ASKEP NAPZA
DI SUSUN OLEH :
1. Suci Makhsunah
2. Rizka Putri Rahmayani
3. Dian Budi Lestari
4. Siti Nur Cholifah
5. Rianita Putri Andini
6. Ika Nurun Niharoh
7. Moch. Rio Primandaru
8. Dimas Maula Ulya
9. Andina Putri Pratiwi
10. Indah Setyaningsih
P27820413001
P27820413007
P27820413010
P27820413012
P27820413015
P27820413020
P27820413031
P27820413032
P27820413035
P27820413041
ASKEP NAPZA
Definisi
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan sampai
setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang parah dan
sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk pada perilaku psikososial
yang berhubungan dengan ketergantungan zat. Gejala putus zat terjadi karena
kebutuhan biologik terhadap obat. Toleransi adalah peningkatan jumlah zat untuk
memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda
ketergantungan fisik (Stuart dan Sundeen, 1995).
Napza adalah singkatan dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya.Narkotika UU no 22, tahun 1997 adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.Alkohol
adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian
yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan distilasi atau fermentasi
tanpa distilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak,
menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur
konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman yang mengandung
etanol.Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat
Adiktif Lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang
penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika menurut Undangundang Nomor 5 tahun 1997 meliputi ectasy, shabu-shabu, obat penenang/obat tidur,
obat anti depresi dan anti psikosis
Opioida
Opioida dihasilkan dari getah opium poppy yang diolah menjadi morfin,
kemudian dengan proses tertentu menghasilkan putaw, dimana putau mempunyai
kekuatan 10 kali melebihi morfin.Opiate disahgunakan dengan cara disuntik atau
dihisap, dengan nama jalannya adalah putau, ptw, black heroin, brown sugar.
Opiate dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu :
a.
b.
c.
2.
Kokain
Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar erythroxylon
coca, yang berasal dari amerika selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini
biasanya di kunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek
stimulan.Nama jalanan dari kokain adalah koka, coke, happy dust, charliesnow/
salju, putih.
3.
Kanabis (ganja )
Kanabis mengandung delta-9 tetra-hidrokana-binol(THC). Ganja yang dibentuk
sebagai rokok merupakan tanaman yang sudah dikeringkan dan di rajang,
kemudian dilinting seperti tembakau. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah
sindrom amotivasional, yaitu sekumpulan gejala yang timbul karena penggunaan
ganja dalam jangka waktu yang lama dan dalam jumlah yang banyak sehingga
mengakibatkan kemampuan bicara, baca, hitung akan menurun, kemampuan dan
keterampilan sosial terhambat.
4.
Amfetamin
Nama generik amfetamin adalah D-pseudo efinefrin, yang digunakan sebagai
dekongestan. Amfetamin terdiri dari 2 jenis yaitu MDMA (methilene dioxi
methamphetamine) / ekstasi dan mentafetamin (sabu-sabu).
5.
6.
7.
Solvent/inhalansia
Adalah zat yang berbentuk gas dan dapat masuk kedalam tubuh melalui sistem
pernapasan (paru-paru).
8.
Alkohol
Diperoleh dari proses permentasi madu, gula, sari buah, atau umbi-umbian. Hasil
permentasi ini dapat diperoleh alkohol dengan kadar tidak lebih dari 15%, tetapi
dengan proses penyulingan dapat dihasilkan alkohol dengan kadar yang lebih
tinggi, bahkan mencapai 100%.
Faktor biologi
Kecenderungan
keluarga,
terutama
penyalahgunaan
alkohol.
Perubahan
Faktor psikologik
a.
b.
Harga diri rendah biasanya sering b.d penganiayaan waktu masa kanak
kanak
c.
d.
3.
Perilaku maladaptif
Mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit
Faktor sosiokultural
a.
b.
c.
d.
kesempatan
Perspektif Psikodinamika
Perspektif
psikodinamika
yaitu
individu
yang
mengalami
masalah
Perubahan Fisik :
Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan
nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus,
diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
2.
Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas
atau tempat kerja.
Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.
Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota
keluarga yang lain.
Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau
keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
Komplikasi Medik, biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup
lama. Pengaruhnya pada :
a. Otak dan susunan saraf pusat :
b.
2.
Dampak Sosial :
a.
Di Lingkungan Keluarga :
Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya
pengobatan dan rehabilitasi.
b.
Di Lingkungan Sekolah :
c.
Di Lingkungan Masyarakat :
Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna / man
gsanya.
Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah
menjadi ketergantungan.
Meningkatnya kecelakaan.
Pemeriksaan Diagnostik
Penatalaksanaan
Pencegahan
Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum banyak,
makan makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan
perhatiannya dari narkoba. Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter.
Pengguna harus diyakinkan bahwa gejala-gejala sakaw mencapai puncak
dalam 3-5 hari.
Pengobatan
putus zat tersebut. Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala putus zat
tersebut berhenti sendiri.
11. Detoktifkasi dengan substitusi
Patau atau heroin dapat disubstitusi dengan memberikan jenis opiat
misalnya kodein, bufremorfin, dan metadon, substitusi bagi pengguna
sedatif-hipnotik dan alkohol dapat dari jenis anti ansietas, misalnya
diazepam. Pemberian substitusi adalah dengan cara penurunan dosis
secara bertahap sampai berhenti sama sekali. Selama pemberian substitusi
dapat juga diberikan obat yang menghilangkan gejala simptomatik,
misalnya obat penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai
dengan gejala yang ditimbulkan akibat putus zat tersebut
Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan
terpadu melaui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar
pengguna NAPZA yang menderita sindroma ketergantungan dapat
mencapai
kemampuan
fungsional
seoptimal
mungkin.
Tujuannya
Pengkajian Keperawatan
Data demografi
Keluhan utama
Riwayat pengobatan
Faktor predisposisi
Faktor presipitasi
Pemeriksaan fisik
Psikososial
Konsep diri
Hubungan soaial
Spiritual
Status mental
Persepsi
Proses pikir
Isi pikir
Tingkat kesadaran
Memori
Resiko
tinggi Setelah dilakukan tindakan
terhadap kekerasan keperawatan
diarahkan pada diri selama...x...jam pasien
sendiri
mampu :
1. Pasien dapat
mengartikan sentuhan
sebagai ancaman
2. Mencegah
kemungkinan cedera
diri sendiri atau orang
lain
3. Keterlibatan pasien
dalam kegiatan
interpersonal akan
menolong klien
kembali dalam realita
NIC
1. Decision Making
a. Menginformasikan
pasien alternatif
atau solusi lain
penanganan
b. Memfasilitasi
pasien untuk
membuat
keputusan
c. Bantu pasien
mengidentifikasi
keuntungan,
kerugian dari
keadaan
2. Role Inhancement
a. Bantu pasien
untuk identifikasi
bermacam-macam
nilai kehidupan
b. Bantu pasien
identifikasi
strategi positif
untuk mengatur
pola nilai yang
dimiliki
1. Pertahan kan
lingkungan dalam
stimulus yang rendah
2. Ciptakan lingkungan
psikososial
3. Observasi perilaku
klien setiap 15 menit
4. Singkirkan semua
benda berbahaya
5. Lindungi klien dan
orang lain dari bahaya
kekerasan
6. Tingkatkan peran
serta keluarga dalam
setiap tindakan
perawatan
7. Salurkan perilaku
merusak pada kegiatan
Deficit
perawatan Setelah dilawatan
diri
(mandi)
bd dilakukan tindakan
penurunan motivasi
keperawatan
selama......x....jam pasien
mampu :
1. Self care: ADLs
Kriteria hasil :
1. Klien terbebas dari bau
badan
2. Menyatakan terhadap
kemampuan
kenyamanan untuk
melakukan ADLs
3. Dapat melakukan
ADLs dengan bantuan
13.
fisik
8. Lakukan fiksasi jika
perlu
9. Berikan obat-obat
anti psikotik sesuai
program terapi dan
pantau efek samping
obat.
Self Care Assistane :
ADLs
1. Monitor kemampuan
klien untuk perawatan
diri yang mandiri
2. Monitor klien untuk
alat-alat bantu
kesehatan
3. Sediakan bantuan
sampai klien secara
utuh melakukan self
care
4. Dorong klien
melakukan aktifitas
sesuai kemampuan
5. Ajarkan klien dan
keluarga mendorong
kemandirian
6. Beri aktivitas rutin
sehari-hari sesuai
kemampuan