: An. W.P
Umur
: 9 bulan 16 hari
Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Suku Bangsa
: Jawa
Pendidikan
: Belum sekolah
: Anak kandung
Tanggal masuk
No. CM
: 38.24.95
IBU
Nama
: Tn. Hamudin
Nama
: Ny.S
Umur
: 28 tahun
Umur
: 20 tahun
Pekerjaan
: TNI AD
Pekerjaan
Pendidikan terakhir
: SMA
Agama
Agama
:Islam
: Islam
I.2 ANAMNESIS
Alloanamnesis dari ibu dan ayah pasien pada tanggal 13 Januari 2012
Keluhan Utama
Terdapat memar-memar biru keunguan pada tubuh.
Keluhan Tambahan
(-)
terutama di daerah yang digunakan untuk bertumpu pada saat belajar merangkak yaitu siku dan lutut.
Orang tua pasien mengatakan selama ini pasien hanya mengalami memar memar berwarna biru
keunguan yang disertai rasa nyeri saja, pasien tidak pernah mengalami perdarahan seperti mimisan,
gusi berdarah, dan luka dengan perdarahan lama yang tidak berhenti. Aktivitas pasien pun masih
seperti biasa dan tidak terdapat penurunan dalam aktivitas sehari hari.
Kedatangan pasien ke bangsal anaak ini bukanlah yang kedua kalinya, sebelumnya pada bulan
November 2011 pasien pernah mengalami keluhan yang sama yaitu memar memar yang nyeri pada
anggota gerak dan persendian, kemudian orang tua pasien membawa pasien ke dokter spesialis anak di
RSPAD dan di lakukan pemeriksaan darah lengkap serta faktor pembekuan darah. Ternyata dari hasil
pemeriksaan tersebut pasien didiagnosis hemophilia, selanjutnya dilakukan transfusi selama 3hari
berturut-turut pada pasien. Lalu pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan kontrol rutin.
Sejak saat itu orang tua pasien rutin kontrol ke dokter spesialis untuk memeriksakan kondisi
pasien. Keluhan tersebut diatas tidak disertai lemas, pucat, maupun penurunan napsu makan pasien.
Pada tanggal 11 November 2011 pasien pernah mengalami keluhan serupa dan dirawat di bangsal
IKA II selama 6 hari serta dilakukan transfusi.
Riwayat Kelahiran
Tempat bersalin
: Rumah bersalin
Penolong
: Bidan
Cara persalinan
: Spontan pervaginam
: 2 bulan
: 2 bulan
: 5 bulan
: Mengeluarkan kata tanpa arti 7 bulan
: 4 bulan
: 4 bulan
:: 6 bulan
: 7 bulan
: belum bisa
Riwayat Makanan
Umur
0 2 bulan
ASI/PASI
Buah/Biskuit
ASI
(setiap saat)
ASI
(setiap saat)
ASI (setiap saat)
PASI
(8-
2 4 bulan
4 6 bulan
Cerelac
mangkuk
cc)
kecil,2 sdm)
Milna
(2-3x/hari,@1
10kali/hari @ 60
mangkuk kecil2
cc)
8 9 bulan
Nasi Tim
(2-3x/hari,@1
10kali/hari @ 60
6 8 bulan
Bubur Susu
Pisang
sdm)
Milna
Nasi
PASI
(1 pisang)
(2x/hari,@1
tim+bayam+ikan/ayam
(67kali/hari
@90 cc)
2sdm)
Kesan : kualitas dan kuantitas pemberian makanan baik, nafsu makan pasien baik.
Riwayat Imunisasi
Jenis
BCG
DPT
Polio
Campak
Hepatitis B
I
1 bulan
2 bulan
1 minggu
0 hari
II
3bulan
2 bulan
1 bulan
III
4 bulan
4bulan
6 bulan
IV
6bulan
Riwayat Keluarga
Corak Reproduksi Ibu: Status obstetri P1A0.
Keadaan Anak
No
Usia
Jenis Kelamin
Hidup
Lahir
Mati
Abortus
Mati
(sebab)
Keterangan kesehatan
bulan
L
16 hari
Anggota Keluarga Lain yang serumah
Pasien
Tidak ada
Masalah Dalam Keluarga
Tidak ada.
Status Rumah Tinggal
Tinggal di perumahan, milik sendiri.
Lingkungan sekitar rumah bersih dan selokan air tidak tersumbat
Kesadaran
: Compos mentis
Status mental
: Baik
: 9 kg
Panjang Badan
: 72 cm
Berat badan ideal menurut tinggi badan = 9kg (berdasarkan kurva NCHS )
-
Berdasarkan BB/TB
BB sekarang
x 100%
BB ideal menurut TB
= 9
x 100%
9
= 100 % (> 110 %-120% overweight)
Tanda-tanda vital :
Kepala
Frekuensi Nadi
Frekuensi Nafas
Suhu
: Normocephal, rambut hitam merata, tipis, tidak mudah dicabut, ubun-ubun besar sudah
menutup dan rata.
Mata
: Kelopak mata tidak ada kelainan, tidak edema, konjungtiva anemis , sklera tidak
ikterik, kornea dan lensa jernih, pupil bulat, diameter pupil 2mm/2mm, isokor, refleks
cahaya langsung dan tidak langsung +/+.
Leher
Telinga
: Daun telinga simetris kanan dan kiri, lekukan sempurna, membran timpani sulit dinilai,
Tidak ada sekret.
: Bentuk normal, tidak deviasi, mukosa hidung tidak hipermis, tidak ada secret , tidak ada
perdarahan, tidak ada nafas cuping hidung
Mulut
: Mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis, celah mulut tidak ada.
Thorax
: Bentuk normal, tidak ada retraksi, simetris saat statis dan dinamis.
Paru :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
: Ictus kordis teraba di ICS IV linea midclavicula sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
: Supel, tidak ada nyeri tekan, hati dan lien tidak teraba pembesaran, turgor
kembali cepat.
Ekstremitas
Refleks :
Refleks Fisiologis :
Refleks biseps
Refleks triseps
: +/+
: +/+
Refleks Patologis :
Refleks babinski : -/ Refleks Chaddoks : -/-
Refleks patella
Refleks Achilles
: +/+
: +/+
Refleks Oppenheim
Refleks Gordon
: -/: -/5
Laseque
Rangsang Meningeal :
Kaku kuduk
Brudzinsky I
: -/::-
Brudzinsky II
Kernig
::-
Jenis Pemeriksaan
Hematologi
Protombin time
APTT
Hasil
Nilai Rujukan
15K14
81K31
Pemeriksaan yang dilakukan RSPAD , Laboratorium Darah (14 november 2011, Pukul
18:24:58)
Jenis Pemeriksaan
Hematologi
Darah Rutin
Hb
Hct
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Hitung jenis
-basofil
-eosinofil
-batang
-segmen
-limfosit
-monosit
Gambaran darah tepi
RDW
Hasil
Nilai Rujukan
6,4*
22*
3.1*
10700
378000
70*
20*
29*
13 18 g/dL
40 52 %
4.3 6.0 juta/L
6000 17500/ L
150000 400000/ L
80 96 fL
27 32 pg
32 36 g/dL
0
3
1*
36*
55*
5
47*
435*
01%
13%
26%
50 70%
20 40%
28%
50 100 ug/dl
250 370 ug/dl
Pemeriksaan yang dilakukan RSPAD , Laboratorium Darah (17 november 2011, Pukul
05:38:59)
Hasil
14,7
48
6,1
8200
377000
79*
24*
31*
Nilai Rujukan
13 18 g/dL
40 52 %
4.3 6.0 juta/L
6000 17500/ L
150000 400000/ L
80 96 fL
27 32 pg
32 36 g/dL
I.5 RESUME
Empat hari SMRS Terdapat memar berwarna biru keunguan yang menonjol disertai nyeri
pada anggota gerak atas kiri dan kedua anggota gerak bawah. Tidak ada perdarahan, tidak ada
penurunan napsu makan, tidak ada penurunan dalam beraktivitas.
Dua hari SMRS Terdapat memar berwarna biru keunguan yang menonjol disertai nyeri pada
bokong sebelah kanan akibat pasien terjatuh pada saat berusaha berdiri. Tidak ada perdarahan, tidak
ada penurunan napsu makan, tidak ada penurunan dalam beraktivitas.
Di RSPAD ( hari ke-1 perawatan,14 Januari 2012 ) Terdapat memar berwarna biru
keunguan yang menonjol pada ekstremitas atas kiri dan kedua ekstremitas bawah serta bokong sebelah
kanan. Nyeri pun mulai berkurang , Tidak ada perdarahan, tidak ada penurunan napsu makan, tidak
ada penurunan dalam beraktivitas.
Hari ke-2 perawatan (15 Januari 2012 Terdapat memar berwarna biru keunguan yang
menonjol pada ekstremitas atas kiri dan kedua ekstremitas bawah serta bokong sebelah kanan. Nyeri
pun mulai berkurang , Tidak ada perdarahan, tidak ada penurunan napsu makan, tidak ada penurunan
dalam beraktivitas.
Hari ke-3 perawatan (16 Januari 2012) Memar berwarna biru keunguan pada ekstremitas
atas kiri dan kedua ekstremitas bawah dan bokong sebelah kanan mulai memudar, namun pada
perabaan masih menonjol pada bekas memar. rasa nyeri ( - ), Tidak ada perdarahan, tidak ada
penurunan napsu makan, tidak ada penurunan dalam beraktivitas.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos mentis
Status mental
: Baik
: 9 kg
BB Ideal
: 9 kg
7
: Baik
Tanda-tanda vital
Nadi: 120 x/menit, kuat angkat, irama teratur, isi cukup
Suhu : 360C (axilla)
RR : 32 x/menit, teratur
Status generalis
Ektremitas
Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan lab
I.8 PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Transfusi cryopresipitat 3u/12jam (3hari)
IVFD D5
Non-Medikamentosa
Menghindari terjadinya trauma tumpul maupun tajam
RICE
Rehabilitasi medik
Pasien atau orang tua harus mencatat kejadian perdarahan yang meliputi tanggal dan lokasi
perdarahan, dosis dan jumlah produk yang dipakai, juga tiap efek samping
Olahraga
8
I.9 PROGNOSIS
Qua ad vitam
: ad bonam
Qua ad fuctionam
: ad bonam
Qua ad sanationam
: ad bonam
I.10 FOLLOW UP
Tanggal 14 Januari 2012
Hari perawatan ke II
15 Januari 2012
Hari perawatan ke III
kanan.
kanan.
makan.
O KU/Kes : Tampak sakit sedang/CM
Status mental
makan.
KU/Kes : Tampak sakit sedang/CM
: Baik
Status mental
Tanda-tanda vital :
: Baik
Tanda-tanda vital :
Suhu : 360C
Suhu : 36,4 0C
RR : 40x/menit
RR : 40x/menit
BB :9 kg
BB :9 kg
Thorax
simetris
saat
statis
dan
Thorax
simetris
saat
statis
dinamis,retraksi (-)
dinamis,retraksi (-)
dan
Abdomen : datar, supel, BU (+) normal,turgor Abdomen : datar, supel, BU (+) normal,turgor
kulit baik
kulit baik
IVFD D5
IVFD D5
Non-Medikamentosa
Non-Medikamentosa
: Baik
Tanda-tanda vital :
HR: 120 x/menit
Suhu : 360C
RR : 40x/menit
BB :9 kg
Kepala : Normocephal, UUB belum menutup
Mata
-/-, sclera ikterik -/Telinga : liang telinga lapang, sekret -/Hidung : Nafas Cuping hidung (-) sekret (-)
Mulut: Sianosis (-), Mukosa bibir lembab
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : simetris saat statis dan dinamis,retraksi
(-)
BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-).
10
11
Sejarah Hemofilia
Sebenarnya hemofilia telah di temukan sejak lama sekali, dan belum memiliki nama. Seorang
dokter asal Arab yang hidup pada abad ke 12 telah menulis tentang sebuah keluarga yang setiap anak lakilakinya meninggal setelah terjadi perdarahan akibat luka kecil.
Kemudian pada tahun 1803, Dr. John Conrad Otto, seorang dokter asal Philadelphia menulis
sebuah laporan mengenai perdarahan yang terjadi pada suatu keluarga tertentu saja. Ia menyimpulkan
bahwa kondisi tersebut diturunkan hanya pada pria. Ia menelusuri penyakit tersebut pada seorang wanita
dengan tiga generasi sebelumnya yang tinggal dekat Plymouth, New Hampshire pada tahun 1780.
12
Epidemiologi
Penyakit ini bermanifestasi klinik pada laki-laki. Angka kejadian hemofilia A sekitar 1:10.000
orang dan hemofilia B sekitar 1:25.000-30.000 orang. Sebanyak 18.000 orang di Amerika Serikar
menderita hemofilia. Tiap tahun, sekitar 400 bayi dilahirkan dengan kelainan bawaan ini.
Belum ada data mengenai angka kekerapan di Indonesia, namun diperkirakan sekitar 20.000 kasus dari
200 juta penduduk Indonesia saat ini. Kasus hemofilia A lebih sering dijumpai dibandingkan hemofilia B.
yaitu berturut-turut mencapai 80-85% dan 10-15% tanpa memandang ras, geografi, dan keadaan sosial
13
Gambar 2
Gambar 3
14
dengan
penderita
hemofilia
(Gambar
2).
Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan pembuluh darah yang terluka di dalam darah tersebut terdapat
faktor-faktor pembeku yaitu zat yang berperan dalam menghentukan perdarahan.
16
Gambar 1
a.
K
eti
ka
m
en
ga
la
m
i
pe
rd
ar
ah
an
be
ra
rti
te
rj
ad
i
lu
ka
17
(1,2,3,4,5)
dalam satu keluarga. Derajat hemofilia dalam anggota keluarga juga diturunkan sama.
2-6
Hemofilia A
(Hemofilia klasik) merupakan ganguan perdarahan yang paling banyak ditemukan dan diperkirakan
19
2-6
darah atau produk darah, konsentrat faktor pembekuan selama hidupnya. Beberapa tahun terakhir ini
terjadi perkembangan yang signifikan dalam pengobatan hemofilia. Demikian juga produk rekombinan
telah dikenalkan dalam praktek klinik bahkan saat ini generasi kedua dari obat ini sedang dikembangkan.
Kemajuan tehnologi menghasilkan kemajuan dalam pengobatan penderita hemofilia.
Saat ini pengobatan hemofilia dititik beratkan pada profilaksis dan terapi gen dan eradikasi
inhibitor Faktor VIII (F.VIII). Di negara maju, beberapa daerah di Indonesia perawatan penderita
ditanggulangi oleh sebuah tim yang merupakan staf dari pusat hemofilia. Tim inilah yang melakukan
pendekatan dari sisi biologik, sosial dan kebutuhan lain sehingga penderita mampu hidup wajar. Di
Indonesia sebagian besar penanganan dilakukan bila ada gejala-gejala ataupun hal-hal yang dapat
menimbulkan perdarahan. Perawatan di rumah dibawah pengawasan pusat hemofilia telah dimulai sejak
tahun 1970an. Hal ini merupakan perawatan dini untuk mengurangi cacat dan hari absen sekolah.
7,8
Patofisiologi
Hemofilia adalah penyakit koagulasi darah kongenital karena anak kekurangan factor pembekuan
VII (hemofiliaA) atau faktor IX (hemofilia B atau penyakit Christmas). Keadaan ini adalah penyakit
kongenital yang diturunkan oleh gen resesif X-linked dari pihak ibu. Faktor VIII dan faktor IX adalah
protein plasma yang merupakan komponen yang diperlukan untuk pembekuan darah, faktor-faktor
tersebut diperlukan untuk pembentukan bekuan fibrin pada tempat pembuluh cedera. Hemofilia berat
terjadi bila kosentrasi factor VIII dan IX plasma kurang dari 1%. Hemofilia sedang terjadi bila kosentrasi
plasma antara 1% dan 5%, dan hemofilia ringan terjadi bila kosentrasi plasma antara 5% dan 25% dari
kadar normal. Manifestasi klinisnya bergantung pada umur anak dan hebatnya defisiensi factor VIII dan
IX. Hemofilia berat ditandai perdarahan yang kambuhan, timbul spontan atau setelah trauma yang relative
ringan. Tempat perdarahan paling umum adalah di dalam persendian lutut, siku, pergelangan kaki, bahu,
dan pangkal paha. Otot yang paling sering terkena adalah fleksor lengan bawah, gastroknemius, dan
iliopsoas.
Karena kemajuan dalam bidang pengobatan, hampir semua pasien hemophilia diperkirakan dapat
hidup normal (Betz & Sowden, 2002). Kecacatan dasar dari hemofilia A adalah defisiensi factor VIII
20
klinis
penderita
hemofilia
sering
diinterpretasikan kurang tepat oleh para dokter sehingga kadang-kadang dapat membahayakan si
penderita sendiri. Gejala-gejala klinis pada penderita hemofilia biasanya mulai muncul sejak masa balita
pada saat anak mulai pandai merangkak, berdiri, dan berjalan di mana pada saat itu karena seringnya
mengalami trauma berupa tekanan maka hal ini merupakan pencetus untuk terjadinya perdarahan jaringan
21
Lokasi Perdarahan
Serius
Mengancam Jiwa
22
Sendi (hemarthrosis)
Otot/jaringan lunak
Mulut/gusi/hidung
Hematuria
Lutut: 45%
Siku: 30%
Tumit: 15%
Bahu: 3%
Pergelangan tangan: 3%
Panggul: 2%
Lain-lain: 2%
Diagnosis
Diagnosis hemofilia meliputi 3 tahap, yaitu:
a. Anamnesis, ditanyakan daftar riwayat kesehatan keluarga yang berkaitan dengan
hemofilia, riwayat kehamilan dan riwayat kematian neonatal dini.
b. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan CT (masa pembekuan yangmemanjang), masa
protrombin yang normal dan masa tromboplastinyang memanjang (APTT), masa
pembekuan troboplastin abnormal, perdarahan yang sukar berhenti (hemarthrosis) dan
pemeriksaan subkutan/intramiucular untuk mengetahui adanya hematom.
c. Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan kadar faktor pembekuan yaitu faktor VIII dan
faktor IX, diagnosis molekuler dengan memeriksa petanda gen hemofilia pada
kromosom yang dapat juga digunakanuntuk pemeriksaan prenatal, pemeriksaan
intracranial karena penyebabutama kematian, analisis gen dengan DNA probe yaitu
dengan mencarilokus poliformik pada kromosom X.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding terdekat antara hemofilia A dan hemofilia B adalah penyakit von Willebrand.
Penyakit von Willebrand adalah penyakit darah menurun akibat jumlah atau fungsi faktor von Willebrand
(vWF) yangabnormal. Fungsi utama dari faktor von Willebrand adalah sebagai perekat antara platelet dan
pembuluh darah yang luka. Selain itu vWF juga berfungsi sebagai pembawa faktor VIII dan pencegah
terjadinya proteolisis pada faktor VIII. Apabila tidak terdapat vWF, maka hanya 10% faktor VIII yang
tersisa.
Untuk membedakan hemofilia A dari hemofilia B atau menentukan faktor mana yang kurang
dapat dilakukan pemeriksaan TGT (thromboplastin generation test) atau dengan diferensial APTT. Namun
23
HEMOFILIA A
HEMOFILIA B
Penyakit Von
Willebrand
Pewarisan
Defisiensi Faktor
Lokasi utama
Hitung trombosit
Waktu perdarahan
PT
APTT
Faktor VIII
Faktor IX
Tes Ristosetin
X-linked
VIII
Otot ,sendi
Normal
Normal
Normal
Memanjang
Rendah
Normal
Normal
X-linked
XI
Otot ,sendi
Autosomal dominan
FvW dan VII : AHF
Mukokutaneus,perdarahan
Normal
Normal
Normal
Memanjang
Normal
Rendah
Normal
pasca trauma
Normal
Memanjang
Normal
Memanjang
Rendah
Normal
Negatif
II.4 PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan hemofilia klasik adalah 5,9
1. Pengobatan dasar
- Tindakan saat terjadi perdarahan
- Tindakan saat perdarahan artifisial
- Pengobatan pencegahan
- Pengobatan di rumah
2. Perawatan komprehensif
3. Inhibitor terhadap faktor VIII.
24
1. Pengobatan dasar
Pengobatan yang dimaksud adalah pemberian faktor pembekuan yang kurang/defisiensi kepada
individu secara langsung lewat vena, berarti mencegah perdarahan atau mengurangi perdarahan serta efek
samping.
Tindakan saat terjadi perdarahan
Mencegah timbulnya hemartrosis adalah merupakan tantangan terbesar dalam penanganan
penderita ini lebih lebih pada hemofilia berat. Artropati hemofilia yang terjadi disebabkan karena terjadi
perdarahan berulang pada sendi. Kelainan ini bisa menetap bila pengobatan tidak efektif. Pada keadaan
ini perlu tindakan dini. Perdarahan sendi yang dini pada anak yang besar dapat dirasakan sebagai aura/
different feeling. Beberapa penulis menggunakan aura perdarahan sendi sebagai suatu indikasi
pengobatan dini. 6,7
Bila terjadi perdarahan pada sendi dan otot, baik sebelum maupun sesudah mendapat terapi,
langkah-langkah RICE berikut hendaknya diikuti yaitu : istirahatkan anggota tubuh dimana ada luka
(R), kompres bagian tubuh yang luka dan daerah sekitar dengan es atau bahan lain yang lembut dan
beku/dingin (I), tekan dan ikat, sehingga bagian tubuh yang mengalami perdarahan tidak dapat bergerak.
Gunakan perban elastis jangan terlalu keras (C), letakkan bagian tubuh tersebut dalam posisi lebih tinggi
dari posisi dada dan letakkan diatas benda yang lembut seperti bantal (E). Berikan FVIII 30-40%.
Penggunaan anti inflamasi non steroid untuk menghilangkan rasa nyeri adalah efektif sementara
pemberian aspirin merupakan indikasi kontra. 9
Perdarahan pada susunan saraf pusat dapat terjadi pada 20% kasus sehingga merupakan salah satu
penyebab utama kematian penderita hemofilia. 5 Pemeriksaan lain yang penting untuk diagnostik adalah
CT Scan. Pengobatannya adalah pemberian faktor VIII hingga 80%, dosis adalah 50 U FVIII/kg bb.
Pengobatan pencegahan pada kasus yang pernah mengalami perdarahan susunan saraf pusat adalah
penting. 6
Hematuria spontan sering terjadi pada hemofilia berat. Dosis FVIII adalah 15-25 U/kgbb. Terapi
lain yang dianjurkan adalah pemberian prednison oral 2mg/ kgbb/ hari selama 2hari, diikuti 1
mg/kgbb/hari selama 3 hari.
dengan hemostat. Bila perdarahan hebat dapat diberikan FVIII 15-25 U/kgbb dan E-amino caproic acid
200mg/kgbb tiap 4-6 jam. 6
Perdarahan dalam abdomen atau retroperitoneal sering merupakan keadaan darurat. Dapat diatasi
dengan pemberian FVIII setiap 12-24 jam dengan dosis 50 U/kgbb. Keluhan penekanan saraf akibat
25
11
Pencabutan gigi tidak boleh lebih dari 2 buah pada saat bersamaan, walaupun pada hemofilia ringan.
Kemungkinan terjadi perdarahan akibat imunisasi dapat diatasi dengan penekanan lokal selama 5 menit
pada tempat suntikan. Pada tindakan bedah elektif maupun darurat, FVIII diberikan sebelum, selama dan
sesudah operasi. Kemudian dilanjutkan 10 hari sampai luka sembuh. Dosis total adalah 4.000-6.000 Unit.
Pemberiannya sampai 80-100% sebelum tindakan operasi. Lebih baik diberikan melalui infus kontinyu
dibanding pemberian injeksi bolus.
Pengobatan pencegahan
Tujuan pengobatan pencegahan ini adalah untuk mempertahankan FVIII dalam darah pada kadar
hemostatik. Pengobatan pencegahan ada 2 yaitu 12,13 :
- pencegahan primer, pemberian FVIII secara regular, kontinyu dimulai saat sebelum anak berusia
2 tahun atau setelah anak menderita perdarahan sendi yang pertama kalinya.
- Pencegahan sekunder, pemberian FVIII bisa secara regular atau kontinyu dimulai saat anak
berusia lebih dari 2 tahun atau setelah terjadi perdarahan pada 2 atau lebih sendi.
Pencegahan ditunjukan terutama pada hemofilia berat untuk mencegah terjadinya artropati. Dosis
yang diberikan adalah 25-50 unit/kgbb FVIII dengan interval 2-3 hari atau 3 kali dalam seminggu.
9,12,13
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) menganjurkan pengobatan pencegahan sebaiknya dimulai sejak
usia 1-2 tahun dan berlanjut terus. Biaya pengobatan pencegahan ini sangat mahal di Swedia (Nilsson dkk
1992) penderita hemofilia membutuhkan FVIII setiap tahunnya hingga 9000 Unit/kgbb (rata-rata 4000
Unit). Demikian juga seperti yang dilaporkan Manco-Johnson dkk 1994 untuk profilaksis membutuhkan
dosis 4000 Unit/kgbb atau 75.000 dolar US. Bilamana pengobatan profilaksis ini tidak bisa dilakukan
maka pengobatan dapat diberikan secara on demand.
Pengobatan di rumah
26
27
perempuan yang mempunyai dua atau lebih anak laki-laki menderita hemofilia (bukan
kembar identik)
perempuan dengan satu anak laki menderita hemofilia dan saudara perempuannya
mempunyai anak hemofilia
melahirkan anak hemofilia dan ada riwayat melahirkan anak hemofilia pada garis
keturunan ibu 25,26
Bila kadar FVIII perempuan sangat rendah kemungkinan besar dia karier. Rasio aktifitas FVIII
lebih rendah dari antigen FVIII dalam plasma maka dapat dikatakan karier. Tes ini hanya dapat
menunjukkan probabilitas karier, sedangkan 10-15% tidak membantu diagnosis karier.
Diagnosis prenatal dilakukan dengan melakukan biopsi villi chrorionik pada trimester pertama kemudian
dilakukan analisis genetik. Pemeriksaan cairan amnion, darah janin, dan diagnosis genetik pre implantasi
dapat dilakukan pada kasus-kasus tertentu. Diagnosis prenatal harus didahului dengan konseling genetik
yang adekuat dan penilaian tentang kemungkinan menderita karier dan dukungan selama proses
diagnosis. 27,28
20-25u/ kgbb/12jam
kriopresipitat adalah 60-100 unit (rata-rata 80 unit) dalam volume 30-40 ml.
4. Konsentrat F VIII
Konsentrat FVIII dari plasma pertama kali dikenal tahun 1968 dan sejak saat itu harapan hidup
penderita hemofilia A menjadi lebih baik. Keamanan konsentrat faktor ini sangat tergantung pada virus
yang ada dalam komponen ini. Walau sudah dilakukan inaktifasi virus ini namun masih ada penderita
hemofilia A yang terinfeksi virus hepatitis B dan C dan juga HIV. Penyebab utama (38%) kematian
penderita hemofilia A di United Kingdom selama tahun 1985-1986 adalah AIDS. Dengan kesempurnaan
metode uji tapis donor dan virus maka keamanan faktor pembekuan yang berasal dari plasma ini menjadi
lebih sempurna, namun masih menyangsikan kehadiran virus yang tahan terhadap pemanasan (thermo
resistant virus) seperti parvovirus dan juga transmisi terhadap varian baru penyakit Creutzfeldt-Jakob.
Penemuan generasi pertama dari rekombinan FVIII(rFVIII) dan generasi kedua dari B domain deleted
(BDD) rFVIII merupakan suatu milestone yang penting dalam pengobatan penderita hemofilia klasik dan
akhir-akhir ini ditemukan formula baru dari rekombinan FVIII yang distabilisasi dengan sukrosa dalam
albumin telah menunjukan keamanan, efektif dan imunogenisiti mirip
dengan produk FVIII lainnya. Saat ini ada kira-kira 20 macam produk di seluruh dunia dengan nama yang
berbeda 6,9,12,13
Keuntungan konsentrat faktor VIII dan FVIII rekombinan adalah :
o
o
o
o
Penyulit Pengobatan
1. Inhibitor Faktor Pembekuan
Penyulit yang berpotensi mengancam kehidupan pasien hemofilia adalah terbentuknya antibodi
(inhibitor) poliklonal terhadap F VIII atau F IX yang ditemukan pada 5-10% pasien. Antibodi ini akan
menghambat aktivitas faktor pembekuan, sehingga pemberian terapi pengganti kurang efektif atau bahkan
tidak efektif sama sekali, sehingga harus diberikan dosis yang sangat besar untuk mencapai peningkatan
aktivitas faktor VIII dan IX plasma yang bermakna. Mekanisme terbentuknya antibodi ini belum
diketahui secara menyeluruh, kemungkinan sensitisasi berulang akibat pemberian komponen darah atau
konsentrat faktor pembekuan, namun ternyata inhibitor ini dapat ditemukan pada anak-anak hemofilia A
yang hanya diberi faktor pembekuan rekombinan atau bahkan pada mereka yang tidak pernah diterapi.
30
II.6 KOMPLIKASI
1. Inhibitor terhadap faktor VIII
Sebanyak 20-40% penderita hemofilia klasik setelah mendapat beberapa kali pemberian FVIII,
antara 10-20 hari pengobatan timbul antibodi terhadap Faktor VIII. Hal ini merupakan suatu masalah
dalam penanganan hemofilia karena pengobatan menjadi lebih sulit dan mahal. Faktor VIII bukanlah
bersifat genetic marker antigen seperti granulosit, trombosit atau eritrosit. Tapi pemberian berulang dapat
menimbulkan antibodi yang bersifat inhibitor terhadap FVIII. Inhibitor pada sebagian kecil penderita
dapat hilang secara spontan. Timbulnya inhibitor diduga ada korelasi antara terjadinya mutasi pada gen
FVIII, respon imun dan epitop antibodi FVIII.14
Ciri-ciri secara klinis terbentuknya inhibitor 15 :
o
o
Setelah inhibitor terdeteksi, dilakukan pemeriksaan titer inhibitor kemudian penderita dapat
digolongkan kedalam 3 katagori yaitu :
1. Low titer inhibitor, low responder : titer inhibitor tidak lebih dari 5 BU setelah diberikan terapi
pengganti.
2. Low titer inhibitor, high responder : titer inhibitor meningkat lebih dari 5BU setelah pemberian
terapi pengganti.
3. High titer inhibitor, high responder : titer inhibitor lebih dari 5 BU dan kemudian meningkat
setelah diberikan terapi pengganti.
Untuk mencegah terjadinya komplikasi ini, dilakukan imunisasi hepatitis dan pemberian
konsentrat FVIII heat treatment 16 , sedangkan bila sudah terbentuk inhibitor maka penanganannya adalah
dengan pemberian konsentrat kompleks protrombin, recombinant activated FVII
17
31
Gambar 1
3. INFEKSI YANG DITULARKAN OLEH DARAH
32
33
34
Pemeriksaan penunjang
Dari hasil lab tanggal 6 November 2011 didapatkan
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
35
15K14
APTT
81K31
Diagnosis Banding
Penyakit von Willebrand
Berdasarkan kepustakaan didapatkan :
Diagnosis banding penyakit Von Willebrand ini diambil karena :
Penyakit von Willebrand biasanya ditandai dengan penurunan yang ringan atau sedang dari faktor
VIII dengan kelainan thrombosit atau vaskuler. Purpura karena perdarahan dalam kulit dan selaput lendir
adalah sebagai akibat kelainan thrombosit vaskuler. Masa perdarahan yang memanjang, test
pembendungan yang positif dan berkurangnya pelekatan thrombosit juga menandakan terlibatnya
kelainan-kelainan thrombosit dan vaskuler. Epitaksis dan menoragia sering terjadi, hemartrosis jarang
timbul dan hanya terjadi bila kadar faktor VIII mendekati kadar seperti penderita hemofilia A.
Penyakit von Willebrand disebabkan oleh defisiensi produksi protein von Willebrand yang
diturunkan secara autosomal dominan. Protein von Willebrand mengandung komponen adhesif-trombosit
(faktor von Willebrand) dan berfungsi untuk membawa F.VIII (sebagai protein pembawa) dalam plasma.
Berbeda dengan penderita hemofilia A yang hanya mengalami penurunan aktivitas F.VIII, penderita
penyakit von Willebrand selain mengalami penurunan aktivitas F.VIII juga mengalami penurunan kadar
protein von Willebrand dalam plasma. (Behrman: 2000)
Laboratorium:
Waktu perdarahan memanjang pada semua sindrom von Willerbrand. Hitung trombosit dan waktu
protrombin normal. PTT mungkin normal tetapi biasanya memanjang ringan sampai sedang. Penderita
Tipe I (penyakit von Willerbrand klasik) mempunyai kadar plasma protein von Willerbrand menurun,
aktivitas faktor von Willerbrand menurun dan aktivitas faktor VIII menurun. Trombosit pada penderita
penyakit von Willerbrand mempunyai kemampuan adhesi menurundan tidak beragregasi bila antibiotika
ristosetin ditambahkan pada plasma kaya-trombosit (karena faktor von Willerbrand biasanya tidak ada),
tidak seperti trombosit orang normal.
HEMOFILIA A
HEMOFILIA B
Penyakit Von
Willebrand
Pewarisan
Defisiensi Faktor
X-linked
VIII
X-linked
XI
Autosomal dominan
FvW dan VII : AHF
36
Otot ,sendi
Otot ,sendi
Mukokutaneus,perdarahan
Hitung trombosit
Waktu perdarahan
PT
APTT
Faktor VIII
Faktor IX
Tes Ristosetin
Normal
Normal
Normal
Memanjang
Rendah
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Memanjang
Normal
Rendah
Normal
pasca trauma
Normal
Memanjang
Normal
Memanjang
Rendah
Normal
Negatif
Penatalaksanaan
IVFD D5
Berdasarkan kepustakaan:
Penatalaksanaan hemofilia
1. Pengobatan dasar
- Tindakan saat terjadi perdarahan
- Tindakan saat perdarahan artifisial
- Pengobatan pencegahan
- Pengobatan di rumah
2. Perawatan komprehensif
3. Inhibitor terhadap faktor VIII.
4. Deteksi karier dan diagnosis prenatal
PENGOBATAN PENGGANTI
1. Darah segar
Darah segar diberikan bila terjadi perdarahan yang mencapai 20-40% kemudian diikuti
pemberian FVIII hingga mencapai kadar hemostatik. 6
2. Plasma segar beku
Berasal dari donor tunggal serta mengandung semua faktor-faktor pembekuan darah. 6 Digunakan
pada penderita yang mengalami perdarahan yang memerlukan tindakan segera dimana diagnosis pasti
belum diketahui dan faktor konsentrat belum tersedia. Setiap 1 cc plasma segar beku mengandung 0.6-0.7
unit FVIII. Pemberiannya harus disesuaikan dengan golongan darah dan faktor rhesus untuk mencegah
reaksi transfusi hemolitik. Dosis pemakaian adalah 10-15 ml/kgbb. Dengan interval 8-12 jam. Bila
diberikan melebihi 30 ml/kgbb dalam 24 jam dan lebih dari 2-3 hari dapat menimbulkan gangguan
sirkulasi walaupun pada anak normal. 6
37
20-25u/ kgbb/12jam
kriopresipitat adalah 60-100 unit (rata-rata 80 unit) dalam volume 30-40 ml.
4. Konsentrat F VIII
Konsentrat FVIII dari plasma pertama kali dikenal tahun 1968 dan sejak saat itu harapan hidup
penderita hemofilia A menjadi lebih baik. Keamanan konsentrat faktor ini sangat tergantung pada virus
yang ada dalam komponen ini. Walau sudah dilakukan inaktifasi virus ini namun masih ada penderita
hemofilia A yang terinfeksi virus hepatitis B dan C dan juga HIV. Penyebab utama (38%) kematian
penderita hemofilia A di United Kingdom selama tahun 1985-1986 adalah AIDS. Dengan kesempurnaan
metode uji tapis donor dan virus maka keamanan faktor pembekuan yang berasal dari plasma ini menjadi
lebih sempurna, namun masih menyangsikan kehadiran virus yang tahan terhadap pemanasan (thermo
resistant virus) seperti parvovirus dan juga transmisi terhadap varian baru penyakit Creutzfeldt-Jakob.
Penemuan generasi pertama dari rekombinan FVIII(rFVIII) dan generasi kedua dari B domain deleted
(BDD) rFVIII merupakan suatu milestone yang penting dalam pengobatan penderita hemofilia klasik dan
akhir-akhir ini ditemukan formula baru dari rekombinan FVIII yang distabilisasi dengan sukrosa dalam
albumin telah menunjukan keamanan, efektif dan imunogenisiti mirip
dengan produk FVIII lainnya. Saat ini ada kira-kira 20 macam produk di seluruh dunia dengan nama yang
berbeda 6,9,12,13
Keuntungan konsentrat faktor VIII dan FVIII rekombinan adalah :
o
o
o
o
DAFTAR PUSTAKA
39
40