Dosen Pembimbing:
dr. Patmawati, M.Kes, Sp.KJ
Identitas Pasien
Deskripsi Kasus
Deskripsi Kasus
Trauma (-)
Infeksi (-)
Kejang (-)
NAPZA (-)
Alkohol (-)
rokok (+), sejak SMP sampai sekarang
Hendaya / Disfungsi :
Situasi Sekarang
Status Mental
Deskripsi Umum
Penampilan:
Pasien laki-laki dengan wajah sesuai umur, berpakaian
kaos warna biru dan celana pendek abu-abu.Rambut
gondrong dan berjenggot. Higienitas buruk, kulit sawo
matang, dan perawakan tinggi kurus. pasien tampak diam
dan tidak merespon ketika diwawancarai tentang keluarga
Kesadaran: kompos mentis
Perilaku dan aktivitas psikomotor: tenang
Pembicaraan: tidak Spontan, monoton, intonasi sedang,
volume suara sedang.
Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif
Keadaan Afek
Mood: eutimia
Afek: terbatas
Empati: tidak dapat dirabarasakan
Fungsi Intelektual
Persepsi
Halusinasi
:
halusinasi auditorik (+) berbisik-bisik
tapi pasien tidak tau arti bisikannya
Ilusi
: (-)
Depersonalisasi : (-)
Derealisasi
: (-)
Pikiran
Proses pikir:
Produktivitas: Miskin ide
Kontinuitas: blocking
Hendaya berbahasa: tidak ada
Isi pikir:
Preokupasi: tidak tau
Gangguan isi pikir: tidak tau
Pengendalian Impuls
terganggu
Daya Nilai
Norma sosial:
- Pekerjaan: Terganggu
- Waktu Senggang: Terganggu
- Sosial: Terganggu
- Kebutuhan Dasar: Terganggu
Uji daya nilai: terganggu
Penilaian realitas: terganggu
Tilikan: penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit (derajat 1 )
Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercaya
Kepala : normocephale
Pemeriksaan Thoraks :
Paru-paru : auskultasi vesikular (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-)
Jantung : auskultasi bunyi jantung I/II murni regular
Pemeriksaan abdomen : auskultasi: peristaltik (+) kesan
normal
Ekstremitas : atrofi otot tangan dan kaki (-)
IKHTISAR PENEMUAN
BERMAKNA
IKHTISAR PENEMUAN
BERMAKNA
Analisis
Diagnosis Multi Axial
Axis I
Skizofrenia Katatonik (F20.2)
Axis II
Tidak ada diagnosis aksis II (Z 03.2)
Axis III
Tidak ada diagnosis Axis III
Axis IV
Masalah Keluarga
Aksis V
GAF scale 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
DAFTAR PROBLEM
Organobiologik
Masalah neurotransmiter (peningkatan aktivitas
dopaminergik)
Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam fungsi
psikis
dan
pengendalian
impuls, sehingga
diperlukan farmakoterapi.
Masalah keluarga broken home
Sosiologik
Terdapat hendaya sosial, pekerjaan dan waktu
senggang
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
Faktor Pendukung
Pasien sudah mulai berbicara walaupun masih
sedikit
ADL sudah membaik
Skizofrenia katatonik memiliki prognosis yang baik
Faktor penghambat
Masalah keluarga
Ketidakpatuhan minum obat
Kriteria Diagnostik
Berikut ini merupakan pedoman diagnostik
skizofrenia paranoid berdasarkan PPDGJ III:
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus
mendominasi gambaran klinis:
(a) stupor ( amat kurangnya aktivitas terhadap
lingkungan dan dalam gerak spontan) atau
mutisme ( tidak bicara))
(b) gaduh gelisah ( tampak aktivitas motorik tanpa
tujuan yang tidak dipengaruhi stimulus eksternal)
Kriteria Diagnostik
(c) negativisme ( tampak jelas perlawanan yang
tidak bermotif terhadap semua perintah atau
upaya
untuk
menggerakkan
ke
arah
berlawanan)
(d) rigiditas ( mempertahankan posisi tubuh yang
kaku )
(e)
fleksibilitas
cerea
(
mempertahankan
anggorak gerak dan tubuh dalam posisi yang
dapat dibentuk dari luar)
(f) command automatism ( kepatuhan secara
otomatis terhadap perintah)
Pada kasus
Pada kasus
rigiditas
(
pasien
selalu
mempertahankan
posisi
kedua
tangannya karena kaku)
fleksibilitas cerea ( mempertahankan
anggota gerak dan tubuh dalam posisi
yang dapat dibentuk dari luar)
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
Klasifikasi
dibuat
lebih
sederhana
dengan
membaginya
menjadi
antipsikotik generasi I (APG-I) untuk
obat-obat golongan antagonis dopamine
(DA) dan antipsikotik generasi II (APG-II)
untuk obat-obat golongan serotonin
dopamine antagonis (SDA).
Risperidon 2 mg 1-0-1
Diazepam 5 mg 0-0-1
Pada pasien ini juga dapat diberikan obat
antipsikotik berupa obat atipikal antipsikotik.
Berdasarkan
meta-analisis
besar,
obat
risperidone
dan
olanzapine
menunjukkan
perubahan yang lebih baik dibandingkan
haloperidol untuk symptom negatif. Dan
simptomm negatif lebih menonjol pada pasien
ini.
Penatalaksanaan
Psikoterapi
Ventilasi :
Memberikan kesempatan pada pasien untuk
mengungkapkan perasaan dan keinginan serta
masalahnya sehingga pasien merasa lega dan
keluhannya berkurang.
Konseling :
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada
pasien tentang penyakitnya, agar pasien memahami
kondisi
dirinya,
dan
memahami
cara
menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap
minum obat secara teratur.
Penatalaksanaan
Sugestif :
Menanam kepercayaan dan meyakinkan bahwa
gejalanya akan hilang dengan meningkatkan
motivasi diri pasien
Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan
orang-orang terdekat pasien tentang gangguan
yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan
sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga
membantu proses penyembuhan pasien serta
melakukan kunjungan berkala.
Daftar Pustaka