4. Diskusi
Banyak kasus dari efusi pleura dapat tidak terdiagnosis berdasarkan dari riwayat
kesehatan pasien dan penemuan dari pemeriksaan fisis dan torakosintesis.
Prosedur diagnosis berikutnya ialah biopsi pleura perkutaneus tertutup, dengan
menggunakan baik jarum biopsi Abram atau jarum biopsi Cope. Akan tetapi,
tingkat kesuksesan dalam menegakkan diagnosis tetap tidak memuaskan.
Setelah torakosintesis dan biopsi pleural tertutup, kira-kira 20% hingga 30%
pasien dengan efusi pleura tetap tidak terdiagnosis. Lebih jauh, terkadang
kecelakaan muncul selama biopsi perkutaneus tertutup dilakukan, seperti
perdarahan atau pneumothorax dan bisa menjadi mengancam nyawa karena
pemeriksaan ini dilakukan secara buta. Belakangan ini, torakoskopi telah
dilakukan dibandingkan dengan biopsi perkutaneus pleura tertutup dibawah
pengaruh anestesi umum dengan menggunakan torakoskopi kaku atau
ddibawah pengaruh anestesi lokal dengan menggunakan bronkoskopi fleksibel.
Torakoskopi dapat menyediakan diagnosis yang definitif atau hasil diagnostik
yang sangat bagus dalam perbandinggannya dengan biopsi pleural tertutup.
Torakoskopi dibawah pengaruh anestesia lokal menggunakan bronkoskopi
fleksibel merupakan prosedur yang lebih simple, tapi lebih sulit untuk
memanipulasi dalam cavum pleura dan dalam bronkhi. Bronkoskopi fleksibel
memiliki beberapa kekurangan dibandingkan dengan torakoskopi rigid, karena
tidak disediakannya orientasi yang adekuat dalam rongga pleura untuk biopsi
yang lebih kecil. Sebagai tambahan, ini juga dapat menyediakan materi yang
lebih kurang dari biopsi forcep spesimen dalam melakukan sebagian besar tes
histologi termasuk didalamnya pewarnaan immunohistochemical untuk
calretinin, WT1, cytokeratin 5/6, dan D2-40 pada pasien dengan pleural
mesothelioma maligna. surgical thoracoscopy (terkait video bedah toraks(VATS))
memiliki beberapa keunggulan seperti kemampuannya untuk memperoleh
spesimen biopsi yang lebih besar, terapi dan aplikasi operasi, dan kontrol yang
lebih baik dari perdarahan dibandingkan untuk surgical Thoracoscopy di bawah
pengaruh anestesi lokal. Namun, rigid surgical Thoracoscopy juga memiliki
kelemahan yang terkait dengan menjadi prosedur yang lebih invasif, sehingga
membutuhkan anestesi umum biasanya menggunakan endotrakeal tube doublelumen atau bronkial blocker untuk ventilasi paru selektif dan oleh karena itu
memerlukan dukungan dari ahli anestesi, sebuah kamar operasi, banyak
instrumen operasi dan juga harus dilakukan oleh ahli bedah. Lokal anestesi
oracoscopy adalah minimal invasif dan lebih murah. Laporan ini menunjukkan
bahwa lokal anestesi torkoskopi menggunakan chest tube 32 Fr dan fleksibel
bfiberoptik bronkoskopi sangat berguna pada pasien dengan eksudatif efusi
pleura yang tidak terdiagnosis atau yang memerlukan penatalaksanaan dari
penyakit pleural. Dibawah pengaruh anestesi lokal, kita dapat berbicara kepada
pasien selama menipulasi ini berlangsung dengan menanyakan pertanyaan
seperti, Apakah Anda merasakan sesak atau nyeri?. Walaupun ketika merawat
pasien dengan umur tua, kita dapat dengan konstan melihat apakah ada
masalah atau keluhan. Kita dengan aman dapat melakukan prosedur ini.
Baru-baru ini, Olympus LTF-240 semiflexible fiberoptik torakoskopi (Olympus
Optical Co Ltd; Tokyo, Jepang) telah memperkenalkan dan mengevaluasi
penegakan diagnosis dari pleurisy. Alat ini mengkombinasikan fasilitas dari kedua
instrumen, dengan poros yang padat dan bagian terminal yang fleksibel. Dalam
perbandingannya dengan LTF-240 dan fleksibel fiberoptik bronkoskopi dibawah
pengaruh anestesi lokal, LTF-240 lebih baik dari fleksibel fiberoptik bronkoskopi
dalam memanipulasi karena badannya yang padat tidak bengkok. Ketika
menggunakan chest tube 32 Fr dan fleksibel fiberoptik bronkoskopi juga tidak
bengkok karena chest tube sebagai bagian yang keras dan bagian terminal yang
fleksibel. (Gambar 1(a)), seperti halnya dengan LTF-240. Lebih jauh,
menggunakan chest tube 32Fr lebih aman walaupun dengan pneumothorax atau
terjadi perdarahan. Jika komplikasi muncul pada saat prosedur torakoskopi
berlangsung, maka chest tube 32Fr dapat digunakan sebagai saluran drainase
secara langsung setelah melepaskan fleksibel fiberoptik bronkoskopi nya. Ketika
awal dari torakoskopi, adalah gampang untuk mengalirkan efusi pleura dengan
chest tube 32Fr karena memang sesuai untuk drainase. Pada metode torakoskopi
ini, chest tube tidak hanya dipasang satu arah. Dengan mengubah baik arah
atau panjang dari chest tube yang dimasukkan, kita dapat, oleh karenanya
menginspeksi dan melakukan biopsi pleura dari arah apex hingga ke diafragma
(gambar 1). Sebagai tambahan, prosedur ini juga dapat dilakukan dengan alat
yang tersedia secara luas pada sebagian besar situasi klinis. Belakangan ini,
LTF-240 mulai digunakan secara luas. Mulai daripoin diagnosis dan keamanan
prosedur, penemuan dari laporan yang terakhir hampir sama dengan yang
menggunakan LTF, namun, angka dari kasus yang dievaluasi masih kecil. Oleh
karena itu kami mempertimbangkan prosedur baru ini menjadi aman dan efektif,
dan akan terus menjadi semakin mudah dalam pengaplikasian setelah
digunakan dalam banyak kasus. Ada bayak laporan selama ini yang
menggambarkan torakoskopi dilakukan oleh seorang ahli paru menjadi modalitas
yang aman dan efektif untuk mendiagnosis efusi pleura. Metode ini, oleh karena
itu, dianggap berguna bagi para ahli bedah dan para dokter dengan pengalaman
dalam drainase dada dan bronkoskopi fleksibel.