KEBIJAKAN..........................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.1 Latar Belakang...........................................................................5
1.2 Tujuan.....................................................................................6
1.3 Pengertian.................................................................................6
BAB 2 TATA LAKSANA.....................................................................7
2.1 Proses Skrining..........................................................................7
2.2 Pelaksana Atau Tenaga Skrining :....................................................9
2.3 Tatalaksana Skrining Dilakukan Di :................................................9
2.4 Tatalaksana Skrining di Tempat Penerimaan Pasien :............................9
2.5 Tatalaksana Skrining di Instalasi Rawat Jalan.....................................9
2.6 Tatalaksana Skrining di Instalasi Gawat Darurat :..............................10
2.7 Tatalaksana Skrining di Tempat Permintaan Penjemputan Ambulan.......10
2.8 Indikasi Rawat Inap...................................................................11
2.9 Tatalaksana Khusus...................................................................34
BAB 3 DOKUMENTASI...................................................................35
BAB 4 PENUTUP............................................................................36
DAFTAR PUSTAKA........................................................................37
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit seyogyanya mempertimbangkan bahwa pelayanan di rumah
sakit merupakan bagian dari suatu pelayanan yang terintegrasi dengan para
profesional dibidang pelayanan kesehatan dan tingkat pelayanan yang akan
membangun suatu kontinuitas pelayanan. Maksud dan tujuannya adalah
menyelaraskan kebutuhan pasien dibidang pelayanan kesehatan dengan
pelayanan yang tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan,
kemudian merencanakan pemulangan dan tindakan selanjutnya. Hasilnya
adalah meningkatkan mutu pelayanan pasien dan efisiensi penggunaan sumber
daya yang tersedia di rumah sakit. Informasi diperlukan untuk membuat
keputusan yang benar tentang : kebutuhan pasien yang mana yang dapat
dilayani rumah sakit, pemberian pelayanan yang efisien kepada pasien serta
transfer dan pemulangan pasien yang tepat ke rumah atau ke pelayanan lain.
Skrining bukan mendiagnosa penyakit, bagi yang dianggap positif hasil
skrining akan dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif untuk menentukan
apakah benar-benar sakit atau tidak, dan bagi yang terdiagnosa positif sakit
akan diobati secara intensif agar tidak membahayakan diri ataupun
lingkungannya.
Salah satu skrining pada populasi tertentu adalah skrining yang dapat
dilakukan di rumah sakit dimana meliputi 3 aspek yaitu :
1) pasien rumah sakit secara umum baik yang poliklinis atau rawat inap
terutama pasien yang mempunyai resiko tinggi,
2) pasien yang datang dengan keluhan tidak jelas yang biasanya memerlukan
pemeriksaan laboratorium atau penunjang lain,
3) pasein yang direncanakan untuk rawat inap.
1.2 Tujuan
1) Mengetahui
BAB 2
TATA LAKSANA
Lebih dari 1 tahun : Kurang dari 70 x/menit atau lebih dari 180
x/menit
3) Respirasi
(1) Dewasa atau geriatrik : Kurang dari 10 x/menit atau lebih dari 30
x/menit.
(2) Anak :
0 hari 12 hari : Bertahan lama lebih dari 60 x/menit atau PaO2
kurang dari 50 mmHg pada udara kamar dengan SaO2 kurang
dari 90%
12 hari 1 tahun : Kurang dari 25 x/menit atau lebih dari
x/menit
Lebih dari 1 tahun : Kurang dari 15 x/menit atau lebih dari 40
x/menit.
4) Tekanan Darah
Tingkat Usia
Sistolik
Distolik
Dewasa
Geriatrik
Anak anak :
Lahir-1 tahun
Tingkat Usia
Sistolik
Distolik
sampai 6 tahun
3. Temuan fisik
1) Terdapat atau potensial depresi respirasi
2) Trauma kepala yang memerlukan observasi
3) Vomiting dan atau diare dengan dehidrasi
Tanda-tanda klinis dehidrasi meliputi dua atau lebih dari berikut ini :
(1) Perubahan status mental, lethargy, kepala terasa ringan, sinkop,
turgor kulit turun, membran mukosa kering, takikardia, hipotensi
ortostatik
(2) Anak : simptom lain dehidrasi meliputi sunken eyes atau
fontanela-fontanela, BB turun lebih dari 5 persen atau urin output
turun ( kurang 1ml/kg/jam )
4) Syok atau potensial syok
5) Oedema seluruh tubuh
6) Curiga atau diketahui menelan substansi toxic dengan potensial efek
samping yang serius
7) Pediatrik :
(1) Curiga kekerasan pada anak atau penolakan
(2) Curiga atau diketahui menelan benda asing
(3) Curiga apnea lebih dari 20 detik ( umur nol sampai 1 tahun )
8) Oklusi akut pembuluh darah
9) Perdarahan aktif tidak terkontrol
10) Nyeri abdomen yang sangat
11) Perdarahan dalam sendi , viskus , otak , atau retroperineum
4. Laboratorium Darah
1) Hb 10 g/dl atau kurang dengan perdarahan aktif, atau Hb turun 3 g/dl dari
Hb awal
2) Hb kurang dari 9 g/dl atau lebih 2g/dl dengan tanda tanda kekurangan
cairan
3) Lekosit kurang dari 3000 atau lebih dari 16000 dengan simptomatik
4) Hematokrit kurang dari 24 persen atau lebih dari 55 persen
5) 5.Trombosit kurang dari 40.000 atau lebih dari 1 juta jika pasien
simptomatik ( Petechie atau Echimosis pada anak-anak )
6) PPT lebih dari 18 detik dengan perdarahan pada pasien tanpa antikoagulan
7) Serum sodium (Na) kurang dari 130 mEq/L atau lebih dari 150 mEq/L
8) Serum potasium (K) :
Dewasa : kurang dari 3 mEq/L atau lebih dari 6 mEq/L
Anak
9) Serum Bilirubin :
Dewasa : lebih dari 2,5 mg/dl
Anak
(2) Fibrilasi kurang dari 24 jam atau kontrol frekuensi jantung buruk
(3) Flutter kurang dari 24 jam atau kontrol frekuensi jantung buruk
(4) Bradikardia ( kurang dari 50 kali permenit atau kurang dari 45 kali
permenit pada pasien dengan beta bloker )
(5) Takikardia ( lebih dari 120 kali permenit )
(6) Dysrythmia dengan lebih dari 120 kali permenit
(7) Onset baru irama jungsional , berapapun frekuensinya
2) Radiologi
(1) Aneurisma pembuluh darah besar, jika simptomatik dan atau lebih dari
5 cm
(2) Gambaran radiologi pembesaran jantung masif atau aneurisma atau
efusi perikardial
(3) Gambaran radiologi edema pulmo atau redistribusi vaskular pulmo
3) Temuan Fisik
(1) Nyeri akut yang berkaitan dengan jantung
(2) Dispneu akut atau respiratory rate lebih dari 30 kali permenit
(3) Tidak terabanya denyut nadi axilla , radialis , cubiti , femoralis ,
poplitea atau ankle
(4) Curiga emboli pulmonalis, dengan riwayat ( didokumentasi oleh
dokter )
(5) Oklusi pembuluh darah akut
(6) Oedema pretibial
(7) Stenosis arteri karotis, penyempitan, atau penyakit karotis ( mis :
gangguan bicara sementara, disarthria, gangguan berjalan, amaurosis
fugax, hemiparese sementara)
(8) Oedema seluruh tubuh
(9) Syncope
(10) Orthopnea
4) Lain lain
Gagal jantung kongestif akut atau eksaserbasi gagal jantung kronik, yang
digambarkan dengan salah satu dari : S3 , gallop , oedema pulmo atau
peningkatan
tekanan
intrakranial,
perdarahan,
atau
4) Tenggorokan :
Trauma akut leher dan tenggorokan ( meliputi luka bakar wajah ),
membutuhkan observasi untuk kemungkinan gangguan saluran nafas.
Obstruksi akut larynx dan pharynx ( misal : peritonsiler abses )
5) Lain-lain
Pembengkakan jaringan lunak dengan ancaman terhadap airway (misal :
selulitis wajah dan leher, abses leher dalam, Parotiditis akut). Orbital
Oedema atau ophtalmoplegia akut.
6) Radiologi
Gambaran neurologis mastoiditis akut
11. Endokrin/Metabolik
1) Laboratorium Darah
(1) Serum aseton (+) dan pH urine < 7,35
(2) Serum kortisol > 3 kali laboratorium normal atau kurang dari normal
(3) Gula Darah Sesaat :
Dewasa :
Gula darah > 500 mg/dL dengan paling sedikit satu dari berikut
ini:
a. BUN>45 mg/dL dan atau kreatinin>3,0 mg
b. Perubahan status mental, atau
Gula darah > 250 mg/dL berkaitan dengan :
a. pH darah arteri < 7,35 dan HCO3 < 18 mEq/L dan
b. ketonuria, atau
Gula darah < 50 mg/dL dengan :
a. Perubahan status mental, dan
b. Tidak respon terhadap glukosa 40% bolus dan dalam
pengobatan insulin, atau
c. Dalam pengobatan dengan agen oral, tidak tergantung respon
terhadap bolus glukosa
Pediatrik :
Gula darah > 250 mg/dL dengan paling sedikit satu dari berikut
ini :
a. Ketonuria
b. pH arterial < 7,5
c. HCO3 < 15 mEq/L, atau
Gula darah < 50 mg/dL dan tidak respon terhadap glukosa 40%
bolus
4) HbA1C > 12% dengan bukti kegagalan terapi rawat jalan
5) T4 < 2 atau > 16 mg/dL dengan simptom yang serius dan bermakna
6) PaO2 < 60 mmHg
7) Hiper atau hipo-osmolaritas ( serum sodium/Na < 130 mEq/L atau >
150 mEq/L )
2) Temuan Fisik
1) Pendesakan trakea oleh massa tiroid
2) Krisis tiroid
3) Tetani
4) Exophtalmus maligna
5) Obesitas dengan sianosis, edema, lethargy, dan atau sleep apnea
6) Hipertensi
Usia
Dewasa
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Pediatrik
Lahir 1 tahun
Lebih dari 1 3
tahun
Lebih dari 3 6
tahun
Lebih dari 6 12
tahun
Lebih dari 12
17 tahun
12. Mata
1) Temuan Fisik
(1) Kehilangan akut lapangan pandang
(2) Pendataran bilik mata anterior
(3) Glaukoma sudut sempit akut dengan catatan riwayat kegagalan terapi
rawat jalam
(4) Penetrasi atau laserasi bola mata
(5) Ulkus kornea berat dengan catatan riwayat kegagalan terapi rawat
jalan
(6) Endophtalmitis
(7) Nyeri okular berat
(8) Ablasio Retinal atau ancaman ablasio
(9) Adanya benda asing intraocular atau intraorbita
(10)Gonorrheal conjunctivitis
(11)Fracture orbita
(12)Pembengkakan akut bola mata
(13)Luka bakar kimia akut
(14)Cellulitis orbita atau periorbita
2) Anak :
(1) Conjunctivitis purulent berat pada anak umur nol sampai 3 bulan
(2) Evaluasi tumor intraocular atau extraocular
(3) Tindakan berkaitan retinopathy pada prematuritas
3) Lain lain :
Rawat inap untuk ekstraksi katarak, operasi glaukoma, atau bedah
iridectomy, dimana salah satu dibawah ini terdokumentasi :
(1) Legally blind ( kurang dari 20/200 atau lebih dari 20 derajat visual
field ) pada mata yang tidak dioperasi
(2) Riwayat komplikasi post operasi ( endophtalmitis, acute glaucoma,
massive intraocular hemorrhage ) sustained in the past in the eye
undergoing subsequent intraoculer surgery
3) Temuan Fisik
(1) Darah dalam muntahan atau aspirat lambung
(2) Darah dalam peritoneal lavage atau aspiration
(3) Teraba massa abdomen yang tidak dapat dijelaskan
(4) Kekakuan dinding abdomen
(5) Rebound tenderness
(6) Disfagia akut atau subakut yang progresif
(7) Perdarahan gastrointestinal bagian bawah dengan Hematocrit (Hct)
< 30% atau penurunan tekanan darah sistolik 10 mmHg dari
biasanya
(8) Onset akut (dalam 24 jam) encephalopathy atau perubahan status
mental
(9) Hernia incarcerata
(10) Ileus
(11) Curiga ruptur organ
(12) Obstruksi Esophagus
(13) Asterixis (liver flap)
(14) Ascites
(15) Nyeri abdomen akut yang tak tertahankan ( hebat ) (NPO, non
ambulatory)
4) Riwayat 48 jam vomiting, diarrhea, dan salah satu dari elementelement di bawah ini :
(1) Serum sodium > 150 mEq/L
(2) Hematocrit (Hct) > 55%
(3) Hemoglobin (Hb) > 20 g/dL
(4) Urine specific gravity > 1,026
(5) BUN > 30 mg/dL, kecuali pasien pasien dengan chronic renal
disease
(6) Creatinine > 1,5 mg/dL, kecuali pasien pasien dengan chronic renal
disease
5) Anak :
Dehidrasi dengan salah satu simptom dibawah ini : sunken eyes, sunken
fontanels, penurunan turgor kulit atau keringnya membran mukosa
diikuti oleh lethargy dan atau kehilangan berat badan > 5%, urine
output<1 ml/kg/jam
15. Reproduksi Pria
1) Temuan Fisik
(1) Onset akut nyeri testis berat
(2) Massa testicular yang tak dapat dijelaskan
(3) Painful sustained erection
(4) Trauma tumpul terhadap genitalia eksterna dan kehilangan akut
sebagian genitalia eksterna
2) Pediatrik :
Torsio testis
16. Musculoskeletal/spine
1) Temuan Radiologi abnormal
(1) Fraktur femur atau pelvis
(2) Fraktur sternum
(3) Dislokasi sendi lutut atau sendi panggul
(4) Fraktur atau dislokasi yang memerlukan open reduction
(5) Fraktur berkaitan dengan injuri jaringan lunak bermakna
(6) Fraktur yang memerlukan obat-obat nyeri parenteral post-reduction
(7) Closed reduction terhadap fraktur apapun atau dislokasi dengan
catatan adanya atau curiga neurologic atau vascular compromise.
(8) Fraktur pelvis yang memerlukan enforced bed rest dan obat-obat
nyeri
2) Temuan Fisik
(1) Proses infeksi atau invasif akut pada tulang atau sendi (mis : tumor
maligna, osteomyelitis)
(2) Cedera akut dengan adanya benda asing
bawah ini harus ditemukan, dan sedikitnya satu dari kriteria angka
dibawah ini ditemukan :
(1) Klien harus diperiksa ( dilihat ) dan dievaluasi oleh dokter ( sebaiknya
oleh psikiater anak atau remaja )
(2) Klien harus memiliki diagnosis AXIS I , DSM-III-R , atau DSM-IV
yang valid sebagai diagnosis utama
(3) Terapi rawat jalan dan atau rawat inap sementara telah dicoba dan
gagal, atau alasan mengapa tempat layanan yang lebih ketat telah
didokumentasikan oleh dokter
12) Mencoba bunuh diri baru-baru ini atau ancaman bunuh diri aktif dengan
rencanan mematikan dan tidak adanya pengawasan yang memadai atau
struktur untuk mencegah bunuh diri
13) Perilaku mutilasi pada diri sendiri atau ancaman aktif yang sama dengan
kemungkinan bertindak atau ancaman, dan tidak adanya pengawasan yang
memadai untuk mencegah melukai diri sendiri ( yaitu, sengaja memotong
diri atau membakar diri).
14) Halusinasi atau delusi aktif mengarahkan atau cenderung mengarah ke
pembahayaan serius terhadap diri sendiri, atau agitasi psikomotor atau
retardasi mengakibatkan ketidakmampuan signifikan untuk merawat diri
15) Ketidakmampuan signifikan untuk mematuhi rejiman atau obat yang
diresepkan karena penyakit jiwa,dan kegagalan tersebut berpotensi
membahayakan kehidupan klien. Diagnosis medis ini ( AXIS III ) harus
diobati
16) Baru-baru ini melakukan tindakan yang mengancam nyawa atau ancaman
dengan rencana mematikan dan dengan kemungkinan bertindak atas
ancaman
17) Perilaku menyerang atau perilaku sadis atau ancaman aktif yang sama
dengan kemungkinan bertindak atas ancaman, dan tidak adanya
pengawasan yang memadai untuk mencegah perilaku menyerang
18) Halusinasi atau delusi aktif yang cenderung atau mungkin menyebabkan
bahaya serius kepada orang lain
19) Klien menunjukkan onset akut psikosis atau disorganisasi pikiran yang
parah atau ada penurunan klinis yang signifikan dalam kondisi seseorang
dengan psikosis kronik, klien yang tidak dapat dikendalikan dan tidak
mampu bekerja sama dalam pengobatan dan klien membutuhkan penilaian
dan pengobatan dalam pengaturan terapi yang aman
20) Klien makan banyak sekali atau gangguan ketergantungan obat/zat yang
mana memerlukan observasi, supervisi, dan intervensi medis 24 jam sehari
21) Diajukan penanganan atau terapi membutuhkan observasi, supervisi, dan
intervensi medis 24 jam sehari
22) Klien menunjukkan disorientasi berat terhadap orang, tempat, atau waktu
23) Klien yang evaluasi dan pengobatan tidak dapat dilakukan secara aman
atau efektif karena perilaku yang sangat mengganggu dan perilaku lain
yang mungkin juga mencakup kekerasan fisik, pelecehan seksual, atau
psikologis
24) Klien memerlukan terapi obat atau evaluasi diagnostik yang kompleks
dimana klien menghalangi kerjasama dalam pengobatan
25) Klien yang terlibat dalam hukum, terdapat manifestasi gejala kejiwaan,
dan diperintahkan oleh pengadilan untuk menjalani penilaian yang
komprehensif di rumah sakit untuk memperjelas kebutuhan diagnosis dan
pengobatan
18. Onkologi
1) Laboratorium Darah
(1) Hitung granulocyte absolut kurang dari 1000 u/L atau lebih dari
50000 u/L
(2) Kultur darah positif
2) Temuan Fisik
(1) Kehilangan berat badan bermakna dengan serum albumin kurang dari
2,6 g/dL
(2) Tercatat riwayat penanganan rawat jalan tidak berhasil dengan efek
samping berat ( nausea dan atau vomiting hebat, diare, perdarahan
2) Reaksi Kusta
21. Urinary / Renal System
1) Laboratorium darah
Peningkatan akut urea nitrogen darah ( BUN ) > 40 mg/dL dan kreatinin >
1,8 mg/dL
2) Temuan Fisik
(1) Urinary output
Perdarahan
ke
dalam
cavitas
peritoneal,
pelvis,
atau
retroperitoneum
(8) Luka tembus atau trauma lain terhadap sistem saluran kencing
(9) Infeksi saluran kencing dengan gejala-gejala sistemik ( mis :
vomiting, menggigil, panas, nyeri, atau pyuria walaupun sudah terapi
antibiotik selama 3 hari )
3) Radiologi
(1) Bendungan ureter atau pelvis renalis
(2) Baru terdiagnosa tumor atau dirawat inap untuk terapi definitif tumor
yang terdiagnosa sebelumnya
(3) Massa ginjal ( kecuali kista yang asimtomatik )
(4) Obstruksi atau ginjal tidak tampak
4) Lain lain
(1) Chronic renal failure dengan perdarahan ( misal : nasal,
gastrointestinal )
(2) Penyakit ginjal terminal, patient dirawat inap untuk rangkaian awal
dialisis
BAB 3
DOKUMENTASI
Dokumentasi dari hasil Skrining berupa laporan atau catatan medik yang
dibuat oleh dokter penanggung jawab, serta didapatkan bukti dengan hasil
pemeriksaan fisik serta hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa tercatat dalam
catatan rekam medik pasien status rawat inap, rawat jalam dan gawat darurat,
yaitu :
1. Pasien rawat inap
a. RM 1 tentang diagnosa pasien
b. RM 2 tentang anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien yang dikerjakan
oleh dokter
c. RM 3 tentant catatan pelayanan yang diisi oleh dokter, perawat, dan
tenaga kesehatan lainnya
2. RM 6 tentang salinan pemeriksaan penunjang ( hasil laboratorium, hasil
radiologi dan lain lain )
3. Pasien rawat jalan
Status rawat jalan pasien
4. Pasien Instalasi Gawat Darurat
Status rawat jalan pasien
BAB 4
PENUTUP
Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan Skrining Pasien sesuai
prosedur di RS Kusta Sumberglagah. Tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan dalam pembuatan panduan ini, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi.
Tim Penyusun berharap para pihak dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan panduan di kesempatan berikutnya. Semoga
panduan ini berguna bagi Tim Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
Rumah Sakit Panti Nirmala pada khususnya juga untuk para pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Capernito, Lynda Juall (2000),Aplikasi Pada Praktek Klinis. Diagnosa
Keperawatan, Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC
Republik Indonesia (1998). Petunuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan
Rumah Sakit. Jakarta : Direktur Jendral Layanan Medis
Trisnohadi HB.(1996). Kelainan Gangguan Irama Jantung yang Spesifik. Dalam
Sjaifoellah N, Waspadji S, Rachman M, Lesmana LA, Widodo D, Isbagio H.
(Eds.) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
Trisnohadi HB.(2000). Syok kardiogenik. Prosiding Simposium Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Informasi dan Penerbitan
Ilmu Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Wilson,J.M.G.(1968).Principles
and
practice
of
screening
for