Anda di halaman 1dari 1

Memang sudah diketahui bahwa radiasi sinar ultraviolet adalah penyebab luka

bakar matahari dan kerusakan pada kuit yang berkaitan dengan usia, pada
mereka yang mempunyai riwayat terpajan sinar matahari untuk waktu lama (Dr
Robert Youngson 1998, penerbit arcan: Jakarta)
Sinar matahari, di satu pihak sangat diperlukan oleh makhluk hidup sebagai
sumber energy dan penyehat kulit dan tulang, misalnya dalam pembentukan
vitamin D dari pro-vitamin D yang mencegah penyakit polio atau riketsia, tetapi
di lain pihak, sinar matahari mengandung sinar ultraviolet yang membahayakan
kulit. Sinar ultraviolet ini dapat menimbulkan berbagai kelainan pada kulit mulai
dari kemerahan, noda hitam, penuaan dini, kekeringan, keriput, sampai kanker
kuit.
Sinar matahari terdiri atas sinar yang dapat dilihat (panjang gelombang 4000
7400 nm/A, sinar inframerah (7500-53.000 A), dan sianr ultraviolet (UV) yang
terdiri atas sinar UV-A (3200 3800 A), sinar UV-B (2900 3200A) dan sinar UV-C
(2000-2900A) yang memiliki panjang gelombang paling pendek, tetapi memiliki
energy serta daya perusak yang paling besar. Untunglah UV-C tidak sampai ke
bumi karena diserap oleh lapisan ozon.
Secara alami, kuit sudah berusaha melindungi dirinya beserta organ organ
dibawahnya dari bahaya sinar UV matahari, antara lain dengan membentuk
butir- butir pigmen kulit (melanin) yang sedikit banyak memantulkan kembali
sinar matahari. Jika kulit terpapar sinar matahari, misalnya ketika seseorang
berjemur, maka akan timbul dua tipe reaaksi melanin baru. Pertama adalah
penambahan melanin dengan cepat ke permukaan kulit, dan kedua adalah
pembentukan tambahan melanin baru. Jika pembentukan tambahan melanin itu
berlebihan dan terus menerus, noda hitam pada kulit dapat terjadi

Anda mungkin juga menyukai