Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

URETERITIS
O
L
E
H
KELOMPOK 1
ABDIWIJAYA KONIYO
ABDURAZAK HEMETO
AFRILIA V.R PATRAS
AGUNG E.P NOHU

POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO


T/A 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul
URETERITIS
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu di harapkan demi kesempurnaan
makalah ini
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin

Gorontalo

2015

KELOMPOK 1

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sistem urinaria adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan
mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung
kemih, dua otot sphincter, serta uretra.
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zatzat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan
dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem urinaria terdiri atas:

Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.


Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

Ureter Terdiri dari 2 saluran pipa, masingmasing bersambung dari ginjal ke


kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga
pelvis.

Tujuan Penulisan

Lapisan dinding abdomen terdiri dari:


1. Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Untuk mengetahui konsep medis dan konsep keperawatan ureteritis

Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimanakah konsep medis dan konsep
keperawatan ureteritis?

BAB II

PEMBAHASAN
KONSEP MEDIS

A. PENGERTIAN
Ureteritis adalah Suatu peradangan pada ureter. Penyebab Adanya infeksi pada
ginjal maupun kandung kemih. Aliran urine dari ginjal ke buli-buli dapat terganggu
karena timbulnya fibrosis pada dinding ureter menyebabkan striktura dan hydronephrosis,
selanjutnya ginjal menjadi rusak, dan mengganggu peristaltik ureter.
B. ETIOLOGI
Kuman Escericia Coli ( bakteri yang paling sering)
Obstruksi ureter yang mengakibatkan hidronefrosis
Abnormalitas struktur ( striktur, anomalia ketidaksempurnaan

hubungan

ureterovesikalis)
Gangguan inervasi kandung kemih
Penyakit kronis : DM, Gout, Penyakit ginjal
C. MANIFESTASI KLINIK
1.
2.
3.
4.

Nyeri pinggang
Nyeri kolik,dari pinggang menjalar ke depan dan ke arah genetalia disertai mual muntah
Hematuria
Disuria
5. Demam disertai menggigil

D. PATOFISIOLOGI
Ureteritis disebabkan oleh infeksi bakteri yang menjalar dari Aliran urine dari
ginjal ke buli-buli terganggu karena timbulnya fibrosis pada dinding ureter menyebabkan
striktura dan hydronephrosis, selanjutnya ginjal menjadi rusak, dan mengganggu
peristaltik ureter.
E. PENATALAKSANAAN

Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens antibacterial yang
secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal
terhadap flora fekal dan vagina.
a. Terapi tanpa obat pada ISK : Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai
kebutuhan untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk
wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi
lubang urethra oleh bakteri feces

b. Terapi antibiotik idealnya harus dapat ditoleransi dengan baik, mencapai


konsentrasi tinggi dalam urin dan mempunyai spektrum aktivitas terhadap
mikroorganisme penyebab infeksi. Pemilihan antibiotik untuk pengobatan
didasarkan pada tingkat keparahan, tempat terjadinya infeksi dan jenis
mikroorganisme yang menginfeksi.
Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) dapat dibedakan atas:
- Terapi antibiotika dosis tunggal
- Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari
- Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu
- Terapi dosis rendah untuk supresi
c. Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi.
Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di awal infeksi, factor kausatif
(mis: batu, abses), jika muncul salah satu, harus segera ditangani. Setelah
penanganan dan sterilisasi urin, terapi preventif dosis rendah.
d. Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole

(gastrisin),

trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang ampicillin


atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap bakteri ini.
Pyridium, suatu analgesic urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi
ketidaknyamanan akibat infeksi.
Pemakaian obat yang berkelanjutan perlu dipikirkan kemungkinan adanya:
Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan
Interansi obat
Efek samping obat
Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui
ginjal seperti efek nefrotosik obat dan Efek toksisitas obat
F. PEMERIKSAAN FISIK
a. Inspeksi daerah meatus (Pengkajian sekret, warna, jumlah, bau dan kejernihan
urine)
b. Palpasi kandung Kemih (V U)
c. Perkusi daerah costovertebralis untuk mengkaji nyeri tekan panggul
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Urinalisis
Memperlihatkan adanya bakteriuria, sel darah putih (leukosit), dan endapan sel
darah merah (eritrosit). Dimana Leukosuria atau piuria merupakan salah satu
petunjuk penting adanya ISK.

Leukosuria positif (+) bila terdapat > 5 leukosit/lpb (lapang pandang besar)
sedimen air kemih
Hematuria positif (+) bila terdapat 5-10 eritrosit/lpb sediment air kemih.
Hematuria bias disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan
glomerulus ataupun urolitiasis.
b. Bakteriologis
1) Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik (102 103
organisme koliform/mL urin (+) piuria)
2) Hitung koloni bila terdapat sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai
criteria utama adanya infeksi.
c. Metode Tes
1) Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess
untuk pengurangan nitrat).
Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami piuria.
Tes Griess positif : terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi
nitrit.
2) Tes Penyakit Menular Seksual (PMS): untuk mengetahui apakah terdapat
organisme menular secara seksual misalnya pada Uretritia akut akibat
organisme menular secara seksual (Klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae,
herpes simplek).
3) Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga
dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas
traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau
hiperplasie prostate.
4) Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN DATA DASAR


1. Riwayat atau adanya faktor-faktor risiko:
Riwayat infeksi saluran kemih sebelumnya
Obstruksi pada salura kemih
2. Adanya faktor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial
(didapat dari rumah sakit )
Pemasangan kateter foley
Imobilisasi dalam waktu yang lama
Inkontinensia
3. Kaji manifestasi kliniknya
Dorongan
Frekuensi
Disuria
Bau urine yang menyengat
Nyeri biasanya pada suprapubik bawah dan sakit pada panggul atas
Demam,khususnya pada ISK atas
4. Pemeriksaan diagnostik:
Urinalisa memperlihatkan bakteriuria,sel darah putih,dan endapan SDP dengan
keterlibatan ginjal
Kultur (biakan) urine mengidentifikasi organisme penyebab.
Tes bakteri bersalut antibodi
Sinar x ginjal,ureter dan kandung kemih
Pielogram intravena
5. Kaji perasaan-perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan. Terutama
pada wanita sering berfokus pada rasa takut akan kekambuhan,dimana menyebabkan
penolakan terhadap aktivitas seksual. Nyeri dan kelelahan yang berkenaan dengan

infeksi dapat berpengaruh terhadap penampilan kerja dan aktivitas kehidupan seharihari.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri Akut
2) Gangguan Eliminasi Urine
3) Hipertermia
4) Ketidakseimbangan Nutrisi
5) Kurang Pengetahuan
C. PERENCANAAN

TUJUAN &

DX.

KRITERIA HASIL

KEPERAWATAN
Nyeri akut
Factor
Berhubungan
DIAGNOSA
GANGGUAN
dengan:
ELIMINASI URINE
Definisi
Agens
cedera mis.
: Disfungsi
pada

Biologis,
eliminasi
urinezat kimia,
Batasan
fisik,Karakteristik
psikologis :
Disuria
Sering berkemih
Batasan
Anyang-

(NOC)
Setelah

NOC
Urinary elimination
nyeri Urinary
akut
teratasi,

perilaku
Masker wajah
Perilaku berjaga-

jaga
Focus menyempit
Indikasi nyeri yang

dapat diamati
Perubahan posisi

nyeri
Sikap tubuh

melindungi
Dilatasi pupil
Fokus pada diri

sendiri
Gangguan tidur

Kriteria Hasil :

Pain
level
Kandung kemih
Pain control
kosong
secara
Comfort
level
Mampu
penuh mengontrol
Tidak ada residu

nyeri (tahu penyebab

NIC secara komprehensif termasuk


Urinary Retention Care

Lakukan penilaian kemih yang

frekuensi, kualitas dan factor


komprehensif berfokus pada

presipitasi
inkontinensia (misalnya output
Observasi
reaksi non verbal

dari ketidaknyamanan
kognitif,dan
masalah
kencing
Gunakan
tehnik
komunikasi

urine,pola berkemih,fungsi

praeksisten)
terapeutik
untuk mengetahui
Memantau penggunaan obat

bladder
mengurangi
nyeri
Balance cairan

masa lampau
chanel blockers
danklien dan tim
Evaluasi
bersama

rentang normal
tehnik
non Bebas dari ISK

Tidak
ada
spasme
farmakologi
untuk

(mencari bantuan)
seimbang
Melaporkan bahwa
dengan menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali
nyeri (skala,

properti alpha agonis


nyeri
mempengaruhi
Memonitor efekrespon
dari obat-obatan
Evaluasi pengalaman nyeri
yang diresepkan seperti calcium
antikolinergik

dan tanda nyeri)


Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri

berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal

kesehatan
lain tentang
Menyediakan penghapusan
ketidakefektifan,
control nyeri
privasi

masa
Gunakan
kekuatan sugesti dengan
lampau
Bantu
klien dan
keluarga
untuk
menjalankan
air atau
disiram

mencari
toilet dan menemukan

Merangsang refleks kandung

dukungan
kemih dengan
menerapkan
dingin
Kontrol
lingkungan
yang dapat
untuk perut,membelai
tinggi batin
mempengaruhi
nyeri seperti

intensitas, frekuensi,

lokasi, karakteristik, durasi,

nyeri)
Intake cairan dalam
Mampu menggunakan

nyeri berkurang

Pain management
Lakukan pengkajian nyeri

pengalaman nyeri klien


dengan sifat antikolinergik atau
Kaji kultur yang

urine >100-200 cc

kemih

untuk menghindari

continuence
dengan Kriteria
hasil :

anatomic
frekuensi
Penyebab

pernapasan
multiple
Laporan
isyarat
Gangguan
Diaphoresis
sensori motorik
Perilaku distraksi
Infeksi saluran
Mengekspresikan

keperawatan

selama .x 24 jam

darah
Faktor
Yang Berhubungan
Perubahan
:
frekuensi
jantung
Obstruksi
Perubahan

dilakukan

tindakan

karakteristik:

anyangan

Inkontinensia
Perubahan
selera
Nokturia
makan
Retensi
Perubahan
tekanan
Dorongan

INTERVENSI (NIC)

atau air
suhu
ruangan, pencahayaan
Sediakan waktu yang cukup

dan kebisingan
untuk pengosongan
kandungnyeri
Kurangi
factor presipitasi
kemih
(10lakukan
menit) penanganan
Pilih
dan
Gunakan spirit wintergreen di

nyeri (farmakologi , non


pispot atau urinal

interpersonal)
farmakologi
Menyediakandan
manuver
crede
Kaji tipe dan sumber nyeri
yang diperlukan
menentukan
intervensi
untuk
Gunakan
double-void
teknik
Ajarkan
tentang
Masukkan
katetertehnik
kemihnon
yg

farmakologi
sesuai
Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol

nyeri
Tingkatkan istirahat

Anjurkan pasien/keluarga untuk

merekam output urine


Intruksikan cara-cara untuk
menghindari konstipasi atau

impaksi tinja
Memantau asupan dan keluaran
Memantau tingkat distensi
kandung kemih dengan palpasi

dan perkusi
Membantu dengan toilet secara

berkala
Memasukkan pipa ke dalam

lubang tubuh untuk sisa


Menerapkan kateterisasi

intermiten
Merujuk ke spesialis kontinensia
kemih

Hipertermia
Thermoregulation
Fever treatment
Definisi : peningkatan Criteria hasil :
- Monitor
suhu
sesering
Suhu tubuh dalam
suhu tubuhh diatas
mungkin
- Monitor IWL
rentang
normal
kisaran normal.
- Monitor warna dan suhu kulit
Nadi dan repirasi
Batasan karateristik :
- Monitor tekanan darah , nadi
Konvulasi
dalam
rentang
dan RR
Kulit kemerahan
normal
- Monitor penurunan tingkat
Peningkatan
Tidak
ada
kesadaran
suhu
tubbuh
perubahan warna
- Monitor WBC, Hb, dan Hct
diatas kisaran
- Monitor intake dan output
kulit dan tidak
- Berikann antipireutik
normal
ada pusing
- Berikan pengobatan uuntuk
Kejang
Takikardi
mengatasi penyebab demam
- Selimuti pasien
Takipnea
- Lakukan tapid sponge
Kulit
terasaa
- Kolaborasi pemberian cairan
hangat
intravena
Factor
yang
- Kompres pasien pada lipat
berhubungan :
paha dan axila
Anastesia
Tingkatkan sirkulasi udara
Penurunan
- Berikan pengobatan untuk

respirasi
Dehidrasi
Pemajanan
kuman

yang

panas
Penyakit
Pemakaian
pakaian
tidak

yang
sesuai

dengan

mencegah terjadinya menggigil

lingkungan.
Peningkatan
metabolisme
Medikasi
Aktivitas
berlebihan

temperature regulation
Monitor suhu tiap dua jam
Rencanakan monitoring suhu

secara continue
Monitor TD, Nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertemi

dan hipotermi
Tingkatkann intake cairan dan

nutrisi
Selimuti

suhu

laju

pasien

mencegah
-

hilangnya

kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien
mencegah

keletihan

cara
akibat

panas
Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan

suhu

kemungkinan
-

untuk

efek

dan
negative

dari kedinginan
Beritahukan tentangg indikasi
terjadinya

keletihan

dan

penanganan emergency yang


-

diperlukan
Ajarkan indikasi dari hipotermi
dan

penanganan

yang

diperlukan
Berikan antipireutik jika perlu
Vital Sign monitoring
Monitor TD, Nadi, Suhu, RR
Catat adanya fluktuasi tekanan

darah
Monitor

berbaring
Berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua

VS

saat

pasien

lengan dan bandingkan


Monitor
TD,
Nadi,RR,
sebelum, selama, dan setelah

aktivitas.
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama

pernafasan
Monitor suara paru
Monitor
ada
pernafasan

abnormal
Monitor suhu,

kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan

warna,

nadi

dan

yang

melebar,Bradikardi, peingkatan
-

sistolik)
Identifikasi

penyebab

dari

perubahan vital sign .

D I AG N O S A
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
(00002)
Domain 2 : nutrisi
Kelas 1: makanan
Batasan karakteristik
-

Berat badan
20% atau lebih

dibawah ideal
Dilaporkan
adanya intake
makanan yang

NOC
Nutritional status:
Nutritional
status : food fluid

NIC
Nutrition management

intake
Nutritional

untuk menentukan jumlah


kalori dan nutrisi yang

status : nutrient
intake
Wight control
Kriteria hasil :

dibutuhkan pasien
Anjurkan pasien untuk

meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk

Adanya

meningkatkan protein dan

peningkatan berat
badan sesuai
dengan tujuan
Berat badan ideal

Kaji adanya alergi makanan


Kolaborasi dengan ahli gizi

vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk

kurang dari
RDA
(Recomended
Daily
-

tinggi badan
Mampu

kebutuhan nutrisi
Menunjukan

mukosa dan

peningkatan

konjungtiva

fungsi

pucat
Kelemahan otot

pengecapan dari
menelan
Tidak terjadi

untuk

penurunan berat

menelan/mengu

badan yang

nyah
Luka, inflamasi

berarti

mencegah komplikasi
Berikan makanan yang terpilih
( sudah dikonsultasikan dengan

mengidentifikasi

Allowance)
Membran

yang digunakan

sesuai dengan

ahli gizi )
Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan

harian
Monitor jumlah nutrisi dan

kandungan kalori
Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

pada rongga
-

mulut
Mudah merasa
kenyang, sesaat
setelah
mengunyah

makanan
Dilaporkan atau
fakta adanya
kekurangan

makanan
Dilaporkan

Nutrition monitoring

BB pasien dalam batas normal


Monitor adanya penurunan

berat badan
Monitor tipe dan jumlah

aktifitas yang bisa dilakukan


Monitor interaksi anak atau

orang tua selama makan


Monitor lingkungan selama

makan
Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam

adanya sensasi
-

rasa
Perasaan
ketidakmampua
n untuk
mengunyah

makan
Monitor kulit kering dan

perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah

makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB

Monitor mual dan muntah


Monitor kadar albumin, total

dengan

protein, hb, dan kadar Ht


Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan

perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan

makanan cukup
Keengganan

untuk makan
Kram pada

abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri
abdominal
dengan atau

tanpa patologi
Kurang
berminat
terhadap

makanan
Pembuluh darah
kapiler mulai

rapuh
Diare dan atau

steatorrhea
Kehilangan
rambut yang
cukup banyak

(rontok)
Suara usus

hiperaktif
Kurangnya
informasi,
misinformasi

Faktor-faktor yang
berhubungan :

kekeringan jaringan

konjungtiva
Monitor kalori dan intake

nutrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila

lidah dan cavitas oral


Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

DIAGNOSA

NOC

Ketidakmampuan
Defisiensi pengetahuan
pemasukkan atau
Definisi
: ketiadaan
mencerna
makanan atau
defisiensi
informasi kognitif
atau mengabsorpsi
yangzat-zat
berkaitan
gizi dengan topic
tertentu.
berhubungan

Knowledge : disease

procces
Knowledge : health

NIC
Teching : disease process
-

tentang tingkat

behavior

pengetahuan pasien
terhadap proses

Criteria hasil:

dengan faktor
Batasan karakteristik
biologis, psikologis,
Perilaku
atauhiperbola
ekonomi.
Ketidakakuratan mengikuti
perintah
Ketidakakuratan melakukan

penyakit yang

Pasien dalam

keluarga menyatakan

tes
hysteria,

bermusuhan,

bagaimana hal ini

penyakit, kondisi,

berhungan dengan

melaksanakan

Faktor yang berhubungan.

Keterbatasan kognitif
Salah
intepretasi

informasi
Kurang pajanan
Kurang minat dalam

belajar
Kurang

mengingat
Tidak

familier

dengan

sumber

dapat

antomi dan fisiologi

program pengobatan
Pasien dan keluarga
mampu

agitasi, apatis.)
Pengunkapan masalah

dengan cara yang


-

muncul pada

dijelaskan secara

mampu

penyakit, dengan
-

cara yang tepat


Gambarkan proses
penyakit dengan cara

menjelaskankembali
apa yang dijelaskan

tepat
Gambaran tanda dan
gejala yang biasa

prosedur yang
benar
Pasien dan keluarga

spesifik
Jelaskan patofisiologi
dari penyakit dan

pemahaman tentang
prognosis dan

Perilaku tidak tepat (mis.,

Berikan penuilaian

yang tepat
Identifikasi

perawat /tim

kemunkinan

kesehatan lainnya

penyebab, dengan
-

infornasi

cara yang tepat


Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi dengan cara

yang tepat
Hindari jaminan yang

kosong
Sediakan bagi
keluarga atau SO
informasi tentang
kemajuan pasien

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zatzat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan
dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem urinaria terdiri atas:

Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.


Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

Ureteritis adalah Suatu peradangan pada ureter. Penyebab Adanya infeksi pada
ginjal maupun kandung kemih.
B. Saran
Selelah kita mempelajari apa yang telah dibahas, maka kita perlu menerapkan
dalam profesi kita. Kiranya makalah ini dapat berguna dan memberi wawasan kepada kita
semua. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, terutama
penulis.

Mohon

kritiik

dan

saran

yang

menyempurnakan makalah ini dilain kesempatan.

membangun

demi

Anda mungkin juga menyukai