Definisi
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
Weldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam
rongga mulut yaitu : Tonsil faringeal (Adenoid), tonsil palatine (tonsil faucial), tonsil
lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding
faring/Gerlachs tonsil). Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak berusia 3 sampai
10 tahun dan anak remaja berusia 15 hingga 25 tahun.
Epidemiologi
Tonsillitis lebih sering terjadi pada anak-anak walaupun kondisi ini jarang terjadi
pada anak kurang dari 2 tahun. Tonsilitis akibat streptococcus sering terjadi pada anak
usia 5-15 tahun, sedangkan tonsillitis akibat virus lebih sering terjadi pada anak yang
lebih muda.Peritonsilar abses sering terjadi pada anak ataupun dewasa muda.
Gejala Klinik
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tenggorokan.
Gejala lainnya tergantung penyebab tonsillitis.
kepala, badan lesu, dan nafsu makan berkurang sering menyertai pasien
tonsillitis akut. Suara pasien terdengar seperti orang yang mulutnya penuh
terisi makanan panas. Keadaan ini disebut plumy voice/hot potato voice.
Mulut berbau (foetor ex ore) dan ludah menumpuk dalam kavum oris akibat
nyeri telan yang hebat (ptialismus). Tonsilitis viral lebih menyerupai common
Faktor Resiko
1.
2.
3.
4.
Tonsillitis akut
limfe submandibular.
Tonsillitis difteri : pada pemeriksaan ditemukan tonsil membengkak
ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas dan
membentuk pseudomembran yang melekat erat pada dasarnya sehingga
Pemeriksaan penunjang
: bila diperlukan
1. Darah lengkap
2. Usap tonsil untuk pemeriksaan mikroskop dengan pewarnaan gram.
Penegakan diagnostic
Diagnostic ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan untuk
diagnosis definitif dengan pemeriksaan penunjang.
Klasifkasi Tonsilitis :
1. Tonsilitis akut
a. Tonsillitis viral
Virus Epstein Barr adalah penyebab paling sering. Jika terjadi
infeksivirus coxschakie, maka pada pemeriksaan rongga mulut akan
tampak luka-luka kecil pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri
dirasakan pasien.
b. Tonsillitis bacterial
Peradangan akut tonsil yang dapat disebabkan oleh kuman grup A
stretococcuc beta hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat,
pneumococcus, streptococcus viridian dan streptococcus piogenes.
Haemophilusinfluenzae merupkan penyebab tonsillitis akut supuratif.
Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan
reaksi radang berupa keluarnya leukositpolimorfonuklear sehingga
terbentuk detritus. Maka inbukasi 2-4 hari.
2. Tonsilitis membranosa
a. Tonsilitis difteri
Tonsilitis
ini
disebabkan
oleh
kuman
Corynebacterium
local dan gejala akibat eksotoksin. Gejala umum sama seperti gejala
infeksi lain, yaitu demam subfebris , nyeri kepala, tidak nafsu makan,
badan lemah, nadi lambat dan keluhan nyeri menelan. Gejala local
yang tampak berupa tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor
yang makin lama makin meluas dan membentuk pseudomembran
yang melekat erat pada dasarnya sehingga bila diangkat akan mudah
berdarah. Gejala akibat endotoksin dapat menimbulkan kerusakan
jaringan tubuh, misalnya pada jantung dapat terjadi miokarditis sampai
dekompensasi kordis, pada saraf cranial dapat menyebabkan
kelumpuhan otot palatum dan otot pernafasan, pseudomembran yang
meluas ke faringolaring dapat menyebabkan sumbatan jalan nafas atas
yang merupakan keadaan gawat darurat serta pada ginjal dapat
menimbulkan albuminuria.
b. Tonsillitis septic
Penyebab tonsillitis septic adalah streptococcus hemoliticus yang
terdapat dalam susu sapi sehingga menimbulkan epidemi. Oleh karena
itu di Indonesia susu sapi dimasak dulu dengan cara pasteurisasi
sebelum diminum maka penyakit ini jarang ditemukan.
c. Angina Plaut Vincent (Stomatitis ulseromembranosa)
Penyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta atau triponema yang
didapatkan pada penderita dengan hygiene mulut yang kurang dan
defisiensi vitamin C.
d. Penyakit keganasan
Pembesaran tonsil dapat merupakan manifestasi dari suatu keganasan
seperti limfoma maligna atau karsinoma tonsil.Biasanya ditemukan
pembesaran tonsil yang asimetris.
3. Tonsilitis Kronik
Tonsillitis kronik timbul karena rangsangan yang menahun dari rokok,
beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca,
kelelahan fisik dan pengobatan tonsillitis akut yang tidak adekuat.
Diagnosis Banding
1. Faringitis
2. Tumor tonsil
Komplikasi
1. Komplikasi local
a. Abses peritonsil (quinsy)
b. Abses Parafaringeal
c. Otitis media akut
2. Komplikasi sistemik
a. Glomerulonephritis
b. Miokarditis
c. Demam reumatik dan penyakit jantung rematik
Penatalaksanaan Komprehensif (plan)
1.
2.
3.
4.
5.
Istirahat cukup
Makan makanan lunak dan menghindari makan makanan yang mengiritasi
Menjaga kebersihan mulut
Pemberian obat topical dapat berupa obat kumur antiseptic
Pemberian obat oral sistemik
Pada tonsillitis viral istirahat, minum cukup, analgetika, antivirus
diberikan bila gejala berat. Antivirus metisoprinol (isoprenosine)
diberikan pada infeksi virus dengan dosis 60-100 mg/kgBB dibagi
dalam 4-6 kali pemberian/hari pada orang dewasa dan pada anak <5
selama 3 hari.
Pada tonsillitis difteri, anti difteri serum diberikan segera tanpa
menunggu hasil kultur, dengan dosis 20.000-100.000 unit tergantung
umur dan jenis kelamin. Antibiotic penisilin atau eritromisin 25-50
mg/kgBB/hari. Antipiretik untk simptomatis dan pasien harus
mengandung desinfektan .
Indikasi tonsilektomi.
Prognosis
Karena adanya peningkatan pengobatan di bidang kesehatan dan bedah, komplikasi
yang berkaitan dengan tonsiliti dan kematian menjadi jarang.
Pencegahan
Dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan individu yang sedang sakit atau
pasien yang sedang mengalami immunocompromise.Penggunaan vaksin anti
pneumococcal juga dapat mencegah tonsillitis.
PEMBAHASAN
Berdasarkan teori, salah satu faktor resiko untuk menyebabkan tonsillitis yaitu
penurunan daya tahan tubuh.Akibat dari penurunan daya tahan tubuh, bakteri virus
penyebab penyakit dapat masuk dan menimbulkan infeksi.Berdasarkan tinjauan
pasien datang dengan keadaan penurunan imunitas tubuh yang ditandai dengam
demam sehingga mengakibatkan mudah terkena penyakit infeksi terutama tonsillitis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ikatan Dokter Indonesia. 2013. Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I: Jakarta