Diana m.f
INTOKSIKASI
NARKOTIKA (OPIAT)
Simtomatologi Opiat
Golongan opiat :
Morpin, petidin, heroin, kodein
Golongan sedatif :
Narkotika, barbiturat, benzodiazepin,
meprebamat, etanol
Tanda dan gejala yang sering ditemukan :
koma, depresi napas, miosis, hipotensi,
bradikardi, hipotermi, edema paru, bising usus
menurun, hiporefleksi, kejang (pada kasus berat)
Penatalaksanaan Kasus
Intoksikasi
Keterangan
Penilaian klinis
Anamne
sis
Penatalaksanaan Kasus
Intoksikasi
Pemeriksaan
fisis
OPIAT
Keterangan
Opiat
OPIAT
Keterangan
Mekanis
me
toksisita
s
Jenis reseptor :
Reseptor Mu1 (1) : analgesik, euforia, dan
hipotermia
Mu2 (2) : bradikardi, depresi napas, miosis, euforia,
penurunan kontraksi usus dan ketergantungan fisik
Reseptor Kappa (K) : spinal analgesik, depresi napas
dan miosis, hipotermia
Reseptor Delta () : depresi napas, disporia,
halusinasi, vasomotor stimluasi
Reseptor Gamma () : inhibisi otot, spinal analgesik?
Diagnosi Gejala klinis yang khas (pin point, depresi napas, dan
s
membaik setelah pemberian nalokson)
Kadang ditemukan bekas suntikan yang khas (neddle
track sign)
Pemeriksaan secara kualitatif bahan urin cukup
efektif
Jenis Obat
Dosis
Pengobatan
(mg)
Kodein
0,8
60
Dekstrometorfan
0,5
60 120 /hari
Heroin
0,2
Loperamid (imodium)
0,5
Meperidin (petidin)
Morfin
100
0,2
10
Naloxone (narcan) *
Opium (papaver
somniferum)
0,3
Pentazocaine (talwin)
0,3
Ag
Ag
Ag
+++
Ant
Ag
Ag
Ant
Ag
Ag
Nalokson
+++
Ant
Ant
Ag
Ant
---
Jenis obat
Amfetamin
2 hari
Barbiturat
Benzodiazepin
3 hari
Kokain
2-4 hari
Kodein
2 hari
Heroin
1-2 hari
Metadone
3 hari
Morfin
2-5 hari
OPIAT
Keterangan
Gambar
an klinis
Gejala klinis
Penurunan kesadaran disertai salah satu dari :
Frekuensi pernapasan < 12 kali/menit
Pupil miosis (seringkali pin-point)
Adanya riwayat pemakaian
morfin/heroin/terdapat neddle track sign
Tindakan
Kegawatan : bebsakan jalan napas, berikan
oksigen 100% sesuai kebutuhan, pasang infus
dektrose 5% emergensi atau NaCl 0,9% cairan
koloid bila diperlukan
Pemberian antidotum nalokson :
Tanpa hipoventilasi : dosis awal 0,4 mg iv
Dengan hipoventilasi : dosis awal 1-2 mg iv
Gejala klinis
Bila tidak ada respons dalam 5 menit, diberikan
nalokson 1-2 mg iv hingga timbul respons
perbaikan kesadaran dan hilangnya depresi
pernapasan, dilatasi pupil atau telah mencapai
dosis maksimal 10 mg. Bila tidak ada respon
lapor konsulen tim narkoba
Efek nalokson berkurang 20 40 menit dan pasien
dapat jatuh ke dalam keadaan overdosis kembali
pemantauan ketat tanda tanda penurunan
kesadaran, pernapasan dan perubahan pada pupil
serta tanda vital lainnya selama 24 jam
Pencegahan : drip nalokson 1 ampul dalam 500 cc
D5% atau NaCl 0,9% diberikan dalam 4-6 jam
Simpan sampel urin pemeriksaan opiat urin dan
lakukan foto dada
Gejala klinis
Pertimbangkan pemasangan ETT
(endotracheal tube) bila:
Pernapasan tidak adekuat
Oksigenasi kurang meski ventilasi cukup
Hipoventilasi menetap setelah pemberian
nalokson ke - 2
Pasien dipuasakan untuk menghindari aspirasi
akibat spasme pilorik
Pasien dirawat dan dikonsultasikan ke Tim
Narkoba Bagian Ilmu Penyakit Dalam
NGT untuk mencegah aspirasi
Pengobatan
Nalokson. Antidotum dan intoksikasi opiat. Dosis dewasa :
0,4-2,0 mg, dosis dapat diulangpada kasus berat dengan
pemanduan perbaikan gejala klinik. Dapat
dipertimbangkan nalokson drip bila ada kecurigaan
intoksikasi dengan obat narkotik kerja panjang. Efek
nalokson sekitar 2-3 jam. Bila dalam observasi tidak ada
respon setelah pemakaian total 10 mg diagnosis
intoksikasi opiat perlu dikaji ulang
Edema paru : pemberian nalokson disamping oksigen dan
respirator
Hipotensi : cairan iv yang adekuat, pemberian dopamin
dengan dosis 2-5 mcg/Kg BB/menit dan dapat dititrasi
Pasien jangan dicoba untuk muntah (pada intoksikasi oral)
Kumbah lambung segera setelah intoksikasi dengan
opiat oral, awasi jalan napas dengan baik
Pengobatan
Activated charcoal intoksikaso peroral dengan :
240 ml cairan dengan 30g charcoal 100 gr
Kejang diazepam iv 5-10 mg. Monitor tekanan
darah dan depresi napas indikasi dapat dilakukan
intubasi
INTOKSIKASI BAHAN
KIMIA, OBAT dan
MAKANAN
Diagnosis
Laboratorium toksikologi diagnosis pasti
penyebab keracunan
Membantu penegakan diagnosis:
Autoanamnesis & aloanamnesis
Pemeriksaan fisik dugaan tempat masuknya
racun inhalasi, peroral (dgn bau khas),
absorbi kulit & mukosa, atau parentral
berpengaruh pada efek kecepatan & lama
reaksi keracunan
Status kesadaran GCS
Penemuan klinis lain
Bau racun
Bau
Penyebab
Aseton
Almond
Sinida
Bawang putih
Telur busuk
Warna urin
Warna
Penyebab
Hijau/ biru
Metilin biru
Kuning-merah
Rimfapisin, besi/ fe
Coklat tua
Fenol, kresol
Butiran keputihan
Primidon
Coklat
Mio/ haemoglobinuria
Gambaran klinis
Kemungkinan etiologi
Opioid, inhibitor
kolinesterase(organofosfat, carbamate
insektisida), klonidin, fenotiazin
Benzodiazepin
Sianosis
Hipersalivasi
Gejala ekstrapiramidal
Seizures
Hipertermia
Hipertermia, hipertensi,
takikardi,agitasi
Pemeriksaan Penunjang
Sampel yang harus di kirim: 50ml urin, 10 ml
serum, bahan muntahan, feses
Pemeriksaan:
Radiologi : curiga adanya aspirasi melalui
inhalasi atau adanya perforasi lambung
Laboratorium klinik: analisa gas darah, fungsi
hati, ginjal, sedimen urin, GDS
EKG: sering terdapat sinus takikardi, sinus
bradikardi, takikardi supraventikular, takikardi
ventikular, asistol, disosiasi elektromekanik, dll
Penatalaksanaan
Stabilisasi (ABC)
Dekontaminasi menurunkan paparan terhadap racun,
mengurangi absorbsi, dan mencegah kerusakan:
Dekontaminasi pulmonal
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi kulit
Dekontaminasi GIT
Eliminasi mempercepat pengeluaran racun yang
sedang beredar dalam darah atau dalam saluran GIT
setelah > 4jam
Diuresi paksa
Alkalinisasi urin
Asidifikasi urin
Hemodialisis / peritoneal dialisis
Antidotum
KERACUNAN MAKANAN
Makanan
Makanan mengandung nutrisi yang diperlukan
untuk:
Pertumbuhan badan
Memeluhara dan memperbaiki jaringan tubuh
yang sudah tua atau rusak
Proses yang terjadi dalam tubuh
Berkembang biak
Menghasilkan energi untuk dapat melakukan
aktivitas
Berdasarkan sumber : dari hewan dan tumbuhan
Food intoxication
Keracunan
makanan
Food infection
Eksotoksin
Makanan mengandung
toksin
Makanan tercemar bakteri
patogen
Keracunan
makanan
Enterotoksin
ENTEROTOKSIN
Pencegahan: Makanan di
simpan dalam lemari
pendingin
dan penderita infeksi mata &
kulit sebaiknya jangan
ENTEROTOKSIN
Penanggulangan:
Muntah klorpromazin 25
100mg (IM/rektal)
Keracunan ringan istirahat
sampai muntah berhenti
(jangan di beri apa apa
melalui mulut selama 4 jam)
12-24 jam diberi makanan cair
Jika diare & muntah berat
RS antimuntah & cairan IV
Tindakan umum:
Depresi pernapasan
pernapasan buatan
Gejala Klinis
Timbul dalam 6 jam
(keracunan tidak serius) !!
Mual
Muntah
Diare sakit perut
Kepala pusing
Ataksia
Hiperaktif
Tdk toleran terhadap alkohol
Bradikardi
Miosis
Gejala anti kolinergik dan
kolinergik lainnya
Mual
Muntah
Gastroenteritis
Sakit perut berat
Diare berdarah
Setelah 3-4 hari timbul:
Ikterus
Gejala gagal hati
Komplikasi:
Aritmia jantung
Gagal jantung
Konvulsi
Penanggulangan
Gawat darurat:
Muntahkan (dengan sirup ipeca)
Beri karbon aktif (dlm larutan sorbitol 70%)
mengeluarkan racun yang tidak terabsorbsi
Berikan antidot
Umum:
Kontrol keseimbangan cairan & elektrolit
Pemberian KH jumlah besar melindungi hati
Bila sudah bisa, beri sari buah dan larutan
glukosa melalui mulut
Khusus:
Atasi komplikasi (anuria, konvulsi, demam)
Obat diuretika meningkatkan pengeluaran urin
Perhatikan pernapasan
Keracunan Jengkol
Terjadi kristalisasi asam jengkol di saluran
urin karena terlalu banyak makan, cara
pengolahan yang salah, atau pengaruh makanan
lain
Mekanisme : asam jengkolat bebas melewati
membran glomerulus (as. Jengkolat dalam
ultrafiltrat mudah sekali menghablur kristal)
reabsorpsi sejumlah air oleh bagian menurun dari
ansa henle as. Jengkolat mencapai titik jenuh
mengendap kristal jarum - jarum tajam
Gejala klinis: kolik ureter dan renal, muntah ,
nyeri ketika berkemih,hematuria, oliguria, kadang
kadang anuria dengan bahaya uremia, nafas &
urin bau jengkol.
Pemeriksaan Lab :
Tdpt kristal as jengkolat brp jarum runcing kadang
berkumpul mejadi roset
Diagnosa :
makan jengkol bbrp jam setelahnya timbul gejala
Terapi :
Ringan : banyak minum + Na bikarbonat
Berat : kasih infus Na bikarbonat dalam larutan
glukosa 5% , antibiotika kalau terjadi inf sekunder.
Prognosis : baik, tp bisa meninggal krn GGA
Pencegahan : jng makan biji jengkol
KERACUNAN BAHAN
KIMIA
Keracunan senyawa
hidrokarbon
Keracunan senyawa hidrokarbon
mengandung halogen
Keracunan senyawa
nitrogen
Keracunan alkohol dan
glikol
Keracunan bahan kimia
lain
Disebabkan :
Karbon monoksida
Gas klor
Gas amoniak
Karbon dioksida
Hidrogen sianida
Hidrogen sulfida dan
karbon disulfida
Sulfur oksida
Gas metan
Gas butan propan
Gas nitrogen
Nitrogen dioksida
Gas ozon
Fosgen
Formaldehid
Hidrogen fluorida
Osmium tetroksida
Vanadium pentoksida
Mangan
Kadmium oksida
Kromat
Seng klorida
Merkuri
Karbon Monoksida
Keterangan
Karbon
monoksi
da
Keracun
an
Melalui inhalasi
Batas paparan < 1000 ppm
Gejala
Dispnea
Sait kepala, badan lemah, penglihatan kabur, mual,
muntah, selaput lendir berwarna merah, kecepatan
napas, dan pulsa meningkat, konvulsi, koma
selanjutnya syok, depresi napas, aritmia, dan
kematian
> 1000 ppm : tidak sadar, gagal pernapasan, dan
kematian jika dihirup > 1 jam
Komplik
asi
Pencega
han
Karbon Monoksida
Keterangan
Tindakan
gawat
darurat
Antidot
Oksigen
Tindakan
umum
Gas Klor
Keterangan
Gas klor
Keracun
an
Gejala
Tindaka
n
Gas Amoniak
Keterangan
Gas
amoniak
Keracunan
Gejala
Tindakan
gawat
darurat
Masalah
khusus
Karbon Dioksida
Keterangan
Gejala
Tindakan
Hidrogen Sianida
Keterangan
Keracunan
Gejala
klinis
Tindakan
gawat
darurat
Antidot
Disebabkan :
Timbal
Arsen
Merkuri
Antimoni
Kadmium
Mangan
Krom
Seng
Nikel
Fosfor
Timbal
Keterangan
Timbal
Keracun
an
Gejala
Tindaka
n
Antidot
Arsen
Keterangan
Mekanis
me
Keracun
an
Gejala
Arsen
Keterangan
Terapi
Disebabkan :
Senyawa asam dan yang bersifat
asam
Senyawa alkali dan fosfat
Amoniak dan amonium
hidroksida
Nitrogen oksida
Sulfur oksida
Fluor
Hidrogen fluorida dan
turunannya
Dimetil - dan dietilsulfat
Oksidan yang terdapat di
atmosfer
ZAT KOROSIF
Zat korosif ada yang bersifat asam, basa, fenol
dan halogen bebas
Asam: asam sulfat (accu), klorida, nitrat,
florida, fosfat, format, asetat, laktat,
trikloroasetat
Basa: kalium hidroksida, natrium hidroksida,
amonia
Halogen bebas: klorin, yodium, bromin
Fenol: lisol, karbol
Golongan Asam
Menyebabkan kematian 28% dengan striktura 16%
Menimbulkan kerusakan jaringan dengan keluhan yang
hebat
Bila terminum akan menimbulkan nekrosis koagulatif
permukaan epitel lambung (paling banyak) sedangkan
esofagus hanya dipengaruhi bagian superfisialnya saja.
Dosis letal : asam sulfat 95%, asam nitrat 65%, klorida
36%
disebabkan karena komplikasi berupa renjatan, asfiksia
karena edema glotis dan faring, perforasi lambung,
intercurrent infections
Golongan Basa
Kerusakan lebih hebat pada esofagus
Letaknya setinggi C6, Th4,5 dan Th10 karena di tempat itu
terdapat penyempitan esofagus
Gejala
Disfagia
Korosif di mulut, tenggorokan, esofagus
Ada hubungan pestisida yang beredar setiap tahun
dan keracunan yang terjadi
Kolaps vaskuler menimbulkan renjatan
Ulcerasi jar yang terkena, dapat menimbulkan
perforasi di esofagus, lambung, mediastinitis,
peritonitis
Edema glotis yang menyebabkan asfiksia
Striktur dan stenosis esofagus, lambung dan pilorus
Aspirasi pneumonia, hemoptisis dpt terjadi bila
(misalnya) menghisap uap asam fluorida
(kematian) terjadi karena perforasi lambung
yang tidak segera ditolong
Terapi
Untuk renjatan infus RL, albumin atau darah
Berikan morfin, bila kesakitan
Operasi bila ada obstruksi pernapasan, perforasi dan
striktur
Alimentasi parenteral (pemberian makanan perintravena), biasanya 1 minggu sampai diperkirakan
mukosa sudah sembuh
Hindari tindakan bilas lambung atau perangsangan
muntah untuk mencegah aspirasi paru
Antibiotika dan kortikosteroid untuk mencegah
striktura
Bila mengenai kulit, cuci dengan air dan sabun, bila
kena mata cuci dengan air bersih 5 10 (bila zat
bersifat asam) atau 10 15 (bila zat bersifat basa,
krn perlekatan lebih banyak terjadi)
Example
Risk of
pneumona
Risk of
sistemikToxicity
High viscosity
Low viscosity
Non toxic
-Vaselin
-Motor oil
-Furniture polish
-Mineral seal oil
-kerosene
-Lighter flow
-terpentin
-Pure oil
Low
Low
High
Low
High
variable
-comphor
-phenol
Callorinusid
insectisida
Aromatik
hidrokarbon,
(benzene,
topluen, ethane)
High
High
Low viscosity
Unknow
systemic
toxicity
Low viscosity
know systemic
toxicity
Treatment
-Observasi Pneumoni
-Do not use emersi
-Observasi Pneumoni
-Do not use emersi if
less than 1-2 ml/ kg non
sistemik
-Performe lavage
-give laxative charcort
Disebabkan :
Karbon tetraklorida
Metil yodida, metil bromida, dan metil klorida
Trikloroetilen
Tetrokloroetilen
Diklorometan
Tetrakloroetan
Etilen diklorida
Etilen klorohidrin
Turunan Naftalen dan Bifenil
Fosgen
Fluorokarbon
Gas air mata
Disebabkan :
Anilin dan turunannya, toluidin, dan Nitrobenzen
Trinitrotoluen dan Trinitrobenzen
Disebabkan :
Metanol
Etanol
Isopropanol
Glikol
Disebabkan :
Senyawa sianida dan senyawa lainnya
Senyawa sulfida dan lain lain
Asetildehid, metaldehid, dan paraldehid
Formalin dan paraformaldehid
Tri-O- Kresil fosfat
Senyawa bromat
Senyawa kimia rumah tangga
KERACUNAN
INSEKTISIDA
Organofosfat
Golongan organofosfat : Malathion dan
parathion
Gejala
Keracunan golongan organofosfat akibat
penghambatan enzim kolinesterase
Menimbulkan gejala kolinergik berlebihan
seperti mual, muntah, diare, lemah,
gangguan penglihatan, sesak,
bronkokonstriksi, hipersekresi ludah,
hiperhidrosis
Gejala Lain
Miosis, kelumpuhan otot rangka, bradikardia,
ataksia, bingung, kejang, paralisis
pernapasan, koma dan akhirnya meninggal
Organofosfat
Pengobatan
Hindari muntah/ cuci lambung (bila pelarutnya
minyak tanah)
Bila pelarutnya air boleh rangsang muntah/
cuci lambung
Napas buatan, bebaskan jalan napas
Pada kulit/ mukosa, bersihkan dengan air
Atropin sulfat 0,04 mg/ kgBB i.v (diberi 8 ampul)
1 ampul = mg SA
Diberi sampai timbul gejala atropinisisasi (muka
merah, mulut kering, takikardi, midriasis) dan
boleh diulang (ampe timbul gejala tadi)
Therapy simptomatik, suportif
Organoklorin
Golongan organoklorin : Endrin, DDT (golongan ini
jarang dipakai)
Tanda dan gejala : Kejang, tremor, kesadaran
menurun , fibrilasi, ventrikel
Pengobatan
Muntah/ cuci lambung, bila pelarut bukan
minyak tanah
Bebaskan jalan napas
Napas buatan
Untuk kejang diazepam 0.25 0.5 mg/ kgBB
i.v (boleh diulang) atau fenobarbital 50 75 mg
i.m
Simtomatik, suportif
Golongan karbamat : Baygon