Anda di halaman 1dari 12

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan

Sistem Pemerintahan Sesudah Amandemen UUD 1945


Kelompok 3:
Cindy Violita
Aldika Fernanda
Bilal Yakni
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Banyak warga / masyarakat yang mengatakan bahwa Indonesia
masuk dalam masa kegelapan sebelum amandemen UUD 45. pernyataan
tersebut didasarkan pada beberapa kenyataan bahwa aplikasi pelaksanaan
dari pasal - pasal yang terdapat pada UUD 45 banyak yang diselewengkan
demi kepentingan pribadi, politik, serta golongan. Selain itu, UUD 45
yang dibuat dalam waktu yang sangat singkat dianggap sudah tidak bisa
bisa diterapkan pada situasi dan kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini.
Apalagi ditambah dengan pandangan kritis dari kalangan akademisi yang
melihat praktik kenegaraan yang tidak sesuai bahkan menyimpang jauh
dari UUD 45.Masyarakat mengharapkan perbaikan UUD 1945 membawa
pengaruh baik bagi bangsa dan negara.
Oleh karena itu, penyusun ingin membuat makalah dengan judul:
Sistem Pemerintahan Sesudah Amandemen UUD 1945 agar masyarakat
indonesia ataupun pembaca mengetahui perubahan yang terjadi dari
sebelum amandemen ke sesudah amandemen.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut.
1.Bagaimana sistem pemerintahan menurut UUD 1945 sesudah di
amandemen ?
2.Apa 7 kunci pokok sistem pemerintahan indonesia sesudah amandemen
menurut UUD 1945?
3. Apa perbedaan sistem baru dan sistem lama?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 Sesudah di Amandemen
1)Deskripsi Struktur Ketatanegaraan RI Setelah Amandemen UUD 1945:
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan
pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 Lembaga Negara dengan
kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah

(DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan


Mahkamah Konstitusi (MK).1
2)Perubahan (Amandemen) UUD 1945:

Mempertegas prinsip negara berdasarkan atas hukum [Pasal 1 ayat (3)]


dengan menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang
merdeka, penghormatan kepada hak asasi manusia serta kekuasaan yang
dijalankan atas prinsip due process of law.
Mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian para pejabat
negara, seperti Hakim.

Sistem konstitusional berdasarkan perimbangan kekuasaan (check and


balances) yaitu setiap kekuasaan dibatasi oleh Undang-undang
berdasarkan fungsi masing-masing.

Setiap lembaga negara sejajar kedudukannya di bawah UUD 1945.

Menata kembali lembaga-lembaga negara yang ada serta membentuk


beberapa lembaga negara baru agar sesuai dengan sistem konstitusional
dan prinsip negara berdasarkan hukum.

Penyempurnaan pada sisi kedudukan dan kewenangan maing-masing


lembaga negara disesuaikan dengan perkembangan negara demokrasi
modern.

3)Tugas-tugas Lembaga negara


MPR

Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi


negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.
Menghilangkan supremasi kewenangannya.

Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.

Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden


dipilih secara langsung melalui pemilu).

Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.

Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan


Perwakilan Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih
secara langsung melalui pemilu.

DPR
1

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT


Bumi Aksara

Posisi dan kewenangannya diperkuat.


Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan
presiden, sedangkan DPR hanya memberikan persetujuan saja) sementara
pemerintah berhak mengajukan RUU.

Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah.

Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan


fungsi pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara.

DPD

Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan


kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah
ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai
anggota MPR.
Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik
Indonesia.

Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.

Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang


berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain
yang berkait dengan kepentingan daerah.

BPK

Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.


Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara
(APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan
kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.

Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap


provinsi.

Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen


yang bersangkutan ke dalam BPK.

PRESIDEN

Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara


pemilihan dan pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta
memperkuat sistem pemerintahan presidensial.
Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.

Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.

Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan


pertimbangan DPR.

Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan


pertimbangan DPR.

Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan


wakil presiden menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu,
juga mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya.

MAHKAMAH AGUNG

Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan


yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan
[Pasal 24 ayat (1)].
Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan perundangundangan di bawah Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan
Undang-undang.

Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan


Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan
lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan


kehakiman diatur dalam Undang-undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian,
Advokat/Pengacara dan lain-lain.

MAHKAMAH KONSTITUSI

Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the


guardian of the constitution).
Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa
kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik,
memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat
DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden
menurut UUD.
Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh
Mahkamah Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden,
sehingga mencerminkan perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu
yudikatif, legislatif, dan eksekutif.

B.7 Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Indonesia


Tujuh kunci pokok sistem pemerintahan menurut Undang-Undang
Dasar 1945 setelah amandemen:

1. Indonesia adalah negara hukum, yang dicantumkan dalam batang tubuh


pada pasal 1 ayat 3.
2.
Sistem konstitualisme, artinya dalam penyelengaraan pemerintahan
negara berdasarkan Undang Undang Dasar yang mengatur mekanisme
pembagian kekuasaan.
3.
Kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh karena itu, saat ini
pemilihan Presiden dilakukan langsung oleh rakyat.
4.
Presiden adalah penyelenggara pemerintahan, bukan tertinggi dan
bukan dibawah MPR.
5.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
6.
Menteri negara ialah pembantu presiden dan tidak bertanggung
jawab terhadap DPR. Jadi, presiden memiliki hak kewenangan mutlak
untuk mengangkat dan memberhentikan seorang menteri.
7.
Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas

C.Perbedaan Sistem Baru dan Sistem Lama


Dalam sejarah indonesia, sudah beberapa kali pemerintah melakukan
amandemen pada UUD 1945. Hal ini tentu saja dilakukan untuk menyesuaikan
undang-undang dengan perkembangan zaman dan memperbaikinya sehingga
dapat menjadi dasar hukum yang baik. Dalam proses tersebut, terdapat perbedaan
antara sistem pemerintahan sebelum dilakukan amandemen dan setelah dilakukan
amandemen. Perbedaan tersebut adalah:
1.Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Sebelum dilakukan amandemen, MPR merupakan lembaga tertinggi
negara sebagai pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat.
WEWENANG MPR Sebelum Amandemen
Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga
negara yang lain, termasuk penetapan Garis-Garis Besar Haluan Negara
yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden/Mandataris.
Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusanputusan Majelis.
Menyelesaikan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden Wakil
Presiden.
Meminta pertanggungjawaban dari Presiden/ Mandataris mengenai
pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan menilai
pertanggungjawaban tersebut.
Mencabut mandat dan memberhentikan Presiden dan memberhentikan
Presiden dalam masa jabatannya apabila Presiden/mandataris sungguhsungguh melanggar Haluan Negara dan/atau Undang-Undang Dasar.
Mengubah undang-Undang Dasar.
Menetapkan Peraturan Tata Tertib Majelis.

Menetapkan Pimpinan Majelis yang dipilih dari dan oleh anggota.


Mengambil/memberi keputusan terhadap anggota yang melanggar
sumpah/janji anggota.
Setelah amandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tinggi negara
yang setara dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti Lembaga
Kepresidenan, DPR, DPD, BPK, MA, dan MK.
WEWENANG MPR Setelah Amandemen
Menghilangkan supremasi kewenangannya
Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN
Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih
secara langsung melalui pemilu)
Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.
Melantik presiden dan/atau wakil presiden
Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya
Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal
terjadi kekosongan Wakil Presiden
Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang
pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama
dan kedua dalam Pemilu sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika
Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan.
MPR tidak lagi memiliki kewenangan untuk menetapkan GBHN
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Sebelum Amandemen
Presiden tidak dapat membubarkan DPR yang anggota-anggotanya dipilih oleh
rakyat melalui pemilihan umum secara berkala lima tahun sekali. Meskipun
demikian, Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
WEWENANG DPR Sebelum Amandemen :
Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden.
Memberikan persetujuan atas PERPU.
Memberikan persetujuan atas Anggaran.
Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta
pertanggungjawaban presiden.
Tidak disebutkan bahwa DPR berwenang memilih anggota-anggota BPK dan tiga
hakim pada Mahkamah Konstitusi.
Setelah Amandemen
Setelah amandemen, Kedudukan DPR diperkuat sebagai lembaga legislatif dan
fungsi serta wewenangnya lebih diperjelas seperti adanya peran DPR dalam
pemberhentian presiden, persetujuan DPR atas beberapa kebijakan presiden, dan
lain sebagainya.
WEWENANG DPR Setelah Amandemen

Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat


persetujuan bersama
Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang
Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan
bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan
Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD
Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan
pemerintah
3. PRESIDEN
SEBELUM AMANDEMEN
Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga
memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif
(judicative power). Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar. Tidak
ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai presiden
serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya, sehingga
presiden bisa menjabat seumur hidup.
WEWENANG
Mengangkat dan memberhentikan anggota BPK.
Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam
kegentingan yang memaksa)
Menetapkan Peraturan Pemerintah
Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
PEMILIHAN
Presiden dan Wakil Presiden diangkat dan diberhentikan oleh MPR.
SETELAH AMANDEMEN
Kedudukan presiden sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan berwenang
membentuk Undang-Undang dengan persetujuan DPR. Masa jabatan presiden
adalah lima tahun dan dapat dipilih kembali selama satu periode.
WEWENANG
Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
Presiden tidak lagi mengangkat BPK, tetapi diangkat oleh DPR dengan
memperhatikan DPD lalu diresmikan oleh presiden.
Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara
Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU
bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.
Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam
kegentingan yang memaksa)
Menetapkan Peraturan Pemerintah
Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
dengan persetujuan DPR
Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR

Menyatakan keadaan bahaya


PEMILIHAN
Calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan
partai politik peserta pemilu sebelumnya. Pilpres pertama kali di Indonesia
diselenggarakan pada tahun 2004.
Jika dalam Pilpres didapat suara >50% jumlah suara dalam pemilu dengan
sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari separuh jumlah
provinsi Indonesia, maka dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
Jika tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, maka
pasangan yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam Pilpres
mengikuti Pilpres Putaran Kedua. Pasangan yang memperoleh suara terbanyak
dalam Pilpres Putaran Kedua dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden
Terpilih.
4. MAHKAMAH KONSTITUSI
SEBELUM AMANDEMEN
Mahkamah konstitusi berdiri setelah amandemen
SETELAH AMANDEMEN
WEWENANG
Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil
Pemilihan Umum
Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.
KETUA
Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh Hakim Konstitusi untuk masa
jabatan 3 tahun. Masa jabatan Ketua MK selama 3 tahun yang diatur dalam UU
24/2003 ini sedikit aneh, karena masa jabatan Hakim Konstitusi sendiri adalah 5
tahun, sehingga berarti untuk masa jabatan kedua Ketua MK dalam satu masa
jabatan Hakim Konstitusi berakhir sebelum waktunya (hanya 2 tahun). Ketua MK
yang pertama adalah Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.. Guru besar hukum tata
negara Universitas Indonesia kelahiran 17 April 1956 ini terpilih pada rapat
internal antar anggota hakim Mahkamah Konstitusi tanggal 19 Agustus 2003.
Jimly terpilih lagi sebagai ketua untuk masa bakti 2006-2009 pada 18 Agustus
2006 dan disumpah pada 22 Agustus 2006. Pada 19 Agustus 2008, Hakim
Konstitusi yang baru diangkat melakukan voting tertutup untuk memilih Ketua
dan Wakil Ketua MK masa bakti 2008-2011 dan menghasilkan Mohammad
Mahfud MD sebagai ketua serta Abdul Mukthie Fadjar sebagai wakil ketua.
HAKIM KONSTITUSI
Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 Hakim Konstitusi yang ditetapkan oleh
Presiden. Hakim Konstitusi diajukan masing-masing 3 orang oleh Mahkamah
Agung, 3 orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan 3 orang oleh Presiden. Masa
jabatan Hakim Konstitusi adalah 5 tahun, dan dapat dipilih kembali untuk 1 kali
masa jabatan berikutnya.
Hakim Konstitusi periode 2003-2008 adalah:

Jimly Asshiddiqie
Mohammad Laica Marzuki
Abdul Mukthie Fadjar
Achmad Roestandi
H. A. S. Natabaya
Harjono
I Dewa Gede Palguna
Maruarar Siahaan
Soedarsono
Hakim Konstitusi periode 2008-2013 adalah:
Jimly Asshiddiqie, kemudian mengundurkan diri dan digantikan oleh Harjono
Maria Farida Indrati
Maruarar Siahaan
Abdul Mukthie Fajar
Mohammad Mahfud MD
Muhammad Alim
Achmad Sodiki
Arsyad Sanusi
Akil Mochtar
5. MAHKAMAH AGUNG
SEBELUM AMANDEMEN
Kedudukan:
:
Kekuasan kehakiman menurut UUD 1945 sebelum amandemen dilakukan oleh
Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman (Pasal 24 (1)). Kekuasaan
kehakiman hanya terdiri atas badan-badan pengadilan yang berpuncak pada
Mahkamah Agung. Lembaga ini dalam tugasnya diakui bersifat mandiri dalam
arti tidak boleh diintervensi atau dipengaruhi oleh cabang-cabang kekuasaan
lainnya, terutama eksekutif.
WEWENANG
Sebelum adanya amandemen, Mahkamah Agung berwenang dalam kekuasaan
kehakiman secara utuh karena lembaga ini merupakan lembaga kehakiman satusatunya di Indonesia pada saat itu.
SETELAH AMANDEMEN
Kedudukan:
MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman
disamping itu sebuah mahkamah konstitusi diindonesia (pasal 24 (2) UUD 1945
hasil amandemen ). Dalam melaksanakan kekusaan kehakiman , MA membawahi
Beberapa macam lingkungan peradilan, yaitu peradilan umum, peradilan agama,
peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara( Pasal 24 (2) UUD 1945 hasil
amandemen).
WEWENANG
Fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang
seperti Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.
Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang
diberikan oleh Undang-Undang

Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi


Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi
6. BPK
SEBELUM AMANDEMEN
Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan
Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan undangundang. Hasil
Pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat PASAL 23
SESUDAH AMANDEMEN
Pasal
23F
(1) Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD
dan
diresmikan
oleh
Presiden.
(2) Pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota.
Pasal
23G
(1) BPK berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap
propinsi
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai BPK di atur dengan undang-undang
. Sistem pemerintahan menurut UUD 1945 sesudah diamandemen
Sebagai salah satu langkah reformasi dalam sistem perundang - undangan
Indonesia, maka dibuatlah beberapa perubahan pada Undang - Undang Dasar
tahun 1945 dengan pertimbangan penyesuaian dengan kondisi negara dan
masyarakat Indonesia. Diharapkan dengan diadakannya amandemen, UUD 1945
sebagai dasar hukum negara Indonesia bisa lebih menyerap kebutuhan rakyat serta
sesuai dengan kondisi yang terjadi saat ini. Karena UUD 1945 setelah amandemen
dianggap lebih demokratis bila dibandingkan dengan UUD 1945 sebelum
dilakukan amandemen.2
Setelah dilakukan amandemen, MPR yang semula berisi anggota - anggota DPR
dan kelompok - kelompok fungsional tambahan, termasuk militer, telah dirubah
sehingga anggota MPR hanya terdiri dari anggota - anggota DPR dan DPD saja.
Bila anggota DPR mewakili kepentingan - kepentingan partai politik, maka
anggota DPD mewakili kepentingan - kepentingan daerah yang diwakilinya.
Kedua anggota MPR tersebut dipilih oleh rakyat sehingga bisa dikatakan bahwa
tidak terdapat lagi "kursi pesanan" untuk militer dan golongan - golongan yang
lain.
Perubahan pada sistem pemerintahan setelah amandemen dilakukan, terlihat jelas
pada kekuasaan MPR dimana sebelumnya MPR memiliki kekuasaan - kekuasaan
yang tidak terbatas dirubah menjadi : kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar. Amandemen juga mencabut
kekuasaan untuk membuat Undang - Undang dari tangan Presiden dan
memberikan kekuasaan untuk membuat Undang - Undang tersebut kepada DPR.
Sehingga jelas bahwa amandemen ingin mempertegas posisi check and balances
antara presiden sebagai lembaga eksekutif dan DPR sebagai lembaga legislatif.
Setelah pelaksanaan amandemen, Presiden tetap memegang hak veto secara
absolut untuk menolak segala rancangan Undang - Undang yang dibuat DPR pada
tahap pembahasan. Langkah reformasi lembaga legislatif setelah amandemen
2

Emma. 2012. Analisa Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Blogspot

adalah dibentuknya Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dimaksudkan untuk


memberi kesempatan kepada masyarakat daerah untuk turut berperan aktif dalam
pelaksanaan sistem pemerintahan, dimana ide ini sejalan dengan konsep otonomi
daerah yang telah berjalan. Namun, otoritas DPD sangat terbatas bila
dibandingkan dengan otoritas DPR.

BAB III
PENUTUPAN
Dengan dibuatnya makalah sistem pemerintahan ini semoga mempermudah
kita dalam memahami sistem dari Negara kita Indonesia agar setidaknya
mengetahui maupun mampu memberikan aspirasi ataupun dapat terjun langsung
ke dunia pemerintahan kita sendiri untuk berpartisipasi/berkontribusi untuk
Negara yang kita cintai ini agar pemerintahan kita dapat berjalan dengan baik
serta sesuai dengan cita-cita bangsa kita. Dan semoga saja orang-orang yang
terjun langsung didunia pemerintahan ini dapat menjalankan tugasnya dengan
baik sesuai teori-teori yang baik demi kelangsungan sistem pemerintahan yang
dapat mensejahterahkan serta memberikan keadilan bagi masyarakat Indonesia.
3.1 Kesimpulan

Setelah terjadi amandemen :


Kekuasaan legislatif lebih dominan
Presiden tidak dapat membubarkan DPR

Rakyat memilih secara langsung presiden dan wakil presiden

MPR tidak berperan sebagai lembaga tertinggi lagi

Anggota MPR terdiri dari seluruh anggota DPR ditambah anggota


DPD yang dipilih secar langsung oleh rakyat

DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpintarsederhana.blogspot.co.id/2013/09/sistem-pemerintahanindonesia sebelum.html diakses pada tanggal 2 september 2015 pukul 20.48
http://emmanurohmah.blogspot.co.id/2012/12/analisa-sistem-pemerintahan
indonesia.html diakses pada tanggal 3 september 2015 jam 8.17
http://www.achmadyusron.my.id/2013/06/Sistem-Pemerintahan-IndonesiaSebelum-dan-Sesudah-Amandemen.html diakses pada tanggal 3 september 2015
jam 8.36
http://attin-leefiaray.blogspot.co.id/2013/05/tujuh-kunci-pokoksistem-pemerintahan_6.html diakses pada tanggal 3 september 2015

pukul 8.36

Anda mungkin juga menyukai