Anda di halaman 1dari 6

JAMBAN EMPANG

DESA PEGANDON, PEKALONGAN SELATAN

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sanitasi Lingkungan
Dosen Pengampu : Eram Tunggul Pawenang, S.KM., M.Kes.

Di susun oleh:
Ria Nurrohmah Utomo

(6411414029)

Ika Himawati

(6411414034)

Susanti Lestari

(6411414036)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
2015

JAMBAN EMPANG DI PEGANDON, PEKALONGAN SELATAN


A. Keadaan Jamban Empang di Pegandon, Pekalongan Selatan

Kedaan jambang empang yang ada di Desa Pegandon, Pekalongan Selatan sebenarnya
cukup memprihatikan. Jambang tersebut dikelilingi MMT bekas untuk menutup
sekelilingnya. Sedangkan untuk tempat jongkok dengan bebatuan yang ada disekitar aliran
sungai. Selain itu keadaan air yang ada kurang memenuhi syarat air bersih dan banyaknya
sampah yang melewati aliran sungai.
Letak jamban yang ada dipinggir jalan juga kurang stategis karena jampang empang
langsung menghadap ke jalan raya dan kemungkinan besar terlihat masyarakat yang lalu
lalang di jalan tersebut.

B. Keuntungan dan Kerugian Meiliki Jamban Empang di Pegandon, Pekalongan


Selatan
Keuntungan
Keuntungan dari adanya jambang empang di Pegandon, Pekalongan Selatan adalah:
1. Sebagai alternatif masyarakat sekitar yang belum mempunyai jamban di rumah
masing-masing.
2. Ketika ada masyarakat yang lewat dan ingin BAB ataupun buang air kecil dapat
dilakukan di empang tersebut.

Kerugian
1. Letak empang yang berada di dekat jalan raya terkesan tidak sopan bila seseorang ada
yang melihat.
2. Kebersihan air yang ada tidak memungkinkan untuk melakukan BAB ataupun buang
air kecil.
3. Keamanan pada tempat untuk jongkok tidak memenuhi karena menggunakan bebtuan
yang ada di sungai. Sehingga dapat mengakibatkan terpeleset saat batu licin.
C. Masalah Jamban Empang di Pegandon, Pekalongan Selatan
1. Dinding jamban kurang tinggi dan terletak di pinggir jalan yang ramai, sehingga
menimbulkan pandangan kurang sopan ketika sedang buang air;
2. Dinding jamban menggunakan MMT yang sudah tidak layak (kotor, berlubang,
rusak) dan tidak menggunakan penutup atap;
3. Tempat untuk jongkok hanya menggunakan batu yang sangat tidak aman
(memungkinkan untuk terpeleset);
4. Banyak sampah di sekitar aliran air yang mengakibatkan kotoran tidak dapat
terbawa air;
5. Berkembangnya kuman bakteri penyebab penyakit dan bau tidak sedap akibat
tumpukan sampah;
6. Masyarakat sekitar kurang memanfaatkan dan memelihara jamban tersebut.

D. Upaya untuk Memperbaiki Jamban Empang di Pegandon, Pekalongan Selatan


Pemerintah melalui program PNPM P2KP sebenarnya telah membangun jambanisasi
berjarak 15 meter dari tempat jamban empang, tetapi keadaan dari jamban umum itu tidak
lebih baik dari jamban empang, bangunan dari jamban umum sudah kusam, pintu penutup
sudah rusak dan kondisi kloset ataupun bak air sudah tidak layak akibat tidak pernah
digunakan.
Masyarakat desa sekitar sebagian besar sudah memiliki jamban di setiap rumah,
hanya terdapat 2 rumah yang berada tepat di depan jamban empang yang belum memiliki
jamban di dalam rumah.
Upaya dari warga tersebut hanya membetulkan penutup jamban yang terbuat dari sisa
spanduk yang di beri kayu kemudian di paku dengan pohon ketika penutup jamban tersebut
sobek ataupun lepas dari ikatan pohon.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai