Anda di halaman 1dari 1

Ulasan tentang kliping BPJS Mengkaji Program Basis Syariah

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) akan mengkaji program pelayanan kesehatan
berbasis syariah. Hal itu diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat sekaligus
menyempurnakan program pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Fachmi Idris dalam jumpa pers setelah pertemuan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), Kementrian Keuangan, Kementrian Kesehatan, dan Jaminan Sosial Nasional (DJSN)
mengatakan bahwa kami tidak mendiskusiskan tentang institusi BPJS kesehatan, tetapi tentang
programnya. Di dalam program BPJS akan difasilitasi pelayanan yang sesuai dengan nilai-nilai syariah.
Dalam pertemuan tersebut dicapai kesepahaman untuk mengkaji lebih lanjut rekomendasi MUI tentang
penyelenggaraan BPJS kesehatan. PEngkajian akan dilakukan oleh tim yang terdiri dari BPJS
kesehatan, MUI, Pemerintah, DJSN, dan OJK. Selain itu ditegaskan tidak ada kata HARAM dari
rekomendasi yang dikeluarkan MUI.
Fachmi menjelaskan bahwa bagi pendaftar BPJS kesehatan akan diberikan pilihan formulir
konvensional atau syariah, sehingga dana yang terkumpul akan disimpan di bank syariah.
Komisioner OJK Firdaus Djaelani menjelaskan bahwa pengelolaan BPJS Kesehatan berbeda dengan
Jaminan Hari Tua (JHT). BPJS Kesehatan merupakan iuran yang bersifat gotong royong, sedangkan
iuran JHT disimpan atas nama/akun pribadi dengan kemungkinan pilihan bagi nasabah untuk mengelola
dana secara syariah atau konvensional. Dalam BPJS Kesehatan tidak ada akun khusu seperti JHT,
pengelolaan dana berbasis syariah bias dilakukan pada dana yang tersisa setelah dikurangi untuk
pembayaran pelayanan kesehatan sesuai dengan persentase masyarakat yang memilih formulir BPJS
Kesehatan bebrbasis syariah.
Firdaus mengatakan bahwa dana yang bias dikelola BPJS Kesehatan juga tidak banyak. Sebab, uang
yang dikelola BPJS Kesehatan berputar dengan cepat karena digunakan untuk membayar tagihan
Rumah Sakit. Tagiahan biaya Rumah Sakit harus segera dibayar BPJS kesehatan paling lambat 15 hari
setelah ditagihkan.
Anggota Komisi Fatwa MUI Jaih Mubarok mengatakan bahwa jika ketiga unsur yang direkomendasikan
MUI sudah dihilangkan, penyelenggaraan program BPJS Kesehatan sudah sesuai dengan syariah.

Anda mungkin juga menyukai