RMK Konsiyasi Fix
RMK Konsiyasi Fix
Konsinyasi adalah penyerahan fisik barang-barang oleh pihak pemilik kepada pihak
lain yang bertindak sebagai agen penjual, secara hukum dapat dinyatakan bahwa hak atas
barang-barang ini tetap berada ditangan pemilik sampai barang-barang ini dijual oleh pihak
agen penjual. Pihak yang memiliki barang disebut konsinyor (consignor), sedangkan pihak
yang mengusahakan penjualan barang ini disebut konsinyi (konsignee), faktor (factor), atau
pedagang komisi (commission merchant).
1. Sifat Konsinyasi
Ditilik dari sudut hukum, penyerahan barang-barang ini disebut sebagai penitipan,
dimana pihak konsinyi memegang barang-barang ini untuk dijual seperti yang diperinci
dalam persetujuan yang dibuat antara konsiyor dan konsinyi. Konsinyor menetapkan konsinyi
sebagai pihak yang bertanggung jawab akan barang-barang yang diserahkan kepadanya
sampai barang-barang ini terjual kepada pihak ketiga. Atas penjualan barang-barang
demikian, pihak konsinyor menetapkan penyerahan hak atas barang-barang ini dan juga hasil
penjualannya. Sebaliknya, pihak konsinyi tidak dapat menganggap bahwa barang itu sebagai
miliknya, ia pun tidak mempunyai kewajiban kepada pihak konsinyor selain daripada
bertanggung jawab akan barang-barang yang diserahkan kepadanya. Hubungan antara pihak
konsinyor dengan pihak konsinyi menyangkut hubungan antara pihak pemilik dan agen
penjual, dan Undang-undang Keagenan mengatur penetapan hak-hak dan kewajibankewajiban kedua belah pihak.
Konsinyasi mengandung beberapa keuntungan tertentu dibandingkan dengan
penjualan langsung barang-barang kepada perusahaan-perusahaan pengecer atau kepada
pedagang-pedagang yang telah mempunyai sejumlah besar pelanggan. Konsinyor lebih
menyukai konsinyasi daripada penjualan biasa disebabkan alasan-alasan berikut:
1. Konsinyasi mungkin merupakan satu-satunya cara yang memungkinkan produsen atau
penyalur besar (distributor) memperoleh daerah pemasaran yang lebih luas, terutama jika:
a. Barang itu merupakan barang yang baru diintrodusir dan permintaan akan produk ini
tidak diketahui atau tidak dapat ditentukan.
b. Penjualan di waktu lalu terbukti tidak menguntungkan bagi agen penjual.
c. Barang-barang itu mahal, yang membutuhkan investasi besar bagi agen penjual jika
harus membelinya.
d. Kegoncangan harga atau jika risiko kerugian ditanggung oleh pihak lain.
Agen penjual, yang tidak memikul kewajiban dan tidak pula menanggung risiko, pada
umumnya bersedia menerima barang atas dasar konsinyasi meskipun mungkin ia tidak
bersedia membelinya. Konsinyasi untuk mencapai daerah pemasaran yang lebih luas
digunakan untuk banyak jenis produk yang meliputi bermacam-macam alat rumah
tangga, buku-buku, majalah-majalah, dan barang-barang temuan baru lainnya (Nevelty
Items).
2. Pihak konsinyor dapat menghindari risiko-risiko tertentu oleh karena konsinyor telah
menyerahkan barang-barangnya kepada agen penjual, maka ia dapat mengambil kembali
barang-barang yang tidak terjual atau mengambil hasil penjualan barangnya dari
konsinyi. Sungguhpun pihak konsinyi ini tidak solvabel atau pailit. Kreditur umum dari
pihak konsinyi tidak dapat menuntut setiap bagian dari barang konsinyasi atau hasil
penjualannya yang dipandang sebagai dana yang dipegang dalam trust yang dipegang
oleh konsinyor.
3. Konsinyor dapat memperoleh spesialis penjualan, terutama untuk penjualan gandum,
ternak dan produk segar lainnya. Imbalan untuk jasa-jasa demikian seringkali berupa
komisi, yang dapat berupa suatu persentase dari harga jual atau dapat juga berupa suatu
jumlah tetap untuk tiap satuan barang yang terjual.
4. Harga jual eceran barang konsinyasi dapat dikendalikan oleh pihak konsinyor yang masih
memiliki barang ini. Pengendalian ini sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan apabila
barang dijual kepada agen penjual.
Sementara itu pihak konsinyi atau penjual lebih menyukai barang-barang konsinyasi
daripada membelinya karena alasan-alasan berikut ini:
1. Pihak konsinyi terlepas dari risiko kegagalan menjual barang-barang itu atau dari risiko
penjualan dengan rugi. Faktor ini sangat penting terutama untuk produk yang dijual di
suatu daerah tertentu untuk pertama kalinya.
2. Risiko kerusakan fisik dan kegoncangan harga dapat dihindari. Kedua macam
pertimbangan ini sangat penting artinya terutama dalam perdagangan ternak, produk
segar atau produk lainnya yang cepat rusak.
3. Kebutuhan-kebutuhan modal kerja berkurang, penetapan harga pokok persediaan barang
konsinyasi oleh pihak konsinyor.
Menurut Dewi Ratnaningsih dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan, perjanjian
konsinyasi memberikan keuntungan-keuntungan tertentu baik bagi pengamanat maupun
komisioner. Keuntungan-keuntungan tersebut adalah sebagai berikut:
Bagi Pengamanat:
1.
Pemasaran produk yang lebih luas.
2.
Pengendalian atas harga jual kepada konsumen.
3.
Risiko kerugian yang lebih kecil dalam hal komisioner menderita pailit.
Bagi Komisioner:
1.
Menghindari risiko kerugian atas pemilikan barang.
2.
Kebutuhan
modal
kerja
yang
lebih
kecil.
(2002;161)
Adapun penjelasan mengenai keuntungan penjualan konsinyasi bagi pihak
pengamanat dan pihak komisioner tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pengamanat:
a. Pemasaran Produk yang Lebih Luas
Komisioner biasanya tidak mau menanggung risiko untuk membeli barang-barang
tertentu, misalnya produk yang cepat menjadi usang atau kuno, tetapi mau
menerimanya dengan perjanjian konsinyasi.
b. Pengendalian atas Harga Jual kepada Konsumen
Bila barang dagangan dijual langsung kepada komisioner, pengamanat akan
mengalami kesulitan untuk menentukan dan mengendalikan harga jual barang-barang
tersebut.
c. Risiko Kerugian yang Lebih Kecil dalam Hal Komisioner Menderita Pailit
Karena hak atas barang tetap berada ditangan pengamanat, maka pengamanat
mempunyai hak mengambil kembali semua barang yang belum terjual dan hak untuk
menerima hasil penjualan barang pada saat komisioner dinyatakan pailit. Kreditur
komisioner tidak mempunyai hak atas barang-barang komisi yang ada ditangan
komisioner. Keadaan ini berbeda kalau barang-barang tersebut dijual langsung kepada
komisioner.
2. Bagi Komisioner
a. Menghindari Risiko Kerugian atas Pemilikan Barang
Barang yang tidak terjual atau menjadi usang/kuno, rusak atau menurun harga
jualnya, dapat dikembalikan kepada pengamanat.
b. Kebutuhan Modal Kerja yang Lebih Kecil
Komisioner tidak berhutang dan tidak melakukan pembayaran atas barang sampai
barang terbut terjual. Jadi, modal yang dibutuhkan komisioner akan lebih kecil bila
barang tersebut diperoleh dengan konsinyasi.
2. Operasi Konsinyasi
Dalam penyerahan barang atas dasar konsinyasi, harus disusun suatu kontrak
(persetujuan) tertulis yang menunjukkan hubungan antara pihak yang menyerahkan dan pihak
yang menerima dalam hal-hal lain yang mencakup: syarat kredit yang harus diberikan oleh
pihak konsinyi kepada para pelanggan (costumers), biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh
pihak komisioner harus diganti oleh pihak pengamanat, komisi atau laba yang harus
diberikan kepada pihak komisioner, pemeliharaan dan penanganan persediaan barang-barang
konsinyasi dan hasil penjualan barang-barang konsinyasi, pengiriman uang dan penyelesaian
keuangan oleh pihak konsinyi, dan laporan yang harus dikirimkan oleh pihak konsinyi.
Hak dan Kewajiban Pengamanat dan Komisioner dalam Konsinyasi
Harry Simons yang diterjemahkan oleh Kartini R.A.F dan R.A Fadly Bangkalany dalam
bukunya Advanced Accounting menjelaskan tentang hak dan kewajiban pihak konsinyi
dalam melakukan penjualan konsinyasi yaitu sebagai berikut:
Hak-hak dan kewajiban-kewajiban pihak konsinyi ditetapkan dan ditentukan oleh Undangundang Penitipan Barang Dagangan dan Undang-undang Keagenan.
(2000;296)
1. Hak-hak Pihak Konsinyi:
a. Berhak memperoleh penggantian atas pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan
berkaitan dengan barang-barang konsinyasi dan juga berhak memperoleh imbalan atas
penjualan barang-barang konsinyasi. Pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan
tergantung pada sifat barang konsinyasi dan biasanya meliputi pengangkutan,
asuransi, pajak, penyimpanan, penanganan, reparasi dibawah garansi, dan biaya-biaya
lainnya yang biasa ditanggung oleh pihak konsinyor. Pengeluaran-pengeluaran yang
ditetapkan dengan persetujuan khusus atau yang dapat dibebankan oleh Undangundang kepada pihak konsinyor, dan jumlah-jumlah yang harus diberikan sebagai
imbalan atas penjualan merupakan hak pegang (hens) konsinyi atas barang-barang
konsinyasi atau atas hasil penjualannya. Jika hasil penjualan barang-barang
konsinyasi tidak cukup untuk menutupi biaya-biaya demikian, maka pihak konsinyi
dapat menuntut kekurangannya kepada pihak konsinyor.
b. Berhak menawarkan garansi biasa atas barang konsinyasi yang dijual dan sementara
itu pihak konsinyor terikat pada syarat pemberian garansi seperti ini.
2. Kewajiban Pihak Konsinyi:
a. Harus melindungi barang-barang pemilik dengan cara yang baik dan sesuai dengan
sifat barang dan kondisi konsinyasi. Jika pihak konsinyi telah menerima perintahperintah khusus, maka ia harus melaksanakannya dengan baik untuk menghindari
kewajiban.
b. Harus menjual barang-barang konsinyasi dengan harga yang telah ditentukan, atau
jika tidak ada ketentuan harga demikian, ia harus menjualnya dengan harga yang akan
memuaskan pihak pemilik. Sebagai akibat dari kebiasaan yang berlaku dalam
perdagangan atau sebagai akibat dari persetujuan konsinyasi, pihak konsinyi biasanya
bertanggung jawab sampai barang konsinyasi habis terjual, baik per kas atau dengan
kredit. Sebaliknya, terdapat beberapa hal dimana pihak konsinyi berhak, berdasarkan
persetujuan menurut kebiasaan yang berlaku dalam perdagangan, untuk menjual
barang-barang dengan kredit, dengan kerugian-kerugian yang akan timbul yang
dibebankan kepada pihak konsinyi, dan pengiriman uangnya dilakukan hanya setelah
penagihan dilakukan. Akan tetapi hak konsinyi untuk menjual dengan kredit ini tidak
membebaskan dia dari tanggung jawab memelihara barang dengan baik dan
penagihan piutang dengan konsinyasi. Jika azasa-azas ini diamati, maka akan
menunjukkan bahwa pihak konsinyi tidak dapat dipertanggungjawabkan akan
kerugian yang timbul atas penagihan-penagihan. Seorang konsinyi dapat memberikan
persetujuan untuk menjamin piutang-piutang dagang yang timbul dari penjualan
barang konsinyasi dengan kredit. Sekiranya konsinyi setuju dan bersedia menutup
kerugian-kerugian demikian, maka ia disebut Del Credere Agent. Untuk menanggung
risiko tambahan ini, biasanya ia mendapat imbalan ekstra.
c. Pihak konsinyi harus memisahkan barang-barang konsinyasi dari barang dagangan
lainnya. Jika pemisahan fisik ini tidak mungkin dilakukan, maka barang-barang
konsinyasi ini harus diberi tanda khusus atau diselenggarakan catatan-catatan yang
memungkinkan untuk menetapkan dengan segera barang-barang konsinyasi ini.
Ditinjau dari sudut hukum, hasil penjualan barang konsinyasi per kas harus
dipisahkan sampai hasil ini dikirimkan kepada pihak konsinyor. Akan tetapi dalam
praktiknya, uang kas dari penjualan barang konsinyasi seringkali disatukan dengan
uang kas konsinyi sendiri jika tidak ada persetujuan khusus mengenai pemisahannya.
d. Pihak konsinyi harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan
barang-barang konsinyasi. Laporan yang dikirimkan pihak konsinyi ini disebut
sebagai Perkiraan Penjualan Konsinyasi (Account Sales). Laporan ini berisi jumlah
yang terutang, dan jumlah (uang) yang dikirimkan. Pihak konsinyi harus
menyelenggarakan catatan untuk mendukung laporan informasi yang tercantum dalam
perkiraan penjualan penjualan konsinyasi.
3.
apakah (1) transaksi konsinyasi harus diikthisarkan terpisah dan laba atas masing-masing
konsinyasi harus dihitung terpisah dari laba atas penjualan biasa, ataukah (2) transaksi
konsinyasi harus disatukan dengan transaksi lain pihak konsinyi, tanpa pemisahan antara
laba atas penjualan konsinyasi dan laba atas penjualan biasa.
Apabila laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri, maka pihak konsinyi
harus menyelenggarakan sebuah perkiraan konsinyasi-masuk untuk masing-masing
konsinyasi. Perkiraan ini didebet untuk semua beban yang harus ditutup oleh pihak
konsinyor dan dikredit untuk semua hasil penjualan konsinyasi. Komisi atau laba atas
penjualan konsinyasi akhirnya dipindahkan dari perkiraan konsinyasi-masuk ke perkiraan
pendapatan tersendiri, dan saldo dalam perkiraan konsinyasi-masuk menunjukkan jumlah
yang terhutang kepada pihak konsinyor yang harus diselesaikan.
Apabila transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi biasa, maka ayat-ayat jurnal
untuk penjualan konsinyasi harus disertai dengan ayat-ayat jurnal yang mendebet perkiraan
Pembelian atau perkiraan Harga Pokok Penjualan dan yang mengkredit pihak konsinyor
untuk jumlah yang harus dibayar atas barang-barang yang terjual. Beban yang harus ditutup
oleh pihak konsinyor didebet pada perkiraan konsinyor. Saldo yang timbul dalam perkiraan
konsinyor menunjukkan jumlah yang terhutang dalam penyelesaian akhir.
Jika laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri, maka pihak konsinyor harus
menyelenggarakan sebuah perkiraan konsinyasi-keluar untuk masing-masing konsinyasi.
Perkiraan ini dibebani untuk harga pokok barang dagangan yang dikirimkan kepada pihak
konsinyi dan untuk semua beban yang berkaitan dengan konsinyasi: perkiraan ini dikredit
untuk penjualan yang dilakukan oleh pihak konsinyi. Laba atau rugi atas penjualan
konsinyasi akhirnya dipindahkan dari perkiraan konsinyasi-keluar ke perkiraan Ikhtisar
rugi-laba yang mengikthisarkan hasil bersih dari semua kegiatan. Jika transaksi konsinyasi
harus disatukan dengan transaksi lainnya dan laba atau rugi operasi harus dihitung, maka
pendapatan dan beban penjualan konsinyasi dicatat dalam perkiraan yang mengikhtisarkan
operasi biasa.
Akuntansi untuk Konsinyasi yang Telah Selesai
Untuk mengilustrasikan ayat-ayat jurnal yang dibutuhkan jika penyelesaian akhir konsinyasi
terjadi sebelum laporan keuangan disusun, asumsikan bahwa pada tanggal 6 Juni, Western
Co. Mengirimkan 10 buah pesawat radio kepada sdr. R. Green atas dasar konsinyasi.
Pesawat-pesawat ini dijual dengan harga iklan @ $85. Pihak konsinyi harus diberi komisi
sebesar 20% dan setiap biaya transportasi yang dikeluarkan oleh pihak konsinyi harus
diganti oleh pihak konsinyor. Pada tanggal 24 Juli, R. Green selaku konsinyi mengirimkan
uang kas kepada pihak konsinyor untuk menyelesaikan perhitungan beserta dengan
perkiraan penjualan konsinyasi, seperti yang terlihat pada pembahasan berikut. Transaksi
dan ayat jurnal untuk mencatat transaksi dalam buku pihak konsinyi dan dalam buku pihak
konsinyor diperlihatkan pada paragraf berikut. Penjelasan untuk transaksi dalam contoh
ditunjukkan dengan nomor. Diasumsikan bahwa kedua belah pihak tidak menyelenggarakan
catatan persediaan perpetual tetapi menggunakan sistem persediaan berkala dalam
penetapan harga pokok penjualan.
No.
30 Juni
1987
Penjualan untuk perkiraan Western Sales Co.
Alamat Riverside, California
Di bawah ini dilaporkan penjualan 6 buah pesawat radio, model AX 154
Tanggal
6 Juni 30 Juni
Jumlah
$510
$25
102
127
$383
383
-
Catatan pihak konsinyi Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri. (1) Penyerahan
Barang Kepada Pihak Konsinyi. Di sini pihak konsinyi mencatat penerimaan batang atas
konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri yang
diselenggarakan untuk menunjukkan semua rincian yang berkaitan dengan penerimaan
barang konsinyasi. Kadang-kadang barang yang diterima itu dicatat dalam ayat jurnal
memorandum. Jika barang-barang ini difaktur dengan harga pokok, dengan harga jual, atau
dengan harga tertentu lainnya, maka harga faktur ini dapat digunakan dalam menyusun ayat
jurnal. Ayat jurnal memorandum untuk contoh diatas tadi, yang menggunakan harga jual,
adalah sebagai berikut:
Barang Konsinyasi
Penerimaan Barang Konsinyasi Western Co
$850
$850
(4) Penjualan Oleh Pihak Konsinyi. Pihak konsinyi mencatat penjualan konsinyasi dengan
mendebet perkiraan aktiva bersangkutan dan mengkredit perkiraan konsinyasi-masuk.
(5) Komisi atau Laba yang Masih Harus Diterima Bagi Konsinyi. Pihak Konsinyi mencatat
komisi atau laba atas penjualan konsinyasi dengan mendebet perkiraan Konsinyasi-Masuk
dan mengkredit perkiraan pendapatan yang bersangkutan. Setelah komisi atau laba ini dicatat
kemudian saldo kredit dalam perkiraan Konsinyasi-Masuk menunjukkan jumlah, yang masih
harus dibayar kepada pihak konsinyor dalam penyelesaian akhir. Karena tidak ada bagian dari
beban pihak konsinyi yang dibebankan pada komisi atau laba konsinyasi, maka perkiraan
pendapatan konsinyasi harus dipandang sebagai saldo laba kotor. Kemudian, pendapat ini
harus ditambahkan pada laba kotor dari penjualan sendiri pihak konsinyi dalam penyusunan
perhitungan rugi-laba. Dalam hal-hal tertentu, pihak konsinyi mungkin ingin
mengembangkan saldo pendapatan bersih untuk operasi konsinyasi dan untuk operasi biasa.
Penyajian perhitungan rugi-laba ini mengharuskan alokasi beban operasi pada dua macam
operasi ini. (6) Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi.
Pihak konsinyi mencatat pengiriman uang kas kepada pihak konsinyor dengan mendebet
perkiraan Konsinyasi-Masuk dan mengkredit perkiraan Kas. Dalam beberapa hal, pihak
konsinyi diharuskan membayar panjar kepada pihak konsinyor atas penerimaan barang
konsinyasi. Panjar ini ditetapkan sebagai pengurangan dalam jumlah yang terutang kepada
pihak konsinyor pada waktu penyelesaian akhir dilakukan. Panjar ini dapat dicatat dengan
mendebet perkiraan aktiva perkiraan Panjar Kepada Konsinyor serta mengkredit perkiraan
Kas. Apabila pengiriman uang kaas yang dilakukan oleh pihak konsinyi merupakan selisih
antara jumlah yang terhutang atas penjualan konsinyasi dan jumlah panjar, maka perkiraan
yang menunjukkan kewajiban kepada pihak konsinyor didebet, perkiraan panjar dikredit, dan
perkiraan Kas juga dikredit.
Catatan Pihak Konsinyi Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tersendiri
(1) Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Pihak konsinyi mencatat barang konsinyasi
dengan ayat jurnal memorandum.
(2) Beban Pihak Konsinyor Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak konsinyi tidak dipengaruhi
oleh transaksi pihak konsinyor.
(3) Beban Pihak Konsinyi Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak konsinyasi mendebet perkiraan
pihak konsinyor untuk beban yang harus dibebankan pada pihak konsinyor dan mengkredit
perkiraan aktiva atau perkiraan beban jika beban dicatat semula dalam perkiraan beban.
(4) Penjualan Oleh Pihak Konsinyi. Konsinyi mencatat penjualan konsinyasi seperti pada
penjualan biasa. Masing-masing ayat jurnal penjualan disertai dengan sebuah ayat jurnal
untuk mencatat beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyor, untuk barang-barang yang
dijual: perkiraan Pembelian atau perkiraan Harga Pokok Penjualan didebet dan perkiraan
pihak kosinyor dikredit.
(5) Komisi atau Laba yang masih harus Diterima bagi Pihak Konsinyi. Pihak konsinyi tidak
membuat ayat jurnal untuk komisi atau laba atas penjualan konsinyasi. Pendapatan atas
penjualan konsinyasi akan tergambar dalamlaba kotor pihak konsinyi sebagai akibat dari
ayat-ayat jurnal yang dibuat di atas tadi.
(6) Pengiriman Uang kas dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi oleh Pihak Konsinyi. Pihak
konsinyi mencatat pembayaran kepada pihak konsinyor dengan mendebet pihak Konsinyor
dan mengkredit perkiraan Kas.
Transaksi
Kas .........................$850
Penjualan......................
$850
Pembelian ...............$680
Western Co. ...............$680
penyelesaian
perhitungan Western Co............$655
ber-sama-sama
dengan
Kas............................... $655
perkiraan
penjualan $655
konsinyasi, yang diserahkan
oleh pihak konsinyi.
Kas.............................
(2) Beban pihak konsinyor yang ditetapkan pada konsinyasi. Perkiraan biasanya dibebani
dengan beban konsinyasi, tanpa pemisahan antara beban konsinyasi dan beban yang berkaitan
dengan penjualan biasa.
(3), (4), dan (5) Beban pihak konsinyi yang ditetapkan pada konsinyasi penjualan oleh
pihak konsinyi pembebanan komisi oleh pihak konsinyi. Pihak konsinyor tidak menyusun
ayat-ayat jurnal untuk transaksi yang diselesaikan oleh pihak konsinyi sampai pihak
konsinyor menerima laporan dari pihak konsinyi.
(6) Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi. Pada waktu
pihak konsinyor menerima laporan perkiraan penjualan konsinyasi, maka perkiraan kas
didebet sebesar uang kas yang disertakan dalam laporan, perkiraan beban didebet sebesar
beban yang dibebankan pada perkiraan pihak konsinyor oleh pihak konsinyi, dan perkiraan
penjualan dikredit sebesar penjualan kotor yang dilaporkan oleh pihak konsinyi. Dalam hal
tidak diselenggarakan catatan persediaan perpetual maka sebuah ayat jurnal dibuat untuk
persediaan akhir dan untuk menetapkan harga pokok penjualan periode itu. Sebaliknya, jika
diselenggarakan catatan persediaan perpetual, maka saldo harga pokok penjualan dalam buku
berkaitan dengan penjualan biasa harus dinaikkan dengan harga pokok penjualan yang
berkaitan dengan penjualan konsinyasi, dengan ayat jurnal berikut:
Harga Pokok Penjualan .. $500
Barang Konsinyasi-R. Green .. $500
Penyesuaian lebih lanjut harus dilakukan atas penjualan, harga pokok penjualan, dan beban
yang menggambarkan gabungan operasi konsinyasi dan operasi biasa, dengan cara biasa.
Kemudian perkiraan nominal ditutup pada perkiraan ikhtisar rugi-laba, dan laba atau rugi dari
gabungan operasi itu akhirnya dipindahkan ke perkiraan modal.
Akuntansi untuk Konsinyasi yang Tidak Diselesaikan dengan Tuntas
Dalam ilustrasi sebelumnya laba dari penjualan konsinyasi ditetapkan oleh pihak konsinyor
setelah semua barang konsinyasi terjual dan seluruh pengiriman uang kasnya dilakukan.
Sifat dari masalah yang timbul dan ayat-ayat jurnal yang dibuat dalam buku pihak konsinyi
dan pihak konsinyor, untuk transaksi konsinyasi yang tidak diselesaikan dengan tuntas,
dilustrasikan dengan contoh berikut:
Kita asumsikan barang konsinyasi dalam contoh sebelumnya, akan tetapi pihak konsinyi dan
pihak konsinyor menyusun laporan keuangan masing-masing pada tanggal 30 Juni. Pada
tanggal ini baru terjual 6 buah pesawat radio, dan pihak konsinyi mengirimkan laporan
perkiraan penjualan konsinyasi seperti berikut:
Perkiraan Penjualan Konsinyasi
2843
No.
24 Juni
1987
Penjualan untuk perkiraan Western Sales Co.
Alamat Riverside, California
Di bawah ini dilaporkan penjualan 10 buah pesawat radio, model AX 154
Tanggal
6 Juni 20 Juni
Jumlah
$850
$25
170
Saldo
Pengiriman uang terlampir
Saldo yang terutang
195
$655
655
-
Komisi
$687
$453
$234
Total
Pihak konsinyor membutuhkan laporan penjualan konsinyasi (accout sales) pada akhir
periode fiskalnya sendiri, agar ia dapat mencatat laba atau rugi atas penjualan barang
konsinyasi sampai dengan tanggal itu. Dalam contoh, perkiraan konsinyasi-keluar
menunjukkan beban sebesar $687, yang terdiri dari harga pokok barang konsinyasi sebesar
$500, beban pengangkutan ke pihak konsinyi sebesar $60, beban angkutan masuk sebesar
$25, dan komisi sebesar $102. Beban yang berkaitan dengan penjualan barang konsinyasi
harus dibebankan pada pendapatan sekarang, sedangkan beban yang berkaitan dengan barang
konsinyasi yang masih ada layak ditangguhkan, sehingga dapat dibebankan pada pendapatan
periode berikutnya. Beban pengangkutan dan beban pembongkaran harus dibebankan pada
semua barang yang dikirimkan dan dengan demikian, dibebankan pada total pendapatan
periode yang berjalan. Beban yang dibebankan pada pendapatan periode berikutnya
diikhtisarkan sebagai berikut:
Tabulasi ini menunjukkan beban sebesar $453 yang berkaitan dengan penjualan konsinyasi.
Angka penjualan sebesar $510 dicatat oleh pihak konsinyor dengan mengkredit perkiraan
Konsinyasi-Keluar, dan hal ini kemudian menunjukkan perolehan kembali biaya konsinyasi
sebesar $453 dan laba sebesar $57. Ayat jurnal untuk memindahkan laba sebesar $57 dari
perkiraan konsinyasi-keluar ke perkiraan laba dan rugi konsinyasi menaikkan jumlah saldo
debet dalam perkiraan konsinyasi-keluar dari $177 menjadi $234. Kemudian perkiraan
konsinyasi-keluar menunjukkan beban yang berkaitan dengan barang konsinyasi yang belum
terjual, dan saldo ini dipindahkan ke periode berikutnya. Jika pihak konsinyor tidak mencatat
beban pada perkiraannya yang dibebankan oleh pihak konsinyi, maka ia hanya mengkredit
perkiraan konsinyasi untuk hasil bersih dari penjualan konsinyasi untuk hasil bersih dari
penjualan konsinyasi, dengan ayat jurnal per 30 Juni berikut:
Kas $383
Konsinyasi-keluar-R. Green . $383
Transaksi
6 Juni
(1) pengiriman 10 buah
pesawat radio atas konsinyasi,
harga pokok bagi konsinyor
$50 per buah
6 Juni
(2) beban pihak konsinyor
yang
ditetapkan
pada
konsinyasi.
Pengangkutan kepada pihak
Konsinyi........................$60
6 Juni 30 Juni
Kas..........................$510
Kas .........................$510
Konsinyasi-MasukPenjualan......................
Western Co. ................ $510
$510
Pembelian ...............$408
Western Co. ...............$408
Konsinyasi-MasukWestern Co...........$102
Komisi Atas Penjualan
Konsinyasi...................
$102
Konsinyasi-MasukWestern Co. ............$383
Western Co............$383
Kas.............................
Kas............................... $383
$383
$234
Kas.................................$383
Pengangkutan ................ 15
Komisi ........................... 102
Barang Konsinyasi ......... 10
Penjualan .................................... $510
Barang Konsinyasi .........$224
Ikthisar Rugi-Laba ...................... $200
Beban Angkut Keluar .................
24
Persediaan:
Barang dagangan yang ada .. $10.000
Barang Konsinyasi ....
234
$10.234
Jika dikehendaki, harga pokok semula barang konsinyasi sebesar $200 dan beban konsinyasi
tambahan yang ditangguhkan sebesar $34, dapat dilaporkan tersendiri. Selama periode
berikutnya, pengiriman barang konsinyasi, beban, dan penjualan dicatat pada perkiraan
konsinyasi-keluar dengan cara biasa. Perkiraan ini pada akhir periode disesuaikan sekali lagi
dalam penetapan laba atas penjualan konsinyasi periode itu dan beban yang berkaitan dengan
barang konsinyasi yang masih ada.
Hal-hal seperti ini dapat terjadi dimana pihak konsinyi, dalam mengirimkan laporan
penjualan konsinyasi kepada pihak konsinyor, gagal untuk mengirimkan seluruh jumlah yang
terhutang. Dalam situasi ini, pihak konsinyor mendebet perkiraan Piutang Usaha sebagai
pengganti perkiraan Kas. Misalnya, jika saudara R. Green dalam contoh sebelumnya,
melaporkan penjualan 6 buah pesawat radio tetapi ia hanya mengirimkan uang kas sebesar
$150, maka dibuat ayat jurnal berikut:
Kas .. $150
Piutang Usaha R. Green .. 233
Konsinyasi-Keluar-R.Green 127
Konsinyasi-Keluar-R. Green .. $510
Penerimaan uang kas pada tanggal selanjunya akan dicatat dengan mendebet perkiraan Kas
dan mengkredit perkiraan Piutang usaha R. Green.
Catatan Pihak Konsinyor jika laba konsinyasi tidak ditetapkan tersendiri
Apabila laba konsinyasi tidak ditetapkan tersendiri, maka beban yang dikeluarkan oleh pihak
konsinyi dan yang dibebankan pada hasil penjualan konsinyasi akan ditetapkan dalam buku
pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan beban yang bersangkutan. Akan tetapi, jika
barang konsinyasi belum terjual seluruhnya pada akhir periode fiskal, maka beban yang
ditetapkan pada barang konsinyasi yang belum terjual harus ditangguhkan. Beban yang
dikeluarkan oleh pihak konsinyor untuk barang konsinyasi yang belum terjadi juga harus
ditetapkan sebagai persediaan konsinyasi akhir periode. Jika tidak diselenggarakan catatan
persediaan perpetual, maka perkiraan barang konsinyasi dibebani dengan jumlah harga pokok
awal barang dagangan dan dengan beban lainnya yang menyangkut barang konsinyasi yang
belum terjual, perkiraan ikhtisar rugi-laba dikredit untuk harga pokok barang ini, dan
perkiraan beban pihak konsinyor dikredit sebesar bagian dari beban yang menyangkut
persediaan ini. Jika diselenggarakan catatan persediaan perpetual, maka penyerahan barang
kepada pihak konsinyi pada mulanya dicatat dengan mendebet perkiraan Barang Konsinyasi
dan mengkredit perkiraan persediaan.
Perkiraan barang konsinyasi, setelah dilakukan penyesuaian dalam buku pihak konsinyor,
menunjukkan harga pokok awal barang ditambah dengan beban yang ditangguhkan baik oleh
pihak konsinyor maupun oleh pihak konsinyi, yang berkaitan dengan barang yang belum
terjual. Dalam contoh sebelumnya, saldo sebesar $234 dalam perkiraan barang konsinyasi
terdiri dari harga pokok awal barang sebesar $200; beban yang ditangguhkan pihak konsinyi
sebesar $10; dan beban yang ditangguhkan pihak konsinyor sebesar $24.
Pengiriman Kembali Barang Konsinyasi
Dalam contoh kita di sebelumnya beban pengangkutan, baik yang dikeluarkan oleh pihak
konsinyor maupun oleh pihak konsinyi, merupakan biaya untuk membawa barang ke titik
penjualan dan, dengan demikian, layak dipandang sebagai barang peralihan dan harus
dibebankan pada persediaan. Apabila barang konsinyasi dikembalikan kepada pihak
konsinyor, maka pengeluaran yang ditetapkan pada pengiriman semula barang dan pada
pengembaliannya harus ditetapkan sebagai beban. Pengiriman kembali barang kepada pihak
konsinyi, dengan demikian, membutuhkan beban yang tidak lebih daripada beban yang
biasanya diterapkan pada penyerahan, barang seperti ini. Pengeluaran untuk reparasi unit
yang rusak yang dikembalikan juga harus dipandang sebagai beban dengan pengiriman
selanjutnya unit-unit ini kepada pihak konsinyi membutuhkan beban yang tidak lebih
daripada biaya normal. Beban pengiriman kepada pelanggan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan penjualan, apabila dibayar oleh pihak konsinyor atau apabila harus
dibebankan pada perkiraannya, perlu ditetapkan sebagai beban periode itu.
Prosedur Akuntansi Alternatif
Variasi dari prosedur standar seringkali diintrodusir untuk memenuhi persyaratan tertentu
atau untuk memberikan informasi khusus yang berkaitan dengan kegiatan konsinyasi bagi
tujuan pelaporan. Sebagai contoh, asumsikan bahwa pihak konsinyi ingin menyelenggarakan
rincian laba dan rugi konsinyasi tetapi tidak ingin menyatukan informasi ini dengan data-data
yang mengikhtisarkan kegiatan operasi biasa untuk tujuan pelaporan. Prosedur bagi pihak
konsinyi yang direncanakan di muka dapat ditempuh, tetapi penjualan konsinyasi, pembelian
konsinyasi, dan beban konsinyasi harus diikthisarkan dalam perkiraan tersendiri. Rincian ini
kemudian dapat dilaporkan dalam seksi tersendiri pada perhitungan rugi-laba atau dapat
diikthisarkan dalam skedul pendukung, dengan hanya laba bersih dari penjualan konsinyasi
saja yang harus dicantumkan dalam perhitungan rugi-laba.
Demikian pula bagi pihak konsinyor, sementara ini menyelenggarakan rincian laba dan rugi
konsinyasi, mungkin ingin juga memisahkan data-data ini dari data-data operasi
lainnyadalam perhitungan rugi-laba. Jika demikian halnya, maka prosedur bagi pihak
konsinyor yang diilustrasikan sebelumnya dapat ia ikuti, tetapi perkiraan tersendiri perlu
dibuka untuk penjualan konsinyasi, harga pokok penjualan konsinyasi, dan beban konsinyasi.
Prosedur ini memungkinkan penyajian informasi yang lengkap baik mengenai penjualan
biasa. Data-data laba dan rugi konsinyasi dapat dilaporkan tersendiri pada perhitungan rugilaba, atau data-data lain ini dapat diikhtisarkan dalam skedul pendukung dengan hanya hasil
bersih dari penjualan konsinyasi saja yang harus dilaporkan dalam perhitungan rugi-laba.
Referensi
Dreblin, Alland R. 2006 . Advanced Accounting. Erlangga. Buku Pendukung
http://www.elib.unikom.ac.id/download.php?id=15969
OLEH :
KELOMPOK IV
(1315351065 / 17)
(1315351071 / 18)
(1315351087 / 22)
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN
2015/2016