Identifikasi Kasus : Kasus yang diberikan bervariasi sesuai dengan kompetensi di
keperawatan, membantu untuk mengenali kasus terkait dengan tanda, gejala, kemungkinan masalah yang di hadapi diklinis. Namun menurut saya, ada baiknya kasus di buat misalnya 1 pasien memiliki 2 masalah dari kompetensi yang berbeda misal keperawatan jiwa dan keperawatan gawat darurat. Jadi 1 pasien memiliki masalah yang bermacam macam sehingga nantinya mahasiswa akan tahu bagaimana mengatasi pasien dengan diagnosa yang rumit dan memanajemeninya secara tidak langsung mahasiswa akan belajar berpikir panjang dengan melihat berbagai aspek dan mempertajam kemampuan analisa Analisa Kasus : Kasus kasus yang ada menurut saya komprehensif dan menarik karena ada beberapa yang belum di pelajari secara rinci pada mahasiswa misal pengobatan perawatan pada pasien stemi, tentu saja ini membantu mahasiswa dalam proses transisi menuju klinik karena ada beberapa skill semester sebelumnya yang harus di pelajari lagi untuk di aplikasikan sesuai kasus, recall untuk mahasiswa yang mungkin banyak yang sudah lupa tetapi menurut saya prosesnya sendiri kurang panjang karena masalah waktu sehingga tidak banyak macam kasus yang dapat di pelajari dan juga banyak materi yang harus di potong dan di pelajari sendiri karena kurangnya waktu pembelajaran. Ada baiknya kalau kasus kasus untuk yang akan datang bisa mengaplikasikan skill skill dari semester 1 8 yang sering dilakukan di rumah sakit jadi seolah olah seperti di rumah sakit misal skill pemasangan infus dan lain lain. Kesimpulan dan Tindak Lanjut : Jadi perlunya manajemen waktu yang baik untuk panum yang lebih baik, jadi skill skill yang sudah dipelajari disemester sebelumnya dapat di pelajari lagi disemester 8 ini sebagai persiapan untuk masa profesi di rumah sakitnya, sehingga mahasiswa tidak kaget saat di rumah sakit karena lupa dengan pelajaran yang sudah lewat. Kasus yang lebih beragam, proses belajar yang lebih banyak dan skill yang sering di lakukan di rumah sakit agar lulusan PSPN UMY dapat
predikat terampil. Menurut saya, khususnya diangkatan 2011 sangat minim
pengalaman di rumah sakit ataupun di klinik dalam mengobservasi atau melihat secara langsung kasus dan penanganannya karena jarang turun ke lapangan. Saya masih ingat pernah komuda hanya 2 kali (5 hari) selama 4 tahun tentu ini sangat disayangkan, padahal pengalaman di lapangan sangat penting bagi tenaga kesehatan karena berbagai kasus yang ditemukan saat bekerja nantinya. Jika dilakukan tes satu persatu saya yakin banyak yang masih salah dalam anamnesis, pengkajian, atau sekedar cek tanda tanda vital padahal skill tersebut sering dilakukan di klinik dan di rumah sakit. PSPN angkatan 2011 saya rasa yang paling kurang pengalaman dilapangan, sehingga panum harusnya secara tidak langsung menjadi batu loncatan sebagai gambaran kasus yang terjadi di lapangan. Personal Behaviour : Selama panum saya sudah berpartisipasi dengan aktif, dan meningkatkan pengetahuan dan pembelajaran terkait dengan kasus di lapangan. Banyak materi yang ternyata saya belum pahami atau bahkan belum saya tahu karena adanya panum saya jadi belajar itu semua. Saya juga belajar mencari, membaca, dan memahami EBN dari berbagai jurnal baik luar negri atau dalam negri sebagai alternatif referensi selain teksbook. Secara langsung berpengaruh terhadap pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam analisa.