Anda di halaman 1dari 14

Laporan

Antara

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan sudah seharusnya mempunyai manfaat terhadap
perwujudan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat sejahtera akan
terwujud bilamana didukung oleh kondisi lingkungan yang baik.
Oleh karena itu dalam pembangunan harus juga memperhatikan
kelestarian

lingkungan.

Pembangunan

lingkungan yang serasi akan


mempunyai

manfaat

berkesinambungan
kehiduapan

yang
dalam

masyarakat.

Manfaat yang demikian harus


dapat dinikmati secara terus
menerus dan berkelanjutan.
Oleh

karena

itu

penting

kiranya untuk melaksanakan

yang

dilakukan

dalam

KLHS
bertujuan
untuk
menghasilkan KRP pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup. Pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan adalah upaya sadar dan
terencana,
yang
memadukan
lingkungan hidup, termasuk sumber
daya,
ke
dalam
proses
pembangunan
untuk
menjamin
kemampuan, kesejahteraan dan
mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan

pembangunan yang berdasar pada asas berkelanjutan.

Sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang


Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa tujuan
penataan ruang adalah agar terciptanya suatu tatanan ruang
wilayah yang memberikan jaminan bagi masyarakat untuk dpaat
menjalankan aktifitas hidupnya ataupun mengaktualisasikan nilainilai sosial budaya dengan perasaan aman dalam lingkungan yang
nyaman

dengan

kinerja

ruang

yang

efektif,

produktif

dan

berkualitas sehingga dapat menjamin keberlanjutan kehidupan


untuk masa mendatang. Secara lebih tegas tujuan penataan ruang
dalam Undang-Undang Penataan Ruang No.26 Tahun 2007 adalah :

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

I-1

Laporan

Antara

1. Aman : artinya masyarakat dapat menjalankan aktivitas


kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai ancaman.
2. Nyaman : artinya memberi kesempatan yang luas bagi
masyarakat untuk mengartikulasikan nilai-nilai sosial budaya
dan fungsinya sebagai manusia dalam suasana yang tenang
dan damai.
3. Produktif : artinya proses produksi dan distribusi berjalan
secara efisien sehingga mamapu memberikan nilai tambah
ekonomi

untuk

kesejahteraan

masyarakat

sekaligus

meningkatkan daya saing.


4. Berkelanjutan

artinya

kualitas

lingkungan

fisik

dapat

dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk


kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang
akan datang.
Sebagaimana yang telah disebutkan pada tujuan diatas, maka
tujuan penataan ruang wilayah kabupaten memiliki fungsi sebagai
berikut:
1. Sebagai dasar untuk memformulasikan

kebijakan dan

strategi penataan ruang wilayah kabupaten.


2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama
dalam RTRW kabupaten.
3. Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
Dengan
wilayah

demikian bahwa

baru,

berwawasan

setiap

harus

dilakukan

lingkungan

serta

pembangunan kabupaten

secara
mampu

berkelanjutan
mendukung

dan

seluruh

kehidupan didalamnya sehingga dapat dimanfaatkan oleh generasi


sekarang maupun generasi yang akan datang. Sejalan dengan hal
tersebut,

setiap

pembangunan

Kebijakan,

perlu

Rencana

dilaksanakan

dan

Program

dengan

(KRP)

memperhatikan

keserasian pencapaian sasaran pembangunan sektoral, regional,


dan lingkungan hidup yang bersifat jangka panjang. Pembangunan
yang dapat mengakibatkan perubahan lingkungan hidup perlu
dikendalikan

dan

dipertanggungjawabkan

secara

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

seksama,
I-2

Laporan

Antara

sehingga perlindungan terhadap lingkungan hidup dapat terjamin


untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Berbagai faktor yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan
menjadi pemicu yang kompleks dan saling terkait bagi terjadinya
penurunan kualitas lingkungan, yang meliputi faktor demografis,
etika, sosial, ekonomi, budaya, hingga faktor institusi dan politik,
sementara pertimbangan lingkungan tidak diintegrasikan dalam
proses pengambilan keputusan pada tahap formulasi kebijakan,
rencana,

dan

program-program

pembangunan,

sehingga

lingkungan sebagai faktor yang diabaikan mengalami kemerosotan


kualitas dan kuantitas dengan skala yang semakin membesar.
Perkembangan wilayah yang sedemikian pesat menuntut upaya
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pembangunan dari
segala sektor yang ada secara sinergis, berkesinambungan dan pro
lingkungan. Perencanaan tata ruang wilayah yang berlandaskan
pada daya dukung lingkungan akan menjaga tekanan-tekanan
eksternal

maupun

perkembangan

internal

Kabupaten

yang

Konawe

mempengaruhi
Kepulauan

ke

terhadap
arah

yang

semakin terkendali.
Kabupaten Konawe Kepulauan merupakan salah satu daerah
otonomi baru yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor
13

Tahun

Kepulauan

2013
di

tentang

Provinsi

Pembentukan

Sulawesi

Tenggara

Kabupaten
(Lembaran

Konawe
Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 84, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 5415). Kabupaten ini merupakan
pemekaran dari Kabupaten Konawe. Sebagai suatu daerah yang
baru mekar, dengan kekayaan potensi sumber daya alam yang
besar dan bernilai kompetitif, diharapkan semua perencanaan
pembangunan yang menggunakan ruang dan/atau memberikan
dampak kemajuan positif bagi daerah harus mempertimbangkan
aspek ekonomis dan aspek ekologis wilayah.
Pengelolaan ruang di Kabupaten Konawe Kepulauan harus tertata,
terencana dan terawasi dengan baik sehingga pembangunan yang
akan datang tidak menimbulkan dampak terhadap penurunan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

I-3

Laporan

Antara

fungsi dan kualitas pembangunan yang telah ada, pembangunan


harus

menjamin

pemanfaatan

sumber

daya

alam

yang

berkelanjutan serta tidak menimbulkan dampak negatif yang


melebihi

daya

dukung lingkungannya.

Penataan

ruang

yang

mengakomodasikan kepentingan untuk kemakmuran rakyat harus


diharmonisasikan dengan upaya pelestarian lingkungan hidup
melalui langkah-langkah perencanaan dan penerapannnya yang
sistematis dan komprehensif. Hal ini merupakan tantangan nyata
bagi pemerintah daerah dengan segala keterbatasan sumber daya
yang dimilikinya. Banyaknya sorotan yang menyatakan ketentuan
dalam peraturan/regulasi diarasakan cukup memberatkan yang
merupakan dasar dari pelaksanaan pembangunan bersama yang
produktif dan didasari pada prinsip berbagi tanggung jawab secara
adil.
Di masa depan, Kabupaten Konawe Kepulauan akan dihadapkan
pada permasalahan pertumbuhan ekonomi wilayah, perkembangan
penduduk, perluasan wilayah perkotaan dan pemanfaatan sumber
daya alam secara masif, olehnya itu langkah-langkah inovatif dan
strategis

terhadap

segala

kemungkinan

dan

dampak

perkembangan wilayah harus segera dipikirkan dan dilakukan.


Pengembangan

infrastruktur

hijau

lingkungan

hidup

(green

infrastucture), kemampuan daya dukung dan daya tampung


lingkungan ditingkatkan melalui inovasi ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) dan pendekatan sosial budaya, pola produksi dan
konsumsi dirubah untuk memenuhi standar keberlanjutan dan
atmosfir

demokrasi

sepenuhnya

untuk

yang

menjadi

membangun

aset

bangsa

kesadaran

dioptimalkan

dan

partisipasi

masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup. Segala aspek


yang

telah

dikemukakan

tersebut

harus

diawali

dengan

perencanaan yang komprehensif dan terintegrasi berdasarkan pada


prinsip-prinsip

pembangunan

keberlanjutan

(suistanable

development). Dalam implementasi pembangunan berkelanjutan,


seluruh kegiatan pembangunan harus didasarkan atau sesuai
dengan perencanaan penataan ruang yang sebenarnya, meskipun
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

I-4

Laporan

Antara

diakui bahwa hingga saat ini tata ruang yang ada belum maksimal
menjadi guidance dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan dengan konsep berkelanjutan atau berwawasan
lingkungan, merupakan salah satu konsen utama pemerintah baik
di tingkat pusat maupun di daerah, hal ini tertuang dalam Konsep
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) pada rumusan Undangundang

Nomor

32

tahun

2009

tentang

Perlindungan

dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pada Pasal 15, diuraikan bahwa


instrumen KLHS wajib dilaksanakan untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,
rencana,

dan/atau

program.

Amanat

lainnya

bahwa

KLHS

sebagaimana yang dimaksud, wajib diintegrasikan ke dalam


penyusunan atau evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
beserta rencana rincinya, Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP)

dan

Nasional,

Rencana
Provinsi

Pembangunan

dan

Jangka

Kabupaten/Kota,

Menengah
termasuk

(RPJM)

memadu

serasikan kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi


menimbulkan

dampak

dan/atau

program

yang

berpotensi

menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan hidup, fungsi dan


daya

dukung

dan

kabupaten/kota.

daya

Dengan

tampung

demikian

lingkungan

dalam

hidup

penyusunan

di

RTRW

Kabupaten Konawe Kepulauan diharapkan integrasi KLHS dapat


menjadi

pedoman

bagi

pengembangan

Kabupaten

Konawe

Kepulauan khususnya, dan diharapkan dalam kaitan yang lebih


luas,

mampu

mendorong

terwujudnya

pembangunan

yang

berkelanjutan.
Kajian

Lingkungan

Hidup

Strategis

adalah

suatu

proses

penelahaan suatu dampak kebijakan, rencana atau program


terhadap lingkungan, atau sebaliknya menelaah kondisi dan
kecenderungan

lingkungan

untuk

kemudian

menyarankan

kebijakan, rencana atau program. Seluruhnya ditujukan untuk


mengintegrasikan

pertimbangan

lingkungan

dan

konsep

pembangunan berkelanjutan ke dalam suatu kebijakan, rencana


Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

I-5

Laporan

Antara

atau program. Keluaran (output) KLHS adalah suatu dokumen


telaah (assessment document) yang disertai dengan suatu saran
untuk implementasi kebijakan, rencana atau program yang sesuai
pada kedudukan dan sasaran penyelenggaraan KLHS.
Melalui antisipasi kemungkinan dampak negatif KRP terhadap
lingkungan hidup dan mengevaluasi sejauh mana KRP yang akan
diterbitkan berpotensi : meningkatkan resiko perubahan iklim,
meningkatkan

kerusakan,

kemerosotan

atau

kepunahan

keanekaragaman hayati, meningkatkan intensitas bencana banjir,


longsor, kekeringan dan/atau kebakaran hutan dan lahan terutama
pada daerah yang kondisinya telah tergolong kritis, menurunkan
mutu dan kelimpahan sumber daya alam terutama pada daerah
yang kondisinya telah tergolong kritis, mendorong perubahan
penggunaan dan/atau alih fungsi kawasan hutan terutama pada
daerah yang kondisinya telah tergolong kritis, meningkatkan jumlah
penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
(livelihood

sustainability)

meningkatkan

resiko

sekelompok

masyarakat

terhadap

kesehatan

untuk

memastikan

dan

dan/atau

keselamatan

manusia.
KLHS

diperlukan

bahwa

prinsip

pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi


dalam kebijakan, rencana, dan/atau program RTRW Kabupaten
Konawe

Kepulauan.

Apabila

dalam

KRP

RTRW

tersebut

pertimbangan-pertimbangan lingkungan belum diperhitungkan atau


dimasukkan, maka fungsi KLHS untuk melakukan perbaikan dalam
kerangka pikir perencanaan tata ruang wilayah. Hal ini dilakukan
untuk mengatasi atau meminimisasi dampak persoalan lingkungan
hidup yang akan terjadi akibat KRP RTRW Kabupaten Konawe
Kepulauan tersebut. Dalam konteks amanat undang-undang ini
penyusunan RTRW wajib disertai KLHS, seperti yang tercantum
secara eksplisit pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal 15 ayat 2
(a) dan pasal 19 ayat 1. Oleh karena itu, penyusunan RTRW
Kabupaten Konawe Kepulauan juga wajib melakukan KLHS sesuai
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

I-6

Laporan

Antara

mandat undang-undang perlindungan dan pengelolaan lingkungan


hidup tersebut.
Berdasarkan

pemikiran

tersebut

maka

diperlukan

suatu

kegiatan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah


(KLHSD) di Kabupaten Konawe Kepulauan yang menjadi salah satu
pilihan alat bantu melalui kerangka pikir (framework of thinking)
perencanaan tata ruang wilayah dan perencanaan pembangunan
daerah untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1.

Maksud

Maksud dari penyusunan Kajian lIngkungan Hidup Strategis


Daerah (KLHSD) Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2015 adalah
menyusun

instrumen

pengelolaan

lingkungan

hidup

sebagai

pertimbangan dalam formulasi kebijakan, rencana, dan program


(KRP) yang ada dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Konawe Kepulauan untuk mewujudkan pembangunan
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup.
1.2.2.

Tujuan

Tujuan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah di Kabupaten


Konawe Kepulauan adalah : untuk mengidentifikasi pengaruh
rumusan kebijakan, rencana dan program pembangunan terhadap
lingkungan hidup, lalu mengintegrasikan temuan-temuan proses
pelaksanaan KLHSD tersebut untuk proses perbaikan rumusan
kebijakan,

rencana

maupun

program

di

dalam

Rencana

Pembangunan Kabupaten Konawe Kepulauan. Proses dan hasil


pelaksanaan KLHSD akan memberi kontribusi perbaikan materi
rencana tata ruang wilayah maupun rencana pembangunan
daerah melalui :
1. Penelaahan dan evaluasi pengaruh rumusan kebijakan dan
rencana

pembangunan

terhadap

lingkungan

hidup

dan

keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

I-7

Laporan

Antara

2. Pengintegrasian konsep-konsep pembangunan berkelanjutan


ke

dalam

dokumen

Rencana

Pembangunan

Kabupaten

Konawe Kepulauan.
3. Penyelenggaraan
masyarakat

rangkaian

Kabupatren

forum
Konawe

dialog

kelompok

Kepulauan

untuk

mengidentifikasi kondisi dan permasalahan lingkungan serta


alternatif pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup.
1.3. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kabupaten Konawe Kepulauan ini
meliputi :
1. Adanya kajian terhadap kebijakan pengembangan wilayah
dan tata ruang Kabupaten Konawe Kepulauan.
2. Teridentifikasinya pemanfaatan ruang eksisting berdasarkan
informasi biogeofisik, demografi dan sosial ekonomi, serta
kerawanan Kabupaten Konawe Kepulauan.
3. Inventarisasi potensi sumberdaya alam dan kondisi bentang
alam/lanskap.
4. Inventarisasi isu

lingkungan

yang

berkaitan

dengan

pemanfaatan sumberdaya alam dan pengembangan wilayah


Kabupaten Konawe Kepulauan.
5. Inventarisasi dan identifikasi sumber dan potensi pencemar
lingkungan hidup di Kabupaten Konawe Kepulauan terutama
yang mempengaruhi pencemaran air dan sumber air serta
pencemaran lingkungan lainnya.
6. Analisis daya dukung dan daya tampung wilayah Kabupaten
Konawe Kepulauan dalam pengembangan konteks regional.
7. Rekomendasi kebijakan penggunaan sumber daya dan
kebijakan

pengembangan

wilayah

Kabupaten

Konawe

Kepulauan.
1.4. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007,
tentang Penataan Ruang.
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

I-8

Laporan

Antara

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009,


tentang Kesejahteraan Sosial.
3. Undang-Undang

Nomor

25

tahun

2004

tentang

Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).


4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999,
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001,
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Kebijakan
Penataan Ruang Wilayah Nasional.
8. Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2010, tentang Kewajiban
Melaksanakan KLHS dalam Pengolahan dan Analisis data dalam
penyusunan Rencana Daerah untuk menentukan daya dukung
dan daya tampung lingkungan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 718/Menkes/Per/IX/1987,
tentang Kebisingan Yang Berhubungan Dengan Kesehatan.
10.

Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan

Hidup Nomor 02/MENKLH/I/1988, tentang Pedoman Penetapan


Baku Mutu Lingkungan Hidup Lampiran I dan II.
11.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/1990,

tentang Pengendalian Mutu Air Pada Sumber-sumber Air.


12.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 48/1990, tentang

Pengelolaan Atas Air Atau Sumber Air Pada Wilayah Sungai.


13.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 184/KPTS/1991,

tentang Petunjuk Teknis Pengendalian Banjir dan Pengaturan


Sungai.
14.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 27 Tahun 2009,

tentang

Pedoman

Pelaksanaan

Kajian

Lingkungan

Hidup

Hidup

Nomor

Strategis.
15.

Keputusan

Menteri

Lingkungan

48/MENLH/11/1996, tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.


Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

I-9

Laporan

Antara

16.

Keputusan

Menteri

Lingkungan

Hidup

Nomor

49/MENLH/11/1996, tentang Baku Mutu Tingkat Getaran.


1.5. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1.5.1.
Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Daerah (KLHSD) Kabupaten Konawe Kepulauan, dilaksanakan di
wilayah administrasi Kabupaten Konawe Kepulauan yang meliputi 7
wilayah Kecamatan. Lingkungan yang dikaji mencakup lingkungan
geofisik, lingkungan biologi, serta lingkungan sosial ekonomi
budaya.
1.5.2.

Lingkup Kegiatan

Lingkup Kegiatan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Daerah (KLHSD) Kabupaten Konawe Kepulauan :
1. Pengkajian

Pengaruh

KRP

Terhadap

Kondisi

Lingkungan Hidup Di Suatu Wilayah


a.Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat
Tujuan identifikasi pemangku kepentingan dan masyarakat
adalah untuk menjamin azas partisipasi yang diamanatkan
dalam

Undang-Undang

No.32

Th.

2009

tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, untuk


memastikan bahwa hasil perumusan KRP dapat lebih
dijamin aspek legitimasi atau penerimaannya oleh publik,
serta

agar

pemangku

kepentingan

dan

masyarakat

mendapatkan akses untuk menyampaikan informasi, saran,


dan pertimbangan dalam proses KLHS. Identifikasi dan
pelibatan pemangku kepentingan dan masyarakat juga
harus

memastikan

bahwa

tidak

seluruh

pemangku

kepentingan perlu dilibatkan. Perlu dilakukan pemetaan


pemangku

kepentingan

untuk

membantu

pemilihan

pemangku kepentingan yang tidak saja berpengaruh,


tetapi juga mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi
terhadap

KRP

yang

akan

dirumuskan.

Identifikasi

pemangku kepentingan dan masyarakat perlu melibatkan

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

I - 10

Laporan

Antara

mereka

yang

peduli

pembangunan

terhadap

berkelanjutan.

lingkungan

hidup

Pelibatan

dan

pemangku

kepentingan dan masyarakat dapat berubah sesuai dengan


proses perumusan KRP.
b.Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan adalah
menetapkan isu-isu Pembangunan Berkelanjutan yang
meliputi

aspek

social,

aspek

ekonomi,

dan

aspek

lingkungan hidup yang ada dan menjadi perhatian di


wilayah tersebut untuk menjadi bahan kajian pengaruh
KRP, serta melakukan pembahasan isu secara terfokus dan
tidak melebar pada isu yang tidak penting. Merumuskan
capaian tujuan pembangunan berkelajutan untuk dijadikan
acuan dalam merumuskan dan atau menilai substansi KRP.
Isu-isu pembangunan berkelanjutan yang diidentifikasikan
dibatasi pada isu-isu yang selektif saja, agar kajian
pengaruh KRP dapat dilakukan lebih tajam dan kontektual.
Formulasi

atau

perumusan

isu-isu

pembangunan

berkelanjutan dpat dilakukan dengan cara :


a. Identifikasi

isu-isu

pembangunan

berkelanjutan

berdasar pemangku kepentingan


b. Pengelompokan

isu-isu pembangunan berkelanjutan

dalam kluster-kluster isu


c. Konfirmasi isu-isu pembangunan berkelanjutan dengan
data-data ilmiah yang tersedia
d. Kalau

diperlukan

dan

disepakati,

dilakukan

kajian

khusus untuk isu-isu tertentu yang dianggap penting


atau diperdebatkan
e. Penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang
akan dijadikan dasar bagi kajian lebih lanjut dalam
proses penilaian dan perumusan KRP
c. Identifikasi KRP
Tujuan identifikasi KRP adalah untuk mengetahui komponen
KRP yang perlu dimuat, atau untuk mengetahui apakah
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

I - 11

Laporan

Antara

terdapat muatan dalam rancangan KRP yang diperkirakan


berpengaruh terhadap kondisi lingkungan hidup apabila
telah ada rancangannya.
d.Telaah Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan
Hidup di Suatu Wilayah
Tujuan telaahan pengaruh KRP terhadap kondisi lingkungan
hidup di suatu wilayah adalah mengetahui kemungkinan
dampak KRP terhadap isu-isu pembangunan berkelanjutan
di suatu wilayah. Telaahan pengaruh ini dilakukan dengan
pertamakali mengidentifikasikan dan memahami apa saja
komponen

dalam

KRP

yang

potensial

berpengaruh

terhadap isu pembangunan berkelanjutan.


2. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan KRP adalah
untuk mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan
KRP dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah
dilakukan

kajian

pengaruh

KRP

terhadap

isu-isu

pembangunan berkelanjutan di suatu wilayah, dan disepakati


bahwa KRP yang dikaji potensial memberikan dampak negatif
pada

pembangunan

berkelanjutan,

maka

dilakukan

pengembangan beberapa alternatif untuk menyempurnakan


dan atau mengubah rancangan KRP ini dikembangkan
dengan mempertimbangkan antara lain :
a. Kebutuhan

pembangunan

mengecek

kembali

atau

membuat skenario kebutuhan pembangunan yang baru


(misalnya target-target dalam pengentasan kemiskinan
atau peningkatan pendapatan penduduk)
b. Lokasi : mengusulkan lokasi baru yang dianggap lebih
aman, atau mengusulkan pengurangan luas wilayah KRP.
c. Proses dan Metode : mengusulkan alternatif proses dan
atau metode pembangunan yang lebih baik (misalnya
peningkatan pendapatan rakyat melalui pengembangan
ekonomi kreatif, bukan model ekonomi konvensional yang
menguras sumber daya alam)
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

I - 12

Laporan

Antara

d. Jangka

waktu

dan

tahapan

pembangunan

yitu

mengusulkan perubahan jangka waktu pembangunan, baik


awal

kegiatan

pembangunan,

urutan,

maupun

kemungkinan penundaan satu program pembangunan


3. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
Tujuan rekomendasi adalah mengusulkan perbaikan muatan
KRP berdasarkan hasil perumusan alternatif penyempurnaan
KRP. Sesuai ketetapan dalam Undang-undang Nomor 32
Tahun

2009

tentang

Perlindungan

dan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup, rekomendasi perbaikan rancangan KRP ini


dapat berupa :
a. Perbaikan rumusan kebijakan
b. Perbaikan muatan rencana
c. Perbaikan materi program
d. Pemantauan perizinan yang berkaitan dengan usaha
dan/atau kegiatan yang telah melampaui Daya Dukung
dan Daya Tampung lingkungan hidup.
1.5.3.

Muatan Kajian

KLHS memuat kajian antara lain :


1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
untuk pembangunan.
Dalam penyusunan KLHSD akan dikaji kualitas dan kuantitas
sumber daya alam di wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan
yang meliputi sumber daya air, tanah, udara, dan sumber
daya hayati. Kajian ini untuk mendapatkan gambaran tentang
kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan
terhadap rencana pembangunan yang akan dilaksanakan.
2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup.
Perkiraan mengenai dampak dan resiko lingkungan dilakukan
terhadap komponen lingkungan yang bersentuhan dengan
rencana
kondisi

pembangunan.
lingkungan

menimbulkan

dan

kerusakan

Pengkajian
KRP

dilakukan

terhadap

RTRW

yang

berpotensi

sumberdaya

alam,

berpotensi

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

I - 13

Laporan

Antara

bencana, menimbulkan permasalahan kualitas lingkungan


dan pencemaran lingkungan, mengancam kesejahteraan
masyarakat dan sendi-sendikehidupan masyarakat.
3. Kinerja layanan/jasa ekosistem.
Kajian terhadap layanan/jasa ekosistem dilakukan terhadap
komponen

lingkungan

dan

sumber

daya

alam

untuk

mengetahui kapasitas dan fungsi daya dukung lingkungan


dan integrasinya dengan kehidupan masyarakat yang telah
berlangsung

untuk

memenuhi

kebutuhan

sendi-sendi

kehidupan masyarakat dan kajian terhadap keberlanjutannya


berkaitan dengan rencana pembangunan.
4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam.
Kajian dilakukan terhadap berbagai kegiatan pemanfaatan
sumber daya alam yang telah berlangsung berkaitan dengan
ketersediaan sumber daya alam, untuk mengetahui efisiensi
pengelolaan yang lebih baik.
5. Tingkat

kerentanan

dan

kapasitas

adaptasi

terhadap

perubahan iklim.
Kajian dilakukan terhadap faktor-faktor lingkungan yang
rentan

terhadap

rencana

perubahan

pembangunan

dan

iklim

sehubungan

potensi

perubahan

dengan
kondisi

lingkungan.
6. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
Kajian dilakukan terhadap karakteristik dan faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan sumber
daya

hayati.

Untuk

mendapatkan

gambaran

mengenai

tingkat ketahanan dan pengaruh yang dapat ditimbulkan


terhadap kehidupan sumberdaya hayati tersebut.

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Daerah (KLHSD) Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2015

I - 14

Anda mungkin juga menyukai