Anda di halaman 1dari 6

Cerpen

Email dari Palestina ke Surga



Ishfa Kautsari Puteri Suryani
14 Januari 2013

Sore ini hujan kembali mengguyur begitu lebat, perlahan terdengar ucapan
seseorang dari dalam kamarnya. Allahumma Sayyiban Nafia sebuah doa yang
ternyata dilafalkan saat hujan terdengar fasih di telinga. Setelah menadahkan tangannya
sambil mengucapkan doa itu, ia mengusapkan telapak tangannya pada bagian wajah.
Hanya satu yang terpikir sekarang. Matanya kembali bersinar dengan cahaya sendu,
pelupuk matanya telah terbendung dengan air yang sedikit terasa asin. Air yang
diibaratkan mutiara itu kini hanya siap bergulir dan bergelinding jatuh untuk membasahi
bagian pipinya yang berwarna pucat.
Ia ingin berucap, tapi sulit. Hanya bisa meneteskan air mata. Entah perasaan apa.
Ia mengingat kembali kejadian 20 menit sebelumnya. Kejadian yang membuatnya
begitu terasa sakit menyesakkan dada. Hanya terngiang sebagai sederetan rekaman
dalam gulungan film.
(20 menit yang lalu), Ika. . . teriak seseorang dari belakang arahku dan
memanggil sebuah nama yang memang itu namaku. Aku menoleh ke belakang sambil
menyampaikan pesan tanda tanya melalui raut muka seolah bertanya Apa?.
Dari tadi lho aku manggil kamu, tapi kamunya nggak kedengaran mulu jelas
temanku yang langsung mengerti maksud tanda tanya dari raut mukaku. Aku hanya
tersenyum. Memang tadi sesekali terdengar ada seseorang yang memanggil namaku,
dan aku mengira memanggil Ika yang bukan aku, karena nama Ika begitu banyak di
sekolah ini.
Oh, ya. Kamu nggak pulang ? Sekarang ada kajian loh. katanya kemudian.
Beneran hari ini? Untuk yang akhwat saja kan? tanyaku penasaran.
Temanku itu hanya mengangguk yang berarti mengiyakan.Iya, hari ini.
Makanya aku mau ngajak kamu, Ka jawabnya sambil memainkan handphone-nya.
Sepertinya temanku sedang membalas SMS.
Kami pun beriringan berjalan menuju mushalla yang memang dekat dari
tempatku berdiri sekarang ini dan ternyata, mushalla sangat ramai, tak seperti yang
disangka, mungkin karena hari ini kedatangan Murabbi yang tercinta Kak Aisyah. Hal
itu bisa juga dijadikan salah satu faktor untuk betah selama kajian.
Saat semua hadir dalam ruangan mushalla, semua diam tak bersuara. Kajian
akan segera dimulai. MC mulai membuka dengan ucapan basmalah yang diikuti kami
semua sebagai peserta kajian. Rangkaian acara begitu rinci disebutkan oleh Kak Lia
yang sebagai MC. Sampai pada acara yang keempat setelah pembukaan, tilawah, dan
pembacaan taujih.
Assalamualaikum. Adik-adik semuanya. Ujar kak Aisyah.
Waalaikumsalam. Kami dengan serempak menjawab salam dari sang
Murabbi.
Kak Aisyah langsung memulai kajian dengan pembukaan yaitu memanjatkan
syukur kepada Allah dan bersalawat kepada nabi Muhammad SAW.
Hari ini, kakak ingin menyampaikan sebuah pengalaman dari seseorang yang
berhubungan dengan hal-hal yang lagi marak-maraknya dibicarakan, dan diberitakan.
Ada yang tahu, apa yang ingin kakak sampaikan ini?
Kami peserta kajian hanya saling berpandangan satu sama lainnya. Tapi, tiba-
tiba teman di sampingku, Layla angkat suara. Tentang Palestina ya Kak? ajunya tanpa
ragu mengucapkan.
Aku hanya bisa terdiam terpaku. Tak berekspresi sama sekali, hanya tegang
mendengar jawaban dari Layla, kak Aisyah menyimpulkan sebuah senyum senang. Hal
itu mengisyaratkan bahwa yang dikatakan temanku barusan adalah benar.
Kak Aisyah mengangguk, Iya, adik Layla benar. Hari ini kakak mau
menyampaikan seorang tokoh yang bernama Ustazah Yoyoh. Beliau sudah meninggal.
Beliau adalah seorang anggota DPR yang dulunya masuk kedalam KOMISI 8. KOMISI
8 maksudnya, almarhumah Uztazah Yoyoh mengurus tentang urusan dalam rumah
tangga dan juga beliau mengurus persamaan hak antara perempuan dan laki-laki.
Kesetaraan gender ya kak? Layla lagi-lagi berkomentar.
Bukan adik, itu berbeda dengan kesetaraan gender. Kalau kesetaraan gender itu
lebih mengarah ke sekuelisme. Tapi ini bukan hal yang seperti itu. Ustazah Yoyoh ini
orangnya baik sekali dan sangat pintar, sangking pintarnya Ustazah Yoyoh ini
dipindahkan ke KOMISI 1, dan beliau satu-satunya wanita yang ada di komisi tersebut.
Beliau orang yang selalu mendidik anaknya dengan kedisplinan di jalan Allah. Anak-
anaknya pun dibimbing dan tidak boleh melakukan hal yang dilarang dan tidak satupun
dari mereka melanggar. Untuk musik, Ustazah selalu mendengar musik arab asli yang
biasanya kalau pergi ke Mekah atau ke Palestina pasti membeli kaset CD tersebut dan
musik yang didengar bersifat membangkitkan semangat dan ibadah kepada Allah.
Ustazah ini juga sangat dan selalu membela serta membantu Palestina. Apabila beliau
ke sana pasti disegani dan disambut. Bahkan Ustazah Yoyoh akan diberi tanah di daerah
Palestina
Kami semua, dan khususnya aku sangat senang sekali dan kagum dengan tokoh
Ustazah Yoyoh ini.
Adik-adik sudah tahu tentang kabar Palestina?
Saya pernah baca kak, katanya di Palestina ada pasukan yang berseragam putih
yang membantu perang melawan Israel. Terus kak, setiap 1000 orang yang meninggal
pasti akan ada 3000 bayi yang lahir. Kali ini bukan Layla yang angkat suara. Tapi
teman di sebelah kanannya.
Iya adek, Subhanallah. Allah itu Maha Kuasa Atas segala sesuatu. Kunfayakun.
Jadilah maka jadilah ia. Jadi adik semua, banyak sekali orang yang juga bersimpati
untuk pergi ke Palestina. Hanya untuk sebagai relawan dalam membagikan bantuan,
menjadi perawat disana. Palestina itu sebuah Negara yang dilindungi oleh Allah.
Mereka itu sering sekali dibunuh karena melaksanakan ibadahnya, contohnya mengaji.
Mereka sembnyi-sembunyi dik, untuk mengaji. Sedangkan kita hidup di Negara aman
jarang sekali mengaji. Itu saja kalau bukan imtaq, boro-boro mau menghafal, mengaji
saja susah. Tapi subhanallah semangat juang rakyat Paletina sangat tinggi. Banyak di
kalangan mereka yang menjadi Hafiz-Hafizah cilik yang sampai hafal 30 juz.
Itu, adalah deretan rekaman ingatannya selama 20 menit yang berlalu. Tapi ada
yang lebih diingatnya, yang berkaitan dengan satu kata yaitu PALESTINA
Entah, bagaimana perasaannya antara sedih, haru, kasihan, atau bahagia. Semuanya tak
sama sekali tergambar di raut wajahnya. Hanya isak tangis yang terdengar, isak tangis
yang begitu dalam. Karena satu kata itu berhubungan dengan 3 hari yang lalu
Hari itu aku membuka email kotak masuk untuk mengirimkan tugas biologi
tentang pengelompokan hewan vertebrata, invertebrate dan marsupilia Aku juga melihat
kotak masuk lain yang bederet sekitar 5 baris. Artikel Islami, Biologi, Dilla, Twitter dan
satu email yang ragu-ragu untuk kubuka, alamat itu seperti aku pernah mengenalnya.
Zakiadhan@yahoo.co.id. Itu adalah sebuah alamat email kakak.
Astagfirullahhalazim aku langsung beristigfar. Jantungku berdetak sangat cepat dan
lebih jelas terdengar. Perasaanku menjadi kacau tak menentu. Aku takut kalau-kalau
akan terjadi sesuatu pada kak Zaki Ya Allah, lindungilah selalu kak Zaki. Jagalah
kesehatannya dan berilah selalu kemudahan dalam berbagai urusan menjalankan
perintahMu doa itu kulanturkan sebelum mengklik link email kak Zaki dua kali.
7 menit membaca email dari kak Zaki, air mataku bercucuran begitu derasnya.
Tak terhenti sedetikpun. Aku tak pernah menyangka, kak Zaki akan pergi ke Palestina.
Padahal ia pergi kuliah ke Mesir. Ketakutan mulai menyelimuti hatiku. Sakit untuk
ditinggalkan tanpa pemberitahuan dan hanya meninggalkan sebuah email padaku.
Assalamualaikum wr.wb.
Adik kakak apa kabar? Bagaimana Abi dan Ummi?. Maaf sebelumnya kakak tak
bisa menyampaikan langsung, kakak hanya ingin berjihad di jalan Allah. Kakak hanya
menyerahkan hidup dan mati kakak hanya untuk Allah. Hanya dengan jalan ini kakak
mendapatkannya. Kakak banyak belajar dari Rakyat Palestina yang begitu tegar dalam
mengahadapi cobaan dan berbagai macam rintangan begitu besar. Tapi semangat
juang mereka, semangat ibadah mereka, semangat untuk yakin mencapai surga Allah
sematalah, yang selalu membuat mereka bersatu dan pantang menyerah.
Dik, kakak titip jaga Abi dan Ummi. Sekarang, hanya kamu sebagai pelipur lara
mereka. Maafkan kesalahan kakak yang sudah pernah membuat kamu marah dan
jengkel atau pernah membuat kamu nangis.
Dik, nanti kamu akan merasakan betapa besar mukjizat dan sebuah nikmat yang
Allah berikan kepada kita seperti yang kakak rasakan sekarang. Kakak tidak takut mati
samasekali, kakak hanya takut kepada Allah dan khawatir kepada Abi dan Ummi yang
tidak merelakan Kakak untuk ikut perang melawan musuh-musuh umat islam. Kamu
pasti tahu antara Kakak, Abi dan Ummi. Kakak hanya ingin kamu bisa menggantikan
kakak untuk menjaga Ummi dan Abi. Sampaikan salam maaf kakak kepada Ummi dan
Abi. Semoga kita nanti berjumpa di tempat sebaik-baiknya tempat para rasul, sahabat
dan pengikutnya yang selalu beristiqamah di jalan Allah azza wajalla yaitu surga
Firdaus. Amin.
Wassalamualaikum wr.wb.


Isakan tangisnya semakin tak bersuara. Pipi pucatnya terasa kaku karena bekas
air matanya yang berjatuhan dan mengaliri pipi pucatnya. Kali ini, ia mengatur
napasnya agar tak menangis lagi. Ia berdoa Ya, Allah. Jika ini yang terbaik demi kak
Zaki dan keluarga kami. Kami merelakannya. Karena hanya kepada-Mu tempat kami
kembali. Pertemukan hamba, kak Zaki, Abi dan Ummi dalam surga firdaus-Mu ya
Allah. Amien ia mengusapkan telapak tangannya pada wajahnya yang masih terlihat
bekas air mata. Ia memandang hujan yang dari lebat menjadi rintik. Kemudian
memandang langit yang tertutup awan itu sambil tersenyum.

Anda mungkin juga menyukai