Anda di halaman 1dari 11

PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)

(LOGO)

PAPUA

Anggota:
1. Ihsanuriza Haromain

(125060300111091)

2. Feraldi Alif Pratama

(125060307111010)

3. Endy Hendrawan

(125060307111016)

4. Anggia Rinanti

(125060301111026)

5. Febyati Muktya Amalia

(125060301111005)

(MOTO)

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T., karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Manajemen Industri
yang berjudul Pengorganisasian (Organizing) ini dengan lancar.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan
makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Malang, 22 September 2015


Tim Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
PENGORGANISASIAN
A. PENGERTIAN..................................................................................................1
B. FUNGSI PENGORGANISASIAN.....................................................................1
C. PRINSIP PRINSIP PENGORGANISASIAN..................................................3
D. STRUKTUR ORGANISASI..............................................................................4
E. PROSES ORGANISASI...................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................iii

PENGORGANISASIAN
A. PENGERTIAN
Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang saling
berinteraksi dan bekerjasama untuk merealisasikan tujuan bersama (Dr. H. B.
Siswanto, M.Si.,2013).
Pengorganisasian merupakan proses menciptakan hubungan-hubungan antara
fungsi-fungsi, personalia, dan faktor fisik, agar supaya kegiatan-kegiatan yang harus
dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama (Prof. Dr.
Sukanto Reksohadiprodjo, M.Com.,1992).
Istilah pengorganisasian dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut
ini:
1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang
paling efektif dari sumber daya-sumber daya yang ada.
2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dimana
setiap pengelompokkan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang
diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas,
dan karyawan.
4. Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka.
B. FUNGSI PENGORGANISASIAN
Salah satu fungsi utama dari pengorganisasian adalah mempermudah
pelaksanaan tugas. Membagi-bagi suatu kegiatan besar menjadi beberapa kegiatan
kecil yang masing-masing kegiatan itu ditugaskan kepada orang yang ahli untuk
mempermudah melakukan tugas itu.
Fungsi lainnya adalah untuk mempermudah pimpinan mengawasi bawahan.
Dengan adanya pembagian tugas yang jelas, maka pimpinan akan tahu siapa saja
yang melakukan pekerjaan, sehingga ia dapat meminta pertanggungjawaban dari
masing-masing bawahan tentang tugasnya. Selanjutnya, proses ini akan berakibat
akan tercapainya tujuan masing-masing tugas, karena adanya ketegasan tentang
apa yang harus dikerjakan oleh masing-masing bawahan.

C. PRINSIP PRINSIP PENGORGANISASIAN


Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, maka harus berpedoman
pada azas-azas organisasi sebagai berikut:
1. Perumusan tujuan organisasi dengan jelas
Organisasi dibentuk atau disusun atas dasar adanya tujuan. Jelasnya tidak
mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya:
a. Organisasi kekuasaan dibentuk untuk mencapai tujuan Negara.
b. Organisasi olahraga, misalnya KONI dibentuk untuk mencapai prestasi
yang setinggi-tingginya di bidang olahraga.
c. Organisasi niaga, misalnya PNGIA dibentuk dengan tujuan mencari
keuntungan.
2. Prinsip skala Hirarkhi
Adanya garis kewenangan yang jelas dari pimpinan tingkat atas sampai
pada setiap pimpinan tingkat bawahan, berarti garis pelimpahan wewenang dan
garis pertanggungjawabannya akan lebih efektif.
3. Prinsip kesatuan perintah/komando
Bahwa seseorang hanya menerima perintah dan bertanggung jawab
terhadap seorang atasannya saja.
4. Prinsip pelimpahan wewenang
Yang dimaksudkan dengan pelimpahan wewenang ialah wewenang para
pejabat pimpinan itu untuk mengambil keputusan, melakukan hubungan
dengan orang lain dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan terlebih
dahulu kepada atasannya.
5. Prinsip pertanggungjawaban
Dalam

menjalankan

tugasnya

bawahan

harus

bertanggung

jawab

sepenuhnya kepada atasannya. Sekalipun demikian atasan tidak dapat


menghindarkan taggung jawabnya atas segala kegiatan atau perbuatan yang
dilakukan bawahan.
6. Prinsip pembagian kerja
Pembagian pekerjaan timbul disebabkan bahwa seseorang mempunyai
kemampuan terbatas untuk melakukan segala macam pekerjaan. Oleh karena

itu pembagian pekerjaan berarti bahwa kegiatan-kegiatan dalam melakukan


pekerjaan harus dikhususkan secara sempurna. Kegiatan-kegiatan itu harus
jelas dibutuhkan dan dikelompokkan agar lebih efektif dalam mencapai tujuan
organisasi.
7. Prinsip jenjang/rentang pengendalian
Jenjang atau rentang pengendalian artinya bahwa jumlah bawahan yang
harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Sesuai
dengan bentuk dan tipe organisasi, maka rentang atau jenjang pengendalian
terdiri atas:
a. Rentang pengendalian yang sempit, yaitu apabila jumlah bawahan yang
harus dikendalikan itu relative kecil (4-8 orang).
b. Rentang pengendalian yang luas, yaitu apabila jumlah bawahan yang
dikendalikan oleh seorang atasan relative besar (8-15 orang).
8. Prinsip fungsional
Bahwa seorang dalam organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan
wewenangnya, hubungan kerja serta tanggung jawabnya dalam melaksanakan
tercapainya tujuan organisasi.
9. Prinsip pemisahan
Bahwa beban tugas pekerjaan seorang tidak dapat dibebankan tanggung
jawabnya kepada orang lain.
10. Prinsip keseimbangan
Dalam prakteknya keseimbangan itu mungkin terjadi pada bidang-bidang
tertentu, misalnya : pada struktur organisasi yaitu apabila jenjang atau rentang
pengendalian tidak efisien, karena komunikasi yang luas tidak juga efisien, dan
sebagainya.
11. Prinsip fleksibilitas
Sesuatu pertumbuhan dan perkembangan organisasi harus disesuaikan
dengan perubahan dan dinamika organisasi itu, sebab kalau tidak dapat
menyesuaikan maka organisasi itu tidak dapat memenuhi tujuannya. Oleh
karena itu diperlukan reorganisasi, karena mungkin perubahan pimpinannya,

perubahan penggunaan prosedurnya, mungkin juga tidak sesuai lagi dengan


tugasnya, sehingga harus disesuaikan dengan tugasnya yang baru.
12. Prinsip kepemimpinan
Sekalipun

susunan

organisasi

telah

ditetapkan,

wewenang

telah

dilimpahkan kepada para manager untuk melaksanakan tugas tersebut dengan


sebaik-baiknya, tetapi lebih daripada itu diperlukan adanya kemampuan
kepemimpinan.

Perorganisasian

adalah

teknik

peningkatan

daripada

kepemimpinan, karena dapat menciptakan situasi, dimana manager dapat


memimpin ke arah yang lebih efektif.
D. STRUKTUR ORGANISASI
1. Organisasi garis
Bagan organisasi garis adalah bagan organisasi yang melukiskan
wewenang garis atau komando para pejabat pada organisasi tersebut terhadap
pejabat-pejabat yang ada dibawahnya. Wewenang garis atau wewenang
komando

ialah

wewenang

untuk

memberi

perintah

dan

meminta

pertanggungjawaban. Wewenang garis dilukiskan dengan garis lurus dari atas


kebawah. Struktur ini cocok untuk organisasi kecil yang baru berkembang.

Presiden Direktur

Direktur Personalia

Direktur Produksi

Direktur Keuangan

Manajer Pabrik A

Manajer Pabrik B

Manajer Pabrik C

Gambar 1. Bagan Organisasi Garis


2. Organisasi fungsional
Bagan organisasi fungsi melukiskan wewenang fungsi-fungsi pejabat
tertentu dalam organisasi. Wewenang fungsi dilukiskan dengan garis terputusputus. Dilihat dari bawahan, seseorang dapat diperintah oleh beberapa orang
atasan.

Presiden Direktur

Direktur Personalia

Direktur Produksi

Direktur Keuangan

Manajer Pabrik A

Manajer Pabrik B

Manajer Pabrik C

Gambar 2. Bagan Organisasi Fungsional


3. Organisasi garis dan staf
Pada bagian organisasi dan staf para manajer tertentu memiliki wewenang
garis,

sesuai

dengan

kebutuhan,

kepada

manajer

garis

tadi

dapat

diperbantukan seorang staf atau lebih. Bagan ini dikembangkan untuk


menghilangkan kelemahan-kelemahan bagan organisasi garis dan bagan
organisasi fungsi. Tugas staf ialah membantu manajer garis, mengidentifikasi
masalah, mengumpulkan data yang diperlukan, membuat prakiraan keadaan
dan mengajukan alternatif pemecahan masalah atau usul, saran dan
pertimbangan kepada manajer garis yang dibantunya. Wewenang mengambil
keputusan dan memberikan perintah kepada manajer dibawahnya adalah
wewenang manajer garis

Presiden Direktur
Staf
Direktur Personalia

Direktur Produksi

Direktur Keuangan

Manajer Pabrik A

Manajer Pabrik B

Manajer Pabrik C

Gambar 3. Bagan Organisasi Garis dan staf


4. Organisasi matriks
Bagan organisasi matriks ini dipakai untuk menghilangkan kelemahan
bagan

organisasi

garis

dan

bagan

organisasi

fungsi,

yaitu

dengan

menggabungkan kedua bentuk tersebut. Dalam orgnaisasi ini, manajer disain,


manajer mekanik, manajer elektrik dll mempunyai wewenang fungsional,
sedangkan manajer proyek A, manajer proyek B dst mempunyai wewenang
garis.

Presiden Direktur

Manajer Keuangan
Manajer Produksi
Manajer SDM
Manajer Pemasaran
Manajer R&D

Manajer Proyek A

Staf

Staf

Staf

Staf

Staf

Manajer Proyek B

Staf

Staf

Staf

Staf

Staf

Manajer Proyek C

Staf

Staf

Staf

Staf

Staf

Gambar 4. Bagan Organisasi Matriks


E. PROSES ORGANISASI
1. Proses komunikasi
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi dan
pengertian dengan menggunakan tanda yang sama. Komunikasi sangat
penting karena para manajer dalam suatu organisasi jarang bekerja dengan
menggunakan barang, tapi lebih sering menggunakan informasi mengenai
barang itu. Komunikasi tidak dapat dihindarkan dalam setiap fungsi organisasi
karena setiap manajer harus menjadi komunikator.
Proses komunikasi dalam suatu proses organisasi harus memberi
kemungkinan dalam empat arah yang berbeda.
a. Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah mengalir dari orang pada hierarki yang lebih
tinggi ke jenjang yang lebih rendah. Misalnya, dalam bentuk instruksi,
memo resmi, prosedur, pedoman kerja, pengumuman, dan sebagainya.
b. Komunikasi ke atas
Porsi komunikasi ke atas sebenarnya dituntut untuk seimbang
dengan komunikasi ke bawah. Berbeda dengan komunikasi ke bawah,
komunikasi ke atas mengalir dari orang pada hierarki yang lebih rendah ke
jenjang yang lebih tinggi. Misalnya, dalam bentuk kotak saran, pertemuan
kelompok, pengaduan, dan sebagainya.

c. Komunikasi horizontal
Meskipun arus komunikasi ke atas dan ke bawah merupakan
pertimbangan utama dalam desain organisasi, namun organisasi yang
efektif memerlukan juga komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal
sangat perlu bagi koordinasi dan integrasi dari beraneka ragam fungsi
keorganisasian. Misalnya, komunikasi antara produksi dan pemasaran
dalam organisasi bisnis atau antara berbagai macam departemen dan
fakultas dalam sebuah universitas.
d. Komunikasi diagonal
Meskipun mungkin merupakan jalur komunikasi yang paling jarang
digunakan, komunikasi diagonal penting dalam situasi ketika para anggota
tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui jalur lain. Misalnya,
seorang penyelia finansial dari suatu organisasi besar mungkin ingin
menyusun analisis biaya distribusi.
2. Proses pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan adalah serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh
seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang dihadapi, kemudian
menetapkan salah satu alternative yang dianggap paling rasional dan sesuai
dengan sistem. Dalam suatu organisasi yang mengambil keputusan adalah
manajer. Kualitas keputusan yang diambil oleh manajer merupakan ukuran dari
efektifitas mereka. Proses pengambilan keputusan yang dimaksudkan adalah:
a. Menetapkan tujuan dan sasaran khusus dan mengukur hasilnya.
b. Identifikasi permasalahan.
c. Mengembangkan alternatif.
d. Mengevaluasi alternatif.
e. Memilih alternatif.
f.

Melaksanakan keputusan.

g. Pengendalian dan penimbangan.


3. Proses evaluasi hasil karya
Evaluasi dirancang untuk memberikan kepada orang yang dinilai dan orang
yang menilai atau manajer, informasi mengenai hasil karya. Secara umum
bahwa tujuan hasil evaluasi hasil karya adalah untuk mencapai kesimpulan

yang evaluatif atau yang memberi pertimbangan mengenai hasil karya dan
untuk mngembangkan karya lewat program.
4. Proses imbalan
Cara dan penetapan waktu pembagian imbalan merupakan permasalahan
penting yang harus dihadapi oleh para manajer sehari-hari. Imbalan yang dibagi
oleh manajer meliputi upah, mutasi, promosi, pujian, dan penghargaan. Imbalan
tersebut dapat juga membantu menciptakan suasana yang menimbulkan
pekerjaan yang menantang dan memuaskan. Karena imbalan dipandang
penting oleh para bawahan, imbalan memiliki dampak penting terhadap perilaku
dan hasil karya.
5. Proses sosialisasi dan proses karier
Sosialisasi keorganisasian adalah proses yang dialami individu untuk
menghargai nilai, kemampuan, perilaku yang diharapkan, dan pengetahuan
social yang diperlukan untuk mengasumsikan peran keorganisasian dan untuk
berpartisipasi sebagai anggota organisasi. Proses sosialisasi meliputi tiga
tahap. Setiap tahap menyangkut aktivitas khusus yang apabila dilaksanakan
dengan tepat akan meningkatkan kesempatan orang untuk memiliki karier yang
efektif. Tahap sosialisasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Sosialisasi persiapan
b. Akomodasi
c. Manajemen peran

Anda mungkin juga menyukai