Anda di halaman 1dari 7

Menentukan Debit dengan Metode Snyder

1. Umum
Hidrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejadian,
perputaran dan penyebaran air baik di atmosfir, di permukaan bumi maupun di
bawah permukaan bumi (Sri Harto, 2000). Siklus hidrologi adalah suatu siklus air
yang terjadi akibat adanya pengaruh dari radiasi matahari yang mengakibatkan
sebagian volume air permukaan dan bawah permukaan menguap (Soewarno,
2000).

Sumber: www. Lablink.co.id


Gambar 1. Siklus hidrologi.
Mekanisme transformasi dari hujan menjadi aliran jelas sekali nampak
dalam konsep dasar siklus hidrologi. Masing-masing komponen meneruskan dan
menanggapi (response) setiap masukan dan mentransformasikan dalam bentuk
keluaran lain, sesuai dengan sifatnya masing-masing (fisik, topografik,
morphometrik, anthropogenik), maka aliran yang terekam oleh AWLR merupakan

tanggapan-menyeluruh (integral response) DAS tersebut terhadap masukan


tertentu.
2. Debit
Debit (discharge) atau besarnya aliran sungai (stream flow) adalah volume
aliran yang melalui suatu penampang melintang persatuan waktu (Soewarno,
1991). Biasanya dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m 3/det) atau liter
per detik (L/det) Aliran adalah pergerakan air di dalam alur sungai. Pengukuran
debit yang dilaksanakan di suatu pos duga air tujuannya terutama adalah untuk
membuat lengkung debit dari pos duga air yang bersangkutan.
Lengkung debit dapat merupakan hubungan yang sederhana antara tinggi
muka air dan debit, dapat pula merupakan hubungan yang komplek apabila debit
disamping fungsi dari tinggi muka air juga merupakan fungsi dari kemiringan
muka air, tingkat perubahan muka air dan fungsi dari faktor lainnya. Pada
dasarnya pengukuran debit adalah pengukuran luas penampang basah, kecepatan
aliran dan tinggi muka air. Rumus umum yang biasa digunakan adalah:
Q ( A V )

(1.)

Keterangan :
Q
= debit (m3/det)
A
= luas bagian penampang basah (m2)
V
= Kecepatan aliran rata-rata pada luas bagian penampang basah (m/det)
Pengukuran debit adalah proses pengukuran dan perhitungan kecepatan aliran,
kedalaman dan lebar serta perhitungan luas penampang basah untuk menghitung
debit dan pengukuran tinggi muka airnya.
2.1 Debit Maksimum
Debit maksimum (PF = Peak Flow atau MAF = Men Annual Flood atau
Flood Design) adalah debit puncak banjir tahunan rata-rata yang dapat digunakan
untuk keperluan perencanaan bangunan air (Fachrurazie dan Anwar, 2003).
Debit banjir (Qp) dapat terlihat sebagai debit terbesar dari hidrograf suatu
aliran sungai. Dengan cara Snyder dan Alexeyev akan dibuat bentuk-bentuk aliran
sungai berdasarkan data curah hujan yang telah dihitung dengan cara analisa
frekuensi.

tr

Qp

t
Tp

Gambar 2. Kurva hidrograf sintetik Snyder (1938)

Cara ini memperlihatkan adanya hubungan antara debit dan intensitas curah
hujan sebagai fungsi daripada time concentration dan basin karakteristik.
Perkiraan debit banjir dapat menggunakan cara perbandingan hidrograf debit dari
data yang dicatat dan pos duga air yang berdekatan dalam 1 DPS, apabila
karateristik datanya sama.
3.1.1. Debit Banjir Rancangan
Menurut Subarkah, 1980, banjir adalah genangan air pada permukaan
tanah sampai melebihi batas tinggi tertentu yang mengakibatkan kerugian. Debit
banjir rancangan adalah debit besar tahunan yang diperkirakan dengan suatu
proses kemungkinan ulang yang tertentu. (Martha dan Adidarma, 2000).
Penentuan banjir rancangan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bila
disajikan dalam bentuk hidrograf banjir. Hidrograf aliran adalah suatu grafik yang
memperlihatkan hubungan antara debit dengan waktu. Cukup banyak Informasi
yang diberikan dari hasil pengalihragaman hujan menjadi hidrograf limpasan,
salah satu cara yang selama ini dianggap baik yaitu dengan penurunan hidograf
satuan dari hidrograf banjir yang teramati. Namun demikian, sulitnya untuk
mendapatkan data hidrograf pengamatan merupakan kendala yang utama yang
dihadapi akhir-akhir ini. Akhirnya dikembangkan penurunan hidrograf yang
didasarkan sintetis parameter bentuk aliran sungai yang dikenal dengan hidrograf
sintetis (Bisri dan Andawayanti, 1995)
3.2.

Hidrograf Aliran

Pembentukan hidrograf awal berasal dari hubungan antara hujan efektif


dengan limpasan langsung, hubungan tersebut merupakan salah satu komponen
model watershed yang umum. Teori hidrograf satuan merupakan penerapan
pertama teori sistem linear dalam hidrologi.

hujan efektif

Q
input

Black box

response

limpasan langsung

Gambar 3.2. Teori Hidrograf Satuan

Daerah pengalirannya dipandang sebagai blackbox dan sistemnya ditandai


oleh tanggapan (response) Q terhadap input tertentu (Gambar 3.2.). Inputnya
berupa hujan merata, yaitu hujan dengan intensitas konstan sebesar i dan durasi T
yang terbagi rata di atas daerah pengaliran. Hidrograf satuan suatu daerah
pengaliran didefinisikan sebagai suatu limpasan langsung yang diakibatkan oleh
suatu satuan volume hujan efektif, yang terbagi rata dalam waktu dan ruang.
Untuk menghitung limpasan akibat hujan perlu diperhatikan bahwa sistemnya
linear dan tidak berubah terhadap waktu (time invariant).
Snyder mengembangkan model dengan koefisien-koefisien empirik yang
menghubungkan unsur hidrograf satuan dengan karakteristik DAS. Hal tersebut
didasarkan translasi maupun tampungannya dapat dijelaskan dipengaruhi oleh
sistem DAS-nya (Sri Harto,1993).
Snyder beranggapan bahwa karakteristik DAS yang mempunyai pengaruh
kuat terhadap hidrograf satuan sintetik adalah luas DAS, bentuk DAS, topografi,
kemiringan saluran, kerapatan sungai, dan daya tampung saluran. Hidrograf
satuan tersebut ditentukan dengan unsur yang antara lain adalah waktu puncak
(Tp)(jam), debit puncak (Qp)(m3/det), waktu kelambatan (tp)(jam), dan waktu
rencana (tr)(jam).
Unsur-unsur hidrograf tersebut dihubungkan dengan :
A

luas DAS (km2)

L
Lc

=
=

panjang aliran sungai (km)


panjang sungai utama diukur dari tempat pengukuran (pelepasan)
sampai titik disungai utama yang terdekat dengan titik berat DAS (km).

Snyder membuat model hidrograf satuan sintetis sebagai berikut :


t p C t L Lc
q p 2,75

Cp

0, 3

..

(2.)

..

(3.)

tp

tp

time lag/waktu kelambatan (jam), yaitu waktu antara titik


berat hujan dan titik berat hidrograf

L
Lc

=
=

panjang sungai (km)


panjang sungai dari cek point sampai titik di sungai yang
terdekat dengan titik berat daerah pengaliran (km)

qp

puncak unit hidrograf yang diakibatkan oleh hujan setinggi 1


inci dengan durasi tr dinyatakan dalam (L/det)

Cp dan Ct

koefisien yang tergantung dari basic karakteristik

Umumnya Ct dan Cp diambil dari hasil rekonstitusi flood hydrograph dengan


cara trial and error. Dari flood hydrograph yang diamati dicari synthetic unit
hydrographnya, kemudian dari synthetic hydrograph ini dihitung kembali flood
hydrograph dengan mengambil sembarang nilai Ct dan Cp yang berlainan sehingga
hasil perhitungan flood sama dengan yang diamati.
Besarnya Ct dan Cp dapat diperkirakan dari luas daerah pengaliran
(catchment area) seperti yang disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Harga Ct dan Cp untuk Berbagai Luas Catchment Area

Sumber: DPMA,1967
Untuk mencari lamanya curah hujan efektif (te) dipengaruhi langsung oleh
time lag yang dinyatakan dalam bentuk persamaan
te

..

tp

(4.)

5,5

te

lamanya curah hujan efektif (jam)

Setelah te dan tp dihitung ternyata


bila te < tr : maka tp adalah benar
bila te > tr : maka tp adalah salah
maka tp yang diperoleh harus dikoreksi sebagai berikut:
tp = tp + 0,25 (tr tc), sehingga
tp = tp + 0,5tr
Tp

peak time, yaitu waktu unit hidrograf mulai naik sampai dengan
puncaknya (jam)

Intensitas hujan biasanya diambil untuk setiap jam, maka untuk


mempermudah diambil tr = 1 jam dan untuk hujan 1 inci (25,4 mm) dengan luas
daerah pengaliran A (km2) akan diperoleh persamaan sebagai berikut:
25,4
.A
1000
Qp Tp

Qp qp.

(5.)

.....

(6.)

..

(7.)

W = h.A.1000

Dimana :
Qp
=
A

..

=
=
=

debit maksimum (m3/det)


luas daerah pengaliran
bilangan Alexeyev (dari tabel)
tinggi satuan hujan yang digunakan dalam hal ini 1 inci
dinyatakan dalam mm

Hubungan antara debit dengan waktu oleh Alexeyev digambarkan dengan


persamaan: Q = f (x). Jika Q sebagai ordinat (sumbu y), t sebagai absis (sumbu x).
Bentuk persamaannya oleh Alexeyev dapat dinyatakan dalam fungsi exponential,
yaitu:

Y 10

1 x 2

...

(8.)

nilai diperoleh dari persamaan berikut dengan h = tinggi hujan (1 jam):


1,32 2 0,5 0,045

....

Qpt p

(9.)
(10.)

h.A.1000

=
=
=

luas daerah pengaliran


Bilangan Alexeyev
tinggi satuan hujan yang digunakan dalam hal ini 1 inci
dinyatakan dalam mm

Hubungan antara titik x dan y ini oleh Alexeyev disusun dalam tabel yang
didasarkan harga-harga . Dimana koefisien ditentukan melalui rumus:
(11.)

Q
Qp
t
X
Tp

(12.)
=

Bilangan Alexeyev

Anda mungkin juga menyukai