Anda di halaman 1dari 17

APA ITU HIDROLISIS?

14 APRIL 2014 CHRISTIAN261291 3 KOMENTAR

9 VOTES

Editors Note: Artikel ini merupakan penjelasan lebih lanjut dari artikel
sejenis yang lebih sederhana tentang hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ionion garam dengan air. Dalam penguraian garam dapat terjadi beberapa
kemungkinan :
1.
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga
menyebabkan [H+] dalam air bertambah mengakibatkan [H+] > [OH] dan
larutan bersifat asam
2.
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion OH, sehingga
menyebabkan [H+] < [OH] dan larutan bersifat basa
3.
Ion garam tidak dengan air sehingga [H+] dalam air akan tetap sama
dengan [OH] dan air akan tetap netral (pH=7)

Ditinjau dari asam dan basa pembentuknya, ada 4


macam jenis garam, yaitu :

Garam asam lemah dan basa kuat

Garam akan terbentuk dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam
air akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah yang akan
bereaksi dengan air menghasilkan OH yang menyebabkan larutan bersifat
basa.
Contoh :
CH3COONa(aq) CH3COO(aq)+Na+(aq)
CH3COO(aq)+H2O CH3COOH(aq)+OH(aq)
Dari reaksi di atas, hanya ion CH3COO yang mengalami hidrolisis sedang
Na+ tidak bereaksi dengan air sebab NaOH yang terjadi akan segera

terionisasi menghasilkan Na+ kembali. Jadi garam yang berasal dari asam
lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat basa.

Garam asam kuat dan basa lemah


Garam akan terbentuk dari asam kuat dan basa lemah jika dilarutkan dalam
air akan menghasilkan kation yang berasal dari basa lemah yang akan
bereaksi dengan air menghasilkan H+ yang menyebabkan larutan bersifat
asam.
Contoh :
NH4Cl(aq) NH4+(aq) + Cl
NH4+(aq) + H2O(l) NH4OH(aq) + H+(aq)
Dari reaksi di atas, hanya ion NH4+ yang mengalami hidrolisis sedang Cl tidak
bereaksi dengan air sebab HCl yang terjadi akan segera terionisasi
menghasilkan Cl kembali. Jadi garam yang berasal dari asam kuat dan basa
lemah akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat asam.

Garam asam lemah dan basa lemah


Garam akan terbentuk dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutkan
dalam air, maka keduanya akan bereaksi dengan air.
Contoh :
NH4CN(aq) NH4+(aq) + CN
NH4+(aq) +H2O(l) NH4OH(aq) + H+(aq)
CN(aq) + H2O HCN(aq) + OH
Oleh karena reaksi kedua ion garam tersebut masing-masing menghasilkan
ion H+ dan OH, maka sifat garam ditentukan oleh harga Ka dan K b yang
terbentuk. Jadi, garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah akan
terhidrolisis total dan sifat larutan ditentukan oleh harga Ka dan Kb masingmasing.
Jika Ka = Kb, bersifat netral
Jika Ka > Kb, bersifat asam (pH<7)
Jika Ka < Kb, bersifat basa (pH>7)

Garam asam kuat dan basa kuat


Garam akan terbentuk dari asam kuat dan basa kuat jika dilarutkan dalam
air keduanya tidak dapat bereaksi.

Contoh :
NaCl(aq) Na+(aq) + Cl(aq)
Ion Na+ dan Cl di dalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air, sebab
ion Na+ akan menghasilkan NaOH yang akan terionisasi kembali menjadi
Na+, demikian pula ion Cl akan menghasilkan HCl yang dapat terionisasi
kembali menjadi Cl. Jadi, garam yang berasal dari asam kuat dan basa tidak
akan melakukan reaksi hidrolisis, sehingga menjadi larutan yang bersifat
netral.

Harga pH larutan garam

Untuk garam yang terhidrolisis sebagian


1. Garam asam lemah dan basa kuat
Sifat larutan : Basa
Harga pH > 7
Rumus :

Dimana :
Kw = tetapan ionisasi air (10-14)
Ka = tetapan ionisasi asam
[G] = konsentrasi ion garam yang terhidrolisis
Kh = tetapan kesetimbangan hidrolisis

2. Garam asam kuat dan basa lemah


Sifat larutan : asam
Harga pH < 7
Rumus :

Di mana :
Kw = tetapan ionisasi air (10-14)
Kb = tetapan ionisasi basa
[G+] = konsentrasi ion garam yang terhidrolisis
Kh = tetapan kesetimbangan hidrolisis

Untuk hidrolisis sempurna (total)


pH Hidrolisis total ditentukan oleh harga Ka larutan (kekuatan asam) dan
harga Kb (kekuatan basa), tidak ditentukan oleh konsentrasi garam.

Garam asam lemah dan basa lemah


Jika Ka = Kb, maka pH = 7 (bersifat netral)
Jika Ka > Kb, maka pH < 7 (bersifat asam)
Jika Ka < Kb, maka pH > 7 (bersifat basa)
Sumber : Kimia SMA kelas XI
BAGIKAN INI:

3Klik

6Bagikan

Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)

Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)

Klik untuk mengirim email pada teman(Membuka di jendela yang baru)

Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)

untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)3


pada Facebook(Membuka di jendela yang baru) 6

1Klik

Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)

Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru)

Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru)

untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)1

TERKAIT

Hidrolisis Garam
dalam "Materi Pelajaran"

Buffer: Larutan Penyangga


dalam "Materi Pelajaran"

Rangkuman Materi Larutan


dalam "Materi Pelajaran"

REAKSI HIDROLISIS
I.

PENGERTIAN
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun
demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis
komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam
lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah.
Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya.
Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi
dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang
berarti air dan lisis yang berarti peruraian).
Hidrolisis adalah reaksi
kimia yang
memecah molekul air (H2O)
+

menjadikation hidrogen (H ) dan anion hidroksida (OH ) melalui suatu proses kimia. Proses ini
biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui polimerisasi
tumbuh bertahap (step-growth polimerization).
Hidrolosis berbeda dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak terpecah menjadi
dua senyawa baru.
Hidrolisis merupakan reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air.
Pada penguraian garam ini, dapat terjadi beberapa kemungkinan, yaitu :
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H

Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga menyebabkan [H+]
dalaMm air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-], maka larutan bersifat asam.

Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air akan tetap sama
dengan [OH-], maka air akan tetap netral (pH = 7).

Ion garam dianggap bereaksi dengan air, bila ion tersebut dalam reaksinya menghasilkan
asam lemah atau basa lemah, sebab bila menghasilkan asam atau basa kuat maka hasil reaksinya
akan segera terionisasi sempurna dan kembali menjadi ion-ionnya. Jika ditinjau dari asam dan
basa pembentuknya ada empat jenis garam yang dikenal, yaitu ;
1. Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat
2. Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah
3. Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa lemah
4. Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal
dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini
sama dengan 7.
Contoh
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya.
KOH terionisasi menjadi H + dan Cl - . Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya
dapat ditulis sebagai berikut.
KCl (aq) K + (aq) + Cl - (aq)
K + (aq) + H 2 O (l)
Cl - (aq) + H 2 O (l)
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial)
dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini
bersifat asam, pH <7.
Contoh
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa
lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl -sedangkan NH 3 dalam
larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 +dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam
kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 + berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l)
NH 4 + (aq) + H 2 O (l) NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 + ) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini
menghasilkan ion oksonium (H 3 O + ) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis:
BH + + H 2 O B + H 3 O +
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat

Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air.
Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa
(pH > 7).
Contoh
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH.
CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + . Anion
CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari
basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l)
CH 3 COO - (aq) + H 2 O (l) CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO - ) merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini
menghasilkan ion OH - yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O HA + OH 4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna)
dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat
bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation
terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH 4 CN.
HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN -sedangkan NH 3 dalam air
terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH 4 + dapat
terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) NH 4 + (aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2 O NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e) HCN (aq) + OH - (aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb)
Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan
larutan bersifat basa.
jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak
dalam larutan bersifat asam.
Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.
Tetapan kesetimbangan dari reaksi hidrolisis disebut tetapan hidrolisis dan dilambangkan
dengan K h.
Kh =
Kw
Ka atau Kb

II. SENYAWA OBAT


Hidrolisis badan obat bisa menjadi faktor utama dalam ketidakstabilan solusi. Aspirin,
misalnya, mengalami hidrolisis dengan produk degradasi yang dihasilkan menjadi asam salisilat
dan asam asetat. Tingkat reaksi ini dikatakan urutan kedua, karena tidak hanya tergantung pada
konsentrasi aspirin, tetapi pada pH larutan (misalnya konsentrasi ion hidronium pada nilai pH
larutan kurang dari sekitar 2,5 atau konsentrasi ion hidroksil pada pH larutan nilai lebih besar
dari sekitar 7,0). Pada pH = 7,5, istilah tarif hidrolisis aspirin dapat ditulis:
mana,
[A] = konsentrasi aspirin
[OH -] = konsentrasi ion hidroksil
K = laju urutan kedua konstan
t = waktu
Jika solusinya adalah buffer sehingga konsentrasi ion hidroksil dasarnya tetap konstan,
tingkat ekspresi mungkin ditulis ulang sebagai:
dimana,
C = konsentrasi ion hidroksil berubah
Sejak dua konstanta selalu dapat dikombinasikan menjadi satu konstan, ekspresi di atas adalah
sama dengan:
dimana,
K app = KC
Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa penurunan aspirin dalam larutan buffer pada
pH = 7,5 akan mengikuti kinetika orde pertama, yaitu reaksi akan tampak reaksi orde satu,
tergantung hanya pada konsentrasi dari satu reaktan yaitu aspirin.
Bentuk terpadu dari tingkat ekspresi urutan pertama adalah:

dimana,
A t = jumlah obat yang tersisa pada waktu = t
A o = jumlah obat awalnya hadir
K app = urutan tingkat pertama terlihat konstan
t = waktu sampling

Persamaan ini adalah dalam bentuk:

y = mx + b
dimana,
m = kemiringan garis
b = titik potong y
Untuk hidrolisis aspirin dalam larutan buffer (pH = 7,5), a-log plot semikonsentrasi sisa
aspirin terhadap waktu harus menghasilkan sebuah garis lurus dengan kemiringan negatif
sebesar-K app.
Yang pertama tingkat pesanan ditentukan secara eksperimental konstan (K app) dapat
terkait dengan urutan tingkat kedua benar konstan dengan ekspresi:
K app = K[OH - ] K app = K [OH -]
Urutan pseudo degradasi pertama aspirin dalam larutan buffer pada pH = 7,5 dapat diikuti
dengan mengukur peningkatan konsentrasi asam salisilat spektrofotometri.
Satu mol asam salisilat diproduksi ketika salah satu mol aspirin merendahkan, maka,
dengan menggunakan rasio berat molekul aspirin untuk asam salisilat, kita dapat menentukan
berat aspirin terdegradasi untuk setiap mg asam salisilat yang dihasilkan.
Dengan demikian, setiap miligram asam salisilat ini merupakan penurunan 1,304 miligram
aspirin. Karena jumlah ini adalah aspirin awalnya dikenal dan karena jumlah aspirin yang
terdegradasi dapat ditentukan, jumlah sisa aspirin dapat dihitung.
III. MEKANISME REAKSI HIDROLISIS
Reaksi Hidrolisis terjadi ketika suatu asam bertemu dengan basa yang akan menghasilkan
garam dan air yang merubah pH dari campuran tersebut. Dalam reaksi hidrolisis, terjadi
penarikan H+ dan OH- dari senyawa asam dan basa. H+ dan OH- berikatan menjadi air.
Sedangkan pembentuk senyawa asam dan basa yang lain bersatu membentuk dari garam
campuran asam basa tersebut. Garam tersebut dapat bersifat asam atau basa atau netral
tergantung dari sifat sifat para campurannya apakan asam kuat, asam lemah, basa kuat, basa
lemah.
Contohnya Ketengikan disebabkan oleh adanya perubahan yang terjadi dari reaksi dengan
oksigen di udara-sehingga disebut ketengikan oksidatif. Off flavour dihasilkan oleh reaksi
hidrolisis yang dikatalis oleh enzim-sehingga disebut ketengikan hidrolisis. Reaksi hidrolisis dan
efek absorpsi dapat dikurangi dengan penyimpanan dingin, transportasi yang baik, pengemasan
yang hati-hati dan sterilisasi sementara ketengikan oksidatif tidak dapat dikurangi dengan
merendahkan temperatur ruang penyimpanan.

Pada reaksi hidrolisis akan dihasilkan gliserida dan asam lemak bebas dengan rantai pendek
(C4 - C12). Akibat yang ditimbulkan dari reaksi ini adalah terjadinya perubahan bau dan rasa
dari minyak atau lemak, yaitu timbulnya rasa tengik (Djatmiko dan Pandjiwidjaja, 1984).
Ketengikan oksidasi yang umum dijumpai yaitu reaksi oksidasi pada ikatan rangkap dari asam
lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh mempunyai ikatan rangkap yang mempengaruhi
reaksi ini menyebabkan lemak menjadi keras dan kental. Peroksida merupakan hasil antara yang
biasanya dipakai sebagai ukuran tingkat ketengikan (Kaced, et al., 1984). Ketengikan oksidatif
merupakan reaksi autocatalytic dimana laju reaksi meningkat sejalan dengan meningkatnya
waktu penyimpanan. Hal ini disebabkan karena adanya hasil oksidasi awal yang dapat
mempercepat reaksi oksidasi selanjutnya, dan reaksi ini dikenal sebagai reaksi berantai (Schultz,
et.al., 1962).
Ketengikan hirdrolisis disebabkan oleh hidrolisis trigliserida, adanya uap air dan
pembebasan asam lemak bebas. Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi
asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis mengakibatkan kerusakan lemak dan
minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses
ketengikan. Hal ini disebabkan oleh proses otooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam
minyak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi
seperti cahaya, panas, peroksida lemak atau hidroperoksida, logam-logam berat, dan enzimenzim lipoksidase.
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan lemak atau
minyak . terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.
Reaksi oksidasi lemak akan berlangsung dalam tiga tahap. Pada tahap permulaan terjadi reaksi
pembentukan radikal lemak bebas dan pemisahan hidrogen dari lemak yang tidak jenuh.
IV. MANFAAT REAKSI HIDROLISIS
Reaksi hidrolisis digunakan untuk menetralkan suatu campuran asam dan basa yang
menghasilkan air dan garam. Salah satu hasil dari reaksi hidrolisis yaitu terbentuknya garam
yang biasa dijumpai di dapur (NaCl) yang merupakan produk dari reaksi asam basa
HCl (aq) + NaOH (aq)
NaCl (aq) + H2O (l)
Reaksi hidrolisis digunakan untuk merubah pH suatu larutan.
Garam yang menghasilkan larutan basa, dihasilkan dari suatu reaksi antara asam lemah dan basa
kuat.
Garam yang menghasilkan larutan asam dihasilkan dari suatu reaksi antara asam kuat dan basa
lemah.
Selain mengahsilkan garam, reaksi hidrolisis dapat digunakan dalam bidang pertanian. Agar
tanaman tumbuh dengan baik, maka pH tanaman harus dijagam pH tanah di daerah pertanian
harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Oleh karena itu diperlukan pupuk yang dapat menjaga

pH tanah agar tidak terlalu asam atau basa. Biasanya para petani menggunakan pelet padat
(NH 4 ) 2 SO 4 untuk menurunkan pH tanah. Garam (NH 4 ) 2 SO 4 bersifat asam, ion NH 4 + akan
terhidrolisis dalam tanah membentuk NH 3 dan H + yang bersifat asam.
Hidrolisis pun dapat digunakan dalm proses pembuatan suatu larutan yang digunakan dalam
rumah tangga. Kita sering memakai bayclin atau sunklin untuk memutihkan pakaian kita. Produk
ini mengandung kira-kira 5 % NaOCl yang sangat reaktif sehingga dapat menghancurkan
pewarna, sehingga pakaian menjadi putih kembali. Garam ini terbentuk dari asam lemah HOCl
dengan basa kuat NaOH. Ion OCl - terhidrolisis menjadi HOCl dan OH -, sehingga garam NaOCl
bersifat basa.

Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi kation hidrogen (H+)
dan anion hidroksida (OH) melalui suatu proses kimia. Proses ini biasanya digunakan untuk
memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth
polimerization). Kata "hidrolisis" berasal dari bahasa Yunani hydro "air" + lysis "pemisahan".
Hidrolisis berbeda dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak terpecah menjadi dua senyawa baru.
Biasa nya hidrolisis terjadi saat proses pencernaan karbohidrat

Jenis[sunting | sunting sumber]


Biasanya hidrolisis merupakan proses kimia yaitu penambahan satu molekul air ke zat kimia.
Kadang-kadang penambahan ini menyebabkan zat kimia dan molekul air berpisah menjadi dua
bagian. Pada reaksi semacam ini, satu pecahan dari molekul target (atau molekul induk) mendapat
sebuah ion hidrogen.

Garam

Ester dan amida

ATP

Polisakarida

Ion logam dalam air

Pengertian Hidrolisis dan Penggunaannya

Oleh : Budi yanto diperbaharui: 10 September, 2015

Hidrolisis adalah jenis reaksi kimia yang terjadi antara air dan senyawa
lain. Selama reaksi, ikatan kimia akan rusak di kedua molekul,
menyebabkan mereka menjadi pecah. Molekul air terpecah untuk
membentuk ion hidrogen bermuatan positif (H +) dan hidroksida
bermuatan negatif (OH-), dan molekul lainnya terbagi menjadi dua
bagian sederhana, juga dengan muatan positif dan negatif. Ion H +
dan OH- melekat pada masing-masing bagian ini. Reaksi ini terjadi
ketika beberapa senyawa ionik, misalnya, asam tertentu, basa, dan
garam, larut dalam air; mereka terlibat dalam proses yang sangat
penting untuk kehidupan; mereka digunakan dalam beberapa proses
industri yang penting, seperti pembuatan sabun; dan mereka
memainkan peranan penting pada pelapukan batuan.

Hidrolisis adalah reaksi antara molekul air dan senyawa kimia lainnya.

Senyawa ionik
Senyawa ion dapat asam, basa atau garam, yang merupakan senyawa
yang dihasilkan dari reaksi asam dan basa. Mereka terdiri dari kation
bermuatan positif dan anion bermuatan negatif. Ketika mereka
dilarutkan dalam air, mereka akan terpecah menjadi kation dan anion.

Anion asam lemah, dan kation basa lemah, akan bereaksi dengan air
sampai batas tertentu, sehingga terjadi hidrolisis.
Dimana garam adalah produk dari asam kuat dan basa lemah, kation
basa akan terhidrolisis dalam air. Sebagai contoh, amonium klorida
(NH4Cl) adalah garam basa lemah amonia (NH3) dan asam kuat
klorida (HCl). Ketika dilarutkan dalam air, masing-masing terbagi
menjadi kation dan anion NH4 + dan Cl. Kation, bagaimanapun, akan
bereaksi dengan air sampai batas tertentu dengan kehilangan ion
hidrogen:
Karena reaksi ini menghasilkan ion hidronium (H3O +), larutan yang
dihasilkan bersifat asam. Dimana garam adalah produk dari basa kuat
dan asam lemah, anion asam akan bereaksi dengan air dengan
menerima ion hidrogen (H +), meninggalkan ion hidroksida (OH), yang
memberikan larutan alkali. Garam dari asam kuat dan basa kuat tidak
akan menghidrolisis karena anion asam dan kation basa tidak bereaksi
dengan air.

KeHidupan
Advertisement

Banyak proses yang penting dalam kehidupan melibatkan hidrolisis.


Contohnya adalah pelepasan energi oleh adenosin trifosfat molekul
(ATP). Sel menggunakan senyawa ini untuk menyimpan energi, yang
kemudian dapat dilepaskan ketika dibutuhkan. Molekul ini memiliki
gugus tiga fosfat (PO4), tetapi bisa kehilangan salah satu dari gugusgugus ini dengan bereaksi dengan air. Reaksi ini sebenarnya akan
menggunakan sejumlah kecil energi, tapi jauh lebih besar dilepaskan
oleh reaksi berikutnya dari gugus fosfat bebas.
Hidrolisis juga memainkan peran penting dalam pemecahan makanan
menjadi nutrisi yang mudah diserap. Sebagian besar senyawa organik
dalam makanan tidak mudah bereaksi dengan air, dan biasanya katalis

diperlukan untuk memungkinkan proses ini berlangsung. Katalis


organik yang membantu dengan reaksi dalam organisme hidup dikenal
sebagai enzim. Di dalam tubuh, enzim seperti lipase, dan protease
karbohidrase mengkatalisis reaksi dengan lemak, karbohidrat dan
protein dengan air.
Salah satu contoh dari hidrolisis pemecahan pati, yang dikatalisasi oleh
enzim amilase. Pati dipecah menjadi molekul yang lebih kecil, yang
terdiri dari gula yang dikenal sebagai maltosa. Maltosa kemudian
selanjutnya dapat dipecah menjadi molekul glukosa, di bawah
pengaruh enzim maltase. Dalam setiap kasus, air mengambil bagian
dalam proses, itu sendiri membelah dan menambahkan gugus hidroksil
dan ion hidrogen ke molekul yang baru terbentuk pada setiap sisi
ikatan yang rusak.

Industri
Banyak prosedur industri membutuhkan berbagai zat yang akan
dihidrolisis untuk menciptakan produk yang bermanfaat. Seringkali,
bahan baku untuk proses ini tidak mudah bereaksi dengan molekul air,
sehingga reaksi yang dibantu oleh berbagai cara, seperti tekanan
tinggi, suhu tinggi dan katalis. Laboratorium hidrolisis biasanya
memerlukan penggunaan katalis, yang biasanya asam kuat atau alkali.

Hidrolisis digunakan dalam produksi sabun

Hidrolisis telah digunakan untuk waktu yang lama dalam produksi


sabun. Selama proses ini, yang dikenal sebagai saponifikasi, lemak
dihidrolisis dalam reaksi dengan air dan alkali kuat, natrium hidroksida.
Reaksi menghasilkan garam asam lemak, umumnya dikenal sebagai
sabun. Saponifikasi kadang-kadang terjadi dalam lukisan minyak tua
ketika asam lemak dalam cat minyak bereaksi dengan logam dalam
pigmen cat. Hal ini dapat menyebabkan endapan putih dan benjolan
yang berkembang pada permukaan lukisan, meskipun tidak diketahui
mengapa hanya terjadi pada beberapa karya seni.

Pelapukan
Hidrolisis adalah proses penting dalam pelapukan batuan. Berbagai
mineral silikat, seperti feldspar, mengalami reaksi hidrolisis lambat
dengan air, membentuk tanah liat dan lumpur, bersama dengan
senyawa larut. Proses ini penting dalam pembentukan tanah, dan
membuat mineral penting tersedia bagi tanaman.

Anda mungkin juga menyukai