Bagan reaksi :
Ox + 2 I
I2 + red
I2 + 2 S2O3=
2 I + S4O6=
Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena larutan iodium yang berwarna
khas dapat hilang pada titik akhir titrasi hingga titik akhir tercapai. Tetapi pengamatan
titik akhir titrasi akan lebih mudah dengan penambahan larutan kanji sebagai indikator,
karena amilum akan membentuk kompleks dengan I 2yang berwarna biru sangat jelas.
Penambahan amilum harus pada saat mendekati titik akhir titrasi. Hal ini dilakukan agar
amilum tidak membungkus I2 yang menyebabkan sukar lepas kembali, dan ini akan
menyebabkan warna biru sukar hilang, sehingga titik akhir titrasi tidak terlihat tajam. (2)
Indikator kanji merupakan indikator yang sangat lazim digunakan, namun indikator kanji
yang digunakan harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji
mudah terurai oleh bakteri sehingga untuk membuat larutan indikator yang tahan lama
hendaknya dilakukan sterilisasi atau penambahan suatu pengawet. Pengawet yang
biasa digunakan adalah merkurium (II) iodida, asam borat atau asam formiat.
Kepekatan indikator juga berkurang dengan naiknya temperatur dan oleh beberapa
bahan organik seperti metil dan etil alkohol. (3)
Iodium hanya sedikit sekali larut dalam air (0,00134 mol/liter pada 25 oC), namun sangat
mudah larut dalam larutan yang mengandung ion iodida. Iodium membentuk kompleks
triiodida dengan iodida, dengan tetapan keseimbangan 710 pada 25 oC. Penambahan KI
untuk menurunkan keatsirian dari iod, dan biasanya ditambahkan KI 3-4 % dalam
larutan 0,1 N dan kemudian wadahnya disumbat baik-baik dan menggunakan botol
yang berwarna gelap untuk menghindari penguraian HIO oleh cahaya
matahari.
(3)
Pada proses iodometri atau titrasi tidak langsung banyak zat pengoksid kuat yang dapat
dianalisis dengan menambahkan KI berlebihan dan mentitrasi iodium yang dibebaskan.
Karena banyak zat pengoksid yang menuntut larutan asam untuk bereaksi dengan
iodida, natrium tiosulfat lazim digunakan sebagai titran. Beberapa tindakan pencegahan
perlu diambil untuk menangani KI untuk menghindari galat. Misalnya ion iodida dioksidai
oleh oksigen di udara :
4 H+ + 4 I + O2
2 I2 + 2 H2O
Reaksi ini lambat dalam larutan netral namun lebih cepat dalam larutan asam dan
dipercepat dengan cahaya matahari. Setelah penambahan KI ke dalam suatu larutan
(asam) dari suatu zat pengoksid larutan tak boleh dibiarkan terlalu lama bersentuhan
dengan udara, karena akan terbentuk tambahan iodium oleh reaksi tersebut di atas. (4)
Pada titrasi iodometri titrasi harus dalam keadaan asam lemah atau nertal karena dalam
keadaan alkali akan terbentuk iodat yang terbentuk dari ion hipoiodit yang merupakan
reaksi mula-mula antara iodin dan ion hidroksida, sesuai dengan reaksi :
I2 + O2
HI + IO
3 IO
IO3 + 2 I
dalam keadaan alkali ion-ion ini akan mengoksidasi sebagian tiosulfat menjadi ion sulfat
sehingga titik kesetarannya tidak tepat lagi. Namun pada proses iodometri juga perlu
dihindari konsentrasi asam yang tinggi karena asam tiosulfat yang dibebaskan akan
mengendap dengan pemisahan belerang, sesuai dengan reaksi berikut :
S2O3= + 2 H+
H2S2O3
8 H2S2O3
8 H2O + 8 SO2 + 8 S
Larutan tiosulfat tidak stabil dalam waktu lama. Bakteri yang memakan belerang akan
masuk ke dalam larutan ini dan proses metaboliknya akan mengakibatkan
pembentukan SO3=, SO4= dan belerang koloidal. (3)
Tiosulfat diuraikan dalam bentuk belerang dalam suasana asam sehingga endapan
mirip susu. Tetapi reaksi tersebut lambat dan tak terjadi jika larutan dititrasikan ke dalam
larutan iodium yang asam dan dilakukan pengadukan yang baik. Iodium mengoksidasi
tiosulfat menjadi ion tetraionat
I2 + 2 S2O3=
2 I + S4O6=
Reaksi ini sangat cepat dan berlangsung sampai lengkap benar tanpa reaksi samping.
Dalam larutan netral atau sedikit sekali basa oksidasi ke sulfat tidak terjadi terutama jika
digunakan iodium sebagai titran. (4)
Iodometri menurut penggunaan dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
1. Titrasi iod bebas.
: Acidum ascorbicum
Sinonim
RM/BM
: C6H8O6 / 176,13
Rumus struktur
CH2OH
CHOH
O
=O
OH OH
Pemerian
: Serbuk atau hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau rasa
asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering,
mantap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi.
Kelarutan
: Mudah larut dalam air, agak sukar laut dalam etanol 95 % P, praktis
: Antiskorbut
Kegunaan
: Sebagai sampel
Penyimpanan
: Cuprii sulfas
Sinonim
RM/BM
: CuSO4 / 249,68
Pemerian
Kelarutan
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai sampel
Penyimpanan
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak lebih dari1001,0
% CuSo4. 5H2O.
1. Iodium (5,316)
Nama resmi
: Iodum
Sinonim
: Iodium
RM/BM
: I2 / 126,91
Pemerian
: Keping atau butir, mengkilat seperti logam hitam kelabu, bau khas.
Kelarutan
: Sukar larut dalam air, mudah larut dalam garam iodida, mudah larut
Kegunaan
Penyimpanan
: Kalii iodidum
Sinonim
: Kalium iodida
RM/BM
: KI / 166,00
Pemerian
: Sangat mudah larut dalam air, lanih mudah larut dalam air
: Anti jamur
Kegunaan
Penyimpanan
: Amylum manihot
Sinonim
: Pati singkong
Pemerian
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai indikator
Penyimpanan
: Acidum sulfuricum
Sinonim
: Asam sulfat
RM/BM
: H2SO4 /98,07
Pemerian
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai katalisator
Penyimpanan
: Acidum aceticum
Sinonim
: Asam asetat
RM/BM
: CH3COOH
Pemerian
Kelarutan
gliserol P
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai katalisator
Penyimpanan
: Aqua destillata
Sinonim
RM/BM
: H2O /18,02
Pemerian
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai pelarut
Penyimpanan
1. Vitamin C (5,47)
Timbang seksama 400 mg, larutkan dalam campuran 100 ml air bebas CO 2 P dan 25 ml
asam sulfat (10% v/v) P, Titrasi segera dengan menggunakan iodum 0,1 N
menggunakan indikator larutan kanji P.
1ml iodium 0,1 N setara dengan 8,806 mg C6H8O6
1. Tembaga (II) sulfat
Timbang seksama 1 gram, larutkan dalam 50 ml air, tambahkan 3 g kalium iodida P dan
5 ml asam asetat P. Titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N menggunakan indikator
larutan kanji P hingga warna biru lemah, tambahkan 2 g kalium tiosianat P dan
lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang.
1 ml natrium tiosulfat 0,1 N setara dengan 24,97 mg CuSO 4. 5H2O
BAB III
METODE KERJA
Pipet skala
11.
Sendok tanduk
12.
Statif + klem
1. Air suling
2. Aluminium foil
3. Kertas timbang
4. Larutan asam asetat encer (CH3COOH)
5. Larutan asam sulfat (H2SO4) 10 %
6. Larutan baku Iodum (I2) 0,1 N
7. Larutan baku natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N
8. Larutan kanji
9. Serbuk asam askorbat (C6H8O6)
10.
Serbuk KI
11.
12.
q Serbuk CuSO4 ditimbang seksama kristal sebanyak lebih kurang 250 mg,
dimasukkan ke dalam erlemeyer.
q Air suling ditambahkan sebanyak 15 ml
q Asam asetat encer.ditambahkan sebanyak 2 ml
q 1 g KI ditambahkan ke dalam erlenmeyer.
q Larutan tersebut dititrasi dengan larutan baku Na 2S2O3 0,1 N sampai coklat muda.
q Larutan kanji 0,75 ml ditambahkan ke dalam erlenmeyer
q Larutan tersebut dititrasi lagi dengan larutan baku Na 2S2O3 0,1 N sampai endapan
biru tepat hilang.
q Larutan Na2S2O3 yang terpakai dicatat volumenya
q Prosedur ini diulang satu kali lagi (duplo)
q Kadar kristal tembaga (II) sulfat dihitung