RESUME KASUS
Identitas Korban
Berdasarkan keterangan polisi, mayat laki-laki yang bernamanya Tn M.J, yang
ditemukan di TKP Jln. Pampang Dua (Empang) pada hari jumat tanggal sembilan
November dua ribu satu pukul satu nol nol waktu Indonesia Bagian Tengah.
Pemeriksaan Luar
Dari pemeriksaan luar ditemukan mayat laki-laki, tidak memakai pakaian, ditutup
dengan sarung putih kotak-kotak putih ungu, kedua tangan terikat perban putih, kedua
lubang telinga ditutup kapas putih, kedua lubang hidung ditutup kapas putih. Rambut
kepala hitam lebat, berombak, terpanjang berukuran enam koma lima sentimeter, tidak
mudah dilepas; bulu mata hitam, alis mata hitam, kumis hitam, panjang tiga sentimeter
jenggot warna hitam panjang nol koma lima sentimeter, rambut kemaluan hitam, panjang
enam sentimeter. Warna kulit sawo matang, umur kira-kira tiga puluh sampai empat puluh
tahun, panjang badan seratus lima puluh lima sentimeter, berat badan tidak di ukur, gizi
baik, kira-kira termasuk bangsa Indonesia.
Kaku mayat pada seluruh tubuh, mudah dilawan, lebam mayat terdapat pada
seluruh punggung, bokong, lengan atas bagian belakang dan tidak hilang pada
penekanan, pembusukan belum ada.
Daun telinga kanan terdapat luka yang telah dijahit. Mulut tertutup, keluar cairan
warna merah. Terdapat luka yang telah dijahit pada pipi kanan dengan arah dari pipi
kanan sampai telinga kanan bawah, panjang lima belas sentimeter. Terdapat luka yang
telah dijahit pada bibir bawah kanan sampai leher kanan membentuk sudut empat puluh
lima derajat dari garis tengah tubuh, panjang enam belas sentimeter.
Terdapat luka tusuk pada leher dengan jarak nol koma lima sentimeter dibawah
telinga kiri dan empat belas sentimeter dari garis tengah tubuh dengan arah dari
belakang kiri ke depan kanan, membentuk sudut kira-kira empat puluh lima derajat dari
garis tengah tubuh, tembus ke dalam, tepi luka tidak beraturan, diameter luka dua koma
lima sentimeter.Terdapat luka lecet yang letaknya depan bawah telinga kiri dengan jarak
lima sentimeter dari telinga dan tujuh sentimeter dari garis tengah tubuh pinggir rata
dengan sudut tumpul panjang luka satu sentimeter.
Terdapat luka yang sebagian telah dijahit pada bahu kanan dari depan sampai
belakang, panjang delapan sentimeter, sudut luka yang belum dijahit tajam. Lecet pada
lengan kiri atas sebelah luar diatas siku. Luka iris pada lengan kiri bawah sebelah dalam
dekat siku, panjang tujuh sentimeter. Luka pada pergelangan tangan kiri sebelah dalam
yang sudah dijahit. Luka iris pada telapak tangan kiri mulai pergelangan tangan
memanjang kearah jari tengah, panjang enam sentimeter setelah dirapatkan, pinggir luka
rata, sudut luka lancip, tampak jaringan bawah kulit dan otot, tidak ada jembatan jaringan.
Luka iris sampai tulang pada jari tengah tangan kiri pada lipatan kulit kedua dari ujung
jari, ukuran dua koma lima sentimeter, pinggir rata, sudut lancip. Terdapat patah tulang
pada tulang rahang bawah sebelah kanan dibawah bibir bawah.
Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam di temukan plak aterosklerosis pada nadi aorta jantung.
Terdapat bekuan darah dipermukaan lidah. Pada rongga tenggorokan terdapat bekuan
darah berwarna merah kehitaman. Terdapat robekan pada bagian kiri membran
hyothyroidea. Terdapat perlengketan pada selaput paru-paru kanan bagian medial.
Terdapat perlengketan pada selaput paru-paru Kiri bagian posterior, melengket pada
diafragma. Ukuran paru-paru kanan dua puluh empat kali empat belas kali empat koma
lima sentimeter, berat lima ratus lima puluh lima gram, berwarna merah kehitaman,
perabaan krepitas, penampang warna merah, pada pemijatan keluar busa, ada lebam,
terdapat bintik-bintik hitam tersebar rata diseluruh paru. Ukuran paru-paru kiri dua puluh
tiga koma lima kali lima belas koma lima kali tiga koma lima sentimeter, berat lima ratus
gram, berwarna merah kehitaman, perabaan seperti spoons, penampang berwarna
merah, pada pemijatan keluar busa, terdapat bintik-bintik hitam tersebar rata diseluruh
paru. Terdapat patah tulang pada rahang bawah kanan dibawah bibir bawah. Ada bekuan
darah dibagian puncak kepala kanan dan kiri, berbentuk oval, diameter terpanjang tujuh
sentimeter.
Ke Halaman 8: menghubungkan..
BAB III
PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan luar mayat, hal pertama yang dapat dinilai adalah saat kematian.
Perubahan postmortem yang dapat dinilai antara lain kaku mayat (rigor mortis), lebam mayat
(livor mortis), perubahan suhu tubuh (algor mortis), dan dekomposisi. Kaku mayat adalah
kekakuan otot yang terjadi pasca kematian akibat tidak tersedianya ATP di dalam otot.
Pada hasil pemeriksaan luar didapatkan kaku mayat pada seluruh tubuh, mudah
dilawan, ini menunjukkan bahwa waktu kematian lebih dari 12 jam, kaku mayat
terjadi akibat kelenturan otot yang menghilang setelah kematian karena metabolisme
tingkat selular sudah tidak ada lagi khususnya dalam pemecahan cadangan glikogen
otot yang menghasilkan energi untuk mengubah ADP menjadi ATP yang dipakai oleh
serabut aktin dan miosin agar tetap lentur. Pada orang yang telah mati, cadangan
glikogen dalam otot lama kelamaan akan habis dan energi tidak terbentuk lagi,
sehingga aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku. Kaku mayat ini mulai
tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot
kecil) ke arah dalam (sentripetal). Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi
lengkap, dipertahankan selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam urutan yang
sama.
Lebam mayat (Livor mortis), merupakan proses yang terjadi berupa bercak warna merah
ungu (livide) pada bagian terbawah tubuh akibat eritrosit yang menempati tempat terbawah
dari tubuh karena gaya tarik bumi (gravitasi) yang mengisi vena dan venule membentuk
bercak warna merah ungu pada bagian terbawah tubuh, kecuali bagian tubuh yang tertekan
alas keras. Darah tetap cair karena adanya aktivitas fibrinolisin yang berasal dari endotel
pembuluh darah.
Pada hasil pemeriksaan luar didapatkan lebam mayat terdapat pada seluruh
punggung, bokong, lengan atas bagian belakang dan tidak hilang pada penekanan.
Lebam mayat biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati, makin lama
intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap selama 8-12 jam sama.3,5
Menetapnya lebam mayat ini disebabkan oleh karena terjadinya perembesan darah
kedalam jaringan sekitar akibat rusaknya pembuluh darah akibat tertimbunnya sel
sel darah dalam jumlah yang banyak, adanya proses hemolisa sel-sel darah dan
Dari hasil pemeriksaan dan teori, dapat disimpulkan bahwa kematian terjadi lebih dari 12
jam karena didapatkannya lebam mayat pada seluruh punggung, bokong, lengan atas bagin
belakang yang tidak hilang dengan penekanan, dan adanya kaku mayat pada seluruh tubuh
yang mudah dilawan,belum ditemukan adanya tanda-tanda pembusukan memberikan makna
bahwa kematian belum melewati 24 jam.
Adapun perlukaan yang dialami oleh korban disebabkan karena benda tajam dan bukan
benda tumpul. Hal ini disokong oleh teori yang menyatakan bahwa perlukaan yang
disebabkan oleh benda tajam memiliki tepi luka yang rata, sudut luka yang lancip, dan tidak
ditemukan adanya jembatan jaringan. Sifat-sifat luka tersebut sesuai dengan yang ditemukan
pada korban.
Dari hasil pemeriksaan, kami berkesimpulan bahwa mayat laki-laki tersebut meninggal
karena kegagalan pernapasan akibat terhalangnya jalan napas sebagai akibat dari terdapatnya
bekuan darah pada tenggorokkan yang diakibatkan oleh trauma benda tajam yang diperberat
dengan ditemukannya plak aterosklerosis yang merupakan tanda adanya penyakit jantung.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam ilmu kedokteran kehakiman luka akibat benda tajam yang banyak dijumpai
terdapat dua bentuk, yaitu dalam bentuk luka iris (incised wound, cut, slash, slice) dan dalam
bentuk luka tusuk (penetrating wound, stab, puncture, perforation), dan di dalam dunia
kriminal luka-luka tersebut biasanya disebabkan oleh pisau.1
Luka tusuk (stab wound) adalah luka dengan kedalaman luka yang melebihi panjang luka
akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau bermata tumpul yang terjadi
dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh. Contoh alat yang
digunakan pada luka tusuk (stab wound), yaitu : belati, bayonet, clurit, keris, pedang, pecahan
kaca. Benda yang berujung runcing dengan penampang bulat atau segitiga atau segiempat
seperti kikir, tanduk, dan lain-lain. Benda yang berujung tumpul seperti ruji payung, ruji
sepeda, potongan paku, dan lain-lain. 1,2
Beberapa keadaan karena tusukan atau luka pada leher, wajah, dan ekstremitas ( disebut
pertahanan luka ) biasanya disebabkan oleh penyerang. Beberapa luka dengan kedalaman
bervariasi pada leher atau pergelangan tangan mengisyaratkan adanya bunuh diri. Dan adanya
luka dangkal yang berdekatan dengan luka utama merupakan tanda keraguan dan adalah
karakteristik dari kesengajaan diri sendiri. Luka tusuk bisa berakibat fatal jika menembus
jaringan lunak dan cukup untuk mengenai tulang korban. 3,4
Luka tusuk ada 2 jenis: 2
Penetrasi
Luka penetrasi. Pada luka ini, benda menyebabkan penetrasi yang merobek kulit dan
jaringan yang lebih dalam, lalu masuk ke rongga tubuh seperti rongga thoraks,
abdomen. Luka ini hanya merupakan tempat masuk. 2
Perforasi
Luka perforasi Jika luka merobek jaringan tubuh manusia sampai menembus dari satu
sisi ke sisi lainnya. 2
1. Luka Tusuk
Luka tusuk dihasilkan oleh alat yang runcing. Pada umumnya disebabkan karena
pembunuhan. Pada luka tusuk, kedalaman dari luka yang masuk ke dalam tubuh melebihi
panjang luka pada kulit. Tepi luka tajam, tanpa adanya abrasi atau kontusio. Pada
umumnya senjata yang digunakan untuk menghasilkan luka tusuk adalah pisau, dimana
5
sifat dari tepi luka yang terpotong dapat menghasilkan luka iris. Contohnya pisau dapur,
pisau lipat dengan ukuran 4-5 inchi. Alat lainnya seperti potongan es, gunting, obeng,
potongan kaca, garpu, pulpen dan pensil digunakan untuk menimbulkan luka tusuk.1
Energi yang dibutuhkan untuk masuknya sebuah pisau pada kulit bergantung pada
konfigurasi dan ketajaman dari ujung pisau. Ketika ujung pisau telah memasuki kulit,
bagian lainnya akan meluncur dengan sangat mudah ke dalam tubuh. Selama tidak
mengenai tulang, pisau dapat dengan mudah ditarik keluar dari organ dengan energi yang
kecil. Namun, jika seluruh bagian pisau masuk ke dalam tubuh memberikan arti bahwa
luka tusuk yang dihasilkan adalah dengan kekuatan yang sangat besar.1
2. Ciri Luka Tusuk
Ciri luka tusuk tergantung dari penampang dan mata. Benda berujung runcing dan
bermata tajam satu menyebabkan: 2,3
1. Tepi luka tajam/rata.
2. Satu ujung luka runcing, sedangkan ujung yang lain kurang. Bila arah mata pisau
waktu ditusukkan berlainan arah dengan waktu pisau ditarik keluar, maka didapatkan
luka dengan ujung lebih dari dua.
(Gbr 1): a. luka tusuk yang tegak lurus dengan serat otot akan menganga lebar. Luka
tusuk yang sejajar dengan serat otot menganga berkurang.
b. bentuk luka tusuk yang arah mata pisau berlainan waktu masuk dan
keluar.
c. Bentuk luka tusuk yang disebabkan benda runcing dengan penampang
segi tiga
3. Sudut luka tajam, pada sisi tumpul kurang tajam.
4. Pada sisi mata yang tajam rambut ikut terpotong.
5. Dalamnya luka lebih besar daripada panjangnya luka.
6
6. Sekitar luka kadang memar/ekimosis, oleh karena tusukan sampai tangkai pisau.
7. Bila luka tegak lurus dengan serat otot, maka luka akan menganga lebar, bila luka
sejajar dengan serat otot luka menganga berkurang.
Gbr 2 : Luka tusuk pisau bermata dua (kiri), luka tusuk pisau bermata satu (kanan ) 2
Ciri luka tusuk pada bunuh diri, antara lain.: 2,3
1) Luka tusuk yang menggerombol, pertama dangkal, luka tusuk percobaan, kemudian
lebih dalam.
2) Lokalisasi tertentu adalah daerah perut, daerah jantung, ada kalanya hanya satu
tusukan.
3) Pakaian biasanya disingkirkan sebelum menusuk.
4) Tidak ada luka tangkis.
5) Tempat kejadian perkara rapi, tidak porak-poranda.
6) Kadang-kadang tangan yang memegang senjata mengalami cadaveric spasme.
LUKA TUSUK PEMBUNUHAN
BUNUH DIRI
Disingkirkan
Ada
Tidak ada
Kadang ada
Kulit memiliki elastisitas yang besar dan besarnya ketegangan kulit tidak sama pada
seluruh tubuh. Pada daerah dimana serat-serat elastisnya sejajar, yaitu pada lipatan-lipatan
kulit, maka tusukan yang sejajar dengan lipatan kulit tersebut akan mengakibatkan luka
yang tertutup, sempit dan berbentuk celah. Akan tetapi bila tusukan pisau itu melintasi
serta memotong lipatan kulit, maka luka yang terjadi akibat tusukan pisau tersebut akan
terbuka lebar.(1)
Luka tusuk dari pisau yang sama dapat bervariasi dalam ukuran dan bentuk,
tergantung
pada jenis pisau, daerah yang ditikam, kedalaman luka, dan sudut yang dibentuk.
Luka tusuk kulit tunggal mungkin memiliki lebih dari satu jalur dalam tubuh karena
mungkin sebagian ditarik dan dimasukkan kembali tanpa benar-benar ditarik keluar dari
kulit. Oleh karena itu, jalur dari setiap luka pada kulit harus diperhatikan. 5
5. Penyebab Kematian
Penyebab kematian pada luka tusuk adalah: 2
a). Kerusakan pada organ vital tubuh.
b). Perdarahan dari pembuluh darah organ vital yang mengalami cedera.
c). Infeksi/ sepsis.
d). Emboli udara.
6. Cara Kematian
Pada umumnya kematian akibat luka tusuk disebabkan oleh kasus pembunuhan. Sulit
untuk membunuh seseorang hanya dengan satu tusukan saja, kecuali bila korbannya
sedang tidur atau dalam keadaan yang sangat lemah atau bila korban diserang secara
mendadak dan yang terkena adalah organ tubuh yang vital. 1
Pada pembunuhan jumlah luka umumnya lebih dari satu, tidak mempunyai tempat
atau lokasi khusus, seringkali didapatkan luka-luka yang didapat sewaktu korban
mengalami perlawanan, luka-luka tersebut disebut luka tangkis (defense wound). Lukaluka tangkis dapat ditemukan pada daerah lengan bawah bagian dalam atau pada telapak
tangan. Luka-luka pada telapak tangan dimungkinkan bila korban berusaha menangkap
atau merebut serangan lawannya. 1
Luka yang mematikan biasanya pada daerah leher, dada dan pada daerah perut dimana
terdapat organ-organ vital. Pada kasus pembunuhan dimana korban digorok lehernya,
maka kasus seperti itu dapat dibedakan dengan kasus bunuh diri yaitu dengan adanya
9
korban yang menggenggam pisau. Kekakuan seketika tersebut dikenal dengan istilah
cadaveric spasme, yang mencerminkan adanya factor stress emosional dan intravitalitas.
Dengan demikian, adanya senjata yang tergenggam erat tersebut pada korban, hampir
dapat ditentukan dengan pasti bahwa korban telah melakukan bunuh diri dan mengingat
bahwa factor stress emosional atau ketegangan jiwa merupakan faktor yang
memungkinkan terjadinya cadaveric spasme, maka keadaan yang sama dapat pula terjadi
pada kasus-kasus lain selain kasus bunuh diri.1,3
Didalam keadaan dimana pisau tidak tersedia, seperti di dalam rumah tahanan atau
lembaga permasyarakatan, maka bunuh diri dapat pula dengan mempergunakan bendabenda tajam lain seperti pecahan kaca, pecahan botol, dan kepingin kaleng. Dengan
demikian kelainan yang didapatkan pada pemeriksaan lebih bervariasi. 1
DAFTAR PUSTAKA
11
1. Dimaio VJ, Dimaio D. Blunt Trauma Wounds. In: Forensic Pathology. 2 nd Edition.
USA: CRC Press. 2001. P. 110.
2. Alfred C. Satyo. Aspek Medikolegal Luka Pada Forensik Klinik. FK USU. 2006. P.430432.
3. Dix J. Cutting and Stubbing. In : Color Atlas of ForensicPathology. USA : CRC Press
2000. P : 134
4. Cooper C. Forensic Science. USA:DK Publishing. 2008. P: 41
5. Dolinak D, Lew E. Stab Wound. In: Forensic Pathology Principles and Practice. USA.
2005. P: 144-150
12