I.
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Menua
1. Definisi
Menua (aging atau menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (costantinides, 1994).
2. Batasan usia lanjut
a. Menurut WHO
1) Middle Age / Usia Pertengahan
2) Elderly Age / Usia Lanjut
3) Old Age / Usia Lanjut Tua
4) Very Old Age / Usia Sangat Tua
b. Menurut UU Nomor 13 tahun 1998
UU nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia menyebutkan bahwa lanjut
usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas.
c. Menurut Binner dan Jenner (1977)
1) Usia Kronologis
Yaitu usia yang menunjuk pada jangka waktu seseorang sesuai dengan tahun
kelahirannya.
2) Usia Biologis
Yaitu Usia yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada
dalam keadaan hidup tidak mati.
3) Usia Psikologis
Yaitu usia yang menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk mengadakan
penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapi.
4) Usia Sosial
Yaitu usia yang menunjuk kepada peran-peran yang diharap atau diberikan
masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya.
3. Prinsip proses menua
a. Proses menua merupakan proses secara terus menerus (berlanjut) secara alamiah
yang dialami semua makhluk hidup.
b. Proses menua setiap individu pada organ tubuh tidak sama cepatnya.
c. Proses menua bukanlah suatu penyakit namun merupakan proses berkurangnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsang dari luar tubuh maupun dalam tubuh.
Dengan demikian kaum lanjut usia sering menderita berbagai penyakit.
4. Tugas Perkembangan Lansia
a. Penyesuaian terhadap penurunan fisik dan psikis.
b. Penyesuaian terhadap pension dan penurunan pendapatan.
c. Menemukan makna kehidupan.
d. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
e. Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga.
f.
2. Sistem Syaraf
a. Berat otak menurun.
b. Kurang sensitif terhadap rangsang sentuh.
c. Mengecilnya syaraf panca indera.
d. Menurunnya waktu berespon.
3. Sistem Pendengaran
a. Presbiakusis
b. Membran tympani atropi
c. Peningkatan serumen
4. Sistem Penglihatan
a. Sfingter pupil sklerosis
b. Kornea lebih berbentuk sferis / bola
c. Lensa lebuh suram / keruh
d. Daya akomodasi hilang
e. Menurunnya lapang pandang
f.
5. Sistem Gastrointestinal
a. Kehilangan gigi.
b. Menurunya indera pengecap
c. Esofagus melebar.
d. Peristaltik melemah
e. Fungsi absorbsi melemah
6. Sistem Respirasi
a. Otot pernafasan menjadi kaku
b. Menurunya aktivitas silia
c. Kehilangan elastisitas paru-paru
d. Alveoli melebar dan jumlahnya berkurang
e. Oksigen pada arteri menurun
f.
7. Sistem Muskuloskeletal
a. Tulang kehilangan density
b. Kifosis
c. Pinggang, lutut, dan jari-jari gerakan terbatas
d. Pembesaran sendi dan kuku.
e. Tendon mengkerut.
f.
8. Sistem Kardiovaskuler
a. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
b. Kemampuan jantung dalam memompakan darah menurun.
c. Hilangnya elastisitas pembuluh darah.
d. Tekanan darah meninggi.
9. Sistem Genito-Urinaria
a. Ginjal mengecil, Nefron atrofi, aliran darah ke ginjal menurun.
b. Otot vesika urina menurun
c. Pembesaran prostat
d. Atrofi vulva
10. Sistem Endokrin
a. Semua produksi hormon menurun
b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
11. Sistem Integumen
a. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak
b. Pigmentasi dan gangguan elastisitas kulit
c. Kelenjar keringat berkurang.
d. Kuku jari menjadi keras dan rapuh
e. Menurunnya respon terhadap trauma.
II.
A. Pengkajian
1. Wawancara
a.
f.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Pendekatan yang
digunakan dalam pemeriksaan fisik adalah Head to Toe.
a.
Pengkajian Dasar
1)
Temperatur
2)
3)
Pernafasan
4)
Tekanan darah
5)
Berat badan
6)
Tingkat orientasi
7)
Memeori / ingatan
8)
Pola tidur
9)
Penyesuaian psikososial
b. Sistem Persyarafan
1) Kesemetrisan wajah
c.
2)
Tingkat kesadaran
3)
4)
5)
Sistem Kardiovaskuler
1) Sirkulasi perifer
2) Auskultasi denyut nadi apical
3) Sakit (painting)
4) Edema
d. Sistem Gastrointestinal
1) Status gizi
2) Pemasukan diet
3) Anoreksia
4) Mengunyah, menelan
5) Keadaan gigi, rahang, rongga mulut
6) Auskultasi bising usus
7) Konstipasi
e.
Sistem Genitourinari
1) Urin (warna, bau, frekuensi)
2) Distensi kandung kemih
3) Inkontinensia
4) Disuria
5) Pemasukan dan pengeluaran
6) Seksualitas
f.
Sistem Integumen
1) Tingkat kelembaban
2) Keutuhan / integritas
3) Turgor kulit
4) Pigmentasi
5) Jaringan parut
6) Keadaan kuku
7) Keadaan rambut
8) Adanya gangguan-gangguan umum
g. Sistem Muskuloskeletal
1) Kontraktur
2) Tingkat mobilisasi
3) Gerakan sendi
4) Paralisis
5) Kifosis
6) Deformitas
h. Psikososial
1) Menunjukkan tanda-tanda meningkatnya tingkat ketergantungan
2) Fokus-fokus pada diri bertambah
3) Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
4) Membutuhkan bukti nyata akan kasih saying yang berlebihan
B. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Fisik
a.
f.
Isolasi sosial
b. Menarik diri
c.
Depresi
3. Spiritual
a.
Klien
1) Anjurkan menggunakan alat bantu untuk meningkatkan keselamatan.
2) Usahakan ada yang menemani saat bepergian.
b. Lingkungan
1) Tempatkan klien di ruang dekat kantor agar mudah dalam observasi
2) Gunakan tempat yang tidak terlalu tinggi
3) Letakkan meja didekat tempat tidur agar lansia mudah meletakan alat yang
dpakai sehari-hari.
4) Upayakan lantai bersih, rata, tidak licin.
5) Hindari lampu redup dan menyilaukan.
6) Gunakan sandal atau sepatu yang beralaskan karet
3. Memelihara kebersihan diri
a. Mengingatkan / membantu lansia untuk melaksanakan upaya membersihkan diri.
b. Berikan skin lotion.
c.
d.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A.Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Depkes.Jawa
Timur.2006.
Hudak , Gallo. Ilmu Keperawatan Kritis. Vol 1. EGC.Jakarta.1998
Kushariadi, s.kep.Ns. Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika.
Jakarta. 2010
Maryam. R. Siti. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika. Jakarta. 2008
Nugroho Wahyudin. Keperawatan Gerotik .Edisi 2. EGC. Jakarta. 1999