transaksi di atas, adalah betapa pentingnya mengetahui tarif pajak yang berlaku di
suatu negara, sebelum mengambil keputusan untuk melakukan transaksi penjualan dan pembelian
barang. Tabel di bawah ini akan memperjelas ilustrasi berikut:

Anda mungkin juga menyukai