Anda di halaman 1dari 12

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 10

UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

10

Sistem Modulasi
Digital
Perbedaan mendasar sistem modulasi digital dengan modulasi analog adalah, bahwa
sinyal pemodulasinya dalam format digital. Sementara yang dimaksud dengan modulasi
analog adalah, sinyal pemodulasi tersebut dalam bentuk analog seperti sistem AM, FM,
dan PM. Satu lagi perbedaan sistem modulasi digital dengan sistem modulasi analog
adalah, sinyal carrier pada sistem modulasi digital umumnya mempunyai frekuensi
yang masih dalam pita frekuensi suara (audio frequency band) yang tentu saja masih
dapat didengar (audible), yaitu pada kisaran 2000 Hz. Satu contoh misalnya, sinyal
carrier pada unit modem (modulator demodu-lator) versi V27 yang bekerja dengan
carrier 1800 Hz. Versi V27 merupakan standar

ITU-T yang menggunakan modulasi

PSK dengan 8 fasa.


Sesuai dengan parameter carrier yang ada, yaitu, amplitudo, frekuensi, dan fasa, maka
pada sistem modulasi digital dapat dilakukan dalam tiga mode, yaitu ASK (amplitude
shift keying), FSK (frequency shift keying), dan PSK (phase shift keying). Perubahan
peubah sinyal carrier tersebut merepresentasikan kondisi high dan low atau kondisi logika sinyal digital. Mekanisme modulasi yang dilakukan adalah, membuat on dan off
osilator sinyal carrier, sehingga disebutnya sebagai keying. Ilustrasi di atas menunjukkan sistem VSAT (very small aperture terminal) yang menggunakan modulasi digital
dalam mengirimkan sinyalnya.

10.1. ASK (amplitude shift keying)


Kondisi high dan low sinyal digital akan menyebabkan amplitudo sinyal carrier, ada
atau on, dan tidak-ada atau off. Kondisi on merepresentasikan logika 1 atau MARK,
sedang kondisi off merepresentasikan logika 0 atau SPACE. Oleh karena itu sistem

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 10
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

ASK disebut juga sebagai sistem OOK (on-off keying) yang mempunyai osilogram
seperti ditunjukkan pada Gbr-1(b) dengan sinyal data 101101.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gbr-1

10.2.

Osilogram sinyal termodulasi digital


(a) sinyal data 101101; (b) OOK; (c) BPSK; (d) FSK.

FSK (frequency shift keying)

Osilogram FSK ditunjukkan pada Gbr-1(d) dengan sinyal data 101101. Nampak pada
gambar, bahwa osilogram merapat dan merenggang sesuai dengan logika digital yang
ada. Ketika logika 1, osilogram merapat yang menunjukkan frekuensi carrier bertambah besar, dan merenggang ketika sinyal digital pada logika0 yang menunjukkan
frekuensi carrier menjadi kecil terhadap sinyal carrier tanpa modulasi. Satu contoh nilai
kedua kondisi tersebut adalah, 1270 Hz dan 1070 Hz yang digunakan oleh modem Bell
tipe 103/113 yang bekerja dengan bit rate 300 bps.
Diagram blok sistem modulasi FSK ditunjukkan pada Gbr-2(a). Dari Gbr-2(a) nampak,
bahwa sinyal data akan mengontrol on atau off-nya blok Gerbang MARK maupun Gerbang SPACE. Rangkaian gerbang atau switching akan on bila mendapatkan pulsa

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 10
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

logika-1, yang berarti pada saat itu gelombang pembawa dengan frekuensi f 1 atau f2
akan mendapat jalan ke input Penguat Penjumlah. Pada saat blok Gerbang MARK mendapat pulsa logika-0, maka blok Gerbang SPACE akan mendapat pulsa logika-1 karena
adanya blok Pembalik Logika (NOT gate atau inverter), sehingga pada saat itu sinyal
gelombang pembawa yang sampai pada input Penguat Penjumlah adalah f2. Kejadian
sebaliknya akan berlangsung bila sinyal data yang masuk berkondisi logika-1. Dengan
kata lain, bahwa kedua blok Gerbang tidak dapat mempunyai kondisi on bersamaan.
Melalui proses FSK ini, maka output sinyal yang telah termodulasi dan disalurkan pada
kanal transmisi, mempunyai bentuk gelombang seperti ditunjukkan pada Gbr-1(d), yaitu
yang tergolong FSK kontinyu. Tetapi sistem FSK yang digambarkan diagram bloknya
pada Gbr-2(a) adalah yang tergolong FSK tidak kontinyu, yaitu terdapat dua sumber
sinyal, f1 dan f2. Sistem FSK kontinyu adalah sistem yang hanya mempunyai satu
sumber sinyal carrier yang frekuensinya dapat terkendali oleh level sinyal digital.

Osilator
MARK
Data serial
In

f1

Osilator
SPACE
f2

Gerbang
MARK

BPF
MARK
+

BPF
SPACE

Kanal
transmisi

Gerbang
SPACE

Data serial
Out

Penguatdiferensial

Penguatpenjumlah

Pembalik
Logika

Detektor
MARK

Data serial
In

Detektor
SPACE

(a)
Pembalik
Logika

Osilator
Carrier

Gerbang
MARK

+
+

Penggeser
fasa 180O

Osilator Lokal
Sinkron

Penguatpenjumlah

Gerbang
SPACE

Kanal
transmisi

Data serial
Out

+
Penguatdiferensial

Detektor

(b)

Gbr-2

Diagram blok sistem modulasi digital


(a) FSK; (b) PSK.

Pada sisi terima, sinyal FSK ini dimasukkan ke dua blok BPF (bandpass filter) yang
akan menyaring dan meneruskan sinyal masing-masing dengan frekuensi f 1 dan f2 .
Kemudian sinyal data MARK dan SPACE diperoleh dari blok Detektor yang kemudian

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 10
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

outputnya menjadi input satu Penguat Diferensial. Dengan blok Penguat Diferensial ini
diperoleh kembali sinyal data yang dikirim.
Bila transmisinya menggunakan modem, maka pada sistem FSK, nilai laju bit pada
input modem sama dengan nilai baut rate-nya. Satu contoh misalnya, bila input modem
mempunyai laju bit 4800 bps, maka output modem mempunyai laju baud (transmission
speed atau signaling speed, [1]p504) sebesar 4800 baud.

10.3.

PSK (phase shift keying)

Sesuai namanya, maka peubah sinyal carrier yang dipengaruhi adalah, fasa. Selama
ditransmisikan, sinyal carrier mempunyai frekuensi yang tetap, sehingga logika-1 dan
0 direpresentasikan oleh nilai fasa carrier tersebut. Osilogram sinyal PSK ditunjukkan
pada Gbr-1(c) dengan data 101101. Nampak pada osilogram beberapa tanda panah yang
menunjukkan saat terjadinya perubahan fasa carrier (sinyal diskontinyu), yaitu dari fasa
0 derajat ke fasa 180 derajat. Fasa 0 derajat mewakili logika-1 data, sedang fasa 180 derajat mewakili logika-0 sinyal data. Sistem modulasi yang diuraikan ini adalah sistem
BPSK (binary PSK), yaitu hanya terdapat dua perubahan fasa, 0 dan 180 derajat.
Diagram blok sistem BPSK ditunjukkan pada Gbr-2(b). Terlihat pada gambar, bahwa
untuk kondisi logika-1 dimodulasikan pada sinyal pembawa yang berfasa nol karena
fasa sinyal carrier sebagai referensi, sedang logika-0 dimodulasikan pada sinyal pembawa yang mempunyai fasa tergeser 180O, masing-masing melalui blok Gerbang
MARK dan Gerbang SPACE. Kedua output itu kemudian menjadi input satu Penguat
Penjumlah, hasilnya adalah gelombang termodulasi PSK yang disalurkan melalui kanal
transmisi.
Pada sisi terima, sinyal PSK tersebut diinputkan ke blok Osilator Lokal Sinkron
(synchronous local oscillator) dan secara paralel diinputkan ke inverting input satu
Penguat Diferensial. Dengan adanya input sinyal PSK pada blok Osilator Lokal
Sinkron, maka output blok tersebut adalah sinyal dengan frekuensi sama yang serempak
dengan fasa yang tetap sebagai referensi. Dengan kondisi itu, maka kedua input blok
Penguat Diferensial dapat mempunyai input yang berfasa 0O atau berbeda 180O. Pada
saat keduanya berfasa sama, maka output Penguat Diferensial menjadi jumlah kedua

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 10
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

input itu. Tetapi bila kedua input tersebut berbeda fasa 180 O, maka output Penguat
Diferensial itu menjadi nol. Yang terakhir, output sinyal yang merupakan pulsa data
akan diperoleh dari output blok Detektor. Satu ilustrasi nilai frekuensi pembawa pada
modulasi PSK ini adalah 1800 Hz, digunakan pada modem dengan standar ITU-V.27bis
yang bekerja dengan laju bit 4800 bps.

10.3-1.

Modulasi MPSK

Secara umum modulasi PSK disebut sebagai modulasi MPSK (M-ary PSK), dimana
M merupakan bilangan yang menunjukkan jumlah level digital. MPSK adalah jenis
variasi modulasi fasa yang merupakan peningkatan dari modulasi BPSK pada sisi
jumlah perubahan fasa sinyal pembawa. Bila M = 4 level, maka modulasi pulsa
yang diterapkan adalah QPSK (quaternary atau quadrature PSK). Bila M = 2, maka
modulasi pulsa yang dihasilkan adalah BPSK (binary PSK). Nilai M mengikuti
bilangan 2v dengan v = 1, 2, 3, dst (notasi v = jumlah kelompok bit, diambil dari).
Dengan nilai v yang demikian itu, maka kemungkinan nilai M adalah, 2, 4, 8, 16,
dst. Untuk M yang lebih besar dari 2, pelaksanaannya diperoleh dengan melakukan
penyandian pada deretan sinyal data, yaitu dengan mengelompokkan deretan data
serial tersebut menurut kelompok duaan (dibit), tigaan (tribit), empatan (kuabit), dst.
Teknologi ini digunakan pada unit modem jenis modulasi PSK yang mempunyai
diagram blok seperti ditunjukkan pada Gbr-3.

Gbr-3

Diagram blok sistem modem PSK

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 10
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Nampak pada Gbr-3, blok deretan atas adalah jalur pengiriman, sedang blok deretan
bawah adalah jalur terima yang mendapat detak sinkronisasi dari satu sumber detak
atau pewaktu. Blok Penyandi digunakan untuk menyandikan deretan bit data menjadi dibit, tribit, atau kuabit, dst, yang kemudian dimodulasikan secara PSK pada
blok Modulator. Pada sistem modem dengan modulasi FSK, blok Penyandi
(encoder) maupun blok Pengawa-sandi (decoder) tidak diperlukan. Blok Modulator
sendiri secara dasar ditunjukkan pada Gbr-2(b) yang dalam ini adalah untuk sistem
modulasi BPSK. Melalui blok Filter dan Penguat, sinyal yang telah termodulasi
PSK disaring melalui LPF serta dikuatkan, yang untuk selanjutnya melalui blok
Antarmuka disalurkan ke jalur transmisi. Jalur transmisi dapat berbentuk 4-kawat
ataupun 2-kawat.
Pada arah terima, sinyal termodulasi PSK melalui blok Antarmuka, diteruskan ke
blok LPF guna membatasi spektrum frekuensi sinyal terutama harmoniknya, sebelum dimasukkan ke blok Demodulator. Output blok Demodulator adalah sinyal data
yang masih tersandi dibit, tribit, atau orde yang lebih tinggi, untuk kemudian diawa-sandi menjadi deretan data aslinya.
Untuk v =2, sehingga M = 4, maka modulasi yang dihasilkan adalah QPSK. Pada
sistem modulasi ini terdapat empat fasa berbeda yang dihasilkan untuk masingmasing dibit. Kombinasi dibit 00 akan memodulasi sinyal pembawa yang mempunyai fasa 45 derajat, sedang dibit 01 memodulasi sinyal pembawa yang mempunyai
fasa 135 derajat. Sementara dibit 10 dan 11, masing-masing dengan fasa 315 derajat
dan 225 derajat. Konstelasi atau penggambaran penyebaran fasa isyarat QPSK
ditunjukkan pada diagram salib sumbu Gbr-4.
90o
01

sumbu
maya

180o

00

sumbu
nyata

11

0o

10
270o

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 10
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Gbr-4

Konstelasi isyarat QPSK

Modem yang menggunakan sistem modulasi PSK yang mempunyai konstelasi


isyarat seperti ditunjukkan Gbr-4, adalah modem versi V.26bis yang telah direkomendasi secara internasional oleh ITU-T.
Terdapat juga versi modulasi PSK dengan dasar penyandian dibit yang mempunyai
konstelasi yang lain, yaitu modem versi V.22 dan V.26 yang juga merupakan rekomendasi ITU-T. Konstelasi isyarat ketiga versi modem tersebut ditunjukkan pada
Tabel-1.
Tabel-1

Konstelasi (perubahan fasa) penyandian Dibit

Versi
Dibit

00

01

10

11

V.22

90O

0O

180O

270O

V.26

0O

90O

270O

180O

V.26bis

45O

135O

315O

225O

Bila kemudian nilai v =3, sehingga M = 8, maka modulasi yang dihasilkan adalah
8PSK. Pada sistem modulasi ini terdapat delapan fasa berbeda yang dihasilkan untuk masing-masing tribit. Kombinasi tribit 000 akan memodulasi sinyal pembawa
yang mempunyai fasa 45 derajat, sedang tribit 001 memodulasi sinyal pembawa
yang mempunyai fasa 0 derajat. Sementara tribit 011 dan 010, masing-masing
dengan fasa 135 derajat dan 90 derajat. Selanjutnya untuk tribit yang lain dituliskan
pada Tabel-2. Konstelasi atau penggambaran penyebaran fasa isyarat 8PSK ditunjukkan pada diagram salib sumbu Gbr-5. Modem yang menggunakan sistem ini
adalah versi ITU-T V.27.
Tabel-2

Konstelasi (perubahan fasa) penyandian Tribit

Versi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 10
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Dibit

000

001

010

011

100

101

110

111

45O

90O

180O

135O

0O

315O

225O

270O

V.27

90
sum bu
m aya

011

001

010

180

100

o
sum bu
n y a ta

110

Gbr-5

000

111

270

Konstelasi isyarat V.27

101
o

10.3-2. Awa-sandi
Pada saat sinyal atau isyarat data dikirimkan melalui jalur telepon yang merupakan
rangkaian analog, isyarat data yang digital tersebut harus diubah lebih dahulu ke
bentuk analog. Pengubahan dilakukan dengan menggunakan satu perangkat yang dinamakan modem (modulasi-demodulasi) yang harus ditempatkan pada kedua ujung
jalur pengiriman. ITU-T menyebut modem sebagai perangkat komunikasi data (data
communication equipment, DCE). Isyarat data pada sisi kirim diubah oleh unit modem ke format analog, yang kemudian melalui jalur analog diterima pada sisi terima
oleh satu unit modem pasangannya untuk diubah kembali ke format digital. Komunikasi data yang dimaksudkan di atas dilukiskan pada Gbr-6.
is y a r a t
f r e k .s u a r a
/ a n a lo g

is y a r a t
d ig it a l

M odem

Gbr-6

J a lu r a n a lo g
( le a s e d / P S T N )

is y a r a t
d ig it a l

M odem

Diagram point-to-point komunikasi data

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 10
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Jalur telepon yang disebutkan diatas mempunyai lebar bidang sebesar 300-3400 Hz
atau yang disebut mempunyai kualitas voice-grade . Ini hanya mungkin digunakan
untuk pengiriman sinyal data dengan bit rate yang rendah, yang beroperasi sampai
1200 bps dengan bit-bit yang dinyatakan sebagai perubahan tunggal (pulsa positif)
dalam bentuk gelombang termodulasi melalui unit modem. Dalam hal sinyal bit rate
rendah, modulasi yang digunakan adalah jenis FSK (frequency shift keying). Untuk
sinyal data dengan bit rate yang lebih tinggi, maka aliran data harus mengalami
peng-awa-sandi-an sebelum proses modulasi pulsa oleh modem. Dalam hal ini,
modulasi yang digunakan adalah PSK (phase shift keying), diantaraya adalah QPSK
(quadrature phase shift keying).
Dalam proses awa-sandi, bit-bit yang berdekatan dapat dikelompokkan kedalam n
kombinasi biner. Setiap kelompok tersebut disajikan dalam satu perubahan, sehingga nilai laju sinyal hasil awa-sandi, sebesar 1/n bit rate sebelumnya. Bila n = 2,
maka terbentuk dibit, sedang bila n = 3, terbentuk tribit, dst. Misalnya, n = 2, maka
kelompok bit yang mungkin terjadi adalah, 00, 01, 10, dan 11, serta nilai baud yang
terjadi sebesar setengah bit rate sesungguhnya.
Dengan perubahan bit rate karena pengawa-sandian tersebut, maka kecepatan pengisyaratan data (data signaling speed) yang didefinisikan sebagai kecepatan pengiriman data dalam rangkaian internal/sirkuit, besarnya adalah,
Kecepatan pengisyaratan data = log2m/ (bps)

................

(10-1)

dimana m adalah jumlah kombinasi bit (signaling level), yaitu sebanyak 2n, dan
adalah durasi bit sinyal data hasil awa-sandi. Bila hanya terdapat dua kondisi isyarat
data, 1 dan 0, maka m = 21 = 2, yang mempunyai kecepatan pengisyaratan data
sebesar 1/ bps, yang tertentu dari rumus diatas.
Terdapat satu definisi lagi dalam hal ini, yaitu kecepatan modulasi, yang didefinisikan sebagai kecepatan pengiriman data lewat jaringan (PSTN, leased line). Nilainya
dinyatakan sebagai,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 10
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Kecepatan modulasi = 1/ (baud)

...........................

(10-2)

Dengan demikian, kecepatan pengisyaratan data dan kecepatan modulasi akan sama,
bila dalam jaringan, isyarat data hanya mempunyai dua kondisi, 1 dan 0. Tetapi, bila
sebelum dimodulasikan, bit-bit dikelompokkan dalam dua bit, maka akan terdapat
empat kemungkinan kondisi isyarat data, yaitu, 00, 01, 10, dan 11, sehingga kecepatan pengisyaratan data sebesar, log24/ = 2/ bps, atau dua kali kecepatan modulasinya. Sedang lebar pita frekuensi yang diperlukan untuk mengirim isyarat yang
telah diawa-sandi tersebut sebesar,
Lebar pita = (laju bit)/log2 m (Hz)

.............................

(10-3)

Uraian di atas adalah untuk cara pengiriman data secara serial yang menggunakan
satu media saluran transmisi. Tetapi untuk pengiriman paralel, kecepatan pengiriman data dinyatakan besarnya sebagai, jumlah kecepatan bit pada setiap saluran,
atau,
Kecepatan pengisyaratan data paralel = p.log2m/ (bps)

............

(10-5)

dimana p adalah jumlah media saluran yang digunakan.


___________________________________________________________

Contoh Soal :
1. Satu jaringan data mempunyai laju pengiriman atau kecepatan modulasi sebesar
2400 baud. Tentukan kecepatan bit yang mungkin bila aliran data diawa-sandikan dalam (a) tribit, (b) kuabit ?
Jawaban :
(a) Bila aliran data diawa-sandikan menjadi tribit, maka terdapat kombinasi bit
sebanyak delapan, yaitu, 000, 001, 010, 011, dst. Jadi m = 8.
Kecepatan pengisyaratan data

= log28/
= 3/ = 3 x 2400 = 7200 bps

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

10

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 10
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

(b) Bila aliran data diawa-sandikan menjadi kuabit, maka terdapat kombinasi bit
sebanyak enambelas, yaitu, 0000, 0001, 0010, 0011, dst. Jadi m = 16.
Kecepatan pengisyaratan data = log216/
= 4/ = 4 x 2400 = 9600 bps
2. Satu sirkuit data mempunyai laju pengisyaratan sebesar 2400 bps. Dengan awasandi dibit, hitung (a) laju baud, (b) lebar pita jalur pengirimannya ?
Jawaban :
(a) Laju baud = Laju pengisyaratan/log2m = 2400/2 = 1200 baud
(b) Lebar pita yang diperlukan = 2400/log24 = 1200 Hz
Bila frekuensi pembawa yang digunakan adalah 1800 Hz, maka lebar pita frekuensi yang dimaksudkan adalah antara 1200 Hz sampai 2400 Hz.

3. Suatu saluran transmisi data mempunyai kapasitas sebesar 8 Mbps, dan diandaikan batas kapasitas itu dicapai ketika bandwidth sinyal sebesar 1 MHz.
Berdasarkan rumus Nyquist, tentukan signalling level (= m = 2n) yang mungkin
digunakan ?
Jawaban :
C

= 2B log2 m

8 x 106 = 2 x 106 x log2 m


4

= log2 m

= 16

____________________________________________________________

Daftar Kepustakaan
1. Kennedy, George; Electronic Communication Systems, McGraw-Hill Co.,
Singapore, 1988.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

11

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 10
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

2. Roddy, Dennis & Coolen,John; Electronic Communications, Prentice-Hall of


India Ltd, New Delhi, 1981.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

12

Anda mungkin juga menyukai