jaringan
tubuh,
oleh
karena
itu
diberi
nama
Histamin
sebagai
pengobatan
dalam
bidang
dermatologi,
terutama
dan
hidroklorida,
doksilamin
suksinat,
embramin
maleat,
siproheptadin
hidroklorida,
Difenhidramin
Tripelenamin
Ciproheptadin
Hidroksizin
Klorfeniramin
Prometazin
Rumus bangun
Cetirizine
Fexofenadine
Levocetirizine
B. Antihistamin tipe H-2
Yang termasuk golongan ini adalah :
1. Simetidin
2. Ranitidin
3. Famotidin
4. Nizatidin4
Rumus bangun
Desloratadine
Nizatidine
V.
A.
sebelum
antihistamin dapat
pelepasan
histamin.
Pada
pemberian
awal,
selama reaksi
10
mencapai konsentrasi puncak plasma dalam 1-2 jam, dan dapat bertahan
4-6 jam, dan beberapa obat lainnya dapat bertahan lebih lama.
Antihistamin tipe H1 dimetabolisme oleh sistem enzim sitokrom hepar
P450 (CYP) CYP3S4, dikonjugasi membentuk glukuronida dan hampir
seluruhnya diekskresikan ke urin setelah 24 jam pemberian. 4
Antihistamin tipe H1 generasi I digunakan untuk menghilangkan
pruritus, pengobatan urtikaria akut, urtikaria kronis, angioedema dan
reaksi alergi kulit lainnya temasuk reaksi obat. Apabila salah satu dari
kelompok antihistamin tipe H1 tidak efektif, maka dapat diganti dengan
obat dari kelompok yang lain. Antihistamin tipe H1 digunakan untuk
terapi pruritus pada penderita dermatitis atopik. Efeknya berhubungan
dengan menekan ansietas dan sedasinya. Pruritus yang disebabkan hal
lain, seperti dermatitis kontak alergi dan bentuk lain dermatitis, liken
planus, gigitan nyamuk dan pruritus yang terjadi sekunder karena
penyakit lain atau yang bersifat idiopatik, juga dapat dihilangkan dengan
penggunaan antihistamin tipe H1.4
Kontraindikasi pemberian obat ini adalah pada bayi baru lahir atau
bayi prematur, kehamilan, ibu menyusui, glaukoma sudut sempit, retensi
urin, dan asma. 4
Panduan penggunaan antihistamin tipe H1 wanita hamil terbatas.
Sebagian besar antihistamin tipe H1 pada wanita hamil oleh United States
of Food and Drug Administration (FDA) digolongkan sebagai kategori B
atau C.4
Sifat lipofilik dari antihistamin AH1 klasik menyebabkan distribusi
jaringan yang luas dan dapat melewati sawar darah otak, plasenta dan air
susu ibu, karena itu dapat memberikan efek pada:
1. Sistem saraf pusat
Komplikasi tersering pada orang dewasa adalah depresi SSP, sedasi
dan pusing. Pada anak-anak dan orang tua
dapat terjadi:
11
12
loratadin,
aktivastin,
mizolastin,
ebastin
dan
oksatomid
13
ataupun
penderita
dengan
gangguan
elektrolit
(seperti
14
urtikaria,
erupsi
makulopapular,
eritema
serta
pengelupasan kulit tangan dan kaki. Selain itu juga dilaporkan adanya
reaksi fotoalergi dan alopesia yang diduga berhubungan dengan
penggunaan terfenadin. Dilaporkan juga suatu kasus psoriasis yang
mengalami eksaserbasi selama menggunakan terfenadin.
5. Efek samping lainnya
Dilaporkan adanya sakit kepala, mual, kekeringan pada mukosa mulut dan
beberapa efek antikolinergik lainnya, namun insidensinya sangat rendah.
Karena terbatasnya penelitian pada manusia, penggunaan antihistamin non
sedasi pada wanita hamil dan ibu menyusui sebaiknya dihindari.4
Perpanjangan
interval
QT
dapat
terjadi
pada
penderita
yang
15
2.
3.
B.Difenhidramin
Difenhidramin adalah derivat etanolamin yang sering digunakan dalam
praktek sehari-hari, diabsorbsi dengan baik setelah pemberian per oral. Obat
ini mengalami metabolisme pertama di hati, dan hanya 40%-60% dari dosis
pemberian yang mencapai sirkulasi sistemik, didistribusikan secara luas ke
seluruh tubuh, termasuk sistem saraf pusat. Kadar puncak plasma dicapai
dalam waktu kurang lebih 1-5 jam dan bertahan selama 2 jam. Waktu paruh
bervariasi dari 2,4 sampai 10 jam.4
Difenhidramin tidak dapat diberikan secara subkutan, intradermal atau
perivaskular karena sifatnya yang iritatif dan dapat menyebabkan nekrosis
setempat pada pemberian secara subkutan dan intradermal. Difenhidramin
tidak dapat menembus jaringan kulit yang intak pada pemberian secara
topikal, bahkan dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas.4
Dosis pemberian adalah 25 mg-50 mg per oral, dosis maksimal 300
mg/hari, dengan lama kerja 4-6 jam. Pemberian 100 mg atau lebih dapat
menyebabkan hipertensi dan takikardia.4
Sediaan :
1. Difenhidramin kapsul 25 dan 50 mg
2. Difenhidramin elixir (12,5 mg/5 ml): 120 cc, 480 cc
3. Difenhiramin injeksi (50 mg/ml) : 1 ml ampul
4. Difenhidramin spray : 60 ml4
16
C.Hidroksizin
Hidroksizin merupakan derivat dari piperazin, sering digunakan sebagai
transquilizer, sedatif, antipruritus dan antiemetik. Kadar plasma biasanya
dicapai dalam 2-3 jam setelah pemberian per oral, dengan waktu paruh 6 jam
kemudian diekskresikan ke dalam urin. Hidroksizin merupakan obat pilihan
untuk pengobatan dermatografisme dan urtikaria kolinergik, dapat digunakan
sendirian ataupun kombinasi dengan antihistamin lainnya untuk manajemen
pengobatan urtikaria kronis, urtikaria akut, dermatitis kontak, dermatitis
atopik dan pruritus yang diinduksi oleh histamin. Lama kerja dari obat ini
adalah 6-24 jam dengan dosis pemberian 10 mg sampai 50 mg peroral, setiap
4 jam.4
Sediaan:
1. Hidroksizin tablet 10 mg, 25 mg, 50 mg dan 100 mg
2. Hiroksizin injeksi 25 mg/ml, 50 mg/ml
3. Hidroksizin sirup 10 mg/5ml: 240 ml, 480 ml4
D.Loratadin
Loratadin adalah trisiklik piperidin long acting yang mempunyai aktivitas
yang selektif dengan efek sedatif dan antikolinergik yang minimal pada dosis
yang direkomendasikan, merupakan antihistamin yang mempunyai masa kerja
yang lama. Metabolik utamanya, deskarboetoksi-loratadin, adalah biologikal
aktifnya.4
Loratadin cepat diabsorbsi setelah pemberian dosis 10 mg, sekali sehari
dan mencapai konsentrasi plasma maksimum dalam 1-1,5 jam. Eliminasi
waktu paruhnya sekitar 8-11 jam, diekskresikan melalui urine 40%, feses 42%
dan air susu 0,029%. Loratadin diindikasikan untuk rinitis alergi dan urtikaria
kronik idiopatik pada pasien diatas 6 tahun. Loratadin mempunyai efek
terhadap fungsi dari miokardial potasium channel tetapi tidak menyebabkan
disritmia jantung.4
17
18
Formula
Dosis
Tablet 2,4,8,12 mg
Sirup 2mg/5ml
2x sehari
Umur 6-11th : 2mg setiap 4-6 jam
Tablet 4mg
Sirup 2mg/5ml
Generasi pertama
antihistamin H1
1.
2.
Klorfeniramin
Siproheptadin
19
3.
Difenhidramin
Tablet 25,50 mg
Sirup 12,5mg/5ml
Sirup 50mg/15ml
Sirup 6,25 mg/5ml
Sirup 12,5mg/5ml
4.
Hidroksizin
Tablet
Tripelenamin
mg
Sirup 10mg/5ml
Tablet 25,50,100 mg
5.
Generasi
10,25,59,100
kedua
6.
antihistamin H1
Akrivastin
Tablet 8mg
7.
Azelastin
Tablet 2mg
8.
Setirizin
9.
Desloratadin
Tablet 2,5-5mg
10.
Ebastin
Tablet 10 mg
11.
Feksofenadin
Tablet 30,60,120,180
mg
12.
Levosetirizin
Tablet 5 mg
13.
Loratadin
Tablet 10 mg
Suspensi mg/mL
14.
Mizolastin
Tablet 10 mg
Obat
Formula
Dosis
1.
Simetidin
20
2.
3.
Ranitidin
Famotidin
300 mg
Sirup 15mg/ml
Tablet 10, 20, 40
mg
Sirup 40 mg/5ml
4.
Nizatidin
DAFTAR PUSTAKA
1. Dewoto
Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal: 273-277
2. Putra I B. 2008. Penggunaan Antihistamin pada Anak. Medan:FK USU.
3. Andini A R. 2015. Obat Antihistamin. Palembang: FK Universitas Sriwijaya.
4. Othayamoorthy T M, dkk. 2010. Clinical Science Session Antihistamin.
Bandung: FK Universitas Padjajaran.
5. Gunawijaya F A. 2015. Manfaat Penggunaan Antihistamin Generasi Ketiga.
Jakarta: FK Universitas Trisakti.
6. Aisyah S, Djuanda A. 2010. Urtikaria dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Edisi Keenam. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Hal:173
7. Tersinanda T Y, Rusyati L M S. 2015. Dermatitis Kontak Alergi. Denpasar:
FK Udayana.
8.