Anda di halaman 1dari 11

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2014


BAB IV
METODOLOGI PERENCANAAN
4.1

Tujuan Operasional

4.1.1 Rencana Umum SPAM


1.
2.

Mengetahui daerah pelayanan non-perpipaan dan perpipaan.


Membuat rencana sistem pelayanan yang telah dikaitkan dengan RUTRK dan
kebijakan pemerintah, serta melihat komposisi SR:HU dan tingkat

3.

pelayanaan/target MDGs.
Mengetahui kebutuhan air (kebutuhan air eksisting dan proyeksi pemakaian
air domestik dan non demestik; kebocoran air; debit air (Q rata-rata, Q hari

4.
5.

maksimum, Q jam puncak).


Dapat menentukan sumber air baku.
Dapat membuat tiga alternatif sistem pengaliran air (gravitasi, pompa atau
kombinasi, mulai dari sumber air terpilih sampai penentuan lokasi IPA,

Reservoir Distribusi, dan pola jaringan distribusi).


6. Dapat mencari alternatif sistem pengaliran.
7. Membuat skema sistem pengaliran terpilih.
8. Membuat peta layout sistem penyediaan air minum.
4.1.2 Membuat Desain SPAM
1. Membuat desain sistem penyadap/intake.
2. Dapat menghitung dimensi bangunan penyadap/intake.
3. Membuat gambar denah dan potongan bangunan penyadap.
4. Membuat desain sistem transmisi dan perlengkapannya.
5. Dapat menghitung dimensi pipa transmisi dan bangunan pelengkapnya (bak
6.
7.
8.
9.

4.2

pelepas tekan).
Membuat gambar pipa dan bangunan pelengkap sistem transmisi.
Dapat menghitung dimensi sistem distribusi.
Membuat gambar sistem distribusi.
Membuat gambar detail junction.

Pengumpulan Data
Untuk membuat rencana umum dan desain SPAM, diperlukan data-data

pendukung untuk menunjang pembuatan rencana umum SPAM. Data-data yang


diperlukan antara lain data administratif wilayah studi, peta wilayah studi, jumlah
penduduk wilayah studi minimal data 5 tahun terakhir, mengetahui sumber air
baku di wilayah tersebut, data sarana dan prasarana, data kependudukan, data
eksisting. Data-data yang diperlukan dalam pembuatan rencana umum dan desain
II-1
RIDLO ANDHIKO F
21080113130068

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2014
SPAM didapat dari BAPPEDA Demak, Dinas PU CIPTA KARYA Jawa Tengah,
BPS Demak dan BPS Jawa Tengah, serta PDAM Demak.
Tabel 4.1 Data Primer dan Metode Pengumpulan Data Primer
No
.

Data Primer
Data administratif Kabupaten,

Metode Pengumpulan Data

1.

Kecamatan Kebon Agung


Pengambilan data di BAPPEDA Demak
Peta wilayah studi, yang

2.

meliputi:
- peta topografi
- peta administrasi
Pengambilan data di BAPPEDA Demak
- peta tata guna lahan eksisting
- peta kontur
- peta tata guna lahan rencana
Jumlah penduduk di setiap

3.

kecamatan

dan

kelurahan

selama

di
5

setiap Pengambilan data di BPS Demak, BPS Jawa


tahun Tengah, dan BAPPEDA Demak

terakhir
4.
5.

Data sumber air baku


Data sarana dan prasarana

Pengambilan data di PDAM Demak


Pengambilan data di BAPPEDA Demak

6.

Data eksisting

Pengambilan data di BAPPEDA Demak

Kondisi geografis, topografi,


hidrologi, klimatologi, tata
guna lahan, geologi Beserta
7

Analisa Biaya kebutuhan

8.

Perencanaan
RUTRK Kecamatan Bandar

Pengambilan data di BAPPEDA Demak

Pengambilan data di BAPPEDA Demak

Tabel 4.2 Data Sekunder dan Metode Pengumpulan Data Sekunder


No.
1.
2.

Data Sekunder
Data sejarah Kabupaten Demak
Peta umum Kecamatan Demak

Metode Pengumpulan Data


Pengambilan data dari BPS Demak
Pengambilan data dari BPS Demak
Pengambilan data dari BAPPEDA

3.

Gambaran umum kondisi Demak

Demak
II-2

RIDLO ANDHIKO F
21080113130068

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2014

4.3

Pengolahan Data
Data-data yang sudah diperoleh kemudian diolah sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai.


1.

Peta wilayah studi, diolah agar dapat menentukan daerah layanan.


Daerah layanan dibuat boundary agar terlihat batasannya dengan daerah-daerah
lain.

2.

Peta topografi dianalisis agar dapat melihat bentuk-bentuk


kenampakan bumi di wilayah studi untuk membuat desain jaringan distribusi air
minum.

3.

Informasi dan data mengenai sumber air baku dianalisis dan dipilih
dari segi kualitas, kuantitas, dan kriteria yang sesuai, agar dapat dijadikan
sumber air baku pada wilayah studi.

4.

Data jumlah penduduk diolah untuk dapat memproyeksikan jumlah


penduduk 20 tahun mendatang. Metode pengolahan dapat menggunakan
metode aritmatik, geometrik, maupun eksponensial.

5.

Data sarana dan prasarana yang ada di wilayah tersebut diolah


untuk dapat memperkirakan jumlah kebutuhan air wilayah studi.

4.4

Analisis Data
Untuk merencanakan sistem penyediaan air bersih suatu daerah yang

memenuhi syarat, yaitu air yang ada harus tersedia setiap saat dengan debit dan
tekanan yang mencukupi serta keamanan dan kualitas air sampai ke konsumen.
Secara umum kriteria perencanaan yang digunakan dalam perencanaan
sistem penyediaan air bersih meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.

Penentuan service area atau daerah pelayanan di sesuaikan dengan kondisi


setempat berdasarkan kepadatan penduduk.

2.

Service lebel atau penyampaian air ke konsumen


Usaha pelayanan air bersih dilakaukan dengan dua cara yaitu sambungan
rumah dan hidran umum. Ketentuan perbandingan antara SR dan HU

II-3
RIDLO ANDHIKO F
21080113130068

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2014
dipertimbangakan sedemkian rupa, dimana faktor recovery cost merupakan
faktor yang perlu dipertimbangkan.
3.

Consumplan rate
Consumplan atau besarnya pemakaian perhari, tergantung jenis sambungan
seperti hidran umum dan sambungan rumah dari kalangan kota, seperti kota
kecil, kota sedang , kota metropolitan.

4.

Pelayanan fasilitas non domestik


Pelayanan air bersih untuk fasilitas non domestik diperhitungkan besarnya
kebutuhan air untuk fasilitas pendidikan, perkantoran, niaga, maupun fasilitas
sosial.

5.

Kebocoran atau kehilangan air


Dalam perencanaan kebocoran ditekankan seminimal mungkin dan untuk
standar kebocoran air diperhitungkan sebesar 20 % dari kebutuhan rata-rata.

6.

7.

Fluktuasi pemakaian air


a.Pemakaian pada hari maksimum total

= ( 1.10 1.25 ) x Q total

b.Pemakaian pada jam puncak

= ( 1.75 2.00 ) x Q total

Pipa distribusi
Pengaliran air bersih kepada penduduk dilakukan dengan jaringan perpipaan
sistem loop, diperhitungkan dapat mengalirkan debit dengan waktu
pengaliran selama 24 jam / hari untuk memenuhi kebutuhan air.

8.

9.

Sistem tekanan dan kecepatan aliran dalam pipa


a.Tekanan statis maksimum sebesar

= 60 m. k. a

b.Tekanan hidrolis sebesar

= 15 m. k. a

Koefisien kekasaran pipa


Untuk memperhitungkan hidrolis, baik pipa tranmisi air baku, pipa transmisi
atau distribusi, koefisien kekasaran ( koefisien Hazen William) untuk pipa
ialah sebesar 140.

4.4.1 Proyeksi Jumlah Penduduk


Perkembangan penduduk merupakan faktor yang memegang peranan
penting dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih suatu kota. Dalam
proyeksi penduduk untuk tahun-tahun mendatang maka diperlukan suatu metode
II-4
RIDLO ANDHIKO F
21080113130068

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2014
pendekatan yang diperlukan sesuai karakteristik daerah yang ada. Analisis
proyeksi penduduk dapat dilakukan dengan beberapa metode yakni metode
aritmatik, geometrik dan eksponensial. Untuk menentukan metode yang tepat
dalam memproyeksikan jumlah penduduk dilakukan dengan cara membandingkan
nilai regresi linear dari tiap-tiap metode dalam perhitungan pertumbuhan
penduduk 5 tahun sebelumnya (2007-2011). Nilai regresi yang paling mendekati 1
(satu) atau yang paling besar sendiri menunjukkan bahwa perhitungan
petumbuhan penduduk tahun 2011-2030 akan menggunakan cara tersebut.
Setelah mendapatkan data penduduk selama lima tahun terakhir, langkah
berikutnya adalah membuat proyeksi penduduk sebanyak sepuluh tahun kedepan.
Ada tiga metode yang digunakan untuk menentukan proyeksi penduduk yaitu
Metode Grafis yang terdiri dari :
1.

Metode Grafis-Aritmatik

2.

Metode Grafis- Logaritmik

3.

Metode Least Square


Berikut ini penjabaran rumus dari ketiga metode untuk menentukan

proyeksi jumlah penduduk:


1. Metode Aritmatik
Pn = Po + rn
Dimana :

Pn = Jumlah penduduk pada tahun n


Po = Jumlah penduduk pada awal
n

= Periode perhitungan

= Angka pertambahan penduduk/th

rumus diatas diubah dalam bentuk regresi menjadi :


Pn = Po + r n

Y = b + ax
Dimana : Pn = y = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = b = koefisien
n

= x = tahun penduduk yang akan dihitung


II-5

RIDLO ANDHIKO F
21080113130068

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2014
r

= a = koefisien x

2. Metode Geometrik
Pn = Po ( 1 + r )t
Dimana :

Pn = Jumlah penduduk pada tahun n


Po = Jumlah penduduk pada awal
n = periode perhitungan
r = rasio pertambahan penduduk/th

rumus diatas diubah dalam bentuk regresi menjadi:


log Pn log Po r log n
log y log b a log x

Dimana :

Log Pn = y = Jumlah penduduk pada tahun n


Log Po = b = koefisien
Log n = x = tahun penduduk yang akan dihitung
r = a = koefisien x

3. Metode Least Square


Perhitungan proyeksi penduduk dengan metode Least Square dapat
dihitung dengan rumus, yaitu sebagai berikut :
Pn = a + (bt)
Dimana :
t

= tambahan tahun terhitung dari tahun dasar

= {(p)(t2)- (t)( p.t )}/{n(t2)-(t)2}

= {n( p.t )-(t)(p)}/{n(t2)-(t)2}

Keterangan :
t

= sebagai nomor data tiap tahun

= jumlah penduduk

II-6
RIDLO ANDHIKO F
21080113130068

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2014
t2

= sebagai nomor data tiap tahun dikuadratkan

p2

= jumlah penduduk dikuadratkan

4.4.2 Daerah Perencanaan


Dalam penentuan daerah perencanaan tidak lepas dari peraturan/ kebijakan
pemerintah yang tertuang dalam peraturan pemerintah, kepadatan penduduk,
kondisi fisik daerah, serta RUTRK daerah perencanaan.
4.4.3 Sumber Air
Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus diperhatikan
persyaratan utamanya yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan biaya
yang murah dalam proses pengambilannya.
4.4.4 Proyeksi Kebutuhan Air
Proyeksi kebutuhan air sangat tergantung pada pertambahan penduduk,
perkembangan kota dan fasilitas-fasilitas yang diperkirakan akan ikut berkembang
pula. Penggolongan kebutuhan air berdasarkan kelompok pemakaian dan
kebutuhannya :
1.

Kebutuhan air untuk kebutuhan domestik

2.

Kebutuhan air untuk kebutuhan non domestik

3.

Kebutuhan air untuk fasilitas umum dan antisipasi kebocoran

4.4.5 Kebutuhan Air Untuk Keperluan Domestik


Sesuai dengan taraf hidup masyarakat dan jenis pemukiman di Kecamatan
Bandar, maka dapat dibagi menjadi :
a.

Golongan mapan yang menempati rumah permanen

b.

Golongan menengah yang menempati rumah semipermanen

c.

Golongan rendah yang menempati rumah nonpermanen

II-7
RIDLO ANDHIKO F
21080113130068

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2014
Ketiga golongan ini akan terlayani oleh PDAM dengan sambungan yang
berbeda-beda. Semakin tinggi golongannya, maka tingkat kebutuhan airnya
semakin besar. Macam-macam sambungan PDAM pada rumah pelanggan adalah
sebagai berikut :

Sambungan Rumah Langsung


Sambungan rumah (SR) digunakan oleh penduduk yang menempati rumah
permanen dan semipermanen

Hidran Umum
Hidran Umum (HU) disediakan untuk masyarakat yang menempati rumah
nonpermanent

4.4.6 Kebutuhan Air Untuk Kebutuhan Non Domestik


1.

Perkantoran
Kebutuhan air untuk daerah perkantoran disediakan untuk mencukupi
kebutuhan dan sanitasi serta keperluan karyawannya. Sehingga kebutuhan air
dikantor tergantung pada jumlah karyawan yang bekerja.

2.

Pasar
Pemakaian air pada wilayah pasar hanya terbatas pada pemakaian untuk
keperluan sanitasi, sehingga dapat dianggap bahwa kebutuhan air dikawasan
pasar ini adalah tetap.

3.

Sekolah
Sarana pendidikan terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA.

4.

Rumah Sakit
Daya tampung dan kualitas pelayanan dari suatu rumah sakit/puskesmas perlu
diperhatikan.

5.

Sarana Ibadah
Masyarakat membutuhkan air dalam jumlah yang berbeda-beda pada setiap
waktu. Hal ini menyebabkan terjadinya fluktuasi pemakaian air.

Dan besarnya pemakaian air tersebut dipengaruhi oleh :


a.

Kebiasaan penduduk

b.

Besarnya kelengkapan kota


II-8

RIDLO ANDHIKO F
21080113130068

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2014
c.

Suhu atau cuaca

Mengenai fluktuasi pemakaian air terdapat empat macam pengertian, yaitu:


1.

Pemakaian sehari rata-rata (Qavg-day), pemakaian rata-rata dalam sehari dan


pemakaian setahun dibagi 365 hari.

2.

Pemakaian sehari terbanyak (Qmax-day), pemakaian terbanyak dalam satu


hari dalam setahun.

3.

Pemakaian sejam rata-rata (Qavg-hour), pemakaian rata-rata dalam satu jam


atau pemakaian satu hari dibagi 24 jam.

4.

Pemakaian sejam terbanyak (Qmax-hour), pemakaian sejam terbesar dalam


sehari.
Faktor maksimum harian menyatakan perbandingan antara Qmax-day

terhadap Qavg-day, digunakan dalam sistem transmisi yaitu untuk menentukan


kapasitas maksimum harian. Kemudian Qmax-day ini digunakan sebagai acuan
dalam penentuan dimensi pipa transmisi dan instalasi serta pengolahan air baku.
Besarnya faktor maksimum harian pada setiap harinya tidak sama., hal ini
disebabkan karena dipengaruhi oleh suhu. Harga faktor maksimum harian pada:
Daerah tropis = 1,1-1,5
Daerah empat musim = 1,4-1,7
Faktor maksimum jam (fp) menyatakan perbandingan antara Qavg-hour
terhadap Qavg-day digunakan dalam sistem distribusi yaitu untuk menentukan
kapasitas maksimum jam. Qmax-hour digunakan sebagai acuan dalam penentuan
dimensi pipa distribusi. Besarnya faktor maksimum jam dipengaruhi oleh
pemakaian secara bersamaan oleh penduduk. Sehingga harga faktor maksimum
jam pada:
Daerah tropis = 1,5-2 ,5
Daerah empat musim = 1,7-3
Berdasarkan Draft Guidelines For Design and Construction of Public
Supply System In Indonesia, faktor maksimum (fh) untuk kota kecil sebesar 1,3,
untuk kota sedang bernilai 1,5, dan untuk kota besar bernilai 2,0.

II-9
RIDLO ANDHIKO F
21080113130068

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2014

II-10
RIDLO ANDHIKO F
21080113130068

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2014
4.5 Diagram Metodologi Perencanaan
PERENCANAAN TEKNIS SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Studi Literatur:
Dasar-Dasar Perencanaan SPAM
Program Analisis Hidrolika
(EPANET, WaterCAD, dll)

Data Primer:
Survei Lapangan:
Survey kondisi
wilayah
perencanaan
(Menentukan
Gambaran Umum
Wilayah Studi)

Penentuan Daerah Rencana

Pengumpulan Data

Data Sekunder:
Peta Topografi
Peta Jaringan Jalan
Peta Jaringan
Distribusi
Peta RUTRK
Peta Administrasi
Peta Tata Guna
Lahan
Data Sumber Air
Data Penduduk/
Demografi
Data Fasilitas

Pengolahan Data
Sistem Air Baku
Sistem Produksi
Sistem Transmisi
Sistem Distribusi
Sistem Pelayanan
Konsep
Rancangan/Alternatif
Preliminary Design
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Gambar 4.1 Sistem Operasional Pelaksanaan Perencanaan Sistem Penyediaan Air
Minum
Sumber: SOP Sistem Penyediaan Air Minum
II-11
RIDLO ANDHIKO F
21080113130068

Anda mungkin juga menyukai