Disusun Oleh :
1.
2.
3.
JURUSAN
KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Bronchopneumonia pada Anak di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Penyakit
Dalam
Masyarakat
dan
merupakansalahsatu
tugas
kelompok yang
harusdipenuhiolehmahasiswa.
Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada doen
pembimbing mata kuliah kami yakni Bapak Dr. dr. dr. Hafizurrchman, MPH dan rekan-rekan
mahasiswa telah membantu dan memberikan dorongan spiritual dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penilisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dari makalah
ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Anak merupakan hal yang paling penting artinya bagi sebuah keluarga.Selain sebagai
penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa.Oleh
karena itu, tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih-lebih bila
anaknya mengalami bronchopneumonia.
Pneumonia sebenarnya bukan penyakit baru. American Lung Associationmisalnya,
menyebutkan hingga tahun 1936 pneumonia menjadi penyebabkematian nomor satu di
Amerika. Penggunaan antibiotik membuat penyakit bisadi kontrol beberapa tahun
kemudian. Namun, tahun 2000 kombinasi pneumoniadan influenza kembali merajalela
dan menjadi penyebab kematian ke tujuh dinegara itu (Setiawan, 2009). Pneumonia
adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru(alveoli). Terjadinya
pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan prosesinfeksi akut pada bronkus
( biasa disebut bronchopneumonia ).
Gejala penyakit iniberupa napas cepat dan sesak, karena paru meradang secara
mendadak. Batasnapas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit
atau lebihpada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali per menit
ataulebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak usia di bawah2
bulan tidak dikenal diagnosa pneumonia (Setiawan, 2009). Secara global, sekitar 1,6 juta
kematian setiap tahun disebabkan olehpenyakit yang disebabkan oleh Streptokokus
pneumoiae (pneumococcal disease),di dalamnya 700.000 hingga satu juta Balita terutama
berasal dari negaraberkembang.
Dilaporkan, di kawasan Asia - Pasifik diperkirakan sebanyak860.000 Balita meninggal
setiap tahunnya atau sekitar 98 anak setiap jam. Secaranasional angka kejadian
Pneumonia belum diketahui secara pasti, data yang adabaru berasal dari laporan Subdit
ISPA Ditjen P2M-PL Depkes RI tahun 2007.Dalam laporan tersebut disebutkan, dari 31
provinsi ditemukan 477.429 anakBalita dengan pneumonia atau 21,52 persen dari jumlah
seluruh Balita diIndonesia. Proporsinya 35,02 persen pada usia di bawah satu tahun dan
64,97persen pada usia satu hingga empat tahun. Jika dirata-ratakan, sekitar 2.778
anakmeninggal setiap harinya akibat pneumonia (Suriani, 2009). Pneumonia merupakan
masalah kesehatan di dunia karena angkakematiannya tinggi, tidak saja di negara
berkembang,tapi juga di negara maju 1
Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah
umur 3 tahun dengan resiko kematian yang tinggi pada bayi yang berusia kurang dari 2
bulan, sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit
infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun (1). Infeksi saluran napas bawah masih tetap
merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang
berkembang maupun yang sudah maju. Dari data SEAMIC Health Statistic 2001 influenza
dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia, nomor 9 di Brunei,
TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Penyakit Dalam Masyarakat (IPDM) dari
dosen pembimbing dan untuk mengetahui secara garis besar tentang penyakit
Alzheimer sehingga kami sebagai tenaga kesehatan masyarakat dapat memberikan
informasi yang baik dan benar kepada masyarakat.
b. Tujuan Khusus
Untuk memahami bronkopneumonia berdasarkan Untuk memahami bronkopneumonia
berdasarkan defenisi, Anatomi, Fisiologi, Etiologi, Patofisiologi, Pemeriksaan
penunjang, anifestasi Klinik, Penularan
1.3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Defenisi
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus
paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrate. (Whalley and Wong,
1996)
Bronchopneumonia adalah frekuensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama,
tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat
(Suzanne G Bare, 1993)
Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis yaitu radang paru-paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing.(Sylvia Anderson, 1994)
Bronchopneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing. (Ngastiah, 2003)
Bronchopneumonia adalah radang pada paru-paru yang mempunyai penyebaran
berbercak, teratur dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam bronchus dan
meluas ke parenkim paru (Brunner dan Suddarth, 2001).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus
paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
2.2
Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Sistem pernapasan terdiri atas :
Hidung
Merupakan saluran udara yang pertama, berfungsi mengalirkan udara ke dan dari paruparu.Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru.
Faring atau tenggorokan
Struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring.faring
dibagi menjadi tiga region : nasofaring, orofaring, dan laringofaring.
Laring atau pangkal tenggorokan
Struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea. Fungsi utama laring
adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi,melindungi jalan napas bawah dari
obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering juga disebut sebagai
kotak suara. Dan terdiri atas : epiglotis , glotis, kartilago tiroid, kartilago
krikoid,kartilaago aritenoid dan pita suara.
2.3
Etiologi
Pada umumnya tubuh terserang Bronchopneumonia karena disebabkan oleh penurunan
mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen.Penyebab
Bronchopneumonia yang biasa ditemukan adalah:
1. Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus,
Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni), Mycobacterium
Tuberculosis.
2. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
3. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides,
Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing.
4. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah
a) Faktor predisposisi
Usia /umur
Genetik
b) Faktor pencetus
Gizi buruk/kurang
Polusi udara
2.4
Patofisiologi
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus
penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi
peradangan broncus dan alveolus dan jaringan sekitarnya. . Inflamasi pada bronkus
ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi
positif dan mual. Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses
peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu :
kedua paru.
2.6
Pemeriksaan penunjang
2.7
1.
Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi langsung,
biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya, tetapi cara ini
tidak rutin dilakukan karena sukar.
2.
3.
Foto thorax bronkopeumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa
lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau
beberapa lobus.
Manifestasi Klinik
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.8
Penularan
Penyakit ini merupakan penyakit menular dengan cara penularan sebagai berikut:
a. Doplet infection (infeksi tetes) melalui percikan mucus atau saliva.
b. Makanan dan minuman yang terkontaminasi
c. Peralatan pernapasan yang terkontaminasi
d. Penggunaan alat bantu pernapasan secara bersama-sama
2.9
Pencegahan
a.
b.
c.
d.
2.10 Komplikasi
a.
b.
Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang. Terjadi apabila
penumpukan sekret akibat berkurangnya daya kembang paru-paru terus terjadi.
Penumpukan sekret ini akan menyebabkan obstruksi bronchus intrinsik. Obstruksi ini
akan menyebabkan atelektasis obstruksi dimana terjadi penyumbatan saluran udara
yang menghambat masuknya udara ke dalam alveolus.
Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
c.
d.
e.
f.
Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang
Infeksi sistemik
Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial
Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak. Ini disebabkan apabila terjadi
penyebaran virus hemofilus influenza melalui hematogen ke sistem saraf sentral.
Penyebaran juga bisa dimulai saat terjadi infeksi saluran pernapasan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bronchopneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantungkantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga
kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang.Kekurangan oksigen membuat sel-sel
tubuh tidak bisa bekerja.Gara- gara inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh,
penderita bronchopneumonia bisa meninggal.Sebenarnya bronchopneumonia bukanlah
penyakit tunggal.Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber
infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia
maupun partikel.
Bronchopnemonia dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius seperti atelektasis,
empisema, abses,iInfeksi sistemik, endokarditis, meningitis
DAFTAR PUSTAKA
http://penyakit-paru.blogspot.com/2009/10/bronchopneumonia-pada-anak.html
http://x-asuhankeperawatan.blogspot.com/2012/07/makalah-bronkopnemoni-pada-anak.html
http://senyumperawat.blogspot.com/2009/12/bronchopneumonia.html
http://www.smallcrab.com/kesehatan/502-mengenal-penyakit-bronchitis