Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yusuf Al Farisi

NIM

: 20110320125
REFLEKSI KASUS

Identifikasi Kasus : Kasus yang diberikan bervariasi sesuai dengan kompetensi di


keperawatan, membantu untuk mengenali kasus terkait dengan tanda, gejala,
kemungkinan masalah yang di hadapi diklinis. Namun menurut saya, ada baiknya
kasus di buat misalnya 1 pasien memiliki 2 masalah dari kompetensi yang berbeda
misal keperawatan jiwa dan keperawatan gawat darurat. Jadi 1 pasien memiliki
masalah yang bermacam macam sehingga nantinya mahasiswa akan tahu bagaimana
mengatasi pasien dengan diagnosa yang rumit dan memanajemeninya secara tidak
langsung mahasiswa akan belajar berpikir panjang dengan melihat berbagai aspek dan
mempertajam kemampuan analisa
Analisa Kasus : Kasus kasus yang ada menurut saya komprehensif dan menarik
karena ada beberapa yang belum di pelajari secara rinci pada mahasiswa misal
pengobatan perawatan pada pasien stemi, tentu saja ini membantu mahasiswa dalam
proses transisi menuju klinik karena ada beberapa skill semester sebelumnya yang
harus di pelajari lagi untuk di aplikasikan sesuai kasus, recall untuk mahasiswa yang
mungkin banyak yang sudah lupa tetapi menurut saya prosesnya sendiri kurang
panjang karena masalah waktu sehingga tidak banyak macam kasus yang dapat di
pelajari dan juga banyak materi yang harus di potong dan di pelajari sendiri karena
kurangnya waktu pembelajaran. Ada baiknya kalau kasus kasus untuk yang akan
datang bisa mengaplikasikan skill skill dari semester 1 8 yang sering dilakukan di
rumah sakit jadi seolah olah seperti di rumah sakit misal skill pemasangan infus dan
lain lain.
Kesimpulan dan Tindak Lanjut : Jadi perlunya manajemen waktu yang baik untuk
panum yang lebih baik, jadi skill skill yang sudah dipelajari disemester sebelumnya
dapat di pelajari lagi disemester 8 ini sebagai persiapan untuk masa profesi di rumah
sakitnya, sehingga mahasiswa tidak kaget saat di rumah sakit karena lupa dengan
pelajaran yang sudah lewat. Kasus yang lebih beragam, proses belajar yang lebih
banyak dan skill yang sering di lakukan di rumah sakit agar lulusan PSPN UMY dapat

predikat terampil. Menurut saya, khususnya diangkatan 2011 sangat minim


pengalaman di rumah sakit ataupun di klinik dalam mengobservasi atau melihat
secara langsung kasus dan penanganannya karena jarang turun ke lapangan. Saya
masih ingat pernah komuda hanya 2 kali (5 hari) selama 4 tahun tentu ini sangat
disayangkan, padahal pengalaman di lapangan sangat penting bagi tenaga kesehatan
karena berbagai kasus yang ditemukan saat bekerja nantinya. Jika dilakukan tes satu
persatu saya yakin banyak yang masih salah dalam anamnesis, pengkajian, atau
sekedar cek tanda tanda vital padahal skill tersebut sering dilakukan di klinik dan di
rumah sakit. PSPN angkatan 2011 saya rasa yang paling kurang pengalaman
dilapangan, sehingga panum harusnya secara tidak langsung menjadi batu loncatan
sebagai gambaran kasus yang terjadi di lapangan.
Personal Behaviour : Selama panum saya sudah berpartisipasi dengan aktif, dan
meningkatkan pengetahuan dan pembelajaran terkait dengan kasus di lapangan.
Banyak materi yang ternyata saya belum pahami atau bahkan belum saya tahu karena
adanya panum saya jadi belajar itu semua. Saya juga belajar mencari, membaca, dan
memahami EBN dari berbagai jurnal baik luar negri atau dalam negri sebagai
alternatif referensi selain teksbook. Secara langsung berpengaruh terhadap
pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam analisa.

Anda mungkin juga menyukai