Penggunaan
Celemek
cerita
meningkatkan
kemandirian
anak
untuk
Paud
Khikmaturraudhah
b. Jenis Kelamin
Wanita
c. Pangkat/ Golongan/NIP
d. Asal Sekolah
Juli 2012
Peneliti
Khikmaturraudhah
ABSTRAK
Khikmaturraudhah, 2012, Penggunaan Celemek Cerita untuk Meningkatkan
Kemandirian Anak Paud Kelompok A (Penelitian Tindakan Kelas di Paud
Zuleha Bram Itam
Kata Kunci : Penggunaan Celemek Ceria, Kemandirian Anak
Penggunaan celemek cerita untuk meningkatkan kemandirian anak adalah
suatu usaha agar kegiatan pembelajaran di Paud tidak monoton, membosankan,
dan menjenuhkan. Dalam kenyataannya kegiatan pembelajaran masih sangat
tekstual, sehingga bentuk-bentuk analogi yang harus di kembangkan secara
kontekstual masih terkesan staknasi. Akibat dari pembelajaran seperti itu, untuk
mendongkrak agar anak bisa lebih mandiri dan dapat melakukan sesuatu tanpa
bantuan orang lain akan terhambat.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pembelajaran
bercerita dengan alat peraga celemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam. 2) Untuk
mengetahui kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam. 3)
Untuk mengetahu sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga celemek
cerita dalam meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha
Bram Itam.
Adapun pendekatan metode penelitain
KATA PENGANTAR
Tidak ada tutur kata yang patut peneliti ucapkan, kecuali ucapan
alhamdulillah. Karena atas rahmad, hidayah, dan nikmat-Nyalah peneliti dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul Penggunaan Celemek Cerita Untuk
Meningkatkan Kemandirian Anak Paud Kelompok A (Penelitan Tindak Kelas di
Paud Zuleha Bram Itam). Sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Penelitian ini tidak akan dapat terlaksana sesuai dengan harapan peneliti,
tanpa adanya pengarahan-pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu ucapan terimaksih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis
sampaikan kepada yang terhormat:
1. DR. MUL AMRI, S.Pd, M.Pd. selaku pembimbing dalam pelaksanaan
penelitian ini
2. Kepala
KhikmaturraudhahDAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN.......................................................................
A. Latar Belakang Masalah..........................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
D. Hipotesis .................................................................................
E. Lingkup Penelitian ..................................................................
F. Definisi Oprasional..................................................................
G. Kegunaan Penelitian ..............................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan
yang menyenangkan dengan prinsip belajar sambil bermain, bermain seyara
belajar. Berangkat dari sinilah pembelajaran yang ada di Paud harus dicermati,
sehinga apa yang diharapkan, yakni agar anak-anak lebih mandiri dalam segala
hal sesuai dengan kapasitas anak bisa tercapai. Metode pengajaran yang tepat dan
cermat akan mengarahkan anak-anak pada hasil yang optimal.
Macam-macam metode pengajaran di antaranya adalah metode bercerita,
permainan bahasa, sandiwara boneka, bercakap-cakap, dramatisasi, bermain
peran, karya wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, dan
pemanasan atau apersepsi
Tiap-tiap metode tentu mempunyai tujuan secara khusus sekalipun
kadang-kadang antara metode yang satu dengan metode yang lain mempunyai
tujuan yang sama. Hal itu dapat dilihat dalam buku Pedoman Guru Bidang
Pengembangan Berbahasa di Paud yang dijelaskan:
Metode bercerita mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya
pikir, melatih daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi, menciptakan
suasana menyenangkan, dan akrab di kelas.
Metode permainan bahasa mempunyai tujuan anak mengerti apa yang
dikatakan kepadanya, anak pandai memusatkan perhatiannya pada apa yang
didengarnya, anak pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya,
dan anak suka mendengarkan pembicaraan orang lain.
Metode sandiwara boneka mempunyai tujuan melatih daya tangkap,
melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan,
membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan
menciptakan suasana senang di kelas.
Metode bercakap-cakap mempunyai tujuan mengembangkan kecakapan
dan keberanian, menyampaikan pendapat kepada orang lain, memberi
vii
kesempatan untuk berekspresi secara lisan, memperbaiki lafal dan ucapan, dan
mengembangkan intelegensi.
Metode dramatisasi mempunyai tujuan memberi kesempatan yang sebaikbaiknya kepada anak untuk mengekpresikan diri dan memenuhi kebutuhan
meniru.
Metode mengucapkan syair mempunyai tujuan memupuk persamaan
irama dan perasaan estetis, memperkaya perbendaraan kata, dan melatih daya
ingatan.
Metode bermain peran mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih
daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan
intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang.
Metode karya wisata mempunyai tujuan mengenal lingkungan secara
langsung membantu perkembangan intelegensi, dan menambah perbendaraan
bahasa.
Begitu juga dengan metode-metode yang lain, misalkan metode
demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, maupun metode pemanasan
atau apersepsi masing-masing tentu mempunyai tujuan khusus.
Metode-metode tersebut adalah sebuah variasi atau pilihan dalam setiap
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh
setiap pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan metode yang telah
ditentukan melenceng atau tidak sesuia dengan tujuan yang diinginkan. Dalam
hal ini misalkan metode cerita dibantu dengan alat peraga yang menarik dan unik
akan merangsang siswa untuk betul-betul memperhatikan setiap apa yang akan
disampaikan oleh pengajar atau guru.
Untuk menjadikan agar anak mandiri, agar anak dapat melakukan sesuatu
tanpa bantuan orang lain adalah suatu harapan bagi semua pihak baik dari pihak
sekolah maupun pihak orang tua atau wali murid, karena kemandirian adalah
suatu hal yang sangat menting yang harus dimiliki oleh setiap anak. Agar tidak
selalu bergantung pada orang lain. Kemandirian adalah Hal atau keadaan dapat
berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain. (Tim.1996:555). Oleh karena
itu metode bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita adalah
sebuah pilihan yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat
peraga clemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam?
2. Sejauh manakah kemandirian anak kelompok A di Paud Zuleha Bram
Itam.Sejauh manakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan
alat peraga clemek cerita anak kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam
dalam meningkatkan kemandirian anak?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengat alat pegaga clemek cerita
di Paud Zuleha Bram Itam.
2. Untuk mengetahui kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha
Bram Itam.
3. Untuk mengetahui sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga
clemek cetita dalam meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di
Paud Zuleha Bram Itam.
D. Hipotesis
Berdasar atas rumusan masalah sebagai mana di atas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai beriku:
Menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek
cerita dapat meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha
Bram Itam.
E. Lingkup Penelitian
Agar dalam pembehasan ini tidak terlalu meluas, maka pembahasan
hanya difokuskan pada penggunaan metode pmbelajaran bercerita dengan
menggunakan alat peraga celemek cerita kaitannya dengan kemandirian anak
Paud kelompok A. Penelitian ini dilakukan di Paud Zuleha Bram Itam.
F. Definisi Oprasional
Agar tidak terjadi perbedaan arti, maka dalam penelitian ini diperlukan
pendefinisian hal-hal sebagai erikut:
1. Penggunaan clemek cerita yang diajarkan di Paud Kelompok A Paud
Zuleha Bram Itam adalah pengembangan atau variasi dari metode
bercerita di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di Taman
Kanak-Kanak yang menggunakan alat peraga tidak langsung, yakni benda
tiruan, gambar guntingan-guntingan yang ditempelkan pada celemek yang
terbuat dari kain flannel.
2. Yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian ini adalah siswa
dapat melakukan sesuatu yakni dapat memakai sepatu dan baju tanpa
bantuan orang lain atau guru (pada saat di sekolah).
G. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis kegunaan penelitian ini dapat memperbanyak atau
memperkaya tentang variasi metode pengajaran bercerita dengan
penggunaan alat peraga tidak langsung di bidang pengembangan
kemampuan berbahasa di Paud.
2. Bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengajar dalam
rangka untuk memberikan variasai pengajaran agar tidak menjenuhkan.
BAB II
KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJARAN CELEMEK
CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK
A. Konsepsi Metode Pengajaran
Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang
digunakan untuk mencapai suatu tujuan. (Surahman, 1978: 121).
Sedangkan pengajaran adalah, 1 proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan; 2 perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar. (Tim.
1996: 13).
Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara utama yang
bersifat umum dan luas dalam melakukan proses, perbuatan, cara mengajar, atau
mengajarkan untuk mencapai suatu tujuan.
Metode pengajaran di Paud amatlah banyak. Sebagaimana yang telah
dituangkan oleh peneliti pada bagian latar belakang. Adapun metode-metode
yang dimaksudkan adalah:
1. Metode pemberian tugas, yaitu metede yang memberikan kesempatan pada
anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah
dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan
melaksanakan secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara berkelompok
ataupun individual.
2. Metode proyek, yaitu metode yang memberikan kesempatan pada anak untuk
menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan sehari-hari anak sebagai bahan
pembahasan melalui berbagai kegiatan.
3. Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung ke objek-objek yang
sesuai dengan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan
anak.
4. Metode bermain peran, yaitu permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau
benda-benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal
(imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.
2.
Alat peraga tak langsung, yakni benda tiruan, gambar terlepas atau
dalam buku dan guntingan - guntingan yang ditempelkan pada papan flannel.
(Saleh,1988: 9).
Dari kutipan di atas dapat dianalogikan bahwa pengajaran dengan clemek
C. Konsepsi Kemandirian
Kemandirian adalah
sesuatunya masih sangat tergantung kepada orang lain. Semua aktivitas selalu
masih harus dibantu orang lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu,
atau ayah. Misalkan anak ingin memakai sepatu, anak masih harus dibantu
mencari sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada
saat anak ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan segala hal sampai
baju tersebut betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih sangat
tergantung kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau melakukan
setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri sendiri adalah anak yang belum
mandiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan sifat
penelitian adalah pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini lebih
mengutamakan deskreftif analitik untuk memecahkan konsep-konsep di
dalamnya bukan menggunakan numeric statistik.
Penelitian
kualitatif
mengandalkan
pengamatan,
berperan
serta
C. Rancangan Penelitian
Siklus I
Perencanaan
Identifikasi masalah
dan penetapan
alternatif masalah
- Menentukan tema
- Membuat satuan kegiatan harian
- Mempersiapkan alat peraga/sumber belajar
- Menyiapkan instrumen observas1
Tindakan
Pengamatan
Refeksi
Siklus
II
Perencanaa
Tindakan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
Tindakan
Pengamata
Refleksi
bertujuan untuk
14
penelitian ini adalah mengumpulkan data secara objektif, apa adanya yang
terdapat dalam Paud Zuleha Bram Itam baik dari segi persiapan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru, proses selama pembelajaran pembelajaran, maupn
evaluasi pembelajarnnya.
F. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah Paud Zuleha Bram
Itam. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada hasil observasi lbahwa lokasi tersebut
sangat strategis dan mudah di jangkau karena terletak di tengah kota. Selain itu
sekolah ini tergolong sekolah yang dianggap bermutu dan difavoritkan oleh
masyarakat, sehingga animo masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya
sangat-sangatlah tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan pada setiap penerimaan
siswa baru banyak sekali yang datang dari luar kecamatan sidoarjo harus siap
bersaing antara satu dengan yang lain dan siap untuk tidak diterima karena
kapasitas yang tersedia sangat terbatas. Sekalipun dalam kegiatan sehari-harinya
dalam kegiatan pembelajaran masih banyak dijumpai siswa yang belum bisa
mandiri untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan dirinya sendiri.
Misalkan anak masih harus dibantu memakai sepatu, yang seharusnya sudah
tidak perlu dibantu lagi, begitu juga dengan kegiatan yang lain misalkan memakai
baju, anak masih mencari guru-gurunya untuk membantu memakaikan. Oleh
karena itu perlu adanya variasi pembelajaran yang lebih menarik, lebih hidup,
dan tidak menjenuhkan.
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Berdasar atas observasi dan hasil diskusi guru atau pengajar kelompok A
di Paud Zuleha Bram Itam ternyata pada umumnya masih banyak yang terfokus
pada petunjuk-petunnjuk atau teknik-teknik yang telah ada pada buku-buku
pedoman ke-PAUD-an. Hal tersebut sebetulnya sudah bagus. Akan tetapi untuk
mengurangi kejenuhan anak dalam tiap pembelajaran guru harus kaya dengan
metode pembelajaran dan kaya dalam mengoptimalkan penggunaan alat peraga,
sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan, yakni agar anak bisa lebih mandiri
bisa tercapai sesuai dengan harapan.
Agar permasalahan keterpakuan penggunaan alat peraga sangat
bergantung pada buku-buku yang ada akhirnya menimbulkan kejenuhan segera
dapat teratasi, salah satunya adalah perlunya adanya pengayaan metode bercerita
dengan penggunaan alat peraga celemek cerita.
Dalam penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II
yang masing-masing siklus terbagi atas bagian-bagian, yaitu
perencanaan,
16
oleh dua guru dengan jumlah 30 murid. Hasilnya anak masih belum
mampu.
Pertemuan II
Setelah guru bercerita di depan anak dengan menggunakan celemek cerita
yang ditempeli gambar anak pandai memakai sepatu dan gambar anak
pandai memakai baju, anak disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan
memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dari 30 murid yang
dikelompokkan menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 15
anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih dengan bantuan.
Pertemuan III
Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju
dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak
mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh
dua guru dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi tiga kelompok.
Masing masing kelompok terdiri atas 10 anak, hasilnya anak mampu,
tetapi masih dengan bantuan guru.
Pertemuan IV
Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju
dengan menggunakan alat peraga celemek cerita bergambar anak pandai
memakai sepatu dan gambar anak pandai memakai baju, selanjutnya anak
disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan
dipandu oleh dua guru dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi
enam kelompok masing-masing kelompok lima anak, hasilnya anak
mampu melakukan tanpa bantuan.
4. Refleksi
Peertemuan I
Objek penelitian sebanyak 30 anak dalam pelaksanaan pembelajaran
konsentrasi anak tidak bisa maksimal, sehingga pelaksanaan kegiatan
praktik memakai baju dan memakai sepatu belum berhasil.
Pertemuan II
Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu
dapat
dikatakan
anak
masih
belum
mampu
meskipun
sudah
BAB V
PEMBAHASAN
Agar memperoleh gambaran yang jelas tentang penggunaan celemek
cerita dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di
Paud Zuleha Bram Itam, peneliti akan memaparkan gambaran tentang metode
pembelajaran
Alat Peraga
Celemek Cerita
Guru mengajar dengan memakai celemek cerita yang ditempeli gambar
anak yang pandai memakai sepatu dan gambar anak yang pandai memakai baju.
Penempelan gambar tersebut dilakukan secara bergantian, mula-mula gambar
yang ditempelkan adalah gambar anak yang pandai memakai sepatu dan yang
selanjutnya adalah gambar anak yang pandai memakai baju. Pada awal masuk ini
guru hanya ingin menarik perhatian anak-anak agar kegiatan pembelajaran segera
terkondisikan. Untuk menguji apakah anak-anak secara mayoriotas atau minoritas
sudah bisa memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain, maka guru tanpa
banyak komentar tentang bagaimana cara memakai sepatu atau baju. Akan tetapi
guru secara langsung memerintahkan kepada anak agar melapas sepatu yang
dikenakan kemudian memakainya kembali. Selain itu guru juga memerintahkan
agar anak memakai baju yang telah disiapkan dari rumah. Hasilnya dapat
diketahui dari 30 anak yang bisa memakai sepatu hanya dua anak dan yang bisa
memakai baju hanya 1 anak. Cara tersebut tampaknya kurang berhasil, maka
selanjutnya cara yang digunakan oleh guru agar siswa bisa memakai sepatu dan
baju tanpa bantuan orang lain adalah dengan cra mempraktikan. Yaitu memanggil
dua anak ke depat sebagai peragaan untuk mempraktikkan cara memakai sepatu
dan cara memakai baju secara bergantian dengan bantuan seorang guru.. Setelah
itu seluruh anak dengan cara dikelompokkan mempraktikkan cara memakai
22
sepatu dan cara memakai baju. Dari 30 anak yang disuruh untuk memakai sepatu
dan memakai baju 12 anak yang bisa memakai sepatu 10 anak yang bisa
memakai baju. Cara mempraktikan memakai sepatu dan memakai baju ini
diulang-ulang sampai sdengan empat kali dan hasi akhir menunjukkan dari 30
anak yang bisa memakai sepatu 30 anak dan anak yang bisa memaskai baju 30
anak.
Penggunaan celemek cerita dipakai oleh guru sejak sebelum masuk ke
dalam kelas, sehingga masuk ke kelas guru sudah dalam keadam memakai
celemek cerita dengan masked sebagaimana yang telah disampaikan bagian awal
agar menarik perhatian anak dan kegiatan belajar mengajar segera terkondisikan.
Aktivitas dan reaksi siswa dalam penggunaan peraga celemek cerita ini
bermacam-macam. Ada yang melihat saja dari kejauhan sambil memperhatikan
gerak-gerik gurunya, ada yang ingin melihat dari dekat sambil memperhatikan
gambar secara seksama sambil berkomentar macam-macam, O, gambar orang
dan ini gambar sepatu. Ini gambar siapa Bu? Bu, Bu, mengapa memakai ini
Ibu masak ya? Mengapa Ibu memakai celemek? dan lain-lain.
B. Gambaran Kemandirian Anak Paud Kelompok A
Berdasarkan pengamatan anak kelompok A Paud Zuleha Bram Itam pada
saat kegiatan belajar dapat dilihat dari 30 anak yang bisa memakai sepatu dan
memakai baju tanpa bantuan sama sekali dari guru adalah dua anak memakai
sepatu dan satu anak memakai baju. Hal tersebut terjadi pada
pertemuan
pertama. Sedangkan pada pertemuan berikutnya anak yang sudah bisa memakai
sepatu dua belas anak anak dan yang sudah bisa memakai baju 10 anak. Pada
pertemuan ketiga anak yang sudah bisa memakai sepatu 25 anak dan anak yang
sudah bisa memakai baju 24 anak. Sedangkan untuk pertemuan keempat anak
yang bisa mmakai sepatu 30 anak dan yang bisa memakai baju 30 anak.
C. Gambaran Metode
bisa memakai
No.
1
2
3
4
Siswa yang
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Pertemuan IV
sepatu
2
12
25
30
Presentasi
Keberhasilan
bisa memakai
Kebehasilan
6%
36 %
75 %
100 %
baju
1
10
24
30
3%
30 %
72 %
100 %
BAB VI
yang terdapat
B. SARAN
1. Agar pembelajaran menjadi menarik seorang pengajar harus pandaipandai memilih metode yang tepat dan cermat dalam setiap melaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
Moleong, Lekxy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bantung: PT
Remaja.
Rachman, Arief. 2005. Memebntuk Anak Mandiri, Bermotivasi tinggi, dan
Percaya Diri. Jakarta: Nikita.
Sujana, Nana. 1997. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah Skripsi
Tesis disertasi) Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
Surahmad, Winarno. 1994 . Dasar dan Teknik Reasearh. Bandung: Tarsita
Saleh, Chasman. 1988. Pedoman Guru Bidang Pengembangan kemampuan
Berbahasa
Kebudayaan.
Tim. 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Tim. 1996. Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman
Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan. Dan Kebudayaan.
Tim. 1997. Metode Khusus Pengembasngan Keterampilan di Taman KanakKanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Tim. 1997. Mendidik Kusus Pengembangan Daya Pikir di Taman KanakKanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
LAMPIRAN LAMPIRAN :
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No.
Nama Anak
1
M. Syeikhul Islam Al akbar
2
Rusdian Ahmad Atrisa
3
M. Haswin Alrasi
4
M. Raikhan
5
Asfah Asfiak
6
Bagas kukuh Priambodo
7
Evan Raikhan Refendi
8
Figuh Rixki Ananda
9
Lintang Samudra T
10
Fahmi bdul Azis
11
M. Rizal Aulia R.
12
M. Rafi Fahruddin
13
Kevin
14
Yuen Sello P.
15
Hijar Habibullah
16
Aulia Rahmah S.
17
Jihan Sabita
18
Nabila Yasmin
19
Rahmah Dini
20
Safana Safia Putri
21
Salsabila Laliatul F.
22
Aninda Fadillah
23
Annisa Cahya Fatikah
24
Aura Hawa Mega Mustika
25
Dea Putri Marita
26
Nadira Safa Mediati
27
Rania Ikdatul N.
28
Karina Salsabila
29
Hilfia Faradika Sasmi
30
Nadia Hasna Maulidia
Kreteria Nilai:
1 : belum mampu
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru
Jenis Kegiatan
Dapat
Dapat
Memakai
Memakai
Sepatu
Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
Keterangan
Khikmaturraudhah
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No.
Nama Anak
1
M. Syeikhul Islam Al akbar
2
Rusdian Ahmad Atrisa
3
M. Haswin Alrasi
4
M. Raikhan
5
Asfah Asfiak
6
Bagas kukuh Priambodo
7
Evan Raikhan Refendi
8
Figuh Rixki Ananda
9
Lintang Samudra T
10
Fahmi bdul Azis
11
M. Rizal Aulia R.
12
M. Rafi Fahruddin
13
Kevin
14
Yuen Sello P.
15
Hijar Habibullah
16
Aulia Rahmah S.
17
Jihan Sabita
18
Nabila Yasmin
19
Rahmah Dini
20
Safana Safia Putri
21
Salsabila Laliatul F.
22
Aninda Fadillah
23
Annisa Cahya Fatikah
24
Aura Hawa Mega Mustika
25
Dea Putri Marita
26
Nadira Safa Mediati
27
Rania Ikdatul N.
28
Karina Salsabila
29
Hilfia Faradika Sasmi
30
Nadia Hasna Maulidia
Kreteria Nilai:
1 : belum mampu
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru
Jenis Kegiatan
Dapat
Dapat
Memakai
Memakai
Sepatu
Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
Keterangan
Khikmaturraudhah
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No.
Nama Anak
1
M. Syeikhul Islam Al akbar
2
Rusdian Ahmad Atrisa
3
M. Haswin Alrasi
4
M. Raikhan
5
Asfah Asfiak
6
Bagas kukuh Priambodo
7
Evan Raikhan Refendi
8
Figuh Rixki Ananda
9
Lintang Samudra T
10
Fahmi bdul Azis
11
M. Rizal Aulia R.
12
M. Rafi Fahruddin
13
Kevin
14
Yuen Sello P.
15
Hijar Habibullah
16
Aulia Rahmah S.
17
Jihan Sabita
18
Nabila Yasmin
19
Rahmah Dini
20
Safana Safia Putri
21
Salsabila Laliatul F.
22
Aninda Fadillah
23
Annisa Cahya Fatikah
24
Aura Hawa Mega Mustika
25
Dea Putri Marita
26
Nadira Safa Mediati
27
Rania Ikdatul N.
28
Karina Salsabila
29
Hilfia Faradika Sasmi
30
Nadia Hasna Maulidia
Kreteria Nilai:
1 : belum mampu
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru
Jenis Kegiatan
Dapat
Dapat
Memakai
Memakai
Sepatu
Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
Keterangan
Khikmaturraudhah
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No.
Nama Anak
1
M. Syeikhul Islam Al akbar
2
Rusdian Ahmad Atrisa
3
M. Haswin Alrasi
4
M. Raikhan
5
Asfah Asfiak
6
Bagas kukuh Priambodo
7
Evan Raikhan Refendi
8
Figuh Rixki Ananda
9
Lintang Samudra T
10
Fahmi bdul Azis
11
M. Rizal Aulia R.
12
M. Rafi Fahruddin
13
Kevin
14
Yuen Sello P.
15
Hijar Habibullah
16
Aulia Rahmah S.
17
Jihan Sabita
18
Nabila Yasmin
19
Rahmah Dini
20
Safana Safia Putri
21
Salsabila Laliatul F.
22
Aninda Fadillah
23
Annisa Cahya Fatikah
24
Aura Hawa Mega Mustika
25
Dea Putri Marita
26
Nadira Safa Mediati
27
Rania Ikdatul N.
28
Karina Salsabila
29
Hilfia Faradika Sasmi
30
Nadia Hasna Maulidia
Kreteria Nilai:
1 : belum mampu
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru
Jenis Kegiatan
Dapat
Dapat
Memakai
Memakai
Sepatu
Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
Keterangan
Khikmaturraudhah