FADHILAH QIRAATILQURAN
Bacalah Alquran setiap hari, ia akan tetap terus menarik, menawan hati dan mempesona jiwa,
menjadi hiburan yang indah, mengobat hati nan lara. Alangkah indahnya katakata, rangkaisuai padanan
frasa, diksi terpilih berangkum termaktub nyata, tata letak kata bersajak klausa dan kalimat ayatayat Alqur
anulkarim, Kitabullah kitab nan mulia.
Dengan meniru kemahaindahan Alqur an, para penyair menggubah menjalin kata, menyanjung asa,
menjunjung cita, meraih tuah dengan harapan dapat menyerlahkan jua. Tapi penulis lirik lirik lagu
dilupakan saja tak beroleh sebutan sebagai pujangga. Padahal di seluruh dunia ada banyak kalimat
kalimat tertentu para penulis lagu itu yang abadi diingat terus oleh masyarakatnya. Sama ada dalam jenis
lagu berirama apa saja dari yang konvensi sampai yang paling mutaakhiri.
Maa zaa wajada man faqodaka ,wamallazi faqoda man wajadaka, laqod khoba man rodhia dunaka
badala, walakod khosiro man bagho anka mutahauwwala.
(lirik lagu Rabiatul Adawiyah yang dirilis ulang dinyanyikan oleh Umm Kaltsum, Mesir, 1896)
Alangkah cantiknya dunia ini
Sembahyang itu suatu kewajiban
Bila makhluk-Nya tunduk mengabdi
Walau musyafir di perjalanan
Pada Tuhannya Rabbul Izzati
Walau derita membalut badan
Tunaikan Sholat yang lima kali
Walau pun di dalam kesengsaraan
Tiga orang dosen Bahasa Indonesia IKIP/Unimed meninggal dunia dengan kasihan dalam berdekat
masa. Almarhum Abdul Aziz Angkat berpulang pada peristiwa kerusuhan di DPRD SU, mendiang Delvi
Napitupulu meninggal terjatuh ketika hendak berangkat mengawas UN dan Allahyarham Nasrun Adil
berpulang ke Rahmatullah pada pagi Jumat 29 hari bulan Syawal 1431 akan berangkat melaksanakan tugas
menguji mahasiswa calon sarjana di FKIP Universitas Asahan.
Tak lama setelah abangda NA dipanggil menghadap Kadhi Robbulizzati berikut menyusul pula
Antilan Rifaldi Purba, Alm. Abangda Abdul Rahman, entah siapa berikutnya sampai gilirannya untuk
dipanggil menghadap maka tiada sedetikpun dapat dimundurkan atau dimajukan saat saat yang
menyedihkan itu. Namun begitu dalam ilmu Tasauf, Syekh Ibrahim Almatbuli ada berkata karena yang akan
datang adalah sesuatu yang ghaib maka kita boleh berdoa supaya dipanjangkan Allah umur dalam taat
sehat selamat tercapai cita cita dan husnulkhatimah, amin.
Ketiga dosen yang baik budi ini peristiwa berpulangnya diliput media karena termasuk tragis dan
sepenuh duka. Tapi Abangnda Nasrun Adil yang paling kasihan, Pak Abdul Aziz dan Ibuk Delvi sempat
dirawat di rumah sakit. Abangnda berangkat dari Medan pagi pagi benar, menjelang siang peristiwa itu
pun terjadilah dan petang hari itu juga dikebumikan karena begitu yang baik menurut syariat. Hancurlah
duka bertambah tambah nestapa mencucur deras si air mata mengiringi kepergian Abangnda untuk
selamanya. Kulluman alaiha fana (Ar Rahman)
Entah mengapa Abangnda pergi juga mencari rezeki karena Almarhum sudah ditepung tawari untuk
berangkat menunaikan ibadah Haji. Padahal dalam syair Bayan Budiman ada tersebut dan dimaktubkan.
Beramai orang mengantar budi
Balai merawal datang bertingkat
Doa selamat ditepung tawari
Pulut bertih tuah semangat
Berpingit badan berazam diri
Takzim kasih sepenuh hikmat
Menunggu salam berangkat haji
Haji mabrur dalam inayat
Sejak dulu Acun selalu kukirimi surat dan sekarang dengan SMS. Walau hidup sangat sederhana aku
tetap bangun sebelum pukul lima untuk sujud memuji Rabb-ku, yang telah menciptakanku. Kalau tidur di
kampung Abangnda sering memperhatikanku. Walau tidak untuk mengikuti musabaqah, aku setiap hari
membaca dan menghafal Alqur an, Abangnda diam tertegun mendengarkan. Waktu aku sakit berat, aku tetap
ridha saja tak ada kesal dan keluhan, dalam doaku aku yakin Allah akan sembuhkan. Akhirnya Abangnda
simpati, kasihan dan bersedekah kepadaku satu setengah juta. Padahal lebih dua puluh tahun kami tak
kawan sampai Acun meninggal aku tak pernah berjabat tangan bersalam takzim sebagai seorang adik
apalagi berbicara langsung, meminjam atau meminta sesuatu. Tapi pada sepuluh hari bulan Syawal ku kirimi
Abangnda SMS :Puasa enam hari di bulan Syawal sangat besar fadhilahnya, pahalanya seumpama
berpuasa sepanjang tahun. Abangnda kerjakanlah ! Maafkan saya bila Abangnda merasa tak nyaman
dengan SMS ini dan doakan kaki saya supaya sehat di Mekkah nanti.
Tiada berapa lama SMS tersebut dibalas walau kurang koherens sebagai sebuah dialog. Sama-sama,
semoga Allah menggerakkan hati, niat dan aktivitas kita sesuai tuntunan-Nya. Hingga kita memperolah janjiNya setelah Ramadhan ini, sampai menghadap-Nya kelak, amin.
Allahkarim, Abangnda katakata yang kau kirimkan, tanpa Abangnda sadari,
kini menjadi kenyataan. Tapi mengapa begitu cepat Tuhan-ku ? Mengapa, ayuhai Tuhan-ku yang
Maharahman ?
Medan, 5 Dzulhijjah 1436
Wassalam bil maaf
Drs.Rizal Mahmuzar,M.Hum
Guru Mengaji Membaca Alqur an TPQ Hikmatur Ridho, Medan.
Asisten Peneliti, Kajian Tamaddun dan Estetika Diksi Melayu, Daarul Arief Sumatera Utara