Anda di halaman 1dari 29

1

BAB 5. ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN


Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang mahluk hidup baik
secara anatomi maupun fisiologi. Tujuan dari mempelajari anatomi dan fisiologi
adalah untuk mempelajari bentuk dan susunan organ-organ tubuh suatu
organisme, dan juga mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi dalam
tubuh tumbuhan.
Anatomi tumbuhan atau fitotomi merupakan analogi dari anatomi
manusia atau hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah
melihat keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda.,
Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hierarki
dalam kehidupan:

Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringanjaringan penyusunnya

Histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan


bentuk dan peran sel penyusunnya

Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di


dalamnya, proses kehidupan dalam sel, serta

Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari


tentang proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh tumbuhan yang
menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup.

5.1 Anatomi Tumbuhan


Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan organorgan tubuh suatu organisme, anatomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari
bentuk dan susunan organ tubuh tumbuhan.
Organ-organ tumbuhan itu antara lain :
-

batang

daun

akar

Alat-alat yang penting pada tubuh tumbuhan adalah batang, daun, akar,
bungan, serta buah dengan bijinya.
5.1.1 Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menegakkan
tubuh serta menghubungkan bagian akar dan daun. Susunan anatomi batang
adalah beranekaragam, tergantung pada golongan tumbuhan. Ada perbedaan
pokok pada struktur batang paku-pakuan, tumbuhan berbiji telanjang, serta
tumbuhan berbiji tertutup yang berkeping dua dan berkeping satu. Perbedaan
tersebut terletak pada stele serta berkas pengangkutnya. Perbedaan terdapat pula
pada ordo, famili, maupun species tumbuhan yang biasanya terletak pada macam
sel atau jaringan yang terdapat pada bagian epidermis, korteks dan stele.
Struktur Anatomi batang secara melintang adalah sebagai berikut:

Gambar 5.1 Sistem jaringan pada batang tanaman


a. Epidermis
Epidermis batang tersusun atas selapis sel yang tersusun rapat, tanpa ruang
anatar sel. Dinding sel sebelah luar dilapisi dengan kutikula yang
berfungsi melindungi batang dari kekeringan. Pada tumbuahan kayu yang
telah tua terdapat cambium gabus yang menggantikan fungsi jaringan
primer. Aktivitas cambium gabus adalah melakukan pertukaran gas
melalui celah yang disebut lentisel. Epidermis batang tertentu dapat
membentuk derivate, antara lain menjadi sel silica dan sel gabus.
b. Korteks
Korteks batang terdiri oleh sel-sel parenkim yang berdinding tipis. Letak
sel tidak teratur sehingga banyak ruang antar sel. Selain parenkim di

korteks juga terdapat kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi menyokong


dan memperkuat tubuh. Sel-sel sebelah dalam korteks mengandung
amilum bagian tersebut dinamakan sarung tepung (floeterma).
c. Stele
Stele batang terletak di sebelah dalam korteks. Lapisan terluar stele disebut
perisikel. Didalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut
berupa xylem dan floem.
Berdasarkan posisi xylem dan floem ada beberapa macam tipe berkas pengangkut.
Tabel 5.1 Macam Tipe Berkas Pengangkut
Tipe Berkas
Pengangkut
Korateral
terbuka

Posisi xylem dan floem

Terdapat pada

Floem terletak disebelah luar xylem.


Diantara xylem dan floem terdapat
cambium
Floem terletak diluar xylem.

Kebanyakan
tumbuhan dikotil.

Korateral
tertutup

Diantara xylem dan floem tidak


terdapat cambium :
Keduanya diselubungi sarung
sklerenkim.

Kebanyakan
tumbuhan
monokotil.

Bikolateral

Terdapat floem luar dan dalam


dengan xylem terletak diantaranya

Ampivisal
Ampikibral

Xilem mengelilingi floem


Floem mengelilingi xilem

Familia
Solanaceae,
Cucurbitaceae,
Apocynaceae.
Cordyline dan
Acorus
Pteridofita

Pada tumbuhan dikotil, bagian tepi stele dibatasi oleh jaringan meristem
yaitu cambium, sedangkan pada monokotil tidak terdapat cambium menyebabkan
batang monokotil tidak tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi
pertumbuhan menebal sekunder. Baik pada akar maupun batang aktivitas
cambium sama yaitu ke arah luar membentuk kulit dan ke arah dalam membentuk
kayu. Kambium terletak diantara berkas pengangkut dan parenkim disebut
cambium vasikuler, sedangkan cambium yang terletak diantara dua berkas
pengangkut disebut cambium intervasikuler.Aktivitas cambium tidak selalu sama
dan tidak selalu teratur bergantung pada musimnya. Pertumbuhan dari musim ke

musim tergambar pada lingkaran-lingkaran kayu batangnya yang disebut


lingkaran tahun.

Gambar 5.2 Lingkaran tahun


5.1.2 Daun
Daun merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis. Daun memiliki
jaringan pendukung berupa jaringan-jaringan parenkim yang mengandung
kloroplas, krolofil, epidermis dan berkas pengangkut. Anatomi daun secara
melintang dari atas ke bawah adalah :

Gambar 5.3 Anatomi daun secara melintang


a. Epidermis daun
Berupa satu lapis sel yang dinding selnya mengalami penebalan dari
kitin (kutikula) yang kadang-kadang dari lignin. Epidermis biasanya terdapat
satu lapis sel kecuali beberapa tumbuhan misalnya daun Ficus Epidermisnya
terdiri atas dua lapis sel. Pada epidermis terdapat celah yang diapit oleh dua
sel penutup, celah tersebut disebut stomata. Diantara epidermis daun terdapat
alat tambahan, misalnya trikoma (rambut) dan sel kipas.
b. Mesofil
Terdiri atas sel-sel parenkim yang tersusun rengang sehingga banyak
ruang antar selnya. Pada kebanyakan tumbuhan dikotil, mesofil berdiferensiasi
menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan bunga karang (spons).

Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan dan monokotil, mesofil tidak


berdiferensiasi tetapi berbentuk seragam, kecuali mesofil pada sarung berkas
pengangkut. Sel mesofil pada berkas pengangkut lebih besar, kloroplasnya
lebih sedikit dan dindingnya lebih tebal.
Sel-sel jaringan tiang pada dikotil berbentuk silinder, tersusun rapat dan
mengandung klorofil. Biasanya jaringan tiang hanya terdapat di kedua
permukaan daun, disebut daun isobilateral dan ada pula yang terdapat di kedua
permukaan perifer daun yaitu pada daun yang berbentuk silinder. Struktur
jaringan bunga karang tersusun dari sel-sel yang bentuknya tidak teratur,
bercabang-cabang, berisi kloroplas.
c. Berkas pengangkut
Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun. Tipe berkas pengngkut ini
sama dengan tipe berkas pengangkut pada batang. Tulang daun, selain
berfungsi sebagai alat transport juga sebagai penguat daun.
d. Jaringan tambahan
Pada tumbuhan-tumbuahan tertentu terdapat sel-sel khusus, misalnya
saluran getah, sel-sel kristal dan kelenjar. Pada umumnya sel-sel khusus itu
terdapat pada mesofil daun.
5.1.3 Akar
Akar merupakan bagian tubuh tumbuhan sebelah bawah biasanya
berkembang dibawah permukaan tanah meskipun ada pula akar yang tumbuh
diudara (seperti halnya batang ada pula yang tumbuh dibawah permukaan tanah).
Bentuk dan ukuran akar sangat bervariasi, terutama di sesuaikan dengan fungsinya
misalnya sebagai akar penyimpan, akar napas, akar udara, akar pelekat, akar
panjat atau akar penyerap yang bersimbiosis dengan mikorriza. Atas dasar asla
pembentukannya, ada dua tipe akar, yaitu akar primer dan adventif. Akar primer
terbentuk dari bagian ujung embrio dan perisikel, sedang akar adventif
berkembang dari bagian akar yang telah dewasa selain perisikel atau dari bagian
tubuh yang lain misalnya dari batang atau daun. Stuktur anatomi akar secara
melintang. Uritan dari luasr ke dalam yaitu epidermis, korteks,endodermis dan
stele. Stele terdiri atas xylem dan floem

Gambar 5.4 Jaringan akar tanaman detil (kiri) dan keseluruhan (kanan)

Gambar 5.5 Ujung akar : (a) rambut akar dan (b) tudung akar
a. Epidermis
Terdapat satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya tipis sehingga
mudah ditembus air dan memiliki rambut akar sebagai akibat aktivitas sel
dibelakang titik tumbuh. Rambut akar berfungsi untuk memperluas biodang
penyerapan. Epidermis pada akar umumnya tidak berkutikula.
b. Korteks
Tersusun atas beragam sel yang membentuk beberpa lapisan dinding selnya
tipis dan mempunyai banyak ruang antar sel untuk pertukaran gas. Pada
korteks terdapat antara lain parenkim, kolenkim dan sklerenkim.
c. Endodermis
Berupa sebaris sel-sel yang tersusun rapat tannpa ruang antar sel. Dinding
sel mengalami penebalan gabus. Dalam pengamatan satu sel endodermis
dengan penebalan gadus tampak seperti titik yang disebut titik caspary.
Penebalan gabus menyebabkan dinding sel tidak dapat ditembus air, air

harus melewati endodermis yang dindingnya tidak menebal yang disebut


sebagai sel penerus air.
d. Stele
Didalamnya terdapat berkas pengangkut terdiri atas xylem dan floem
yang tersusun teratur membentuk jari-jari atau radial. Pada tumbuhan dikotil
antara xylem dan floem terdapat cambium.
Di lapisan terluar dari stele terdapat perisikel atau perikambium. Aktivitas
perisikel membentuk cabang-cabang akar. Pada akar monokotil letak xylem
dan floem berselang-seling membentuk lingkaran. Sedangkan pada dikotil
xylem membentuk bintang dan berada dipusat akar, sedangkan floem
mengelilingi xylem.

5.2 Morfologi Tumbuhan


Istilah morfologi berasal dari kata Morphologi (morphe berarti bentuk dan
logos berarti ilmu), jadi morfologi tumbuhan berarti ilmu yang mempelajari
bentuk-bentuk luar atau susunan luar dari tumbuhan (Yudianto, 1992).
Bentuk dan alat-alat pada tumbuhan terdiri atas tiga bagian pokok yaitu:
-

Daun (folium)

Batang (caulis)

Akar (radik)

Bagian yang lain pada tumbuhan mempunyai tugas untuk menghasilkan


alat perkembangbiakan yang disebut organum reproductivum, misalnya: bunga,
buah, biji.
5.2.1 Daun
Bentuk daun yang tipis melebar, warna hijau, dan duduknya pada batang
menghadap keatas. Bagian batang tempat melekatnya daun dinamakan buku-buku
(nodus) batang . Daun kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil,
sehingga daun berwarna hijau. Sudut antara batang dan aun dinamakan ketiak
daun (axilla).
Fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk:
-

Pengambilan zat-zat makanan (reabsorsi),

Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi),

Penguapan air (transpirasi),

Pernafasan (reaspirasi).

Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut:


-

Upih daun atau pelepah daun (vagina),

Tangkai daun (petiolus),

Helaian daun (lamina).

Gambar 5.6 Daun lengkap


Ada beberapa kemungkinan mengenai susunan daun yang tidak lengkap:
-

hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja,

daun terdiri atas upih dan helaian,

daun hanya terdiri atas helaian saja,

daun hanya terdiri atas tangkai saja.

Daun mempunyai bentuk, ukuran, maupun warnanya yang berbeda-beda


menurut jenis tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan bentuknya
berbeda-beda.
Susunan tulang-tulang daun ( nervato atau venation). Tulang-tulang daun
adalah bagian daun yang berguna untuk:
-

memberi kekuatan pada daun,

sebagai jalan untuk pengangkutan zat-zat.

5.2.2

Batang
Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

berbentuk panjang bulat,

terdiri atas ruas-ruas,

tumbuhnya biasanya keatas,

selalu bertambah panjang diujungnya,

mengadakan percabangan,

umumnya tidak berwarna hijau.

Fungsi batang bagi tubuh tumbahan sebagai:


-

mendukung bagian-baguan tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun,


bungan dan buah,

dengan percabangannyamemperluas bidang asimilasi dan menempatkan


bagian-bagian tumbuhan didalam ruang sedemikian rupa,

jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan,

menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan.

5.2.3

Akar
Bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar mempunyai

sifat-sifat sebagai berikut:


-

merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat didalam tanah,

tidak berbuku-buku, jadi tidak beruas-ruas,

warnanya tidak hijau,

tumbuh terus pada ujungnya,

bentuknya seringkali meruncing.

Memperkuat berdirinya tumbuhan.

Gambar 5.8 Tipe akar


5.3 Metabolisme Tumbuhan
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat
menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Metabolisme adalah
proses-proses kimia yang terjadi didalam tubuh mahluk hidup atau sel.
Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu
menggunakan katalisator enzim.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi dua, yaitu:
5.3.1 Anabolisme / Asimilasi / Sintesis

10

Anabolisme yaitu proses pembentukan molekul yang kompleks dengan


menggunakan energi yang dapat dari luar, oleh karena itu dapt digolongkan reaksi
endergonik. Contoh; fotosintesis (asimilasi).
Suatu ciri yang dimiliki

oleh tumbuhan adalah kemampuan dalam

menggunakan zat karbon dari udara untuk di udah menjadi bahan organic serta
diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Oleh karena proses pengubahan itu
memerlukan energi cahaya, maka asimilasi zat karbon ini disebut fotosintesis.
Secara lengkap pengertian fotosintesis atau asimilasi karbon ialah proses
pengubahan zat-zat organic H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organic
karbohidrat dengan pertolongan cahaya peristiwa fotosintesis dapat si nyatakan
dengan persamaan reaksi kimia berikut :
6CO2 + 6H2O + cahaya

klorofil

C6H12O6 +6O2

Proses fotosintesis yang terjadi dalam kloroplas melalui 2 tahap reaksi


yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
-

Reaksi terang
Reaksi terang terjadi bila ada cahaya, misalnya cahaya matahari. Selama

tahap ini klorofil didalam membran grana menyerap sinar merah danb nila yang
bergelombang panjang pada sprektrum sinar. Energi yang ditangkap oleh klorofil
digunakan untuk memecah molekul air. Pemecahan ini disebut fotolisis. Fotolisis
mengakibatkan molekul air pecah menjadi hydrogen dan oksigen. Reaksinya
dapat ditulis:
2H2O ------

2H2 + O2

H2O

H+ + OH

NADP+

NADPH2

H2 yang terlepas di tampung oleh koenzim NADP. Dalam hal ini, NADP
bertindak sebagai akseptor H2. Bentukya berubah menjadi NADPH 2 dan O2. Tetap
dalam keadaan bebas NADP ( Nikotinamida Adenin Dinukleotida Phosfat)
merupakan koenzim yang penting peranannya dalam kegiatan oksidasi reduksi
dan banyak terdapat dalam sel hidup. Selama proses tersebut dihasilkan ATP.
-

Reaksi gelap

11

Reaksi gelap disebut pula sebagai reaksi Blackman atau reduksi CO 2. Bila
reaksi terang (Hill) dan reaksi gelap di gabung maka reaksinya sebagai berikut:
Hill:
2H2O

2 NADPH2 +O2

Blackman:
CO2 + 2 NADPH2 +O2 ----- 2 NADP +H2 +CO+O+ H2+O2
Penggabungan:
2H2O +CO2 ----6CH2O2+6H2+6O2
Bila baris terakhir dikalikan enam, kita peroleh:
12H2O+6CO2----- 6CH2O2+6H2+6O2
Siklus asimilasi C dalam organisme fotoautrotrof

dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 5.9 Skema reaksi terang


Peristiwa yang berlangsung pada reaksi terang adalah sebagai berikut:
Reaksi terang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, juga
menghasilkan O2 dan mengubah ADP dan NADP+ menjadi energi pembawa ATP
dan NADPH. Peristiwa berlangsungnya reaksi terang dibagi dua:

Fotofosforilasi nonsiklik
Bila P200 menerima cahaya maka elektronnya akan tereksitasi (menjadi
aktif karena rangsangan dari luar) dehingga elektron lepas dari P700
kehilangan elektron dia memeperoleh gantinya dari P680. Bila P680

12

menerima cahaya maka elektronnya tereksitasi sehingga lepas dan


diterima oleh suatu bahan yang disebut X. Elektron berjalan dari X menuju
ke sitorom dan akhirnya kembali ke P700. Saat elektron berpindah dari
sitokrom ke P700 dilepaskan energi yang digunakan untuk menyatukan
ADP dan gugus fosfat organik menjadi ATP. P680 yang kehilangan
elektron memperoleh ganti dari proses fotolisis air yaitu :
H2O

2H+ + 1/2 O2.

Fotofosforilasi siklik
Bermula dari P700 menerima cahaya sehingga elektron terlepas diterima

oleh feredoksi akan tetapi tidak diberikan kepada NADP meleinkan ke


sitokrom, lalu kembali ke P700. Saat elektron berjalan dari sitokrom ke P700
dihasilkan elektron yang menyatukan ADP dan gugus fosfat organik menjadi
ATP.
Fotofosrilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik memiliki perbedaan
mendasar yaitu:

Gambar 5.10 Reaksi Gelap


5.3.2

Katabolisme
Proses pembongkaran atau penguraian senyawa kompleks menjadi

senyawa sederhana yang melepaskan energi, oleh karena itu dapat digolongkan
menjadi rekas eksergonik. Contoh; respirasi, fermentasi dan pembusukan.
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi ynag tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan

13

dihasilkan energi kimia ATP untuk kegiatan kehidupan, seperti sintesis


(anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Contoh;
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H12O6 +6O2

6H2O+6CO2+energi (Glukosa)

Reaksi pembongkaran glukosa menjadi H2O+CO2 +energi,


Melalui tiga tahap:
-

Glikolisis

Daur Krebs

Transpor electron respirasi

a. Glikolisis
Glikolisis merupakan proses pengubahan molekul sumber energi, yaitu
glukosa yang mempunyai 6 atom C manjadi senyawa yang lebih sederhana,
yaitu asam piruvat yang mempunyai 3 atom C. Reaksi ini berlangsung di
dalam sitosol (sitoplasma). Reaksi glikolisis mempunyai sembilan tahapan
reaksi yang dikatalisis oleh enzim tertentu, tetapi disini tidak akan dibahas
enzim-enzim yang berperan dalam proses glikolisis ini. Dari sembilan tahapan
reaksi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yaitu fase investasi
energi, yaitu dari tahap 1 sampai tahap 4, dan fase pembelanjaan energi, yaitu
dari tahap 5 sampai tahap 9.

Gambar 5.11 Bagan Glikolisis

14

Pertama-tama, glukosa mendapat tambahan satu gugus fosfat dari satu


molekul ATP, yang kemudian berubah menjadi ADP, membentuk glukosa 6fosfat. Setelah itu, glukosa 6-fosfat diubah oleh enzim menjadi isomernya,
yaitu fruktosa 6-fosfat. Satu molekul ATP yang lain memberikan satu gugus
fosfatnya kepada fruktosa 6-fosfat, yang membuat ATP tersebut menjadi ADP
dan fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-difosfat. Kemudian, fruktosa 1,6difosfat dipecah menjadi dua senyawa yang saling isomer satu sama lain, yaitu
dihidroksi aseton fosfat dan PGAL (fosfogliseraldehid atau gliseraldehid
3-fosfat). Tahapan-tahapan reaksi diatas itulah yang disebut dengan fase
investasi energi.
Selanjutnya, dihidroksi aseton fosfat dan PGAL masing-masing
mengalami oksidasi dan mereduksi NAD+, sehingga terbentuk NADH, dan
mengalami penambahan molekul fosfat anorganik (Pi) sehingga terbentuk 1,3difosfogliserat. Kemudian masing-masing 1,3-difosfogliserat melepaskan satu
gugus fosfatnya dan berubah menjadi 3-fosfogliserat, dimana gugus fosfat
yang dilepas oleh masing-masing 1,3-difosfogliserat dipindahkan ke dua
molekul ADP dan membentuk dua molekul ATP. Setelah itu, 3-fosfogliserat
mengalami

isomerisasi

menjadi

2-fosfogliserat.

Setelah

menjadi

2-

fosfogliserat, sebuah molekul air dari masing-masing 2-fosfogliserat


dipisahkan,

menghasilkan

fosfoenolpiruvat.

Terakhir,

masing-masing

fosfoenolpiruvat melepaskan gugus fosfat terakhirnya, yang kemudian


diterima oleh dua molekul ADP untuk membentuk ATP, dan berubah menjadi
asam piruvat.
Setiap pemecahan 1 molekul glukosa pada reaksi glikolisis akan
menghasilkan produk kotor berupa 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH,
4 molekul ATP, dan 2 molekul air. Akan tetapi, pada awal reaksi ini telah
digunakan 2 molekul ATP, sehingga hasil bersih reaksi ini adalah 2 molekul
asam piruvat (C3H4O3), 2 molekul NADH, 2 molekul ATP, dan 2 molekul
air. Perlu dicatat, pencantuman air sebagai hasil glikolisis bersifat opsional,
karena ada sumber lain yang tidak mencantumkan air sebagai hasil glikolisis.

15

b. Dekarboksilasi Oksidatif
Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul oksigen yang
cukup maka asam piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu
siklus Krebs yang bertempat di matriks mitokondria. Jika tidak terdapat
molekul oksigen yang cukup maka asam piruvat akan menjalani reaksi
fermentasi. Akan tetapi, asam piruvat yang mandapat molekul oksigen
yang cukup dan akan meneruskan tahapan reaksi tidak dapat begitu saja
masuk ke dalam siklus Krebs, karena asam piruvat memiliki atom C
terlalu banyak, yaitu 3 buah. Persyaratan molekul yang dapat menjalani
siklus Krebs adalah molekul tersebut harus mempunyai dua atom C (2 C).
Karena itu, asam piruvat akan menjalani reaksi dekarboksilasi oksidatif.
Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat
yang beratom 3 C menjadi senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu
asetil koenzim-A (asetil ko-A). Reaksi dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat
DO) sering juga disebut sebagai tahap persiapan untuk masuk ke siklus Krebs.
Reaksi DO ini mengambil tempat di intermembran mitokondria.

Gambar 5.12 Bagan Dekarboksilasi Oksidatif


Pertama-tama, molekul asam cuka yang dihasilkan reaksi glikolisis
akan melepaskan satu gugus karboksilnya yang sudah teroksidasi sempurna
dan mengandung sedikit energi, yaitu dalam bentuk molekul CO2. Setelah itu,
2 atom karbon yang tersisa dari piruvat akan dioksidasi menjadi asetat (bentuk

16

ionisasi asam asetat). Selanjutnya, asetat akan mendapat transfer elektron dari
NAD+ yang tereduksi menjadi NADH. Kemudian, koenzim A (suatu senyawa
yang mengandung sulfur yang berasal dari vitamin B) diikat oleh asetat
dengan ikatan yang tidak stabil dan membentuk gugus asetil yang sangat
reaktif, yaitu asetil koenzim-A, yang siap memberikan asetatnya ke dalam
siklus Krebs untuk proses oksidasi lebih lanjut.Selama reaksi transisi ini, satu
molekul glukosa yang telah menjadi 2 molekul asam piruvat lewat reaksi
glikolisis menghasilkan 2 molekul NADH.
c. Daur krebs (daur trikarboksilat)
Siklus Krebs adalah tahapan selanjutnya dari respirasi seluler. Siklus
Krebs adalah reaksi antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat, yang
kemudian membentuk asam sitrat. Siklus Krebs disebut juga dengan siklus
asam sitrat, karena menggambarkan langkah pertama dari siklus tersebut, yaitu
penyatuan asetil ko-A dengan asam oksaloasetat untuk membentuk asam
sitrat.
Pertama-tama, asetil ko-A hasil dari reaksi antara (dekarboksilasi
oksidatif) masuk ke dalam siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat
membentuk asam sitrat. Setelah "mengantar" asetil masuk ke dalam siklus
Krebs, ko-A memisahkan diri dari asetil dan keluar dari siklus. Kemudian,
asam sitrat mengalami pengurangan dan penambahan satu molekul air
sehingga terbentuk asam isositrat. Lalu, asam isositrat mengalami oksidasi
dengan melepas ion H+, yang kemudian mereduksi NAD+ menjadi NADH,
dan melepaskan satu molekul CO2 dan membentuk asam a-ketoglutarat
(baca: asam alpha ketoglutarat). Setelah itu, asam a-ketoglutarat kembali
melepaskan satu molekul CO2, dan teroksidasi dengan melepaskan satu ion H+
yang kembali mereduksi NAD+ menjadi NADH. Selain itu, asam aketoglutarat mendapatkan tambahan satu ko-A dan membentuk suksinil ko-A.
Setelah terbentuk suksinil ko-A, molekul ko-A kembali meninggalkan siklus,
sehingga terbentuk asam suksinat. Pelepasan ko-A dan perubahan suksinil
ko-A

menjadi

asam

suksinat

menghasilkan

cukup

energi

untuk

17

menggabungkan satu molekul ADP dan satu gugus fosfat anorganik menjadi
satu molekul ATP. Kemudian, asam suksinat mengalami oksidasi dan
melepaskan dua ion H+, yang kemudian diterima oleh FAD dan membentuk
FADH2, dan terbentuklah asam fumarat. Satu molekul air kemudian
ditambahkan ke asam fumarat dan menyebabkan perubahan susunan (ikatan)
substrat pada asam fumarat, karena itu asam fumarat berubah menjadi asam
malat. Terakhir, asam malat mengalami oksidasi dan kembali melepaskan satu
ion H+, yang kemudian diterima oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan
asam oksaloasetat kembali terbentuk. Asam oksaloasetat ini kemudian akan
kembali mengikat asetil ko-A dan kembali menjalani siklus Krebs.

Gambar 5.13 Siklus Krebs


Dari siklus Krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2
ATP, 6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2. Selanjutnya, molekul NADH dan
FADH2 yang terbentuk akan menjalani rangkaian terakhir respirasi aerob,
yaitu rantai transpor elektron.
d. Rantai Transportasi Elektron Respiratori
Rantai transpor elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi
aerob. Transpor elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem
oksidasi terminal. Transpor elektron berlangsung pada krista (membran
dalam) dalam mitokondria. Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini
adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan pada reaksi glikolisis,

18

dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Krebs. Selain itu, molekul lain yang
juga berperan adalah molekul oksigen, koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b,
sitokrom c, dan sitokrom a.

Gambar 5.14 Rantai Transportasi Elektron Respiratori


Pertama-tama, NADH dan FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron
berenergi tinggi yang berasal dari reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q.
Energi yang dihasilkan ketika NADH dan FADH 2 melepaskan elektronnya
cukup besar untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP.
Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh sitokrom b. Selain melepaskan elektron,
koenzim Q juga melepaskan 2 ion H+. Setelah itu sitokrom b dioksidasi oleh
sitokrom c. Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi sitokrom b oleh
sitokrom c juga menghasilkan cukup energi untuk menyatukan ADP dan fosfat
anorganik menjadi ATP. Kemudian sitokrom c mereduksi sitokrom a, dan ini
merupakan akhir dari rantai transpor elektron. Sitokrom a ini kemudian akan
dioksidasi oleh sebuah atom oksigen, yang merupakan zat yang paling
elektronegatif dalam rantai tersebut, dan merupakan akseptor terakhir
elektron. Setelah menerima elektron dari sitokrom a, oksigen ini kemudian
bergabung dengan ion H+ yang dihasilkan dari oksidasi koenzim Q oleh
sitokrom b membentuk air (H2O). Oksidasi yang terakhir ini lagi-lagi
menghasilkan energi yang cukup besar untuk dapat menyatukan ADP dan
gugus fosfat organik menjadi ATP. Jadi, secara keseluruhan ada tiga tempat
pada transpor elektron yang menghasilkan ATP.

19

5.4 Gerak Pada Tumbuhan


Gerak merupakan salah satu cirri yang dimiliki oleh mahuk hidup. Gerak
bakteri, ganggang mikroskopis, spermatozoa lumut, dan paku berpindah tempat
disebut lokomotoris. Gerak tumbuhan tingkat tinggi yang berupa pembengkokan
bagian tumbuhan akibat turgor jaringan yang tidak sama disebut alasotonis. Gerak
pertumbuhan yang tidak seimbang misalnya gerak ujung batang menuju sinar
disebut auksotosis. Berdasarkan bagian yang bergerak dan faktor faktor yang
mempengaruhi gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi :
5.4.1 Gerak Endonom, Autonom, atau Spontan
Merupakan gerak pada tumbuhan secara keseluruhan atau sebagian tanpa
dipengaruh oleh faktor apapun. Contohnya gerakan protoplasma pada sel sel
daun Hydrilla. Juga pada gerak merekahnya polongan polongan yang sudah
kering dan membukanya gigi peristom pada sporangium.
5.4.2 Gerak Etionom atau Paratonis
Merupakan gerak yang berupa reaksi terhadap stimulus dari luar. Gerak
etionom dibedakan menjadi taksis, tropi, dan nasti.
1. Tropi
Adalah gerak sebagian tumbuhan yang berupa pelengkungan organ
tumbuhan menjauhi atau mendekati rangsangan. Ada 3 sumber rangsangan
yang menyebabkan gerak tropi yaitu cahaya (fototropisme), gravitasi
(geotropisme), dan sentuhan (tigmotropisme).

2. Nasti
Adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh rangsangan dari luar,
tetapi gerakan ini tidak mempunyai arah atau arah gerakan tidak ditentukan
oleh posisi ragsangan. Gerakan nasti disebabkan karena gerakan turgor pada

20

jaringan persendian daun. Menurut penyebabnya nasti dibedakan menjadi


trigmonasti, epinasti, fotonasti, dan nasti kompleks.
3. Taksis
Adalah gerakan yang terjadi karena rangsangan dari luar. Seluruh tubuh
mengalami pergerakan dan arah gerakannya ditentukan oleh rangsang.
Berdasarkan jenis rangsangannya taksis dapat dibedakan menjadi fototaksis
dan kemotaksis.

5.5 Transportasi pada Tumbuhan


Air tanah masuk kedalam sel sel akar tumbuhan melalui proses difusi,
osmosis dan imbibisi. Konsentrasi larutan air tanah umumnya lebih rendah
dari pada konsentrasi larutan didalam tubuh tumbuhan (sel akar), sehingga
proses masuknya air ke sel sel akar adalah melalui proses difusi. Air air
yang telah masuk ke sel sel akar akan diangkut oleh xylem menuju daun.
Pengangkutan unsur unsur anorganik dari tanah kedaun terutama melewati
xiem dan pengangkutan unsur unsur organic (nitrogen, fosfor, belerang yang
masing masing tergabung menjadi senyawa organic, bermacam macam
protein) yang disusun didalam tanah ke daun terutama melewati floem.
Hasil fotosintesis tidak ditimbun di dalam daun melainkan diedarkan
keseluruh bagian tubuh tumbuhan (akar, meristem di titik tumbung, batang,
cabang) oleh floem. Garam garam mineral yang dibawa xylem dari tanah ke
daun sebagian digunakan untuk membuat pesenyawaan organik dan sebagian
yang lain meninggalkan daun menuju kebatang melalui floem

PERTANYAAN
1. Kenapa pada tumbuhan dikotil terdapat kambium sedangkan pada tumbuhan
monokotil tidak terdapat kambium?
Jawaban : karena pada monokotil tidak mengalami pembesaran kesamping
seperti pada tumbuhan dikotil. Pada tumbuhan monokotil memiliki
prokambium yang nantinya akan berdiferensiasi menjadi jaringan kambium
pembuluh yang akan berfungsi selama tumbuhan itu hidup. Sehingga diameter

21

batang tidak bertambah besar melainkan akan mengalami pemanjangan ke


atas. Sedangkan pada dikotil kambium akan mengalami penebalan kesamping.
2. Mengapa akar nafas hanya terdapat pada tumbuhan yang hidupnya di tempat
yang kurang O2 ?
Jawaban : akar nafas berfungsi untuk mengambil O 2 di udara karena udara
yang terdapat dalam tanah tidak mengandung banyak O2. Sehingga
memerlukan akar nafas.
3. Bagaimana pembentukan kambium gabus dan apa peranannya ?
Jawaban : kambium gabus terbentuk dari pembelahan tangensial sel-sel
parenkim dibawah epidermis. Kambium gabus berperan penting dalam
penebalan sekunder batang.
4. Apakah fungsi akar udara sama dengan akar yang tumbuh dalam tanah?
Jawaban : sama, karena akar udara membantu menyerap air dan zat gas dari
udara. Namun saat akar telah sampai pada tanah akar akan bertugas seperti
akar biasanya yaitu untuk menyerap air dan zat makanan dari tanah.
5. Apakah fungsi dari tangkai daun ?
Jawaban : tangkai daun berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada
posisi yang sedemikian rupa sehingga dapat memperolah cahaya matahari
yang sebanyak-banyaknya.
6. Mengapa pada saat malam hari tumbuhan harus dikeluarkan dari dalam
ruangan ?
Jawaban : pada malan hari proses fotosintesis tidak terjadi, sehingga tidak
ada O2 yang dihasilkan, sehingga untuk respirasi tumbuhan akan mengambil
O2 dari udara. Oleh sebab itulah, pada malam hari tumbuhan lebih baik
dikeluarkan dari ruangan, karena akan menghisap O2 di ruangan tersebut
untuk proses respirasinya.
7. Faktor apakah yang menyebabkan terjadinya gerak tropi ?
Jawaban : faktor penyebab gerak tropi antara lain : cahaya (fototropisme),
grativasi (geotropisme) dan sentuhan (tigmotropisme).
8. Bagaimana proses masuknya air kedalam akar ?
Jawaban : konsentrasi larutan air tanah umunya lebih rendah daripada
konsentrasi larutan didalam tubuh tumbuhan, sehingga proses masuknya air ke
sel-sel akar akan melalui proses difusi.
9. Apakah fungsi dari rambut-rambut akar ?
Jawaban : rambut-rambut akar merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar
yang panjang dan dengan adanya rambut-rambut akar ini bidang penyerapan
akan menjadi lebih luas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan yang
dihisap.

22

10. Sebutkan dua tahap dalam proses fotosintesis?


Jawaban : reaksi fotosintesis berlangsung dalam dua tahap yaitu : reaksi
terang dan reaksi gelap. Kedua reaksi tersebut berlangsung didalam kloroplas
tetapi pada bagian yang berbeda. Reaksi terang membutuhkan cahaya dan
berlangsung dalam grana. Sedangkan reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya
dan berlangsung dalam stroma.

GLOSARIUM
Akar adventif

: berkembang dari bagian akar yang telah dewasa selain


perisikel atau dari bagian tubuh yang lain misalnya dari
batang atau daun

Akar primer

: terbentuk dari bagian ujung embrio dan perisikel

Anabolisme

: proses pembentukan molekul yang kompleks dengan


menggunakan energi yang dapat dari luar, oleh karena itu
dapat digolongkan reaksi endergonik

23

Anatomi

: ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan organ-organ


tubuh suatu organisme

Asimilasi

: proses pengolahan makanan(fotosintesis)

Epidermis

: dinding luar dilapisi kutikula ,dapat membentuk sel selika


dan sel gabus

Fisiologi Tumbuhan : salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses
metabolisme yang terjadi dalam tubuh tumbuhan yang
menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup
Floem

: pengangkut bahan organic dan bahan makanan

Fotonasti

: gerak nasty yang disebabkan oleh rangsangan sinar


matahari tetapi tidak dipengaruhi datangnya cahaya

Foto taksis

: taksis yang disebabkan oleh rangsangan cahaya

Gigi Peristem

: tipis seperti selaput berasal dari satu lapis sel sporogonium,gigi memiliki garis-gsris melintang dan bersendi

Kemotaksis

: taksis yang disebabkan oleh reaksi kimia

Korteks

: kulit pertama terdiri dari beberapa lapis sel yang dekat


dengan lapisan epidermis, tersusun atas jaringan
kolenkim dan makin ke dalam tersusun atas jaringan
parenkim

Mesofil

: tersusun renggang sehingga banyak ruang antar sel berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan bunga karang

Metabolisme

: proses-proses kimia yang terjadi didalam tubuh mahluk


hidup atau sel.

Reaksi Endergonik

: reaksi yang memerlukan enrgi dalam bentuk panas

Reaksi Eksergonik

: saat molekul terurai lebih kecil terjadi pelepasan energi


sehingga terbentuk energy panas dan terjadi pelepasan
energi

Sarung Tepung

: pada tumbuhan berbiji tertutup sel-sel endodermis mengadung zat tepung

Stoma
Tigmonasti

: tempat petukan gas CO2 dan O2


: nasti yang disebabkan oleh sentuhan

24

Titik Caspary

: sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus


pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik

Xilem

: pengangkut air

INDEKS

Epidermis,2,3,5,6,7

A
ADP,14,16,17,19,21
Anabolisme,12,15
Anatomi,1,2,5,7
Asimilasi,9,11,12
ATP,13,14,15,16,17,19,20,21
Auksotosis,22

F
Fermentasi,17,15
Fisiologi,1
Floem,3,4,7,8,23
Fotofosforilasi,24
Fotolisis,12
Fotosintesis,5,12,23

25

K
Kambium,3,4
Katabolisme,15
Klorofil,5,6,9,12
Korteks,2,3,7,8
L
Lokomotoris,22

S
Sintesis,12,15
Sitokrom,14,20,21
Stele,2,3,7,8
T
Taksis,23
Tropi,23
U

M
Metabolisme,12
Morfologi,8

N
NADH,16,17,18,19,20,21
Nasti,22

X
Xilem,3,4,7,8,23

Y
O
Z
P
Q
R

DAFTAR PUSTAKA
Dwijseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Sutrian dan Yayan. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh - tumbuhan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember : University Press
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press
http://id.wikipedia.org/wiki/Metabolisme/2009/07/23
http://en.wikipedia.org/wiki/Metabolism)/2009/07/24

26

http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim/2009/07/24
http://en.wikipedia.org/wiki/Acetic.acid/2009/07/24
http://en.wikipedia.org/wiki/Chemosynthesis/2009/07/24

Lampiran
1. Apa yang menyebabkan bentuk daun berbeda-beda?(Ririn)
Jawaban : yang menyebabkan bentuk daun berbeda antara lain adalah gen.
Selain gen lingkungan juga mempengaruhi karena proses fotosintesis sangat
penting bagi tumbuhan. Cahaya juga berpengaruh dalam menentukan bentuk
daun, karena tumbuhan yang hidup pada lingkungan yang banyak cahaya
biasanya daunnya lebih lebar.
2. Apakah bunga dan buah termasuk dalam organ tumbuhan ? (Quratun)
Jawaban : bagian pokok tumbuhan hanya ada 3 bagian, antara lain : batang,
akar, dan daun. Bagian lain tumbuhan merupakan suatu penjelmaan salah satu
atau ketiga bagian yang tadi. Jadi bunga merupakan penjelmaan dari salah satu
atau ketiga bagian tadi yang membentuk warna, bentuk dan susunannya
disesuaikan dengan tumbuhan sehingga bunga dapat dijadikan sebagai alat
reproduksi tumbuhan.
3. Pada tanaman gymnospermae terdapat tumbuhan yang tingginya dapat
mencapai lebih dari 100m. Bagaimana air dapat naik sampai puncak ? (Utari)
Jawaban : Air mencapai puncak pohon dengan cara transpirasi, dengan kata
lain, dengan menguap lewat pori-pori di permukaan dedaunan. Transpirasi

27

membawa air ke dalam tumbuhan lewat akar, dan naik ke puncak lewat sel-sel
penyalur air dari jaringan xilem. Gerakan air ini mengatasi gaya gravitasi dan
gesekan, dan air terus naik ke atas dalam bentuk sebuah buluh (kolom).
Karena gaya gravitasi dan gesekan yang melawan gerakan air itu paling besar
di puncak pohon, gaya yang mendorong air ke atas juga mencapai tingkat
tertingginya di sana. Buluh-buluh air mampu mengatasi tegangan ini hingga
suatu ambang pecah (fragmentasi). Yakni, suatu titik di mana gelembung
muncul pada buluh air dan menghentikannya. Keadaan ini dikenal di
kalangan ahli tumbuhan sebagai embolisme.
4. Pada anatomi akar terdapat zona perpanjangan. Sebutkan jaringan penyusun
pada zona pemanjangan ?
Jawaban : pada zona pemanjangan terdapat jaringan epidermis, endodermis,
dan korteks.
5. Pada proses respirasi tumbuhan akan menghasilkan O2. Organ apa yang
berperan dalam proses tersebut ?
Jawaban : Tumbuhan adalah makhluk hidup fotoautotrof, atau dengan kata
lain dapat menggunakan energi dari sinar matahari untuk membuat zat
makanan. Nah, bahan pembuat makanan tersebut adalah CO2 dan air (H2O).
Prosesnya disebut sebagai fotosintesis. Pada proses tersebut, air akan dipecah
menjadi H dan O2, H akan digunakan, sedangkan O2 akan dilepaskan ke udara.
Namun, seperti makhluk hidup yang lain, tumbuhan juga membutuhkan O 2
untuk proses respirasi (pemecahan makanan untuk menghasilkan energi).
Kalau makhluk hidup selain tumbuhan, O2 diambil dari udara, sedangkan
kalau pada tumbuhan O2 yang digunakan merupakan O2 hasil fotosintesis tadi.
Tetapi, jumlah O2 yang dihasilkan pada fotosintesis lebih banyak
dibandingkan dengan O2 yang digunakan untuk respirasi, sehingga masih ada
banyak O2 yang dilepaskan ke udara yang membuat udara menjadi segar.
Nah, masalahnya, pada malan hari, proses fotosintesis tidak terjadi, sehingga
tidak ada O2 yang dihasilkan, sehingga untuk respirasi tumbuhan akan
mengambil O2 dari udara. Oleh sebab itulah, pada malam hari, tumbuhan lebih
baik dikeluarkan dari ruangan, karena akan menghisap O 2 di ruangan tersebut
untuk proses respirasinya.
6. Apa perbedaan antara tanaman dikotil yang mempunyai kambium dengan
monokotil yang tidak mempunyai kambium ?
Jawaban : pada tanaman dikotil, kambium berfungsi untuk menambah
diameter batang sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak terdapat
kambium. Namun memiliki prokambium yang berfungsi untuk memanjangkan
batang dan prokambium ini akan berfungsi selama tumbuhan itu hidup.
7. Bagaimana pembentukan kayu pada tanaman monokotil yang tidak
mempunyai kambium ?

28

Jawaban : pada tanaman monokotil memiliki jaringan pembuluh yang


dibentuk dari prokambium yang akan aktif selama tumbuhan itu hidup.
Prokambium nantinya akan berdiferensiasi menjadi kambium pembuluh.
Kambium pembuluh ini merupakan lapisan sel yang membentuk silinder tipis
disekeliling batang atau cabang dan akar, terletak di antara jaringan kayu dan
kulit kayu, akan menghasilkan kayu untuk penguat tumbuhan, menghasilkan
kulit kayu atau kulit batang untuk pelindung.
8. Pada akar endodermis, dinding sel tidak dapat ditembus oleh air sehingga
penyerapannya kurang, bagaimana pengaruhnya ?
Jawaban : penyerapan air pada akar terjadi melalui proses seleksi. Pada
dinding sel endodermis mengandung selapis suberin di dinding antiklinalnya
yaitu pada dinding radial dan melintang. Karena rampingnya lapisan itu
sehingga disebut sebagai pita caspary. Pita caspary membagi akar menjadi dua
bagian yang terpisah. Pembagian ini penting dalam gerak selektif garam
mineral dan air. Setiap ion dalam larutan air tanah mampu menembus
epidermis dan korteks akar. Bahkan jika seluruh sel korteks memiliki
plasmalema yang tidak permeable terhadapnya, ion tersebut dapat menembus
korteks melalui air dalam dinding dan ruang antar sel. Tapi pita caspary
merupakan penghalang. Agar dapat masuk stele dan transpirasi xylem ion
harus melewati plasmalema sel endodermis. Sehingga akan terjadi seleksi ion
yang dapat masuk dan yang tidak dapat masuk.
9. Apa yang dimaksud dengan imbibisi pada tumbuhan ?
Jawaban : imbibisi dapat diartikan sebagai proses masuknya air dari larutan
hipotonis keruang intraseluluer yang hipertonis tanpa melalui membran.
Contohnya : masuknya air yang disebabkan oleh potensi air yang rendah pada
biji yang kering atau masuknya air pada biji yang direndam.
10. Apakah larutan pekat dalam berlangsung dalam proses osmosis ?
Jawaban : pada diding sel berbeda dengan membrane sel. Membrane sel
memungkinkan molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut,
sedangkan dinding sel sangat permeable terhadap keduanya sehingga akan
terjadi osmosis. Karena osmosis akan terjadi apabila larutan disuatu sisi
membrane yang satu dengan yang lain mempunyai kosentrasi yang berbeda.
11. Dalam tanaman dikotil terdapat rongga pada bagian tengahnya. Apakah hal itu
tidak mengganggu ?
Jawaban : akan terganggu, karena pada bagian tengah batang terdapat xylem
dan floem yang berfungsi untuk mengangkut air dan zat-zat makanan yang
nantinya akan diedarkan keseluruh tubuh tumbuhan. Didalam batang juga
terdapat cambium yang berfungsi dalam proses pertumbuhan batang, apabila
terjadi kerusakan maka pertumbuahannya juga akan terganggu dan
memungkinkan tumbuhan tersebut akan mati.

29

12. Pada batang tumbuhan dikotil dan monokotil terdapat ruas-ruas yang berbeda.
Faktor apakah yang menyebabkan hal tersebut ?
Jawaban : faktor yang mempengaruhi antara lain adalah genetika. Karena
pada tumbuhan tertentu dan pada jaringan tertentu daun dan tunas samping
tumbuh membentuk bagian ruas.

Anda mungkin juga menyukai