Disusun Oleh :
1. Novi Asih Purnama Sari
2. Yuni Mularsih
3. Fatimah Nur Rahma
(B1301077)
(B1301134)
(B1301053)
Waktu
Pembimbing,
1. Eti Sulastri, S. ST
(.............................................)
(.............................................)
HALAMAN PENGESAHAN
ii
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERASALIN PATOLOGIS
Waktu
Pembimbing,
1. Eti Sulastri, S. SiT
(.............................................)
(.............................................)
KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
laporan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologis Ny.S Umur 29 Tahun
G1P0A0 Umur Kehamilan 41 Minggu dengan Anansephal dan Posterm di Ruang
VK RSUD Banyumas.
Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin Patologis ini disusun untuk
memenuhi laporan kelompok PKK II Program Studi Diploma III Kebidanan di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Penyusunan laporan ini tidak akan berjalan dengan baik dan lancar tanpa
bantuan dari segenap pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, Kami ucapkan terima kasih Kepada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
maaf apabila dalam penulisan makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan.
Banyumas,
Mei 2015
Penyusun
DAFTAR
iv ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
ii
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................... 2
C. Manfaat..................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan ............................................................................... 4
B. Induksi persalinan.......................................................................10
C. Anancephalus............................................................................ 23
BAB III TINJAUAN KASUS .................................................................. 31
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 56
B. Saran .............................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
v
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan
lewat bulan, kehamilan lewat waktu, prolonged pregnancy, extended
pregnancy, postdate/post datisme atau pascamaturitas adalah kehamilan yang
berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari
pertama haid terakhir menurut rumus Neagle dengan siklus haid rata-rata
(Prawiroharjo, 2009 : 686).
Kehamilan postterm berpengaruh pada janin. Dalam kenyataannya
kehamilan serotinus mempunyai pengaruh terhadap perkembangan janin
sampai kematian janin. Ada janin yang dalam masa kehamilan 42 minggu
atau lebih berat badannya meningkat terus, ada yang tidak bertambah, ada
yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya, atau meninggal dalam
kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen. Sementara itu resiko
bagi ibu dengan kehamilan serotinus dapat berupa partus lama, inersia uteri,
dan perdarahan pasca persalinan ataupun tindakan obstetric yang menigkat
(Prawiroharjo, 2009 : 686).
Faktor penyebab kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu, faktor
penyebab langsung dan faktor penyebab tidak langsung. Faktor penyebab
langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan,
eklampsia, dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian
ibu karena masih banyaknya kasus 3 (tiga) Terlambat dan 4 (empat) Terlalu.
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah pendarahan 28%,
eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, aborsi 5%, dan lain-lain 27%,
yang didalam terdapat juga penyulit pada masa kehamilan dan penyulit pada
masa persalinan (Departemen Kesehatan RI, 2010).
Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010
Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah adalah 104,97 per
100.000 kelahiran hidup, meningkat pada tahun 2011 AKI 116,01 per
100.000 kelahiran hidup, dan mengalami peningkatan lagi pada tahun
1
2012 AKI menjadi 116,34 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2012).
Penyebab angka kematian ibu pada tahun 2012 di Provinsi Jawa Tengah
adalah
perdarahan
16,44%,
hipertensi/Pre-Eklamsi
35,26%,
infeksi
4,74%, abortus 0,30%, partus lama 0,30%, dan lain-lain 42,96%, Kejadian
kematian ibu terbesar paling banyak terjadi pada masa nifas 11 kasus,
kehamilan 10 kasus dan kemudian pada persalinan 6 kasus dimana
Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan
Ananchepalus.
2. Tujuan Khusus
3
a. Dapat melakukan pengkajian Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
dengan Ananchepalus dan Posterm.
b. Dapat melakukan interpretasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
dengan Ananchepalus dn Posterm.
c. Dapat menegakkan diagnosa Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan
Ananchepalus dan Posterm.
d. Dapat melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
dengan Ananchepalus dan Posterm.
e. Dapat merencanakan tindakan segera Asuhan Kebidanan pada Ibu
Hamil dengan Ananchepalus dan Posterm.
f. Dapat melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
Asuhan
Manfaat
d. Teori kortisol
e. Pemberi tanda untuk memulainnya persalinan adalah janin, diduga
akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol
janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron
berkurang dan memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh
terhadap meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan
janin seperti anasefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya
kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak
5
diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat
bulan (Prawiroharjo 2009 : 687).
f. Saraf uterus
g. Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan di mana tidak ada
4
tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat
pendek dan bagian bawah masih tinggi diduga itu sebagai
penyebabnya.
3. Patofisiologi Kehamilan Serotinus
Menurut Wijayarini (2005 : 283), patofisiologi kehamilan serotinus
meliputi bayi yang sangat besar dan akan mengakibatkan trauma
lahir atau apabila bayinya kecil karena pada saat kehamilannya
kekurangan nutrisi
dan
akibat
penuaan
plasenta
atau
disfungsi
(CTS)
7
persalinan spontan) atau harus dilahirkan segera. Penilaian kesejahteraan
janin dapat dilakukan dengan cara :
a. Evaluasi cairan amnion dengan amniosentesis atau USG untuk melihat
adanya oligohidramnion.
b. Pantau perubahan denyut jantung janin tanpa beban (nonstress
test) atau dengan beban (contraction stress test).
c. Tentukan skoring profil biofisik yang didapat dari pemeriksaan NST,
USG untuk melihat pernafasan janin, tonus fetus, pergerakan fetus,
dan jumlah cairan amnion.
8. Penatalaksanaan Kehamilan Serotinus
Adapun penatalaksanaan kehamilan serotinus adalah sebagai berikut :
a. Setelah usia kehamilan > 40 minggu yang penting adalah monitoring
janin sebaik- baiknya.
b. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan
dapat ditunggu dengan pengawasan ketat, menurut Dr. Taufan (2012 :
145).
c. Bishop score
Bishop score adalah suatu cara untuk menilai kematangan serviks
dan responsnya terhadap suatu induksi persalinan, karena telah
diketahui bahwa serviks bishop score rendah artinya serviks belum
matang dan memberikan
dibanding servik yang matang. Lima kondisi yang dinilai dari serviks
adalah :
1) Pembukaan (Dilatation) yaitu ukuran diameter leher rahim
yang terenggang.
Ini
melengkapi
pendataran,
dan
biasanya
4) Konsistensi
(Consistency)
yaitu
dalam
primigravida
leher
mekonium
(diaspirasi
oleh
janin),
asfiksia
APGAR rendah,
sindrom
gawat
paru,
bronkus
paru
ibu (aktivitas
uterus) dan
kesejahteraan janin.
b. Hindari penggunaan obat penenang atau analgetika selama persalinan.
c. Awasi jalannya persalinan.
d. Persiapan oksigen dan bedah sesar bila sewaktu-waktu terjadi
kegawatan janin.
e. Cegah terjadinya aspirasi mekoneum dengan segera mengusap
neonatus dan dilanjutkan resusitasi sesuai dengan prosedur pada janin
dengan cairan ketuban bercampur mekoneum.
f. Segera setelah lahir, bayi harus segera di periksa terhadap
10
kemungkinan hipoglikimia, hipovolemi, hipotermi, dan polisitemi.
g. Pengawasan ketat terhadap neonatus dengan tanda-tanda serotinus.
h. Hati hati kemungkinan terjadinya distosia bahu
i. Perlu kita sadari bahwa persalinan adalah saat paling berbahaya bagi
janin serotinus sehingga setiap persalinan kehamilan serotinus
harusdilakukan pengamatan ketat dan sebaiknya dilaksanakan di
rumah sakit.
B. Induksi Persalinan
1. Definisi Induksi Persalinan
Induksi persalinan adalah upaya menstimulasi uterus untuk memulai
terjadinya persalinan. Sedangkan augmentasi atau akselerasi persalinan
adalah meningkatkan frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi uterus dalam
persalinan (Saifuddin, 2002). Induksi dimaksudkan sebagai stimulasi
kontraksi sebelum mulai terjadi persalinan spontan, dengan atau tanpa
preeklampsi
berat,
hipertensi
akibat
kehamilan,
umbilical abnormal
60-70%
80% Penurunan
-3
-2
-1 / 0
+1 / +2
13
6. Proses Induksi
Ada dua cara yang biasanya dilakukan untuk memulai proses induksi,yaitu
kimia dan mekanik. Namun pada dasarnya, kedua cara ini dilakukan untuk
mengeluarkan zat prostaglandin yang berfungsi sebagai zat penyebab otot
rahim berkontraksi.
a. Secara kimia atau medicinal/farmakologis
1) Prostaglandin E2 (PGE2)
PGE2 tersedia dalam bentuk gel atau pesarium yang dapat
dimasukkan intravaginal atau intraserviks. Gel atau pesarium ini
yang digunakan secara lokal akan menyebabkan pelonggaran
kolagen serviks dan peningkatan kandungan air di dalam jaringan
serviks.
PGE2
memperlunak
jaringan
ikat
serviks
dan
untuk
mengambilnya
dari
vagina.pemasukannya
terjadi.
hiperstimulasi.
Cervidil
American
ini
dapat
College
dikeluarkan
of
jika
Obstetricians
terjadi
and
direkomendasikan
oleh
American
College
of
90 315
mengalami
servisitis,
vaginitis,
Universitas
Sumatera
20
sebelum
mengeluarkannya
dan
jika
perlu
dilanjutkan
dengan
infus
oksitosin.
(Cunningham, 2013)
3) Stripping membrane
Yang dimaksud dengan stripping membrane yaitu cara atau teknik
melepaskan atau mamisahkan selaput kantong ketuban dari segmen
21
bawah uterus. Induksi persalinan dengan stripping membrane
merupakan praktik yang umum dan aman serta mengurangi insiden
kehamilan lebih bulan. Stripping dapat dilakukan dengan cara
manual yakni dengan jari tengah atau telunjuk dimasukkan dalam
kanalis servikalis. (Cunningham, 2013)
4) Induksi Amniotomi
Pemecahan
ketuban
buatan
memicu
pelepasan
yakni
serviks
sudah
mendaftardan menipis.
c. Presentasi harus kepala, atau tidak terdapat kelainan letak janin.
d. Sebaiknya kepala janin sudah mulai turun kedalam rongga panggul.
9. Cara Mekanis Atautindakan
a. Kateter Transservikal (Kateter Foley)
b. Dilator Servikal Higroskopik
c. (Batang Laminaria)
d. Stripping membrane
e. Induksi Amniotomi
f. Stimulasi putting susu
g. Hubungan seksual
10. Cara Farmakologi atau Medisinal
a. Prostaglandin E2(PGE2)
b. Protaglandin E1(PGE1)
c. Donor Nitrit Oksida
d. Induksi Oksitosin Intravena
23
C. Ananchepalus
1. Pengertian
Annencephalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang
tengkorak dan otak tidak terbentuk. Ancephalus adalah suatu kelainan
tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin
yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda
spinalis).
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup,
tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. penelitian menunjukkan
a. Ibu
Polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)
b. Bayi
27
1) Tidak memiliki tulang tengkorak
2) Tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)
3) Kelainan pada gambaran wajah
4) Kelainan jantung
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil
b. Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfafetoprotein)
c. Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan
tabung saraf)
d. Kadar estriol pada air kemih ibu
e. USG
7. Pemeriksaan anak dengan Ancephalus akibat stenosis akueduktus. Riwayat
prematuritas
masa
lalu
dengan
perdarahan
intrakranial,
28
29
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGIS
Ny.S UMUR 29 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 41 MINGGU
PENGKAJIAN DATA
Hari / Tanggal
Jam
A. SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
2.
Nama
KLIEN
: Ny.S
SUAMI
Tn.S
Umur
: 29 Tahun
30 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Islam
Pendidikan
: SMP
SMA
Pekerjaan
: IRT
Wiraswasta
Alamat
No Telp
: 083863 xxxxx
08224372xxxx
Alasan datang
Ibu mengatakan datang kiriman dari poli kandungan dengan hasil USG
hamil anancephal dan posterm.
3.
4.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan belum merasa kenceng kenceng / kontraksi, 32
dan
belum mengeluarkan cairan dari vagina.
Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 14 tahun
Siklus
: 30 hari teratur
Lama
: 7 hari
Volume
31
: Pada hari 1 dan 2 ganti pembalut 3 x sehari, dan
hari selanjutnya 2 kali ganti pembalut.
Warna Darah
: Merah Kehitaman
6.
7.
Riwayat Perkawinan
Usia menikah
: 27 Tahun
Pernikahan ke-
:1
9.
b. Pola eliminasi
Sebelum hamil
BAB
: Ibu mengatakan BAB 1 x sehari, konsistensi lunak,
warna kuning kehitaman, bau khas
BAK
: 5 6 kali sehari, konsistensi cair warna kuning jernih
bau khas
Keluhan
: Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Selama hamil
BAB Terakhir : Jam 05.00 WIB
BAK Terakhir : Jam 11.30 WIB (Tidak Terpasang DC)
Keluhan
: Tidak ada
c. Aktifitas sehari hari
1) Pola Istirahat dan tidur
Sebelum hamil
Ibu mengatakan tidur sehari 8 jam (pukul 21.00 05.00 wib)
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan
Selama hamil
Ibu mengatakan kurang istirahat
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan
2) Seksualitas
Sebelum hamil
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual sebelum hamil
3 x seminggu
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan
Selama hamil
35
Ibu mengatakan ibu harus makan teratur 3 kali sehari, makan buah
buahan dan susu agar ibu dan bayinya sehat
b. Perawatan payudara
Ibu mengatakan belum mengetahui cara perawatan payudara
c. Tanda tanda persalinan
Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda persalinan contohnya
keluar cairan ketuban, mules secara terus menerus
d. Seksualitas
Ibu mengatakan boleh melakukan hubungan seksual seperti biasa
namun dengan mengurangi frekuensi dalam berhubungan dengan
suami.
e. Personal Hygiene
Ibu mengatakan harus rajin membersihkan tubuh ibu
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
Status emosional
: stabil
b. Tanda vital sign
37
Tekanan darah
:120 / 90 mmHg
Nadi
: 90 x/ menit
Pernapasan
: 23 x/menit
Suhu
: 35,7 0C
Berat badan saat hamil
: 71 kg
Berat badan sebelum hamil : 60 kg
Kenaikan berat badan
: 11 kg
Tinggi badan
: 160 cm
2. Pemeriksaan Fisik
b. Kepala dan leher
Kepala
: bentuk mesocephal, tidak ada massa/ nyeri tekan
Rambut
: keriting, hitam, pendek, tidak mudah rontok, tidak
ada ketombe
Muka
: tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum, tidak
pucat
Mata
Konjungtiva
: pucat / anemis
Sclera
: Tidak ikterik
Mulut dan Gigi
Mulut
Gusi
Gigi
Bibir
: Sianosis
Telinga
Leher
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembesaran
Vena Jugularis : Tidak ada bendungan
c. Dada
Bentuk
Jantung
Paru paru
d. Payudara
Putting susu
: menonjol, bersih
Bentuk
: bulat simetris
Benjolan
Rasa Nyeri
: tidak ada
38
Kuku
Kapiler Refil
Oedema
Varises
Ekstremitas bawah
Telapak kaki
Kuku
Kapiler refill
Oedema
Varises
Reflek patella
Sianosis
g. Pemeriksaan Obstetrik
1) Inspeksi
Payudara : Bentuk simetris, putting susu menonjol, ada
Hiperpigmentasi aerola mamae
Abdomen : Tidak ada bekas loka operasi, ada striae
gravidarum, ada linea nigra
terendah
janin
teraba
lunak,
tidak
His
3) Auskultasi
40
Auskultasi DJJ
4) Pemeriksaan Dalam
VT : V/U Tenang, dinding vagina licin, serviks kaku, portio
kaku dam tebal, belum ada pembukaan, kepala floating, lendir
darah : negatif.
5) Pemeriksaan penunjang
Tanggal 2 Mei 2015
Hbsag
: Negatif
Hb
: 11,3 gr%
Protein urin
: Negatif
Golongan Darah
:B
USG 30/4/2015
41
Ibu mengatakan bernama Ny. S umur 29 tahun.
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah
keguguran.
Ibu mengatakan HPHT 18 juli 2014.
Ibu mengatakan belum merasa kenceng kenceng / kontraksi dan
belum mengeluarkan cairan dari vagina.
Do :
Tekanan darah
: 120 / 90 mmHg
Nadi
: 90 x/ menit
Pernapasan
: 23 x/menit
Suhu
: 35,7 0C
: 71 kg
: 60 kg
: 11 kg
: 160 cm
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
: Tidak dilakukan
: 29 cm
TBJ
His
Pemeriksaan dalam
VT : V/U Tenang, dinding vagina licin, servik kaku, portio kaku dan
tebal, belum ada pembukaan, kepala floating, lendir darah : negatif 42
b. Masalah
Kecemasan dan kekhawatiran ibu terhadap janinnya
Data dasar ;
Ds :
-
Do :
III.
- Fetal distress
- Kematian Neonatal
2. Ibu
- Perdarahan
IV.TINDAKAN SEGERA
a. Mandiri
Monitor keadaan ibu dan janin meliputi KU, TTV, DJJ, His, dan VT.
b. Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk dilakukan rencana induksi
persalinan.
c. Merujuk
Tidak ada.
V. PERENCANAAN
Hari/Tanggal
Pukul
: 09.30 WIB
: 2 Mei 2015
1. Pada pukul 09.30 wib, memberitahu keadaan ibu dan janin berdasarkan
hasil pemeriksaan TD: 120/90 mmhg, N: 90x/menit, RR: 23x/menit, S:
35,7C dan belum ada pembukaan.
2. Pada pukul 09.40 wib, memberikan support mental pada ibu dan keluarga
untuk tidak perlu khawatir dan terus berdoa kepada Allah agar persalinan
bisa berjalan.
3. Pada pukul 09.40 wib, menganjurkan ibu untuk memenuhi pola nutrisi
yaitu makan dan minum untuk menambah tenaga saat persalinan.
4. Pada pukul 09.50 wib, melakukan kolaborasi medis dengan dokter Sp.OG
dengan hasil akan dilakukan rencana induksi persalinan.
5. Pada pukul 10.00 wib, membuat informed consent yang berkaitan dengan
dilakukannya rencana induksi persalinan.
6. Pada pukul 14.00 wib, mengboservasi keadaan ibu dan janin KU, TTV,
DJJ, His, dan VT.
VII.
EVALUASI
Tanggal : 2 Mei 2015
1. Pada pukul 09.30 wib, ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan yang
dilakukan.
44
2. Pada pukul 09.40 wib, ibu sudah merasa tenang dan senantiasa berdoa
kepada Allah supaya persalinanya berjalan lancar.
3. Pada pukul 09.40 wib, ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
4. Pada pukul 09.50 wib, kolaborasi dengan dokter Sp.OG sudah dilakukan
dengan hasil pasien akan dilakukan rencana induksi persalinan dengan
Misoprostol 25 mg peroral.
5. Pada pukul 10.00 wib, suami telah menandatangani informed consent dan
mennyatakan setuju akan dilakukannya induksi persalinan.
6. Hasil Observasi
Jam
TD
DJJ
HIS
14.00
110/80
36
84
20
150
Ring
Bandle
-
Pembukaan
Servik
-
Penurunan
Kepala
-
10
45
DATA PERKEMBANGAN I
Hari / Tanggal : Sabtu, 2 Mei 2015
Jam
: 14.00 wib
i. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan belum merasakan kenceng kenceng / kontraksi dan belum
ada cairan yang keluar melalui vagina
ii. OBJEKTIF
1. KU
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Emosional
: Stabil
: 22 x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik dalam batas normal
4. Pemeriksaan Obstetrik
a. Inspeksi
Genetalia : tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak ada
pengeluaran darah dari jalan lahir
b. Palpasi
47
7. Pada pukul 06.00 wib, memberikan terapi obat untuk insuksi persalinan
sesuai dengan advice dokter untuk memberikan Misoprostol 25 mg/oral
tab III.
E: Pada pukul 06.00 wib, obat telah di berikan dan telah di minum oleh
pasien.
8. Pada pukul 06.00 wib, mendokumentasikan tindakan.
E : Pada pukul 06.00 wib, dokumentasi telah di lakukan.
48
DATA PERKEMBANGAN II
Hari / Tanggal : Minggu , 3 mei 2015
Jam
: 07.00 Wib
A. SUBJEKTIF
Pasien mengatakan kenceng kenceng jarang
B. OBJEKTIF
1. KU
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Emosional
: Stabil
2. Tanda tanda vital
TD
: 110/80 mmhg
: 80 x /menit
: 36 c
Rr
: 22 x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik dalam batas normal
4. Pemeriksaan Obstetrik
a. Inspeksi
Genetalia
: tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak ada
pengeluaran darah dari jalan lahir
b. Palpasi
His belum ada
c. Auskultasi
DJJ : 151 x/ menit
d. Pemeriksaan Dalam
VT
: V/U Tenang, dinding vagina licin, servik kaku, portio
kaku dan tebal, belum ada pembukaan, kepala floating, lendir darah :
negatif, ketuban : utuh
49
C. ASSESSMENT
Ny. S umur 29 tahun G1P0A0 umur kehamilan 41 minggu dengan
Anancephal dan Posterm dalam induksi persalinan.
D. PLANNING
Hari / Tanggal : Minggu, 3 Mei 2015
1. Pada pukul 07.30 wib, memberitahu Ibu hasil pemeriksaan bahwa kedaan
baik namun belum ada pembukaan dan tanda tanda persalinan lainnya.
E: Pada pukul 07.30 wib, ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Pada pukul 08.00 wib, mengobservasi KU, TTV, His dan DJJ.
E: Pada pukul 08.00 wib, Ku : Baik, TD : 110/80, N: 80 x/menit, S: 36 C,
Rr : 22x / menit,
3. Pada pukul 12.00 wib, memberikan terapi obat untuk induksi persalinan
sesuai dengan advice dokter untuk memberikan Misoprostol 25mg/oral tab
IV.
E: Pada pukul 12.00 wib, obat telah di berikan dan telah di minum oleh
pasien.
4. Pada pukul 16.00 wib, mengevaluasi pembukaan.
E: Pada pukul 16.00 wib, telah dilakukan evaluasi VT dengan hasil V/U
Tenang, dinding vagina licin, servik kaku, portio tebal lunak di belakang,
belum ada pembukaan, kepala floating, lendir darah : negatif, ketuban :
utuh.
5. Pada pukul 16.00 wib, melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk
memberikan kombinasi induksi balon catheter + Aqua 75 cc lanjut
Misoprostol seri ke-2 25mg/ vaginal.
E: Pada pukul 16.00 wib, pemasangan balon catheter+Aqua 75 cc dan
Misoprostol seri ke-2 25mg /vaginal sudah di berikan kepada pasien
melalui vagina.
6. Pada pukul 23.00 wib, mengevaluasi Pembukaan.
E: Pada pukul 23.00 wib, balon catheter + Aqua 75 cc lepas, pembukaan 2
3 cm, selaput ketuban utuh, porsio tebal lunak di belakang.
7. Pada pukul 24.00 wib, melakukan Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk
melanjutkan untuk melakukan stimulasi Oxytosin 5 iu, 8 tetes / menit
sampai dengan adekuat dan melakukan Rehidrasi
E: Pada pukul 06.00 wib, rehidrasi selesai dan stimulasi oksitosin 5 iu, 8
tetes/menit.
8. Pada pukul 06.00 wib, melakukan dokumentasi tindakan.
E: Pada pukul 06.00 wib, dokumentasi telah di lakukan.
50
: 08.00 wib
A. SUBJEKTIF
Pasien mengatakan mulai merasa sering mules meles
B. OBJEKTIF
1. KU
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Emosional
: Stabil
2. Tanda tanda vital
TD
: 110/70 mmhg
N
: 88 x /menit
S
: 36,5 c
Rr
: 20 x/menit
3.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik dalam batas normal
4. Pemeriksaan Obstetrik
c. Inspeksi
Genetalia
: tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak ada
pengeluaran darah dari jalan lahir
d. Palpasi
His
: 2 x dalam 10 menit
Durasi / lama
: 30 detik
Kekuatan
: Tidak Adekuat
e. Auskultasi
DJJ
: 151 x/ menit
f. Pemeriksaan Dalam
VT
: V/U dinding vagina licin , portio lunak pembukaan 51
3.4 cm , lendir darah : positif , selaput ketuban : positif.
C. ASSESSMENT
Ny. S umur 29 tahun G1P0A0 umur kehamilan
Anancephal dan Posterm dalam stimulasi persalinan
D. PLANNING
41+3
minggu dengan
E : Pada pukul 13.00 wib, ibu sudah dalam posisi trendelenberg dengan
cara tidur terlentang dan menekuk kaki dengan telapak kaki menapak di
kasur dan membuka kaki dengan rileks dan lebar.
10. Pada pukul 13.20 wib, mengajarkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi
yaitu mengatur nafas dengan cara menarik nafas panjang dari hidung dan
mengeluarkan dari mulut secara perlahan.
E : Pada pukul 13.20 wib, ibu sudah mampu melakukan teknik relaksasi
dengan cukup baik.
11. Pada pukul 13.30 wib, mengajarkan ibu untuk meneran dengan benar
ketika adanya kontraksi dengan cara menarik nafas panjang dari hidung
lalu mengejan seperti BAB dengan keadaan kepala sedikit diangkat dan
melihat perut, lalu gigi menyatu anjurkan ibu untuk tidak mengejan lewat
tenggorokan maupun bersuara, setelah itu jika kontraksi sudah tidak ada
anjurkan ibu untuk mengatur nafas kembali dengan baik dan beristirahat
sambil diberikan minum teh manis.
E : Pada pukul 13.30 wib, ibu sudah paham dengan yang diajarkan oleh
bidan dan akan melakukannya saat ada kontraksi.
12. Pada pukul 13.40 wib, menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi seperti
popok, baju, bedong, topi, celana dalam, handuk, pampers ibu, underpads,
53
partus set (klem, gunting, hecting set, umbillical cord clem, dsb).
E : Pada pukul 13.40 wib, perlengkapan ibu dan bayi serta peralatan partus
set telah disiapkan.
13. Pada pukul 14.00 wib, memimpin ibu untuk mengejan dengan cara yang
telah diajarkan sebelumnya.
E : Pada pukul 14.00 wib, ibu telah dipimpin dengan baik.
14. Pada pukul 14.20 wib, melakukan episiotomi pada perineum ibu.
E : Pada pukul 14.20 wib, episiotomi telah dilakukan.
15. Pada pukul 14.20 wib, monitor keadaan ibu dan janin meliputi KU, TTV,
DJJ, His.
E : Pada pukul 14.20 wib, monitoring KU, TTV, DJJ, His telah dilakukan
dengan keadaan baik.
16. Pada pukul 14.20 wib, melakukan pencatatan dokumentasi kala II pada
partograf.
E : Pada pukul 14.20 wib, dokumentasi telah dilakukan.
17. Pada pukul 14.30 wib, memastikan janin tunggal dan menyuntikan
oksitoksin di salah satu paha anterolateral ibu 1/3 bagian atas secara IM.
Evaluasi : Pada pukul 14.30 wib, janin tunggal, oksitoksin telah
disuntikan.
18. Pada pukul 14.35 wib, mengamati tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu
tali pusat bertambah panjang, uterus globuler, serta ada semburan darah.
Evaluasi : Pada pukul 14.35 wib, sudah ada tanda-tanda pelepasan
plasenta.
19. Pada pukul 14.35 wib, melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan
cara memindahkan klem 5-10 cm di depan vulva, meletakan tangan kiri di
atas syimphisis untuk melakukan dorso kranial.
Evaluasi : Pada pukul 14.35 wib, PTT sudah dilakukan, plasenta lahir.
20. Pada pukul 14.40 wib, melakukan massase 15 kali dalam 15 detik di
corpus.
54
Evaluasi : Pada pukul 14.40 wib, massase telah dilakukan.
21. Pada pukul 14.45 wib, memeriksa kelengkapan plasenta, selaput ketuban
dan panjang tali pusat.
Evaluasi : Pada pukul 14.45 wib, ada bagian kotiledon yang masih
tertinggal.
22. Pada pukul 14.50 wib, melakukan eksplorasi sisa plasenta.
Evaluasi : Pada pukul 14.50 wib, eksplorasi telah dilakukan dan kesan
bersih.
23. Pada pukul 14.50 wib, mengevaluasi perdarahan per vaginam.
Evaluasi : Pada pukul 14.50 wib, masih ada perdarahan dari jalan lahir.
24. Pada pukul 14.50 wib, melakukan KBI selama 5 menit.
Evaluasi : Pada pukul 14.55 wib, KBI telah dilakukan dan perdarahan
sudah berkurang.
25. Pada pukul 15.00 wib, melakukan infus drip oksitoksin dan methergin,
serta misoprostol 3x/rectal.
Evaluasi : Pada pukul 15.00 wib, kontraksi baik, perdarahan berkurang.
26. Pada pukul 15.00 wib, melakukan dokumentasi kala III pada partograf.
Evaluasi : Pada pukul 15.00 wib, dokumentasi telah dilakukan.
27. Pada pukul 15.20 wib, memberitahu ibu bahwa proses persalinan sudah
selesai dan terdapat robekan jalan lahir, sehingga harus dilakukan tindakan
selanjutnya yaitu penjahitan perineum.
Evaluasi : Pada pukul 15.20 wib, ibu sudah mengerti dan jahitan telah
selesai dilakukan.
28. Pada pukul 15.30 wib, melakukan observasi perdarahan dan kontraksi
uterus.
Evaluasi : Pada pukul 15.30 wib, perdarahan kurang lebih 700 cc,
kontraksi uterus kuat, TFU 1 jari di bawah pusat.
29. Pada pukul 15.40 wib, membersihkan tempat tidur, membereskan alat.
Evaluasi : Pada pukul 15.40 wib, tempat tidur dan peralatan sudah di
55
dekontaminasi.
30. Pada pukul 15.50 wib, membersihkan ibu dan mengatur posisi ibu
senyaman mungkin.
Evaluasi : Pada pukul 15.50 wib, ibu sudah dibersihkan dan sudah nyaman
dengan posisinya.
31. Pada pukul 16.00 wib, mengajarkan ibu mengenali kontraksi uterus yang
baik dan cara massase 15 kali dalam 15 detik.
Evaluasi : Kontraksi keras dan ibu sudah mengetahui cara mengenali
kontraksi dan memassase.
32. Pada pukul 16.00 wib, menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta
beristirahat.
Evaluasi : Pada pukul 16.00 wib, ibu akan makan dan minum serta
beristirahat.
33. Pada pukul 16.00 wib, memindahkan pasien ke ruang nifas untuk
dilakukan observasi lebih lanjut.
E : Pada pukul 11.00 wib, pasien telah dipindahkan dan telah diterima oleh
petugas ruang nifas.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anencepalus
penting dari kelahiran mati. Kelainan cacat bawaan dipengaruhi oleh umur,
paritas, bangsa ibu, dan juga oleh jenis kelamin janin. Pencegahan dini sangat
diperlukan untuk menghindari terjadinya kematian bayi akibat Anencephalus
seperti pemeriksaan antenatal yang rutin dan teratur, pemberian dan pemakaian
konsumsi vitamin dan suplemen selama hamil, factor nutrisi dengan gizi
seimbang, serta gaya hidup dan lingkungan sekitar tempat tinggal ibu sangat
mempengaruhi janin menderita Anencephalus
A. Saran
Kepada mahasisiwi kebidanan agar lebih dapat memahami jenis
kelainan yang menyertai kehamilan dan persalinan khususnya anencephalus.
Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dapat mengetahui tindak lanjut
penanganan anencephalus yang menyertai kehamilan dan persalinan, dan bidan
dapat mengenali tanda dan gejala terjadinya anencephalus dalam kehamilan
dan persalinan.
56
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset
Sastrawinata,Sulaiman. 2003. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi, E/2.
Jakarta : EGC
http://www.planetkimia.com/2012/08/anencephaly-a-baby-without-brain/ diunduh pada
tanggal 30 maret 2013