DALAM KEHAMILAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan umum
Memberikan pelayanan yang optimal
bagi kesehatan ibu hamil di Indonesia
Tujuan khusus
Memberikan informasi mengenai
edukasi serta penatalaksanaan terkini
mengenai penyakit pada kehamilan
OUTLINE
Latar Belakang & Definisi
Komplikasi ISK
Faktor Risiko
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Pencegahan
Penatalaksanaan
LATAR BELAKANG
7 jt kunjungan ke dokter dan 1
juta ke UGD per tahun dengan
nilai mencapai 1,6 juta dollar.
50 % wanita mengalami
sedikitnya sekali ISK sepanjang
hidupnya dan 20% diantaranya
mengalami rekurensi.
Frekuensi penyakit ini
mengharuskan para nakes
menguasai dengan baik
evaluasi dan
penatalaksanaannya.
DEFINISI
ISK adalah infeksi pada dalam saluran
kemih. Organisme yang menyebabkan ISK
dalam kehamilan adalah flora normal, dan
Escherichia coli sebagai penyebab
tersering (90%).
Pada pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan urinalisa dengan
menemukan bakteri (bakteriuria)
sebanyak >105 colony forming units
(cfu/ml).
McCormick T, Ashe RG, Kearney PM. Urinary tract infection in pregnancy. The Obstetrician
& Gynaecologist 2008; 10(3): 156-62.
DEFINISI (2)
Bakteriuria tanpa disertai gejala klinis
disebut bakteriuria asimptomatik
sedangkan bakteriuria yang disertai gejala
klinis disebut bakteriuria simptomatik
Bakteriuria asimptomatik tidak sinonim
dengan ISK akut dan hanya diobati pada
keadaan khusus seperti kehamilan atau
pada wanita yang menjalani prosedur
genitourinary invasive.
Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Spong CY, Dashe J. Renal and Urinary Tract Disorders.
Williams Obstetrics 24/E: McGraw-Hill Education; 2014: 1051.
McCormick T, Ashe RG, Kearney PM. Urinary tract infection in pregnancy. The Obstetrician
& Gynaecologist 2008; 10(3): 156-62.
EPIDEMIOLOGI
Secara umum, seorang wanita hamil
memiliki risiko sebesar 2-10% terhadap
infeksi saluran kemih
Sekitar 20% ISK dapat menimbulkan
komplikasi dan menyebabkan penularan
infeksi vertikal dari ibu ke janin yang
dikandungnya.
Pada wanita hamil, 20-40% kasus
merupakan bakteriuria asimptomatik, 14% kasus sistitis akut, dan 0,5-2% kasus
Bahadi A, Kabbaj DE, Elfazazi H, Abbi R, Hafidi MR, Hassani MM. Urinary tract infection in pregnancy.
2010.
pielonefritis.
Duarte G, Marcolin AC, Quintana SM, Cavalli RC. Urinary tract infection in pregnancy. Revista brasileira
de ginecologia e obstetricia : revista da Federacao Brasileira das Sociedades de Ginecologia e
KOMPLIKASI
Ibu
Hipertensi
Anemia
Preeklampsia
Polihidramnion
Janin
Prematur
IUGR
IUFD
Bnhidy F, Acs N, Puh EH, Czeizel AE. Pregnancy complications and birth outcomes of
pregnant women with urinary tract infections and related drug treatments. Scand J Infect
Dis. 2007;39(5):3907.
FAKTOR RISIKO
Usia lanjut
Terdapat di ruang
emergensi perkotaan
Infeksi nosokomial
Kehamilan
Pemakaian foley kateter
Riwayat instrumentasi
saluran kemih
Abnormalitas anatomik
dan fungsional saluran
kemih
Infeksi saluran kemih
masa kanak-kanak
Pemakaian antimikroba
baru-baru ini
Keluhan lebih dari 7 hari
Diabetes mellitus
Immunosupresi.
ANAMNESIS
ISK pada kehamilan biasanya
asimptomatik. namun anamnesa yang
baik dapat menentukan jenis dari infeksi
saluran kemih pada kehamilan
Gejala yang ditimbulkan pada ISK
berdasarkan klasifikasinya dibagi menjadi
ANAMNESIS (2)
ISK dengan
Bakteri
Asimptomatik
Pada ISK jenis
ini biasanya
tidak adanya
gejala.
Namun
penelitian
menyatakan
Low Back Pain
salah satu
gejala yang
dapat
ditemukan.
ISK dengan
Sistitis Akut
Biasanya
pasien tidak
demam,
keluhan
seperti
disuria,
urgensi,
frekuensi,
nokturia,
hematuria, &
nyeri daerah
suprapubik.
ISK dengan
Pielonefritis
Akut
Gejala yang
dapat timbul
biasanya
demam, nyeri
ketok
costovertebra
e, mual dan
muntah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisa Mikroskopik
Pemeriksaan terbaik dan tepat yaitu kultur
bakteri namun memerlukan waktu yang
lama (minimal 24-48 jam) dan mahal.
Metode lain yang lebih cepat yaitu dengan
dipstik leukosit esterase, urinalisis dan
pewarnaan gram.
PENCEGAHAN
Modifikasi perilaku
Strategi penggunaan antibiotik
Profilaksis kontinu (continuous
prophylaxis )
Profilaksis pasca senggama (post-coital
prophylaxis)
Pengobatan antibiotik mandiri (self-start
antibiotic treatment)
Preparat estrogen
PENCEGAHAN (2)
PENCEGAHAN (3)
Strategi pilihan lainnya
Cranberry
Probiotik
Akupuntur
Vaksin
Interferensi bakteri
Asam hialuronat)
CRANBERRY
Ektrak Cranberry dengan kandungan
36 mg PAC (Proanthocyanidin) dapat
dijadikan pilihan sebagai profilaksis
ISK dan ISK berulang sehingga dapat
mengurangi kejadian resistensi
antibiotika
Source : K. Sengupta, K.V. Alluri, T. Golakoti, G.V. Gottumukkala, J. Raavi, L. Kotchrlakota, S.C. Sigalan, D. Dey, S. Gosh and
A. Chatterjee, A Randomized, Double Blind, Controlled Dose Dependent Clinical Trial to Evaluate the Efficacy of a
Proanthocyandines Standardized Whole Cranberry (Vaccinium Macrocarpon) Powder on Infections of the Urinary Tract.
Current Bioactive Compounds, Volume 7, Number 1, March 2011 pp. 39-46.
TATALAKSANA
Secara umum dapat diberikan antibiotik
intravena (diberikan sesuai hasil kultur
urin dan sensitifitas antibiotik)
Biasanya terapi diberikan selama 7 hari
Tingkatkan asupan cairan untuk
meningkatkan hidrasi, dan menilai
pengosongan kandung kemih.
TATALAKSANA (2)
Bakteriuria Asimptomatik
Hindari trimetoprim pada trimester satu dan
pada wanita hamil dengan defisiensi folat,
asupan asam folat rendah atau wanita yang
sedang minum obat antagonis asam folat.
Nitrofurantoin 100 mg oral dua kali sehari
untuk 5 hari
ATAU
Trimethoprim 300 mg oral setiap hari untuk 5
hari
TATALAKSANA (3)
Sistitis Akut
Nitrofurantoin 50 mg oral, setiap 6 jam
untuk 5-7hari
ATAU
Amoxycillin+clavulanate 500 + 125 mg
oral, dua kali sehari untuk 5-7hari (pada
umur kehamilan < 20 minggu)
TATALAKSANA (4)
Pielonefritis
Gentamicin 5 mg / kg (maximum initial dose 480 mg)
IV sehari sekali untuk 3 hari, atau sampai hasil
sensitifitas ada dan
Ampicillin atau amoxycillin 2 g IV inisial dosis
kemudian 1g IV setiap 4 jam untuk 3 hari
ATAU
Cefazolin 1-2 g IV setiap 6 sampai 8 jam selama 3 hari
ATAU
Ceftriaxone 1 g IV sekali sehari selama 3 hari
ATAU
Cefotaxime 1 g IV setiap 8 jam selama 3 hari
Pyuria or
bacteruria
(positive culture)
Recurrent
episode
Isolated
episode
Evaluate for
Vaginitis
urethritis
Urgency, Frequency
Chronic pain syndrome
Empiric or
culture-directed
antibiotic
therapy
Empiric
antibiotic
therapy
Resolution
of
symptoms
No pyuria
or
bacteruria
Persistenc
e of
symptoms
Repeat
culture
Bacterial
persistence or
new infection
Trial with
antibiotics as
indicated
Resolution
of
symptoms
Treat as
appropriate (see
Chaps. 4 and 7)
Further evaluation
evaluate risk factors for recurrence
consider cystoscopy and upper urinary
tract evaluation
Treatment options
Vaginal estrogen for postmenopausal women
Postcoital prophylaxix for infections releated to sexual activity
Consider self-star therapy or low-dose antibiotic prophylaxis
DISKUSI KASUS
Seorang wanita nullipara 24 th, yang sebelumnya sehat
menghubungi poliklinik pada hari Jumat pk 5 sore
dengan keluhan frekuensi,urgensi dan nyeri pubik
selama 2 hari.
Ia berencana menunggu sampai Senin untuk berbicara
dengan perawat,namun ia melihat darah dalam urinnya
dan ia khawatir.
Poliklinik tutup dan ia dianjurkan ke bag.emergensi.
Anda pernah memeriksa pasien ini sekali dalam
pemeriksaan tahunan 10 bulan yl,pada waktu itu ia
sehat.
KESIMPULAN
ISK merupakan hal yang sering terjadi
pada wanita hamil
Perlu mengasah kemampuan dalam
diagnosis dan tatalaksana ISK
Pengobatan yang tepat akan
menghasilkan outcome yang baik juga
Terima kasih
atas perhatian Anda